REVIEW JURNAL
TENTANG
OLEH :
SILVIA INDRIYATI
NO BP :1701155
PADANG
2020
Pengobatan Tradisional Dunia
a. Hcrbologi Cina
tumbuh-tumbuhan herbal baik yang sudah diracik menjadi obat minum. Obat-obatan di
masak dengan temperatur dan tekanan tinggi dan dimasukkan ke dalam kemasan yang dapat
disimpan dalam kulkas untuk digunakan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu. Obat
b. Akupuntur China
Akupuntur merupakan jenis pengobatan tradisional cina dengan cara menusukkan
jarum dalam berbagai ukuran ke “titik-titik meridian" mtertentu dalam tubuh. Titik meridian
adalah jalur yang sangat penting dalam tubuh manusia sebagai tempat mengalirnya qi (gi). Qi
yang mengalir dalam tubuh manusia memberikan energi vital untuk organ tubuh agar organ-
organ tubuh tersebut dapat berfungsi dengan haik. Jika qi dapat mengalir dengan bebas, maka
struktur dan fungsi organ tubuh bagian dalam dapat bekerja dengan efektif. Penusukan jarum
ke titik meridian ini berguna untuk mempengaruhi qi yang mengalir ke organ tubuh bagian
dalam dan untuk meningkatkan struktur dan fungsi mereka.
c. Moksibasi China
Moksibasi (moxa) adalah pengobatan dengan cara membakar daun Arthemesia
Vulgaris untuk menghangatkan titik meridian. Daun Arthemesia Vulgaris dijadikan sebagai
obat-obatan yang dibentuk seperti dupa yang dibakar dan ditempatkan di atas titik meridian.
DaunArthemesia Vulgaris yang terbakar tidak boleh menyentuh kulit.
d. Terapi Manipulasi
Terapi manipulasi merupakan jenis pengobatan tradisional cina dengan cara pemijatan
tubuh, yaitu pemijatan pada bagian otot dan persendian. Pemijatan ini bertujuan untuk
melancarkan aliran Qi dan darah, sehingga membuat tubuh menjadi rileks dan segar.
e. Latihan Pelengkap
Latihan pelengkap seperti qigong dan taiji. Qigong dan taiji merupakan jenis
pengobatan tradisional cina dengan cara melakukan olahraga untuk melatih tubuh. Olahraga
ini bertujuan untuk menyelaraskan nafas, serta aktivitas fisik dan kesadaran untuk
meningkatkan kesehatan mental, rohani, dan jasmani.
2. Ayurveda
Ayurveda adalah sistem pengobatan holistik yang berkembang di India sekitar
3000-5000 tahun yang lalu. Sistem pengobatan tradisional ini, kini dipraktekkan di bagian
dunia lain sebagai bentuk pengobatan alternatif. Literatur yang berhubungan dengan
pengobatan medis India muncul selama periode Weda di India. The Samhita Susruta dan
Charaka Samhita adalah teks yang pertama muncul.
Selama berabad-abad, para praktisi Ayurveda mengembangkan sejumlah besar
obatan dan prosedur bedah untuk pengobatan berbagai penyakit. Pada zaman India kuno,
masalah kelainan rongga mulut, plak gigi dan infeksi dapat dikelola dan bahkan
disembuhkan.
Pengobatan tradisional merupakan pengetahuan, keterampilan dan
pengamalan berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman adat budaya yang berbeda
yang digunakan untuk menjaga kesehatan serta mencegah, mendiagnosa, memperbaiki atau
mengobati penyakit fisik dan mental. Obat tradisional yang telah diadopsi oleh pengguna lain
sering disebut sebagai pengobatan komplementer atau alternatif. Pada pengobatan tradisional,
biasanya digunakan obatan herbal dalam pengobatannya dan yang termasuk sebagai obat-
obatan herbal adalah tumbuhan, bahan herbal, obat herbal, dan produk herbal yang
mengandung bagian-bagian tanaman atau bahan tanaman lainnya sebagai bahan aktif.
Di beberapa negara Asia dan Afrika, 80% dari penduduk bergantung pada obat
tradisional untuk perawatan kesehatan primer. Di banyak negara maju, 70% - 80% dari
populasi telah menggunakan beberapa bentuk pengobatan alternatif atau komplementer.
Minyak yang paling sering digunakan adalah minyak wijen yang terkenal dengan
beberapa sifat pengobatan dan manfaat kesehatannya. Kandungan asam lemak tidak jenuh
dalam minyak wijen menunjukkan aktivitas anti bakteri. Selain itu, minyak nabati yang lain
yang juga menunjukkan sifat anti bakteri dapat digunakan untuk terapi ini seperti minyak
kelapa, minyak bunga matahari dan minyak zaitun sesuai dengan keinginan masing-masing
karena mekanisme kerja semua minyak untuk menarik bakteri dari rongga mulut adalah
sama. Dalam beberapa tahun terakhir ini, terapi oil pulling telah menjadi metode alternatif
pilihan masyarakat terutamanya di Eropa untuk menjaga kesehatan rongga mulut
menggantikan cara konvensional seperti berkumur dengan obat kumur klorheksidin.
3. Jamu
Jamu berasal dari bahasa Jawa Kuno “jampi” atau “usada” yang berarti
penyembuhan yang menggunakan ramuan obat-obatan maupun doa-doa dan ajian-ajian. Pada
abad ke 15-16 M, istilah usada jarang digunakan, sedangkan istilah jampi semakin populer di
kalangan elit keraton. Jamu kemudian mulai diperkenalkan pada publik oleh peracik jamu,
seorang “dukun” atau tabib pengobatan tradisional (Djojoseputro, 2012:3). Jamu merupakan
obat tradisional di Hindia Belanda, didominasi oleh obat berjenis herbal yang dibuat dari
bahan-bahan alami, seperti akar tanaman, umbi, kulit kayu, bunga, biji, daun dan buah-
buahan. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam ramuan jamu antara lain hasil ternak seperti
madu, susu, telur ayam kampung hingga minyak hewani lainnya (Irwanto, 2015:138).
Cara pengolahan bahan racikan jamu untuk penyakit badan ada delapan macam,
yakni dengan dibakar, digigit-gigit, digoreng, dihaluskan (dipipis, didheplok, digerus),
dijemur, dikukus, dan direndam. Dengan cara dibakar, bahan-bahan jamu akan menghasilkan
kandungan bahan jamu yang tidak tajam dan sudah terfermentasi dengan khasiat bahan jamu
yang menjadi setengah matang, calon arang, dan arang. Olahan dari bahan jamu yang dibakar
akan menghasilkan activated charcoal atau karbon aktif. Karbon aktif itu berkhasita dapat
menyerap berbagai unsur zat beracun .
Dengan cara digigit-gigit terhadap bahan jamu, maka kandungan yang terdapat di
dalamnya akan terasa langsung khasiatnya. Apabila bahan jamu itu langsung ditelan maka
kandungannya akan langsung masuk ke dalam tubuh. Namun, jika bahan jamu digigit-gigit
kemudian dikeluarkan lagi maka bahan itu sudah tercampur dengan air liur yang mengandung
enzim dan khasiatnya dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit. Bahan jamu yang
diolah dengan cara digoreng, maka kandungan bahan jamu itu bertambah bahan lain, yaitu
minyak kelapa. Minyak kelapa memiliki kandungan endosperium yaitu kaya akan kandungan
enzimnya (Suriana & Shobariani, 2013: 138) yang bermanfaat untuk mengobati penyakit.
Pengolahan bahan jamu dengan cara dihaluskan (dipipis, didheplok, digerus),
maka akan menghasilkan semua kandungan yang terdapat di dalam ramuan jamu dapat
dimanfaatkan secara utuh. Apabila ramuan jamu dihaluskan dengan tambahan cairan, maka
selain untuk memudahkan cara penghalusannya juga akan mengangkat semua kandungan
dalam bahan jamu tersebut. Di samping itu, bahan cairannya juga akan menambah keman faa
tan khasiat bahan jamu herbalnya. Bahan jamu yang harus dijemur dahulu sebelum
dimanfaatkan, karena dengan dijemur bahan jamu akan terkena langsung sinar matahari yang
mampu membunuh bakteri penyakit, virus, dan jamur juga dimungkinkan akan lebih tahan
lama.