as ra
Enny Arrow – Sepanas Bara
Enny Arrow
Sepanas Bara
www.traktor.co.cc 2
Sekitar pukul 9 malam, Budiman gelisah menatap jam dinding yang
jarumnya terasa lambat berputar. Dia sosok laki-laki usia 30 an,
sangat berwibawah, maskulin yang sayangnya sampai usia begini
masih melajang. Dan kelihatan agak susah mendapatkan wanita.
Benarkah?
Sedang Budiman juga tak mau kalah, dia malah sudah pada
tahap melepas pengkait Bh Rini. Kimono yang tadi dikenakan Rini
sudah teronggok malas di lantai. Dan sekarang tangan Budiman
yang satunya mulai menyusup ke dalam celana dalam Rini. Jari
tengah Budiman mulai menyentuh lapisan daging membusung yang
agak berambut.
“Kau mencintaiku?”
“Apakah itu yang kau harap aku ucapkan agar aku
mendapatkannya….?”
“Dasar!.....”
Budiman.
----------
Crooooot……crootttttttttt…..
“Hmmmm…”
“Aku tahu…”
“Aku malu….”
“Aku juga......”
“Kalau kau tanya aku sekarang, aku belum siap. Tapi kalau
kau ingin tahu, aku sangat mencintaimu…”
“Lalu, apa yang kau tunggu?” Sekarang kaki Rini mulai naik ke
sela-sela paha Budiman. Budiman memeluk kaki itu dengan
kakinya.
“Lalu?”
“Tapi aku baru dapat benar benar memilikimu malam ini, Rin.
Itu pun dengan setengah memaksa. Lalu kau rasa bagaimana
pandanganku selama ini padamu? Aku bukan hanya sekali ini
berhubungan dengan wanita, jujur saja. Aku pernah beberapa kali
berhubungan seks dengan wanita-wanita mantan pacarku. Bukan
maksudku merendahkanmu… kau tahu, kau pribadi yang istimewa”
Tapi, kali ini dia salah. Rupanya Budiman tidak begitu tertarik
dengan tubuhnya. Budiman malah merunduk mengamati benda
kecil agak bonyok di selangkangan Rini. Rini memejamkan mata
berusaha menutup rapat pahanya, seakan malu atas keterbukaannya
pada Budiman. Budiman membuka paksa paha Rini. Rini berusaha
pura-pura menahan, agar tidak terlalu kentara sudah begitu
bernafsu pada Budiman.
Namun, dia belum pernah tahu ada makhluk hidup lain yang
bersenggama lebih dari sekali dalam waktu singkat. Atau mungkin
belum ada penelitian ilmiah ke sana? Tapi, bagaimana dengan
ayam, yang bisa ngeseks terus terusan. Itu lain, tujuannya memang
untuk reproduksi. Tentu berbeda dengan perbuatan Rini dan dia
malam ini, mereka tidak memikirkan reproduksi. Dalam hati malah
Budiman berharap, kalau bisa jangan sampai Rini hamil. Mereka
lebih dari melampiaskan nafsu syawat dari pada berreproduksi.
Masa Bodoh….
Bruk………
Rini ragu akan menelan atau tidak cairan sperma kental milik
laki-laki pujaanya ini. Lalu, tak ada salahnya mencoba, pikirnya.
Dan ditelannya sedikit cairan sperma itu. Dipejamkannya matanya
berusaha menikmati, dan ternyata diputuskannya, memang layak
untuk dinikmati.
“Justru itu!”
“Maksudnya?”
“Setiap hari..?”
“Dengan siapa saja? Berarti ada yang lain selain aku saat aku
belum memberikan badanku padamu….”
“maksudmu?