Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KOMUNITAS

INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN TENTANG KONSEP TB PADA


PENDERITA TB DI RT 3/ RW 6 DESTAMAR
KEL. KAMPUNG JAWA

OLEH KELOMPOK AGREGAT TB


LOKAL IIIB:

1. BUNGA CITRA LESTARI


2. DHINIYAH FITRI
3. RAFI WAHYU KURNIAWAN
4. SENTOT EKO HADIYATMO

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN SOLOK


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
TAHUN 2020
SESI 1 TENTANG KONSEP TB PADA PENDERITA TB DI DESTAMAR
RT3/RW 6 KELURAHAN KAMPUNG JAWA

1. Latar Belakang
Penyakit TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

kuman Mycobacterium tuberkolosis, yang menyerang dari balita hingga usia

lanjut. Penyakit Tuberkulosis Basil Tahan Asam Positif atau juga bisa disebut

dengan TB Paru, sampai kini belum berhasil diberantas dan telah menginfeksi

sepertiga penduduk dunia (Depkes RI, 2002).

Pada tahun 1993, WHO (World Health Organization) mencanangkan

kedaruratan global penyakit TB paru, karena disebagian besar negara didunia,

penyakit TB Paru tidak terkendali. Hal ini disebabkan banyaknya penderita

TB Paru yang tidak berhasil disembuhkan (WHO, 2004).

WHO melaporkan adanya 3 juta orang mati akibat TB Paru tiap tahun

dan diperkirakan 5000 orang tiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TB

Paru baru dari 25% kasus kematian dan kesakitan di masyarakat diderita oleh

orang-orang pada usia produktif yaitu dari 15 sampai 54 tahun. Di negara-

negara berkembang miskin kematian TB Paru merupakan 25% dari seluruh

kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Daerah Asia tenggara menanggung

bagian yang terberat dari beban TB Paru global yakni sekitar 38% dari kasus

TB Paru di dunia (WHO, 2004).

Indonesia merupakan negara terbesar nomer tiga didunia setelah India

dan Cina yang diperkirakan setiap tahunnya terjadi 583.000 kasus baru TB

Paru, dengan kematian TB Paru sekitar 140.000 kasus. Secara kasar

diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 pasien TB Paru

dan harapan 705 diantaranya bisa diobati sampai sembuh (Depkes, 2002).
Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk memberikan
penyuluhan tentang konsep tuberculosis pada penderita TB di RT.002
RW.00 Kel. Kampung Jawa.
2. Tujuan Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113)
2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan 1 X 30, diharapkan pengetahuan
penderita TB meningkat tentang konsep TB.
2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1X30 menit,
penderita TB dapat menjelaskan kembali tentang :
2.2.1 Pengertian TB
2.2.2 Gejala TB
2.2.3 Penularan TB
2.2.4 Beresiko TB
2.2.5 Pencegahan Penularan TB

3. Materi
a. Pengertian Tuberculosis

Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis sebagian besar

menyerang Paru dan dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman ini

berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam

pada pewarnaan disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).

Kuman TB Paru cepat mati apabila terkena sinar matahari langsung

tetapi dapat bertahan hidup dalam beberapa jam ditempat yang gelap

dan lembab (Depkes RI, 2002).


b. Gejala TB
Gejala utama tb :batuk terus menerus (berdahak maupun tidak
berdahak) dan gejala lainnya: demam meriang berkepanjangan, sesak
nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, kadang dahak bercampur
darah, nafsu makan menurun, berkeringat dimalam hari meski tanpa
melakukan kegiatan.
c. Penularan TB
1) Penularan TB terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien
TB yang batuk tanpa menutup mulut
2) Jika udara yang mengandung kuman TBC tadi terhirup maka
terdapat kemungkinan kita terkena infeksi TBC namun tidak
selalu berarti kita akan sakit TBC, bisa jadi kuman TBC
tersebut ‘ tidur ’(dormant) dalam badan kita. Kuman ‘ tidur ’
tidak membuat kita sakit TBC dan kita juga tidak dapat
menularkan ke orang lain.
3) Jika daya tubuh menurun kuman TBC yang ‘tidur’ ini menjadi
aktif dan memperbanyak diri, maka kita menjadi sakit TBC.
4) TBC tidak menular melalui perlengkapan pribadi si pasien
yang sudah dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau
tempat tidur yang digunakan oleh pasien TBC.

d. Beresiko TB
1) Siapa saja dapat tertular TBC tetapi belum tentu menjadi sakit
2) Orang dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah yang paling
berisiko yaitu
a) Anak
b) Orang dengan HIV/AIDS
c) Orang usia lanjut
d) Penyandang Diabetes Mellitus
e) Perokok
3) Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TBC
e. Pencegahan Penularan TB
1) Minumlah obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat, maka
jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang
lain.
2) Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu batuk atau
bersin.
3) Tidak membuang dahak sembarangan. Membuang dahak di tempat
khusus dan tertutup seperti ke lubang wc atau wastafel dengan
mengalirkan atau menyiram air pada dahak yang telah dibuang.
4) Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar
sirkulasi udara berjalan lancar dan ruang/kamar mendapatkan
cahaya matahari.

4. Persiapan Implementasi Keperawatan Komunitas


4.1 Metode
4.1.1 Ceramah
4.1.2 Tanya Jawab
4.2 Media
3.2.1 Lembar Balik
4.3 Waktu dan Tempat
Hari : / maret 2020
Tempat : dirumah penderita TB
Waktu : Jam 10.00 WIB
Sasaran : penderita Tb dan keluarga
5. Pelaksanaan Kegiatan

Penanggung jawab : ABD. Gafar,S.Kep,MPH

Moderator : Bunga Citra Lestari

Leader : Dhiniyah Fitri

Observer : Rafi Wahyu Kurniawan

Fasilitator & Dokumentasi : Sentot Eko Hadiyatmo


5.1 Peran Moderator
5.1.1 Membuka acara dan perkenalkan diri dan anggota tim terapi
serta menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
5.1.2 Mengarahkan responden dalam penyuluhan
5.1.3 Menetapkan dan mejelaskan aturan penyuluhan
5.2 Peran Penyaji
5.2.1 Menjelaskan materi mengenai topik dan pembahasan
5.2.2 Mempertahankan sikap aktif responden
5.2.3 Mempertahankan perhatian responden terhadap penyaji dan
materi yang diberikan
5.2.4 Mempertahankan adanya feedback antara penyaji dan
responden
5.3 Peran Observer
5.3.1 Mengobservasi respon klien
5.3.2 Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilaku klien (jumlah anggota yang hadir, yang
terlambat, daftarhadir, yang member ide, dan pendapat, topic
diskusi, respon verbal dan non verbal)
5.3.3 Memberi umpan balik pada kelompok
5.3.4 Mengidentifikasi strategi yang digunakan penyaji
5.3.5 Memprediksi respon anggota kelompok
5.4 Peran Fasilitator
5.4.1 Membantu penyaji memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memotivasi anggota kelompok
6. Setting
6.1 Klien dan keluarga duduk bersama dalam ruangan.
6.2 Rumah penderita TB.
7. Setting tempat
Tim penyaji dan klien duduk bersama di ruang dan membentuk setengah
lingkaran :

Keterangan gambar:

: Klien : Observer

: Penyaji : keluarga

: Moderator

: Fasilitator

8. Mekanisme Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta


1 - Perencanaan -
a. Persiapan materi
b. Persiapan media/alat yang
digunakan
c. Setting tempat penyuluhan dan
peserta
d. Pembagian tugas Tim penyuluhan
2 10 menit Pelaksanaan: - Menjawab
a. Orientasi salam
1) Salam terapeutik - Mendengarkan
- Moderator mengucapkan dan
salam memperhatikan
- Memperkenalkan diri dan - Menjawab
anggota kelompok dan pertanyaan
pembimbing (jika ada) Mendengarkan
2) Evaluasi dan
- Menanyakan perasaan klien memperhatika
saat ini n
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu
menyampaikan topik
percakapan tentang konsep
TB
- Menjelaskan aturan main
sebagai berikut:
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan
kelompok, harus
meminta izin kepada
Tim penyuluhan
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal
sampai akhir
3 10 menit b. Kerja - Mengikuti
1) Penyaji menanyakan kepada kegiatan sesuai
klien apakah sudah tahu dan aturan
paham mengenai konsep TB di penyuluhan
antaranya : pengertian TB, tanda - Mendengarkan
dan gejala, serta penularan serta dan melihat
pencegahan TB. - Menjawab
2) Penyaji menjelaskan mengenai - Remaja percaya
konsep TB di antaranya : diri
pengertian TB, tanda dan gejala,
serta penularan serta
pencegahan TB.
3) Memberi kesempatan klien
untuk bertanya
4 10c) Tahap terminasi - Membicarakan
1) Evaluasi pendapatnya
a. Moderator menanyakan - Menyetujui
perasaan klien setelah atau memberi
mengikuti penyuluhan mendapat
b. Moderator memberikan pujian tentang rencana
atas keberhasilan kelompok selanjutnya
2) Memberikan rencan atindak lanjut.
Kontrak yang akan datang,
moderator membuat kesepakatan
dengan klien untuk kontrak
penyuluhan berikutnya.
8.1 Kontrak yang akan datang
1) Menyemangati kegiatan
penyuluhan yang akan datang,
yaitu Diet pada penderita TB
2) Menyepakati waktu dan tempat.

9. Evaluasi Implementasi
9.1 Kriteria Struktur
9.1.1 Waktu mulai penyuluhan jam 10.00 WIB
9.1.2 Persiapan media alat disiapkan beberapa hari sebelum
penyuluhan.
9.1.3 Persediaan media berupa lembar balik
9.1.4 Tim berjumlah 4 orang, terdiriatas 1 moderator, 1 penyaji, 1
fasilitator dan 1 observer.
9.2 Kriteria Proses
9.2.1 Penderita dan keluarga mendengarkan materi yang
disampaikan
9.2.2 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
9.2.3 Peserta menyimpulkan jawaban dari beberapa pertanyaan yang
diberikan
9.2.4 Lingkungan tenang.
9.3 Evaluasi Proses
9.3.1 Peserta memahami 75% tentang pengertian TB
9.3.2 Peserta memahami 75% tentang gejala TB
9.3.3 Peserta memahami 75% tentang penularan TB.
9.3.4 Peserta memahami 75% tentang pencegahan TB
9.3.5 Peserta memahami 75% klien aktif mengikuti kegiatan

Solok, 26 Februari 2020


Ketua Kelompok

( Rafi Wahyu Kurniawan)

Anda mungkin juga menyukai