Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL REFERENSI PENELITIAN

TOPIK PENELITIAN : PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BAHAN ALAM
MENJADI BIO INHIBITOR KOROSI PADA LOGAM

Nama Mahasiswa : Alfian Agustian (3335170022)


Aulia Utami Herawati (3335170023)
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T.,M.T.

N JUDUL TUJUAN METODE VARIASI HASIL


O
1. Pemanfaatan Sekam Mempelajari 1. Penyiapan material : mild steel Larutan HCl 1 1. Nilai Laju korosi paling rendah ialah
Padi Beras Hitam efektifitas (lembaran) – dipotong menjadi 2 x 4 x M dengan pada lama pencelupan 6 hari dengan
Sebagai Inhibitor penghambatan 0,08 cm dengan lubang dibagian atas Tanpa inhibitor, 2000 ppm inhibitor korosi yaitu
Korosi yang Ramah korosi mild D = 2 mm – amplas – pembersihan 500, 1000, dan sebesar 0,63 mm/y.
Lingkungan. steel dalam dengan ethanol, aquades – 2000 ppm 2. Nilai Laju korosi paling tinggi ialah
(Ahmad Maksum, larutan 1 M HCl pengeringan – desikator. inhibitor) serta pada lama pencelupan 14 hari
PNJ). oleh ekstrak 2. Ekstrak sekam padi beras hitam : 50 waktu dengan tanpa penambahan larutan
sekam padi gr sekam padi – pretreatment dengan pengambilan inhibitor korosi, yaitu sebesar 9,52
hitam. aquades – pemanasan ethanol 60 ℃ data dalam mm/y.
15 menit – memasukan sekam padi interval waktu 3. Nilai efisiensi pada inhibitor korosi
kedalam gelas ukur yang berisi 800 ml 48 jam selama dari sekam padi ini dalam media 1
ethanol 70% - pemanasan selama 15 336 jam (14 M HCl mencapai 91,19% pada
menit 60 ℃ - pendinginan – hari) konsentrasi 2000 ppm dan masa
penyaringan dengan kertas saring – pencelupan 6 hari.
pemanasan sampai 79 ℃ - ekstrak
inhibitor sekam padi.
3. Metode Weigh Loss : penimbangan
sebelum pencelupan – pencelupan
dalam 1 M HCl 250 ml dengan variasi
(Tanpa inhibitor, 500, 1000, dan 2000
ppm inhibitor) – pengambilan data
interval waktu 48 jam selama 376 jam
(14 hari) – pembersihan mild steel
dengan 20 % NaOH – pengeringan.
2. Analisa Daya Serap Untuk menguji 1. Persiapan abu sekam padi : - Abu sekam 1. Silika gel abu sekam padi non-
Silika Gel Berbahan dan mengamati pembakaran diruang terbuka. padi non- sintering lebih besar jumlah air yang
Dasar Abu Sekam penyerapan 2. Pembuatan larutan natrium silikat dari sintering, dapat diserap dibanding silika gel
Padi. (Hendriawan, silika gel abu abu sekam padi : abu sekam padi sintering dan sintesis dan silika sintering, juga
FTI ITP). sekam padi (putih) – digerus dan diayak dengan sintetis sebanding dengan nilai kadar air
terhadap air dan 230 mesh – pencucian 5 gram abu terhadap air. yang terkandung pada masing-
membandingka sekam dengan H2SO4 5% (10 ml) – - Interval masing silika gel.
n silika gel penetralan dengan aquades – waktu 2. Silika gel sintesis punya kandungan
alami dengan pencucian dengan Na2EDTA (0,05 M, analisa O2 yang lebih kecil dibandingkan
silika gel 20 ml) – aquades – pengeringan dalam perendaman dengan silika gel sintering
sintetis serta oven - cawan porselin – penambahan (10, 20, 30, (kemampuan menyerap air pada
mengolah NaOH (8 gram) – pemanasan 500 ℃ 40, 50 silika gel sintesis lebih banyak
limbah abu 30 menit – pendinginan – menit). daripada silika gel sintering).
sekam padi penambahan aquades (50 ml) – 3. Kadar air silika abu sekam padi
menjadi produk dibiarkan dalam semalam – setelah dilakukan pengujian
yang penyaringan – natrium silikat. penyerapan silika gel terhadap air
bermanfaat. 3. Sintesis silika gel : Larutan natrium untuk silika gel, yaitu :
silikag (20 ml) – penambahan asam - Non sintering = 0,285% berat
sitrat 1 M (per tetes) sampai terbentuk - Sintering = 0,253% berat
gel dan pH 7 – pendiaman dalam - Sintetis = 0,248% berat.
semalam – penyaringan dan pencucian
dengan aquades hingga netral –
pengeringan dalam oven 70 ℃ -
digerus dan diayak dengan ayakan
230 mesh.
4. Pressing bubuk silika : pencetakan
sampel dengan alat pressing – sampel
padatan (permukaan luas untuk proses
penyerapan) – penimbangan sampel
masing-masing 1,5 gr – press dengan
14,76 MPa atau 150 kg/cm2.
5. Sintering silika gel : silika gel di
furnace pada 700 ℃ selama 3 jam.
6. Pengujian penyerapan air :
menggunakan tabung kolom
kromatografi untuk mengamati
penyerapan air dan berapa lama silika
gel harus direndam air.
3. Daya Inhibisi Korosi Mengetahui Jenis Penelitian : Eksperimental Larutan 1. Laju korosi kawat pada kelompok
Ekstrak Daun daya inhibisi laboratoris inhibitor korosi tanpa penambahan ekstrak daun
Belimbing Wuluh korosi ekstrak 1. Preparasi sampel sebesar 600 dan belimbing wuluh memiliki rata-rata
(Avverhoa bilimbi daun belimbing Menghubungkan kawat ortodonti 1000 ppm, laju korosi paling tinggi, yakni
L.) terhadap Kawat wuluh terhadap Thermal NiTi dengan kabel tembaga larutan control 0,0030.
Thermal NiTi kawat thermal inti tunggal (disolder) – bagian (saliva buatan). 2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
Ortodonti.(Irdian NiTi ortodonti. sambungan sampel dibingkai dengan daun belimbing wuluh, maka
Devi, dkk, FKG resin yang dicetak dengan cetakan dari semakin kecil pula laju korosi pada
UNEJ). pipa – bagian yang terkontak dengan kawat.
media dibiarkan terbuka.
2. Pembuatan ekstrak belimbing wuluh
dalam variasi 600 ppm dan 1000 ppm.
3. Pengukuran laju korosi : pada
kelompok control, tabung uji hanya
diisi saliva buatan, dan untuk dua
kelompok yang lain ditambahkan
ekstrak daun belimbing wuluh sebesar
600 dan 1000 ppm sebanyak 2 ml –
dihubungkan pada alat potensiostat –
data diolah dengan analisis tafel untuk
mendapatkan arus korosi.

4. Pengaruh Memanfaatkan 1. Preparasi alat dan bahan Konsentrasi 1. Baja pegas daun termasuk dalam
Penambahan daun belimbing 2. Pembuatan ekstrak daun belimbing inhibitor korosi golongan baja karbon menengah
Inhibitor Ekstrak wuluh menjadi wuluh sebanyak 0%, (unsur karbon sebanyak 0,293%)
Daun Belimbing hal yang 3. Uji sampel : spesimen uji tebal 3 mm, 3%, 5% dan 7%. dari rentang seharusnya 0,25 –
Wuluh (Averrhoa bermanfaat diameter 14 mm, panjang 30 mm, 0,6%.
bilimbi L.) Terhadap sebagai lebar 10 mm – amplas – pengujian 2. Nilai laju korosi rata-rata untuk
Laju Korosi Pada inhibitor korosi menggunakan alat uji WAS untuk spesimen tanpa pemberian inhibitor
Pegas Daun logam, mengetahui unsur yang terkandung korosi ialah sebesar 0,1392 mpy,
Kendaraan Truk (M. Menghasilkan pada material baja pegas daun – pada konsentrasi 3%, laju korosi
Ikhsan Fakhri, dkk, inhibitor korosi perendaman spesimen pada masing – sebesar 0,1178 mpy, pada
FT UNTIDAR). organik yang masing konsentrasi larutan inhibitor konsentrasi 5%, laju korosi sebesar
terbuat dari selama 1 jam – uji korosi metode 0,1022 mpy, pada konsentrasi 7%,
ekstrak daun elektrokimia potensiodinamik selama laju korosi sebesar 0,0674 mpy
belimbing perendaman 10 menit dengan media (hasil terbaik).
wuluh terhadap air hujan 0,5 liter pada alat uji VERSA 3. Persentase penurunan laju korosi
material pegas STAT elektrokimia potensiodinamik. pada penambahan konsentrasi
daun (baja inhibitor 3% yaitu sebesar 15,4%,
karbon sedang). pada konsentrasi inhibitor 5% yaitu
sebesar 26,6%, dan penurunan laju
korosi tertinggi pada penambahan
konsentrasi 7% yaitu sebesar 51,7%.
5. Studi Awal Potensi Memanfaatkan 1. Persiapan bahan ekstrak, spesimen uji, Dalam 1. Uji kandungan senyawa polifenol
Daun Belimbing daun belimbing larutan uji dan uji kadar senyawa penambahan dengan metode spektrofotometri
Wuluh Sebagai wuluh untuk polifenol : Daun Belimbing larutan ekstrak dilakukan sebesar 8,8 mg dalam tiap
Inhibitor Korosi diolah lebih dibersihkan dan dikeringkan – daun belimbing 1 gram ekstrak DBW (0,88%).
Pada Baja Karbon di lanjut sebagai penghalusan menjadi serbuk – wuluh (DBW) 2. Penurunan laju korosi siginifikan
Larutan Asam bio inhibitor perendaman serbuk DBW dalam dalam rentang terlihat seiring dengan peningkatan
Klorida (Gadang korosi. etanol 96% selama 72 jam – konsentrasi konsentrasi ekstrak DBW. Laju
Priyotomo, penyaringan bahan ekstrak kasar dan hingga 9000 korosi terendah terjadi pada
Lutviasarim,UMJ). penguapan pelarut organik – ekstrak ppm (8,98 g/l). konsentrasi DBW 6000 ppm.
DBW kering – pembuatan spesimen 3. Nilai efisiensi inhibisi tertinggi
uji yaitu memotong material baja sebesar 94,5%, dimana nilai tahanan
karbon (1 cm x 1 cm) – koneksi transfer muatan baja karbon sebesar
dengan kabel dan dilakukan proses 175,5 ohm terjadi pada konsentrasi
mounting. Penghalusan permukaan DBW sebesar 6000 ppm.
baja dengan mesin poles metalografi
hingga grit 1200 – pembersihan
dengan aquades – diuji dengan media
HCl 0,1 M
2. Pengujian ekeltrokimia: menggunakan
Tafel dan EIS. Pengujian Tafel
dilakukan dengan media larutan uji
250 ml engan variasi konsentrasi
inhibitor DBW dalam HCl 0,1 M.
Sebelum pengujian, sampel direndam
15 menit hingga mencapai nilai
potensial sirkuit terbuka yang stabil.
6. Surface Morphology Untuk mencapai 1. Pretreatment sekam padi – Konsentrasi 1. Berdasarkan kurva polarisasi,
Study on Aluminum pemahaman pembakaran dalam furnace selama 2 larutan inhibitor penambahan inhibitor korosi silikat
Alloy after Treated yang lebih baik jam (600 ℃) – abu sekam padi. silikat dengan mengurangi kepadatan arus anodik
with Silicate-Based dari studi 2. Pembuatan larutan natrium silikat : besaran 5, 10, dan katodik.
Corrosion Inhibitor permukaan pada pencampuran abu sekam dengan 2,5 15, 20 dan 25 2. Nilai laju korosi untuk sampel
from Paddy Residue perilaku korosi M NaOH – pemanasan selama 3 – 4 ppm. tanpa pemberian inhibitor korosi
(Studi Morfologi suatu paduan jam dengan pengadukan – ialah sebesar 96,548 mmpy, pada
Permukaan pada aluminium penyaringan – larutan bening – titrasi konsentrasi 5 ppm, laju korosi
Paduan Aluminium dalam media dengan 2,5 M H2SO4 pada 90-100 ℃ sebesar 80,149 mmpy, pada
setelah diolah asam setelah di hingga pH 2 – gel – penyaringan konsentrasi 10 ppm, laju korosi
dengan Inhibitor beri atau tidak dengan air hangat – pengeringan sebesar 66,824 mmpy, pada
Korosi Berbasis ditambahkan residu filtrat pada kertas saring konsentrasi 15 ppm laju korosi
Silikat dari Residu inhibitor korosi menggunakan oven selama 15 jam sebesar 54,620 mmpy, pada
Padi) (N.Mohamad, berbasis silikat suhu 70 ℃ - bubuk silika putih – konsentrasi 20 ppm laju korosi
Malaysia). dari residu padi. pencampuran dengan NaOH pada 90- sebesar 36,702 mmpy, laju korosi
100 ℃ dengan pengadukan selama 1 dengan penambahan larutan
jam – inhibitor natrium silikat. inhibitor 25 ppm ialah sebesar
3. Pengukuran elektrokimia dengan 31,777.
menggunakan polarisasi 3. Inhibitor korosi silikat ini terbukti
potensiodinamik dan grafik Tafel potensinya untuk memperlambat
diplot (pengukuran dengan alat serangan korosi dari media asam
potentiostat / galvanostat model K47. dengan mengurangi kerusakan Al
Lalu uji Interfacial force microscopy 6061.
(IFM), Optical Microscope (OM) dan 4. Hasil penelitian menunjukkan
SEM. bahwa 25 ppm inhibitor korosi
silikat mencapai efisiensi
penghambatan tertinggi yaitu 67%.

7. Anticorrosive Mempelajari, 1. Pretreatment sekam padi : Konsentrasi 1. Penambahan larutan inhibitor


Properties of Nano mengevaluasi pembakaran sekam pada 600 ℃ larutan nano menurunkan Icorr dan
Silicate from Paddy efisiensi nano selama 6 jam – pelarutan dalam silikat, yaitu meningkatkan resistensi polarisasi.
Husk in Salt silika yang NaOH 2,5 M dengan pengadukan 175, 325, 800, Peningkatan inhibitor nano silikat
Medium (Sifat Anti diekstraksi dari pada 90 ℃ selama 3 jam – dan 1500 ppm diterapkan dalam Media NaCl
Korosi Nano Silicate sekam padi penyaringan dengan aquades – bubuk dalam larutan meningkatkan efisiensi
dari Sekam Padi sebagai larutan mikro silika. 0,5 M NaCl, penghambatan (IE) dari 29,5 hingga
Dalam Media Air penghambat 2. Ekstraksi silika : mikro silika – refluks Baja karbon 85,2% pada 175 hingga 1500 ppm.
Garam) (Norinsan korosi. dengan 3 M HCl selama 6 jam pada yang digunakan 2. Nilai laju korosi untuk sampel
Kamil, dkk, 90 ℃ - titrasi dan netralisasi dengan terdiri dari tanpa pemberian inhibitor korosi
Malaysia). 2,5 M NaOH dan 2,5 M H2SO4 – konsentrasi ialah sebesar 0,174 mmpy, pada
pengeringan dalam oven pada 50 ℃ karbon 0,45% konsentrasi 175 ppm, laju korosi
24 jam - Bubuk silika murni – Analisa C, 0,75% Mn, sebesar 0,123 mmpy, pada
TEM untuk memverifikasi ukuran 0,04% P, 0,05% konsentrasi 800 ppm, laju korosi
bubuk silika. S dan Fe yang sebesar 0,048 mmpy, pada
3. Pembuatan larutan inhibitor nano tersisa, serta konsentrasi 1500 ppm laju korosi
silikat : pelarutan bubuk nano silika lama waktu sebesar 0,026 mmpy.
dalam 3 M NaOH dengan variasi perendaman 3. Sifat anticorrosive dari nano silikat
konsentrasi nano silikat dalam larutan yaitu 1, 7 dan 14 dari sekam padi menunjukkan
0,5 M NaCl. hari. potensi yang baik sebagai bahan
4. Pengujian sampel : Baja karbon alternatif dalam penghambat korosi.
direndam dalam NaCl sealam 1, 7 dan
14 hari – Uji elektrokimia (polarisasi
Tafel) untuk mengevaluasi efisiensi
penghambatan korosi.
8. Rice Husk Extracts Untuk 1. Preparasi dan pretreatment sekam padi Larutan 1. Pada analisa XRD, sekam padi di
Ability to Reduce mengekstrak : Inhibitor korosi kalsinasi pada suhu 973 K dan
the Corrosion Rate sekam padi Pembersihan dan pembakaran pada dengan menghasilkan silika kristalin.
of Mild Steel dalam suhu 973 K selama 2 jam untuk konsentrasi 0, 2. Nilai laju korosi terbesar ialah
(Ekstrak Abu Sekam penggunaan mengisolasi silika dan menghilangkan 10, 15, 20, dan 253,74 mmpy yaitu selama
Padi untuk mengurangi laju kotoran – abu putih – ayakan 60 mesh 25 ppm serta perendaman 8 hari tanpa
Mengurangi Tingkat korosi baja – penimbangan 10 gr – ekstraksi waktu penambahan inhibitor korosi. Nilai
Korosi Baja Ringan) ringan. refluks pada 358 K dengan NaOH 1 perendaman laju korosi terkecil ialah 4,77 mmpy
(Marta Pramudita, M selama 1 jam – penyaringan untuk yang berbeda dengan lama perendalam 2 hari
dkk, 2018). memisahkan filtrate dari residu – pH yakni 2, 4, 6, dalam konsentrasi inhibitor 25 ppm.
netral (6,5 – 7) – Penambahan 1 M dan 8 jam. 3. Efisiensi inhibisi terbesar yaitu ada
HCl dalam filtrat – pendiaman selama pada larutan inhibitor korosi dengan
8 jam – endapan seperti gel – konsentrasi 25 ppm sebesar 96,60%.
penyaringan dan pengeringan dalam
oven pada suhu 378 K – Analisis
XRD untuk menentukan kristanilitas
sampel.
2. Pembuatan bioinhibitor silika dari
ekstrak sekam padi : Bubuk silika –
pelarutan dalam 1 M NaOH dengan
variasi konsentrasi larutan inhibitor
korosi.
3. Analisis XRD
4. Uji sampel : Baja ringan Mn. Si, S, P,
C, dan Fe – ukuran (30 x 20 x 10 mm)
– amplas – pencucian dengan aquades
– pembilasan dengan aseton dan
pengeringan.
5. Uji Weight Loss : Penimbangan
sampel – perendaman dalam 1 M
H2SO4 dengan ekstrak sekam padi
silika dengan berbagai konsentrasi
selama beberapa jam perendaman –
penimbangan sampel kembali.
9. Synergistic Untuk 1. Preparasi Material Konsentrasi bio 1. Nilai laju korosi tertinggi pada
Corrosion Inhibitor mempelajari Sampel digiling dari 250 hingga 1000 inhibitor yaitu masing- masing suhu (313 K, 333 K
Effect of Rice Husk penghambatan grit menggunakan kertas abrasi – 0,250 ; 500 ; dan 353 K) ialah 575,7 mmpy ;
Extract and KI for korosi sinergis pencucian dengan aquades – 750 ; dan 1000 706,69 mmpy ; dan 813,89 mmpy
Mild Steel in H2SO4 antara RHE dan pembersihan dengan aseton dan etanol ppm. untuk tanpa penambahan inhibitor.
Solution KI (ion iodide) – pengeringan. , variasi sekam 2. Nilai laju korosi terendah pada
(Penghambat korosi untuk korosi 2. Preparasi ekstraksi sekam padi : 100 padi saja, variasi masing- masing suhu (313 K, 333 K
sinergis pada ekstrak baja ringan gr sekam padi dibakar pada 700 ℃ sekam padi + dan 353 K) ialah 121,6 mmpy ;
sekam padi dan KI dalam 1 M dari selama 2 jam – abu putih ayak 60 KI, dan suhu 161,29 mmpy ; dan 280,98 mmpy
untuk baja ringan larutan H2SO4. mesh – penimbangan 10 gr abu sekam yaitu 313, 333, dengan penambahan inhibitor korosi
dalam larutan – ekstraksi refluks pada suhu 85 ℃ dan 353 K. dalam konsentrasi 1250 ppm sekam
H2SO4) (Marta menggunakan 1 M NaOH 97% selama padi dan 50 ppm KI.
Pramudita, Sukirno, 1 jam – penyaringan – penetralan 3. Sebagai penghambat bio-korosi
M. Nasikin, 2019). dengan 1 M HCl dengan pH 6,5 – 7 sinergis, RHE dan KI telah diamati
pengendapan selama 18 jam – gel – efektif untuk korosi baja ringan
penyaringan dan pengeringan pada dalam larutan H2SO4. Efisiensi
105 ℃. penghambatan meningkat dengan
3. Uji Weighloss : sampel baja ringan – meningkatnya konsentrasi RHE dan
penimbangan dan perendaman dalam KI, dan penambahan KI
media korosif (1 M H2SO4) dan bio meningkatkan efisiensi
inhibitor dengan konsentrasi berbeda penghambatan secara signifikan.
selama 2 jam pada suhu yang berbeda
pula– pembersihan dengan aquades –
pengeringan – penimbangan kembali.
4. Pengukuran atau uji Elektrokimia
menggunakan potensiat / galvanostat
dengan perangkat lunak.
5. Analisis permukaan dengan SEM dan
XRD.
10. Inhibitory Action of Mengetahui 1. Preparasi material : baja ringan – Konsentrasi 1. Nilai laju korosi pada media HCL
Rice Husk Extract karakteristik dipotong menjadi 50 mm x 40 mm x 2 larutan inhibitor yang tertinggi ialah sebesar 0,372
(RHE) on The penghambatan mm – oles dengan aseton – simpan korosi yaitu 0 pada suhu perendaman 60 ℃
Corrosion of Carbon ekstrak sekam dalam desikator. g/l, 10 g/l, 15 konsentrasi larutan inhibitor korosi
Steel in Acidic padi (RHE) 2. Pembuatan ekstrak sekam padi : g/l, 20 g/l, dan 0 g/l, dan yang terendah ialah
Media (Tindakan pada korosi baja penghalusan abu sekam padi – 25 g/l, sebesar 0,0316 pada suhu
Penghambatan ringan dalam penimbangan 20 gr – perendaman temperatur perendaman 40 ℃ dan konsentrasi
Menggunakan media asam 1 dalam 100 ml H2SO4 1 M selama 3 perendaman larutan inhibitor korosi 0,25 g/l.
Ekstrak Sekam Padi M. jam dalam penangas air suhu 40 ℃ yaitu sebesar 40 Dengan nilai efisiensi inhibisi
(RHE) Pada Korosi dan 90 ℃ - pendinginan selama ℃ dan 60 ℃, tertinggi ialah 89% pada suhu 60 ℃
Baja Karbon di semalam – penyaringan – filtrat media korosif konsentrasi inhibitor 0,20 g/l.
Media Asam sebagai larutan stok ekstrak. yaitu HCL dan 2. Nilai laju korosi pada media H2SO4
(Olawale, dkk, 3. Pembuatan inhibitor korosi : HCL dan H2SO4. yang tertinggi ialah sebesar 0,0578
Nigeria, 2017). H2SO4 diencerkan untuk larutan pada suhu perendaman 60 ℃
elektrolit – melarutkan masing-masing konsentrasi larutan inhibitor korosi
konsentrasi 0, 10, 15, 20 dan 25 0 g/l, dan yang terendah ialah
ml/100 ml untuk masing-masing 1 M sebesar 0,00233 pada suhu
H2SO4 dan HCl. perendaman 40 ℃ dan konsentrasi
4. Uji Weighloss : penimbangan awal larutan inhibitor korosi 0,25 g/l.
sampel – penempatan sampel dalam Dengan nilai efisiensi inhibisi
100 ml larutan inhibitor yang berada tertinggi ialah 94,24% pada suhu 40
pada suhu 40 ℃ (313 K) dan 60 ℃ ℃ konsentrasi inhibitor 0,25 g/l.
(333 K) selama 3 jam – pembersihan
sampel dengan etanol – penimbangan
kembali.
5. Analisa FTIR

Anda mungkin juga menyukai