TOPIK PENELITIAN : PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BAHAN ALAM
MENJADI BIO INHIBITOR KOROSI PADA LOGAM
4. Pengaruh Memanfaatkan 1. Preparasi alat dan bahan Konsentrasi 1. Baja pegas daun termasuk dalam
Penambahan daun belimbing 2. Pembuatan ekstrak daun belimbing inhibitor korosi golongan baja karbon menengah
Inhibitor Ekstrak wuluh menjadi wuluh sebanyak 0%, (unsur karbon sebanyak 0,293%)
Daun Belimbing hal yang 3. Uji sampel : spesimen uji tebal 3 mm, 3%, 5% dan 7%. dari rentang seharusnya 0,25 –
Wuluh (Averrhoa bermanfaat diameter 14 mm, panjang 30 mm, 0,6%.
bilimbi L.) Terhadap sebagai lebar 10 mm – amplas – pengujian 2. Nilai laju korosi rata-rata untuk
Laju Korosi Pada inhibitor korosi menggunakan alat uji WAS untuk spesimen tanpa pemberian inhibitor
Pegas Daun logam, mengetahui unsur yang terkandung korosi ialah sebesar 0,1392 mpy,
Kendaraan Truk (M. Menghasilkan pada material baja pegas daun – pada konsentrasi 3%, laju korosi
Ikhsan Fakhri, dkk, inhibitor korosi perendaman spesimen pada masing – sebesar 0,1178 mpy, pada
FT UNTIDAR). organik yang masing konsentrasi larutan inhibitor konsentrasi 5%, laju korosi sebesar
terbuat dari selama 1 jam – uji korosi metode 0,1022 mpy, pada konsentrasi 7%,
ekstrak daun elektrokimia potensiodinamik selama laju korosi sebesar 0,0674 mpy
belimbing perendaman 10 menit dengan media (hasil terbaik).
wuluh terhadap air hujan 0,5 liter pada alat uji VERSA 3. Persentase penurunan laju korosi
material pegas STAT elektrokimia potensiodinamik. pada penambahan konsentrasi
daun (baja inhibitor 3% yaitu sebesar 15,4%,
karbon sedang). pada konsentrasi inhibitor 5% yaitu
sebesar 26,6%, dan penurunan laju
korosi tertinggi pada penambahan
konsentrasi 7% yaitu sebesar 51,7%.
5. Studi Awal Potensi Memanfaatkan 1. Persiapan bahan ekstrak, spesimen uji, Dalam 1. Uji kandungan senyawa polifenol
Daun Belimbing daun belimbing larutan uji dan uji kadar senyawa penambahan dengan metode spektrofotometri
Wuluh Sebagai wuluh untuk polifenol : Daun Belimbing larutan ekstrak dilakukan sebesar 8,8 mg dalam tiap
Inhibitor Korosi diolah lebih dibersihkan dan dikeringkan – daun belimbing 1 gram ekstrak DBW (0,88%).
Pada Baja Karbon di lanjut sebagai penghalusan menjadi serbuk – wuluh (DBW) 2. Penurunan laju korosi siginifikan
Larutan Asam bio inhibitor perendaman serbuk DBW dalam dalam rentang terlihat seiring dengan peningkatan
Klorida (Gadang korosi. etanol 96% selama 72 jam – konsentrasi konsentrasi ekstrak DBW. Laju
Priyotomo, penyaringan bahan ekstrak kasar dan hingga 9000 korosi terendah terjadi pada
Lutviasarim,UMJ). penguapan pelarut organik – ekstrak ppm (8,98 g/l). konsentrasi DBW 6000 ppm.
DBW kering – pembuatan spesimen 3. Nilai efisiensi inhibisi tertinggi
uji yaitu memotong material baja sebesar 94,5%, dimana nilai tahanan
karbon (1 cm x 1 cm) – koneksi transfer muatan baja karbon sebesar
dengan kabel dan dilakukan proses 175,5 ohm terjadi pada konsentrasi
mounting. Penghalusan permukaan DBW sebesar 6000 ppm.
baja dengan mesin poles metalografi
hingga grit 1200 – pembersihan
dengan aquades – diuji dengan media
HCl 0,1 M
2. Pengujian ekeltrokimia: menggunakan
Tafel dan EIS. Pengujian Tafel
dilakukan dengan media larutan uji
250 ml engan variasi konsentrasi
inhibitor DBW dalam HCl 0,1 M.
Sebelum pengujian, sampel direndam
15 menit hingga mencapai nilai
potensial sirkuit terbuka yang stabil.
6. Surface Morphology Untuk mencapai 1. Pretreatment sekam padi – Konsentrasi 1. Berdasarkan kurva polarisasi,
Study on Aluminum pemahaman pembakaran dalam furnace selama 2 larutan inhibitor penambahan inhibitor korosi silikat
Alloy after Treated yang lebih baik jam (600 ℃) – abu sekam padi. silikat dengan mengurangi kepadatan arus anodik
with Silicate-Based dari studi 2. Pembuatan larutan natrium silikat : besaran 5, 10, dan katodik.
Corrosion Inhibitor permukaan pada pencampuran abu sekam dengan 2,5 15, 20 dan 25 2. Nilai laju korosi untuk sampel
from Paddy Residue perilaku korosi M NaOH – pemanasan selama 3 – 4 ppm. tanpa pemberian inhibitor korosi
(Studi Morfologi suatu paduan jam dengan pengadukan – ialah sebesar 96,548 mmpy, pada
Permukaan pada aluminium penyaringan – larutan bening – titrasi konsentrasi 5 ppm, laju korosi
Paduan Aluminium dalam media dengan 2,5 M H2SO4 pada 90-100 ℃ sebesar 80,149 mmpy, pada
setelah diolah asam setelah di hingga pH 2 – gel – penyaringan konsentrasi 10 ppm, laju korosi
dengan Inhibitor beri atau tidak dengan air hangat – pengeringan sebesar 66,824 mmpy, pada
Korosi Berbasis ditambahkan residu filtrat pada kertas saring konsentrasi 15 ppm laju korosi
Silikat dari Residu inhibitor korosi menggunakan oven selama 15 jam sebesar 54,620 mmpy, pada
Padi) (N.Mohamad, berbasis silikat suhu 70 ℃ - bubuk silika putih – konsentrasi 20 ppm laju korosi
Malaysia). dari residu padi. pencampuran dengan NaOH pada 90- sebesar 36,702 mmpy, laju korosi
100 ℃ dengan pengadukan selama 1 dengan penambahan larutan
jam – inhibitor natrium silikat. inhibitor 25 ppm ialah sebesar
3. Pengukuran elektrokimia dengan 31,777.
menggunakan polarisasi 3. Inhibitor korosi silikat ini terbukti
potensiodinamik dan grafik Tafel potensinya untuk memperlambat
diplot (pengukuran dengan alat serangan korosi dari media asam
potentiostat / galvanostat model K47. dengan mengurangi kerusakan Al
Lalu uji Interfacial force microscopy 6061.
(IFM), Optical Microscope (OM) dan 4. Hasil penelitian menunjukkan
SEM. bahwa 25 ppm inhibitor korosi
silikat mencapai efisiensi
penghambatan tertinggi yaitu 67%.