LAPORAN PENDAHULUAN
DEMENSIA
Oleh:
(...........................................) (...........................................)
A. PENGERTIAN
Mansjoer, 2009)
Ganong, 2010)
kemunduran kepribadian.
B. ETIOLOGI
2
diketahui secara pasti, namun diduga penyakit Alzheimer
ini diantaranya :
3. Khorea Huntington
3
c. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat
3. Gangguan nutrisi
C. MANIFESTASI KLINIS
(Alagiakrisnhnan, 2010) :
paranoid.
demensia berada
D. KLASIFIKASI DEMENSIA
4
Adapun klasifikasi demensia menurul (Dewi, 2014),
sebagai berikut :
a. Tipe Alzheimer
dan progresif,
baru,
kecurigaan),
5. Kehilangan inisiatif.
b. Demensia Vascular
demensia vaskular
5
2. Menurut Umur:
2. Inkontinensia urin.
3. Demensia.
a. Demensia proprius
b. Pseudo-demensia
E. PATOFISIOLOGI
6
meletakkan suatu barang. Mereka sering kali menutup-
Faktor Psikososial
Derajat keparahan dan perjalanan penyakit demensia dapat
7
pendidikan pasien sebelum sakit maka semakin tinggi juga kemampuan
yang cepat (rapid onset) menggunakan pertahanan diri yang lebih sedikit
akan menghilang.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Indonesia,2003)
2. Imaging
8
dalam pemeriksaan demensia walaupun hasilnya masih
dipertanyakan.
3. Pemeriksaan EEG
pada CT scan.
5. Pemeriksaan genetika
9
memori ringan (Tang-Wei,2003). Pemeriksaan status
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Farmakologi
10
Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi,
Citalopram.
3. Terapi Simtomatik
meliputi :
a. Diet
11
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko
12
PATHWAY
Gangguan peredaran darah di otak, radang, neoplasma, penyakit degenerative, factor usia, dll.
Dementia
D. Alzheimer D. Vaskular
13
Tersinggung
Perubahan
Gangguan persepsi Koping tidak
komunikasi sensori efektif
verbal
14
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
kepada klien sebagai tes awal untuk mengetahui kondisi kognitif klien
2014).
15
II. REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda yang tidak 3
berhubungan (apel, meja, koin). Klien diminta
mengulangi nama benda.
Sebutkan tiga benda dengan perlahan kira-kira 1
detik untuk masing-masing benda. Setelah
disebutkan ketiganya, klien diminta mengulangi
ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama
benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan.
III. ATENSI DAN KALKULASI
4 Klien diminta menghitung mundur: mengurangi 5
100 dengan 7. Hentikan setelah klien memberikan 5
jawaban. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Jika klien tidak dapat melakukannya, minta klien
mengeja terbalik kata ”DUNIA”. Nilai diberi pada
huruf yang benar sebelum kesalahan,misalnya aiund
= 2 nilai.
IV. MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Klien diminta menyebut kembali 3 nama benda 3
yang telah disebutkan pada poin registrasi. Satu
poin untuk setiap jawaban benar.
V. BAHASA
6 Klien diminta menyebutkan 2 nama benda yang 2
ditunjuk (pensil, buku). Satu poin untuk setiap
jawaban benar.
7 Klien diminta mengulang kalimat yang telah 1
disebutkan terlebih dahulu ”namun”, ”tanpa”,
”bila”. Satu poin untuk setiap pengulangan
sempurna.
8 Klien diminta melakukan perintah: ”Ambil kertas 3
ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua, dan
letakkan di lantai”. Satu poin untuk setiap perintah
yang dilakukan dengan benar.
9 Klien diminta membaca dan melakukan perintah 1
”Pejamkanlah mata anda” yang tertulis di selembar
kertas. Satu poin untuk perintah yang dilakukan
dengan benar.
10 Pasien diminta menulis kalimat dengan spontan. 1
Jangan mendikte kalimat. Kalimat minimal terdiri
dari subyek dan predikat. Ejaan dan tanda baca
tidak diperhitungkan. Satu poin jika klien dapat
melakukannya.
11 Klien diminta meniru gambar. Satu poin untuk 1
salinan gambar yang sesuai.
16
Setelah format terisi, maka selanjutnya dilakukan penilaian.
dan informan
17
2. Lakukan penilaian dan tentukan nilai terhadap masing-masing
c. 1 : gangguan ringan
d. 2 : gangguan sedang
e. 3 : gangguan berat
algoritma.
sendiri.
18
b. Stage 2: CDR-0,5 atau gangguan dipertanyakan
melakukan keliru atau salah pada saat kerja atau ketika terlibat
hygiene.
19
pula, pasien mengalami disorientasi waktu dan tempat. Pasien
pribadi pasien.
1. Konfusi akut
b. Penyebab :
1) Delirium
2) Demensia
5) Penyalahgunaan zat
20
a. Definisi : tidak mampu melakukan atau meyelesaikan aktivitas
perawatan diri
b. Penyebab :
1) Gangguan musculoskeletal
2) Gangguan neuromuscular
3) Kelemahan
5) Penurunan motivasi/minat
3. Defisit nutrisi
metabolism
b. Penyebab :
b. Penyebab :
1) Gangguan penglihatan
2) Gangguan pendengaran
21
3) Gangguan penghiduan
4) Gangguan perabaan
5) Hipoksia serebral
6) Penyalahgunaan zat
7) Usia lanjut
mengatasi masalah
b. Penyebab :
masalah
7) Krisis situasional
8) Kerentanan personalitas
9) ketidakpastian
6. Koping defensif
b. Penyebab :
22
2) Takut mengalami kegagalan
eksternal
b. Penyebab
jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
3. Kurangnya privasi
4. Restrain fisik
8. Risiko cedera
kondisi baik
b. Faktor risiko :
1) Eksternal
a) Terpapar pathogen
23
b) Terpapar zat kimia toksik
d) Ketidakamanan transportasi
2) Internal
c) Perubahan sensasi
d) Disfungsi autoimun
e) Disfungsi biokimia
f) Hipoksia jaringan
h) Malnutrisi
24
C. INTERVENSI (SIKI, 2018)
No Diagnosis Luaran Intervensi Rasional
keperawatan keperawata
n
1. Konfusi akut b/d Konfusi akut Manajemen Delirium
Delirium, Demensia, membaik 1. Observasi
Fluktuasi siklus tidur- a. Identifikasi faktor risiko delirium Mengetahui penyebab
bangun, Usia lebih dari (mis. usia >75 tahun, disfungsi delirium
60 tahun, kognitif, gangguan
Penyalahgunaan zat, penglihatan,/pendengaran,
ditandai dengan : penurunan kemampuan
DS : fungsional, infeksi
1. Kurang motivasi hipo/hipertermia, hipoksia,
untuk malnutrisi, efek obat, toksin,
memulai/menyelesa gangguan tidur, stres) Mengetahui tipe delirium
ikan perilaku b. Identifikasi tipe delirium (mis.
berorientasi tujuan hipoaktif, hiperaktif, campuran) Mengetahui adanya kelainan
2. Kurang motivasi c. Monitor status neurologis dan neurologis
untuk tingkat delirium
memulai/menyelesa 2. Terapeutik Menstimulasi otak
ikan perilaku a. Berikan pencahayaan yang baik Membantu orientasi realita
terarah b. Sediakan jam dan kalender
3. Salah persepsi yang mudah terbaca Mengurangi kebisingan
DO : c. Hindari stimulus sensorik
1. Fluktuasi fungsi berlebihan (mis. televisi,
kognitif pengumuman interkom)
2. Fluktuasi tingkat d. Lakukan pengekangan fisik, Menambah pengetahuan
25
kesadaran sesuai indikasi pasien
3. Fluktuasi aktivitasi e. Sediakan informasi tentang apa
psikomotorik yang terjadi dan apa yang
4. Halusinasi dapat terjadi selanjutnya Menghindari pasien salah
5. Gelisah f. Batasi pembuatan keputusan dalam mengambil keputusan
g. Hindari memvalidasi Tidak menmperberat
mispersepsi atau interpretasi misinterpretasi pasien
realita yang tidak akurat (mis. Menghindari sensifitas pasien
halusinasi, waham) terhadap persepsi realitas
h. Nyatakan persepsi dengan cara yang diberikan
yang tenang, menyakinkan dan Membantu memperbaiki
tidak argumentif misinterpretasi pasien
i. Fakus pada apa yang dikenali
dan bermakna saat interaksi Rutinitas yang konsisten
interpersonal membuat pasien lebih
j. Lakukan reorientasi meningkatkan orientasinya
k. Sediakan lingkungan fisik dan Meningkatkan perilaku yang
rutinitas harian yang konsisten sesuai dengan oreintasi
l. Gunakan isyarat lingkungan realitas
untuk stimlasi memori,
reorientasi dan meningkatkan
perilaku yang sesuai (mis. Informasi yang sedikit tapi
tanda, gambar, jam, kalender, sering diulang-ualng akan
dan kode warna pada menstimulasi otak untuk
lingkungan) selalu ingat
m. Berikan informasi baru secara Menginagtkan pasien pada
perlahan, sedikit demi sedikit keluarganya
diulang-ulang Membantu pasien agar tidak
26
3. Edukasi salah sensori dan persepsi
a. Anjurkan kunjungan keluarga,
jika perlu
b. Anjurkan penggunaan alat Mengurangi ansietas dan
bantu sensorik (mis. kacamata, /atau agitasi
alat bantu dengar, dan gigi
palsu)
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
ansietas atau agitasi
2. Defisit perawatan diri Perawatan Dukungan perawatan diri
b/d Gangguan diri membaik 1. Observasi
musculoskeletal, a. Indentifikasi kebiasaan aktivitas Mengetahui kemampuan
Gangguan perawatan diri sesuai usia mandiri pasien dalam
neuromuscular, b. Monitor tingkat kemandirian perawatan diri
Kelemahan, Gangguan c. Identifikasi kebutuhan alat
psikologis dan/atau kebersihan diri, berpakaian, Mengetahui pengetahuan
psikotik, Penurunan berhias, dan makan pasien tentang perawatan diri
motivasi/minat, 2. Terapeutik
ditandai dengan : a. Sediakan lingkungan yang Membauat pasie merasa
DS : terapeutik (mis. suasana nyaman
1. Menolak melakukan hangat, rileks, dan makan)
perawtaan diri b. Siapkan keperluan pribadi
DO : (parfum, sikat gigi dan sabum Membantu pasien mengetahui
1. Tidak mampu mandi) peralatan perawatan diri
mandi/mengenakan c. Dampingi dalam melakukan Menghindari kesalahn pasien
pakaian/makan/keto perawatan diri sampai mandiri dalam merawat diri
ilet/berhias secara d. Fasilitasi untuk menerima Membantu pasien menjalani
27
mandiri keadaan ketergantungan perawatan diri sehingga
2. Minat melakukan e. Fasilitasi kemandirian, bantu mampu menerima
perawatan diri jika tidak mampu melakukan ketergantungan
kurang perawatan diri
f. Jadwalkan rutinitas perawatan Agar pasien rutin dalam
diri melakukan perawatan drii
3. Edukasi Memandirikan pasien
a. Anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan
3. Defisit nutrisi b/d Nutrisi Manajemen nutrisi
kurangnya asupan membaik 1. Observasi
makanan, a. Identifikasi status nutrisi Menghindari akibat buruk
ketidakmampuan b. Identifikasi alergi dan yang disebabkan karena
menelan makanan, intoleransi makanan alergi makanan.
ketidakmampuan c. Identifikasi makanan yang Mengetahui status nutrisi
mencerna makanan, disukai pasien dan adanya tanda
ketidakmampuan d. Identifikasi kebutuhan kalori diabetes mellitus
mengabsorbsi nutrien, dan jenis nutrient Mengetahui adanya
peningkatan e. Identifikasi perlunya kekurangan cairan
kebutuhan penggunaan selang nasogastric Mual muntah dapat
metabolisme, faktor f. Monitor asupan makanan menurunkan nafsu makan
ekonomi (mis. finansial g. Monitor berat badan
tidak mencukupi), h. Monitor hasil pemeriksaan Semi fowler atau fowler tinggi
faktor psikologis (mis. laboratorium mempermudah turunnya
stress, keengganan 2. Terapeutik makanan dari mulut ke
untuk makan)ditandai a. Lakukan oral hygiene sebelum esophagus
dengan : makan, jika perlu Untuk mencegah konstipasi
28
DS b. Fasilitas menentukan pedoman
1. Cepat kenyang diet (mis. piramida makanan)
setelah makan c. Sajikan makanan secara Menambah pengetahuan
2. Kram/nyeri menarik dan suhu yang sesuai pasien dan keluarga
abdomen d. Berikan makanan tinggi serat Dapat meningkatkan
3. Nafsu makan untuk mencegah konstipasi keteraturan dan
menurun e. Berikan makanan tinggi kalori keseimbangan pola makan
DO dan tinggi protein
1. Berat badan f. Berikan makanan tinggi kalori Memperbaiki status gizi
menurun minimal dan tinggi protein pasien
10% dari rentang g. Berikan supplement makanan,
ideal jika perlu
2. Bising usus h. Hentikan pemberian makanan Untuk mempertahankan
hiperaktif melaluin selang nasogastric jika intake cairan yang adekuat
3. Otot pengunyah asupan oral dapat ditoleransi
lemah 3. Edukasi Asupan oral memudahkan
4. Otot mnelan lemah a. Anjurkan posisi duduk jika pasien makan dengan porsi
5. Membrane mukosa mampu yang banyak dan konsistensi
pucat b. Ajarkan diet yang yang padat
6. Sariawan diprogramkan
7. Serum albumin 4. Kolaborasi Mencegah adanya reflus
turun a. Kolaborasi pemberian medikasi lambung
8. Rambut rontok sebelum makan (mis. pereda
berlebihan nyeri, antieemetik), jika perlu
9. Diare b. Kolaborasi dengan akhli gizi Mengurangi sakit dan mual
untuk menentukan jumlah muntah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
29
4. Gangguan persepsi Persepsi Minimalisasi rangsangan
sensori b/d Gangguan sensori 1. Observasi
penglihatan, Gangguan membaik a. Periksa status mental, status Mengetahui kondisi pasien
pendengaran, sensori, dan tingkat untuk melanjutkan intervensi
Gangguan penghiduan, kenyamanan (mis. nyeri,
Gangguan perabaan, kelelahan)
Hipoksia serebral, 2. Terapeutik Mengetahui keinginan dan
Penyalahgunaan zat, a. Diskusikan tingkat toleransi batas toleransi pasien
Usia lanjut, Pemanjaan terhadap beban sensori (mis. terhadap stimulus
toksin lingkungan, cahaya, suara, aktivitas)
ditandai dengan : b. Jadwalkan aktivitas harian dan Kegiatan yang rutuin akan
DS : waktu istirahat memudahkan asien untuk
1. Mendengarkan c. Kombinasi prosedur/tindakan mengingatnya
suara atau melihat dalam satu waktu, sesuai Mengurangi kejenuhan akibat
bayangan kebutuhan tindakan yang lama
2. Merasakan sesuatu 3. Edukasi Menambah pengetahuan
melalui indera a. Ajarkan cara meminimalisasi pasien
perabaan, stimulus (mis. mengatur
penciuman atau pencahayaan ruangan,
pengecapan mengurangi kebisingan,
3. Menyatakan kesal membatasi kunjungan)
DO : 4. Kolaborasi Mengurangi adanya
1. Distorsi sensori a. Kolaborasi dalam rangsangan berlebihan akinat
2. Respon tidak sesuai meminimalkan prosedur atau tindakan/prosedur
3. Bersikap seolah tindakan Membantu meningkatkan
melihat, b. Kolaborasi pemberian obat persepsi stimulus yang positif
mendengar, yang mempengaruhi persepsi
mengecap, meraba stimulus
30
atau mencium
sesuatu
4. Menyendiri
5. Melamun
6. Konsentrasi buruk
7. Disorientasi waktu,
tempat, orang atau
situasi
8. Curiga
9. Melihat kesatu arah
10. Mondar-mandir
11. Bicara sendiri
5. Koping tidak efektif b/d Koping Dukungan pengambilan
Ketidakpercayaan membaik keputusan
terhadap kemampuan 1. Observasi Mengetahui kondisi dan
diri mengalami a. Identifikasi persepsi mengenai masalah yang dialami pasien
masalah, masalah dan informasi yang
Ketidakadekuatan memicu konflik Membantu membuat pilihan
system pendukung, 2. Terapeutik
Ketidakadekuatan a. Fasilitasi mengklarifikasi nilai
strategi koping, dan harapan yang membantu Membantu pasien dalam
Ketidakteraturan atau membuat pilihan memikirkan keputusan yang
kekacauan lingkungan, b. Diskusi kelebihan dan akan diambil
Ketidakcukupan kekurangan dari setiap solusi Mengembalikan keadaan
persiapan untuk c. Fasilitasi melihat situasi yang pasien ke hal yang realistic
menghadapi stressor, realistis Mengetahui harapan pasien
Disfungsi system d. Motivasi mengungkapkan
keluarga, Krisis tujuan perawatan yang
31
situasional, Kerentanan diharapkan Agar pasien merasa dihargai
personalitas, e. Fasilitasi pengambilan
ketidakpastian, keputusan secara kolaboratif Meningkatkan harga diri
ditandai dengan : f. Hormati hak pasien untuk pasien
DS : menerima atau menolak
1. Mengungkapkan informasi Membina hubungan social
tidak mampu g. Fasilitasi menjelaskan pasien
mengatasi masalah keputusan kepada orang lain,
2. Tidak mampu jika perlu
memenuhi h. Fasilitasi hubungan antara Memberikan pengetahuan
kebutuhan dasar pasien, keluarga, dan tenaga kepada pasien
3. Kekhawatiran kronik kesehata lainnya Menambah pengetahuan
DO : 3. Edukasi pasien
1. Tidak mampu a. Informasikan alternatif solusi
memenuhi peran secara jelas Membantu pasien dalam
yang diharapkan b. Berikan informasi yang diminta mengambil keputusan
(sesuai harapan) pasien
2. Menggunakan 4. Kolaborasi
mekanisme koping a. Kolaborasi dengan tenaga
yang tidak sesuai kesehatan lain dalam
3. Penyalahgunaan zat memfasilitasi pengambilan
4. Memanpulasi orang keputusan
lain untuk
memenuhi
keinginannya
sendiri
5. Perilaku tidak asertif
6. Partisipasi sosial
32
kurang
6. Koping defensif b/d Koping Promosi kesadaran diri
Konflik antara persepsi defensif 1. Observasi
dan system nilai, Takut membaik a. Identifikasi keadaan emosional Mengetahui keadaan pasien
mengalami kegagalan, saat ini untuk melanjutkan intervensi
Takut mengalami b. Identifikasi respons yang Mengetahui respons pasien
penghinaan, Takut ditunjukkan berbagai situasi
terhadap dampak 2. Terapeutik Mengetahui konsep diri pasien
situasi yang dihadapi, a. Diskusikan nilai-nilai yang
Kurangnya rasa berkontribusi terhadap konsep Membantu pasien agar sadar
percaya kepada orang diri kondiri dan perilakuna
lain, Kurangnya b. Diskusikan tentang pikiran, Menambah pengetahuan
kepercayaan diri, perilaku atau respons terhadap pasien
Kurangnya dukungan kondisi
system pendukung c. Diskusi dampak penyakit pada Membantu pasien menerima
(support sistem), konsep diri kenyataan
Harapan yang tidak d. Ungkapkan penyangkalan
realistis, ditandai tentang kenyataan
dengan : e. Motivasi dalam meningkatkan
DS : kemampuan belajar Mambatu pasien mengenali
1. Menyalahkan orang 3. Edukasi dirinya
lain a. Anjurkan mengenali pikiran dan
2. Menyangkal adanya perasaan tentang diri Menyadarkan pasien bahwa
masalah b. Anjurkan menyadari bahwa hidup bersosial itu penting
3. Menyangkal setiap orang unik Mengetahui kondisi emosia
kelemahan diri c. Anjurkan mengungkapkan pasien
4. Merasionalisasi perasaan (mis. marah atau
kegagalan depresi) Menumbuhkan sifat social
33
5. Meremehkan orang d. Anjurkan meminta bantuan pasien
lain orang lain, sesuai kebutuhan
DO : e. Anjurkan mengubah pandangan Meningkatkan kepercayan diri
1. Hipersensitif diri sebagai korban pasien
terhadap kritik f. Anjurkan mengidentifikasi
2. Melemparkan perasaan bersalah Agar pasien dapat sadar dan
tanggung jawab g. Anjurkan mengidentifikasi meminta maaf
3. Tawa permusuhan situasi ang memicu kecemasan Kecemasan akan
4. Sikap superior h. Anjurkan mengevalusi kembali menyebabkan stress yang
terhadap orang lain persepsi negatif tentang diri dapat mengganggu kesehatan
5. Tidak dapat i. Anjurkan dalam Meningkatkan kesadaran diri
membedakan mengekspresikan diri dengan pasien
realitas kelompok sebaya
6. Kurang minat j. Ajarkan cara membuat prioritas Menumbuhkan sifat social
mengikuti hidup
perawatan/pengoba k. Latih kemampuan positif yang Membuat hidup pasien lebih
tan dimiliki terarah
7. Sulit membangun Meningkatkan harga diri dan
atau kepercayaan diri pasien
mempertahankan
hubungan
7. Gangguan pola tidur Pola tidur Dukungan tidur
b/d hambatan membaik 1. Observasi
lingkungan (mis. a. Identifikasi pola tidur/aktivitas Mengetahui kondisi dan pola
kelembaban pasien tidur pasien
lingkungan sekitar, b. Identifikasi faktor pengganggu Mengetahuai jumlah jam tidur
suhu lingkungan, tidur (fisik dan/atau psikologis) pasien
pencahayaan, c. Identifikasi makanan dan
34
kebisingan, bau tidak minuman yang mengganggu Meningkatkan kenyamanan
sedap, jadwal tidur (mis. kopi, teh, alkohol, untuk memancing tidur
pemantauan,/pemeriks makan mendekati waktu tidur,
aan/tindakan), minum banyak air sebelum
kurangnya kontrol tidur)
tidur, kurangnya d. Identifikasi obat tidur yang Menambah pengetahuan
privasi, ditandai dikonsumsi kepada pasien dan keluarga
dengan : 2. Terapeutik
DS a. Modifikasi lingkungan (mis.
1. Mengeluh susah Pencahayaan, kebsingan, suhu,
tidur matras dan tempat tidur) Meningkatkan/memancing
2. Mengeluh sering b. Batasi waktu tidur siang, jika untuk tidur
terjaga perlu
3. Mengeluh tidak c. Fasilitasi menghilangkan stress Meningkatkan kenyamanan
puas tidur sebelum tidur
4. Mengeluh pola tidur d. Tetapkan jadwal tidur rutin
berubah e. Lakukan prosedur untuk Mengatur jadwal tidur terjaga
5. Mengeluh istirahat meningkatkan kenyamanan pasien
tidak cukup (mis. pijat, pengaturan posisi,
DO terapi akupresur)
(tidak tersedia) f. Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan untuk Menambah pengetahuan
menunjang siklus tidur terjaga pasien
3. Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup Pola tidur yang teratur
selama sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan Meningkatkan kualitas tidur
waktu tidur
35
c. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang Meningkatkan kualitas tidur
mengganggu tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur
yang mengandung supresor Menambah pengetahuan
terhadap tidur REM pasien
e. Ajarkan faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
psikologis, gaya hidup, sering Memberikan ketenangan dan
berubah shift bekerja) kenyamanan atau rasa rileks
f. Ajarkan teknik relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
8. Risiko cedera Risiko cedera Pencegahan cedera
dibuktikan dengan menurun 1. Observasi
faktor risiko : a. Identifikasi area lingkungan yang Mengetahui kondisi pasien untuk
1. Eksternal berpotensi menyebabkan cedera menentukan intervensi
a) Terpapar b. Identifikasi obat yang berpotensi Menghindari cedera yang potensi
pathogen menyebabkan cedera untuk terjadi
b) Terpapar zat c. Identifikasi kesesuaikan alas kaki atau Menghindari cedera pada kaki dengan
kimia toksik stocking elastis pada ekstremitas bawah penggunaan alas kaki yang tidak
c) Terpapar agen 2. Terapeutik sesuai
nosocomial a. Sediakan pencahayaan yang memadai Memberikan penglihatan terhadap
d) Ketidakamanan b. Gunakan lampu tidur selama jam tidur lingkungan dengan jelas
transportasi c. Sosialisasikan pasien dan keluarga Memberikan pencahyaan yang redup
2. Internal dengan lingkungan ruang rawat (mis. ketika tidur agar tidur tidak terganggu
a) Ketidaknormalan penggunaan telpon, tempat tidur, Memudahkan menghubungi orang
36
profil darah penerangan ruangan dan lokasi kamar lain saat terjadi cedera
b) Perubahan mandi)
orientasi afektif d. Gunakan alas kaki jika beresiko Menghindari cedera pada kaki
c) Perubahan mengalami cedera serius
sensasi e. Sediakan alas kaki antislip Menghindari jatuh
d) Disfungsi f. Sediakan pispot atau urinal untuk Jika pasien sangat berisiko jatuh
autoimun eliminasi ditempat tidur, jika perlu
e) Disfungsi g. Pastikan bel panggilan atau telpon Memudahkan menghubungi bantuan
biokimia mudah untuk dijangkau jika terjadi sesuatu yang tidak
f) Hipoksia jaringan h. Pastikan baranng-barang pribadi mudah diinginkan
g) Kegagalan dijangkau
mekanisme i. Pertahankan posisi tempat tidur diposisi Memudahkan pasien untuk turun dari
pertahanan terendah saat digunakan tempat tidur
tubuh j. Pastikan roda tempat tidur atau kursi Agar tempat tidur tidak mudah
h) Malnutrisi roda dalam kondisi terkunci bergerak
i) Perubahan fungsi k. Gunakan pengaman tempat tidur sesuai Menghindari cedera
psikomotor dengan kebijakan fasilitas pelayanan
j) Perubahan fungsi kesehatan
kogniif l. Pertimbangkan penggunaan alarm Jika pasien tidak mampu menjangkau
elektronik pribadi atau alarm sensor bel panggilan atau pasien tidak sadar
pada tempat tidur atau kursi
m. Diskusikan mengenai latihan dan terapi Membantu pergerakan dan latihan
fisik yang diperlukan otot pasien
n. Diskusikan mengenai alat bantu Memudahkan mobilisasi mandiri
mobilitas yang sesuai (mis. tonkat atau pasien
alat bantu jalan)
o. Diskusikan bersama anggota keluarga Mencegah cedera pasien dengan
yang dapat mendampingi pasien adanya pendampingan
37
p. Tingkakan frekuensi observasi dan Mengetahui kondisi pasien dengan
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan peningkatan pengawasan
3. Edukasi
a. Jelaskan alasan intervensi pencegahan Menambah pengetahuan pasien
jatuh kepada pasien dan keluarga
b. Anjurkan berganti posisi secara Memposikan tubuh ke keadaan yang
perlahan dan duduk selama beberapa yang stabil, termasuk dalam sirkulasi
menit sebelum berdiri tubuh
38
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R. Siti & dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut danPerawatannya. Jakarta :
Salemba Medika
39