Anda di halaman 1dari 3

Myristica fragrans (Pala)

 Manfaat :
- Biji pala mengandung minyak atsiri sebesar 7-14%. Minyaknya digunakan sebagai campuran
parfum ,sabun, maupun kosmetik. Selain itu juga dapat menangani inflamasi kandung kemih
dan saluran kencing,halitosis, insomnia, dan berbagai masalah kulit.
- Biji bersifat karminatif yaitu mengobati gangguan pencernaan (flatulen, mengatasi muntah
dan mual). Astringent dapat mengurangi bau keringat, efek narkotik, dan aprodiasiak.
- Bubuk pala dapat digunakan sebagai pengawet dan penyedap rasa. Seperti kue, saus,
sayuran , pudding, bahkan minuman penyegar.
- Kandungan fenolat dalam biji pala memiliki manfaat sebagai antioksidan. Baik dalam
makanan, obat-obatan, maupun parfum. Antioksidan dapat menghambat kerusakan akibat
radikal bebas melalui jalur stress oksidatif.
- Minyak buah pala mengandung metabolit sekunder untuk menangani berbagai penyakit
infeksi. Memiliki aktivitas anti microbial, antifungal, nematisidal, antiamoeba,
antikariogenik, dan antikangker.
- Tepung biji pala memiliki efek antimikroba, anti oksidan, anti iflamasi, dan anti kolagenotik.

(Kamelia & Silalahi, 2018)

 Ciri :
- Termasuk ke dalam family Myristicaceae yang merupakan pohon hutan kecil yang memiliki
tinggi sekitar 10 meter. Akarnya tunggang berwarna putih kotor.
- Batangnya berwarna putih kotor, tegak, dan berkayu. Memiliki percabangan simpodial
- Kulit pohonnya tipis dan jika digores akan menghasilkan cairan berwarna merah.
- Daunnya tunggak, bentuk lonjong, memiliki ujung dan pangkal yang runcing. Daun berwarna
hijau mengkilap, bertulang daun menyirip, dan tepinya rata.
- Bunga majemuk, mahkotanya bertajuk, Perbungaannya berbentuk malai yang tumbuh dari
ketiak daun. Bunga jantannya kecil, bentuk bola, dan berwarna kuning.
- Buahnya berbentuk bulat lonjong dan berwarna kuning. Saat sudah matang akan
terbagimenjadi dua bagian
- Bijinya kecil, bentuk bulat telur, dengan seludang berwarna merah, sedangkan bijinya hitam
kecoklatan mengkilap.
- Pembelahan terbuka ketika masak menampakkan biji coklat mengkilap dengan aril (fuli pala)
seperti jala berwarna merah cerah yang menarik.

(Suranto, 2004)

 Kandungan :
Terpen, miristin, dipentin, eugenol, iso-fenol, linalool, borneol, geraniol, asam miristinat,
gliserida trimiristin, triolet, dan asam asetat. (Suranto, 2004).
Selain itu juga mengandung elemicin, magnesium, minyak esensial, antioksidan,
potasium, zat besi, dan mangan, ekstrak etanol dan aseton
 Persebaran
Pala Banda (Myristica fragrans Houtt.) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari
kepulauan Maluku (Purseglove et al., 1995). Pala termasuk tanaman penting diantara tanaman
rempah.
Menurut Ditjen Perkebunan tahun 2000, roduksi pala Indonesia tahun 2000 adalah sekitar
20 ribu ton yang dihasilkan di areal 60.6 ribu ha. Luas areal ini tersebar di 14 provinsi di
Indonesia. Negara-negara utama produsen pala adalah Indonesia, Grenada, Sri Lanka, Trinidad,
China dan India. Ekspor pala dunia 76% berasal dari Indonesia, 20% dari Grenada, dan
selebihnya datang dari Srilanka, Trinidad, dan Tobago (Mark dan Pomeroy, 1995).
Indonesia memiliki sumberdaya genetik pala yang besar dengan pusat keragaman tanaman
berada di Kepuluan Maluku. Keragaman tanaman tertinggi ditemukan di Pulau Banda, Siau, dan
Papua (Hadad dan Hamid, 1990).
Di Indonesia, terdapat 6 provinsi penghasil pala terbesar. Yaitu, Papua Barat, Maluku,
Sulawesi Utara, Sulawesi tengah, daan Aceh.
Ekologi Maluku didominasi oleh fisiografi pegunungan, perbukitan tektonik, vulkanik, dan
karst dengan kelerengan 16-40%. Wilayah Ambon dan Banda sebagian besar tersusun dari tanah
yang berbahan induk vulkanik, sementara Luhu adalah bahan sedimen. Sebagian besar wilayah
Maluku bertipe iklim IIIC kecuali kepulauan Banda yang bertipe IIB (Trojer, 1976). Dalam setahun
wilayah Maluku menerima curah hujan 2.029-2.951 mm dengan suhu 22.1-31.0 0 C;
kelembaban 82.1-85.5%; dan penyinaran 57-59%. Karakteristik tanah dimana tanaman pala
tumbuh memperlihatkan tekstur yang agak berbeda. Karakteristik kimia tanah ekotipe pala
antara lain dicirikan oleh kejenuhan basa yang sangat tinggi yang khususnya tanah-tanah yang
berada di Kepulauan Banda, Seith (Pulau Ambon), dan Luhu (Pulau Seram). Kisaran pH normal
6.25 sampai 7.60 dengan pH ratarata 7.12.

 Kepunahan
Pala merupakan tanaman perkebunan yang dibudidayakan di Indonesia. Hal ini karena pala
merupakan komoditi ekspor yang besar dan memiliki banyak manfaat. Di Indonesia, pala dapat
tumbuh di banyak tempat sesuai dengan syarat ekosistemnya. Namun, pembudidayaan pala
terbesar masih terdapat di 6 provinsi di Indonesia. Yaitu, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Utara,
Sulawesi tengah, daan Aceh.

 Referensi :
Ditjen Perkebunan. 2000. Statistik Perkebunan Indonesia. Deptan, Jakarta.
Hadad, E.A., A. Hamid. 1990. Mengenal berbagai plasma nutfah pala di daerah Maluku Utara.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Kamelia, L. P. L., & Silalahi, P. Y. (2018) Buah Pala Sebagai Salah Satu Fitofarmaka Yang
Menjanjikan Di Masa Depan. Molucca Medica, 96-101.
Marks, S., J, Pomeroy. 1995. International trade in nutmeg and mace: issues and options for
Indonesia. Bull. Indo Economic Studies. 31 (3):103-118.
Purseglove, J.W., E.G. Brown, S.L. Green, S.R.J. Robbins. 1995. Spices. Longkan, New York. p.175-
228.
Suranto, Adji. (2004) Khasiat & Manfaat Madu Herbal. Jakarta. AgroMedia Pustaka.
Trojer, L.R. 1976. Agroclimate Map of Sumatera, Kalimantan, Maluku, and Irian. Central Res.
Inst. Agric. Bogor No. 17.

Anda mungkin juga menyukai