Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI GENETIKA LANJUT

KELAS B

Disusun Oleh :

IRAMA RAULI TARIGAN

18 502 03O

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
BAB 1

PENGERTIAN GENETIKA, MANFAAT MEMPELAJARI GENETIKA, dan


BAGAIMANA MEMPELAJARI GENETIKA

Genetika adalah cabang biologi yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan ekspresi
sifat-sifat menurun. Seiring berkembanganya zaman, definisi genetika merupakan ilmu yang
menganalisis unit keturunan dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang
membentuk karakter organism.

Istilah “Genetika” yakni telah diperkenalkan kepada William Bateson dalam surat


pribadi terhadap Adam Chadwick dan digunakan dengan adanya suatu Konferensi Genetika
Internasional ke-3 dalam tahun 1906. DNA memainkan sebuah peran yang sangat penting dalam
hal genetika. DNA adalah bahan genetik dasar yang mengendalikan sifat-sifat makhluk hidup
dan diekspresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak semuanya merupakan protein
(dapat dinyatakan untuk RNA dengan reaksi katalitik seperti SNRP).

Sejarah Perkembangan Genetika

Istilah genetika yakni sudah pertama kali digunakan oleh Adam Chadwick dalam tahun
1906, tepatnya di sebuah konferensi internasional yang membahas mengenai genetika. Adam
Chadwick yakni telah menemukan dalam suatu istilah genetik dari seorang ilmuwan bernama
William Bateson dalam surat yang ditulis terhadapnya.

Istilah genetika tersebut yakni dasarnya berasal dari adanya suatu konsep pewarisan dan
konsep gen yang telah ditemukan. Konsep genetika sering disebutkan ketika mulai berkembang
pada awal 1900 ketika salah satu tulisan Gregor Mendel ditemukan kembali.
Pada masa awal perkembangannya, adanya berbagai orang yang percaya terhadap konsep
tersebbut yang telah ditemukan dengan Gregor Mendel. Pada pemeriksaan lebih dekat, konsep
teori pewarisan atau pewarisan telah diterapkan dan ditemukan sejak zaman prasejarah.

Pada zaman prasejarah, adanya orang kuno menerapkan pengetahuan mereka di mana
anggota keluarga tidak diizinkan untuk menikah. Orang-orang pada saat itu percaya bahwa
adanya ikatan pernikahan dengan antara anggota keluarga akan menyebabkan keturunan yang
begitu sangat buruk. Setelah beberapa ribu tahun nanti, adanya berbagai teori yang akan muncul
yang dibawa dengan para ahli di bidang biologi mengenai teori pewarisan gen dari orang tua
kepada keturunan yang masih digunakan sampai sekarang.

Ruang lingkup genetika Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang
bagaimana sifat diturunkan menjadi lebih luas, yakni ilmu yang mempelajari tentang materi
genetik. Secara luas, genetika membahas mengenai: Strukturmateri genetik, meliputi gen,
kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen tranposabel. Reproduksi materi genetik,
meliputi reproduksi sel, replikasi DNA, dan lainnya. Kerja materi genetik, meliputi ruang
lingkup materi genetik, transkripsi, kode genetik dan lainnya. Perubahan materi genetik, meliputi
mutasi dan rekombinasi Genetika dalam populasi Perekayasaan materi genetik Kedudukan
genetika dalam biologi Genteika adalah bagian dari biologi. Sehingga dalam genetika ditemukan
kerangka berpikir yang menjelaskan keanekaragaman kehidupan maupun proses-prosesnya.
Dalam perkembangan zaman dan teknologi, genetika dikenal sebagai inti utama dari biologi
modern. Genetika sudah lama dikenal sebagai salah satu bidang biologi. Hubungan antara
genetika dan fisiologi merupakan kajian ekspresi gen. Seperti diketahui substansi pokok kajian
fisiologi adalah reaksi-reaksi biokimia di dalam sel. Baca juga: Rekayasa Genetik: Pengertian,
Manfaat, dan Dampaknya Setiap reaksi biokimia dalam sel mutlak membutuhkan enzim sebagai
biokatalisator. Sedangkan hubungan antara genetika dan taksonomi pada tingkat apa pun menjadi
satu kegiatan taksonomi berhubungan dengan pengelompokan terhadap keanekaragaman.
Keanekaragaman makhluk hidup bersangkut-paut dengan mutasi, rekombinasi, reproduksi,
seksual maupun kejadian genetik yang lain. Cabang-cabang biologi lain yang tidak dikemukakan
disini juga berhubungan dengan genetika, karena genetika adalah inti dari biologi. 

MANFAAT MEMPELAJARI GENETIKA

Manfaat dari mempelajari genetika adalah agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita
sendiri atau setiap makluk yang berada di sekitar lingkungan kita.

Manusia jarang digunakan sebagai objek atau barang percobaan genetis karena sulitnya
mempelajari gen manusia, sehingga lebih mudah mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat
menurun yang terkandung dalam tubuh tumbuhan dan hewan sekitar. Ada beberapa kesukaran
dalam mempelajari manusia sebagai obyek genetika, diantaranya:

1. Sulitnya mengumpulkan data karena jarang sekali orang yang mau diketahui memiliki cacat
atau kelainan suatu karakter pada tubuhnya atau keluarganya.

2. Sulitnya menjajaki secara langsung sifat genetis yang dijumpai pada seseorang karena tidak
dapat dipilih dan ditentukan dengan siapa orang (obyek penelitian) ter-sebut akan kawin.

3. Sulitnya mengamati pertumbuhan karakter yang sesuai dengan kemampuan atau harapan
peneliti. Hal ini disebabkan pindahnya sang objek, kawin lagi dengan seseorang yang akan
mengacaukan penyelidikan semula.
4. Sulitnya mendapatkan data statistik tentang sifat genetis yang sama dalam karakter yang
diselidiki, hal ini dikarenakan data yang didapat dari perbandingan-perbandingan karakter
tertentu sangat sedikit. Lain halnya dengan tanaman atau hewan renik yang dapat memiliki
keturunan yang banyak.

5. Umur si peneliti lebih pendek dari pada umur obyek yang diteliti, karena daur hidup obyek
yang diteliti lebih panjang dari daur hidup si peneliti.

6. Sulitnya mengatur dan mengontrol suasana lingkungan obyek yang diteliti sesuai dengan
harapan peneliti.

http://indra-joe.blogspot.com/2009/04/ilmu-genetika.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/06/193000169/genetika--pengertian-dan-ruang-
lingkup?page=all

https://guruakuntansi.co.id/pengertian-genetika/

https://biologyysm.wordpress.com/2015/05/16/genetika-dalam-biologi-modern/

http://indra-joe.blogspot.com/2009/04/ilmu-genetika.html

BAB 2

KROMOSOM, DNA&RNA, PLASMID&EPISOM, DAN ELEMEN TRANPOSABEL

Kromosom merupakan salah satu bentuk atau unit genetik yang terdapat pada setiap sel
inti pada semua makhluk hidup, karena bentuk ini berupa molekul yang disusun dari DNA dan
protein-protein yang terkandung di dalam Nukleus. Kromoson di sini berasal antara dua kata
yaitu “kroma” yang artinya adalah Benang, dan “soma” yang artinya adalah Badan. Sehingga
nama tersebut memiliki struktur yang berupa sebuah benang halus yang membawa informasi
genetik (gen). Kromosom juga memiliki sifat yaitu berupa inti sel pada makhluk hidup adalah
informasi genetik yang memiliki sifat yang akan diwariskan dari induk kepada keturunannya ke
dalam bentuk lokus yang berpasangan di dalam lokus disebut alel.
Struktur Kromosom

Secara umum kromosom memiliki beberapa struktur sel sehingga terbentuklah bagian dari
struktur tersebut adalah :

A. Sentromer

Sentromer merupakan bagian dari kepala kromosom yang melekat pada benang benang disebut
dengan spindle fobe atau Elemen-elemen yang bertugas untuk proses pembelahan memulai dari
bidang ekuator ke arah tubuh nya masing-masing.

Sentromer disebut juga dengan kepala yang berfungsi ketika pembelahan sel mengarahkan yang
berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi:

Kromosom metasentrik: Merupakan letak sentromernya ditengah dan kedua lengannya sama
panjang, atau disebut juga bentuk V.

Kromosom akrosentrik: Merupakan letak sentromernya mendekati ujung sehingga lengannya


sangat pendek, disebut bentuk J.

Kromosom submetasentrik: Merupakan letak sentromernya mendekati bagian tengah sehingga


lengan yang satu lebih panjang dari lengan lainnya.

Kromosom telosentrik: Merupakan letak sentromernya di ujung sehingga hanya memiliki satu
lengan, disebut bentuk.

B. Lengan Kromosom

Lengan Kromosom merupakan bagian badan utama dari kromosom yang terdapat pada beberapa
kromosom dibungkus selaput tipis yang di dalamnya terdapat matriks berisikan cairan bening
yang mengandung benang benang halus disebut dengan kromonema.

Membentuk struktur nukleosom kemudian membentuk untaian benang yang disebut kromatin,
sebelum terjadinya pembelahan sel DNA akan membelah Kromatin sehingga terbentuk sel
keturunan yang mendapatkan salinan lengkap berupa informasi genetik induknya.
Berdasarkan bentuk dan hasil pembelahan sel DNA maka terbentuk dua struktur kromosom
adalah sebagai berikut :

Kromosom Sel Diploid, merupakan sel DNA yang memiliki kromosom secara genetik dengan
sel induk. Sehingga memiliki persamaan kromosom dengan induknya.

Kromosom Sel Haploid, merupakan sel DNA yang hanya memiliki kromosom secara tidak
identik, sehingga hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom sel induk.

Bentuk Kromosom

Bentuk kromosom merupakan berdasarkan letak sentromernya, dibedakan menjadi beberapa


bentuk yaitu ada yang mempunyai satu lengan, ada yang mempunyai dua lengan.

Bentuk-bentuk dari Kromosom Adalah :

Telosentrik: Merupakan salah satu letak Sel yang terdapat dalam sentromernya sehingga terletak
di ujung kromosom.

Akrosentrik: Merupakan salah satu letak Sel yang membetuk sentromernya mendekati salah satu
ujung kromoson

Fungsi Kromosom

Pada fungsi kromosom berdasarkan penelitian terdapat dua bagian adalah

Kromosom Tubuh (autosom = A) Merupakan kromosom yang berfungsi mengendalikan sifat sel
pada tubuh.

Kromosom Seks (genosom) Merupakan kromosom yang menentukan jenis sel sebelum
terbentuknya kelamin.

Protein penyusun kromosom

A. Protein Histon

Protein histon merupakan bentuk protein yang bersifat basa karena terbungkus DNA dalam
disebut Nukleosom.
B. Protein Non Histon

Protein non histon merupakan bentuk protein yang bersifat asam karena terdapat pembelahan sel
secara langsung pada kromosom tersebar secara merata di dalam mitosis dan meiosis.

Pengertian DNA (Deoxyribonucleic Acid)

DNA adalah merupakan suatu asam nukleat yang menyusun gen yang ada di dalam inti sel. Di
dalamnya, tersimpan semua informasi biologis dari setiap makhluk hidup dan juga beberapa
virus. Tidak cuma itu, di dalam inti sel, DNA juga ada di dalam mitokondria, kloroplas, sentriol,
plastid, hingga sitoplasma.

Struktur DNA

DNA adalah suatu molekul besar yang kompleks terdiri atas dua pita panjang yang saling
berpilin membentuk suatu heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu polimer dari
ratusan sampai ribuan nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri atas :

 Gula pentosa deoksiribosa, gula pentosa (beratom 5C) yang kehilangan satu atom
oksigen.
 Gugus fosfat yakni yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa.
 Basa nitrogen yakni yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa.

Ikatan Kimia pada Rantai DNA

1. Ikatan fosfodiester yakni ikatan kimia antara gugus fosfat dari satu nukelotida dan gula
dari nukleotida berikutnya.
2. Ikatan hidrogen, yakni ikatan kimia antarpasangan basa nitrogen.
3. Ikatan antara gula deoksiribosa dan basa nitrogen:

 Deoksiadenosin monofosfat (dAMP): antara gula deoksiribosa dan juga basa adenin.
 Deoksiguanin monofosfat (dGMP): antara gula deoksiribosa dan juga basa guanin.
 Deoksisistidin monofosfat (dCMP): antara gula deoksiribosa dan juga basa sitosin.
 Deoksitimidin monofosfat (dTMP): antara gula deoksiribosa dan juga basa timin.
Fungsi DNA

1. Membawa informasi genetik.


2. Memiliki peran dalam pewarisan sifat.
3. Mengekspresikan informasi genetik.
4. Menyintesis molekul kimia lain.
5. Menduplikasikan diri atau bereplikasi.

Sifat DNA

 Jumlah dari DNA tetap konstan pada setiap jenis sel dan spesies.
 Kandungan DNA yang ada di dalam sel bergantung sifat ploidi atau jumlah kromosom.
 Bentuk DNA pada inti sel eukariotik seperti benang yang tidak bercabang.
 Bentuk DNA pada inti sel prokariotik, plastid, dan mitokondria berbentuk sirkuler.

Replikasi DNA

Replikasi atau proses menduplikasikan diri ini terjadi saat interfasi sebelum sel membelah
dengan tujuan agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang identik dengan DNA
sel induk. Bila mana terdapat kesalahan pada proses tersebut, sifat pada sel-sel anakan akan
mengalami perubahan. Berikut merupakan penjelasan singkat dari proses ini:
1. Dua rantai DNA dibuka oleh enzim helikase (no.9) dengan bantuan enzim topoisomerase
(no.11).
2. Rantai tunggal DNA dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (no.10)
dengan tujuan mencegah terbentuk kembalinya heliks ganda.
3. Enzim RNA primase (no.6) menggabungkan antara nukelotida-nukleotida menjadi
primer RNA, yakni potongan pendek dari RNA.
4. Molekul DNA polymerase (no.3 dan 8) melekat pada untaian tunggal DNA dan bergerak
di sepanjang untaian itu kemudian selanjutnya membentuk untaian DNA baru.
5. DNA ligase (no.4) menyambungkan fragmen-fragmen tersebut.

Pengertian RNA (Ribonucleic Acid)

Seperti yang sudah sempat disinggung di atas jika RNA memiliki hubungan dengan DNA atau
asam deoksiribonuklea, karena RNA atau asam ribonukleat ini juga merupakan salah satu asam
nukleat atau polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida.

Namun perbedaannya hanya terletak pada DNA yang unit unit pembangunnya adalah
dioksinukleotida sehingga membuat DNA disebut untai ganda, sementara RNA merupakan asam
nukleat untai tunggal yang terdiri dari unit-unit pembangun berupa mononukleotida. Di setiap
nukleotida ini sendiri terdiri dari satu gugus fosfat, satu gugus pentose dan juga satu gugus basa
nitrogen (N).

RNA sendiri adalah hasil dari transkipsi dari suatu fragmen DNA sehingga membuat kedudukan
RNA yang merupakan polimer dan jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan DNA. Selain itu
tak seperti DNA yang biasanya dapat dijumpai di dalam inti sel, sedangkan RNA sendiri
kebanyakan berada di dalam sitoplasma khususnya beradadi ribosom.
Fungsi RNA

RNA sendiri memiliki fungsi yang cukup penting bagi manusia karena pada sekelompok virus
seperti bakteriofag, RNA ini menjadi bahan genetik yang memiliki fungsi untuk menyimpan
informasi genetic sebagai mana fungsi dari DNA yang terdapat pada organisme hidup yang
lainnya.

Pada saat virus ini menyerang sel hidup maka RNA yang dibawanya akan masuk ke sitoplasma
sel korban yang kemudian akan ditranslasi oleh sel inang guna menghasilkan viru virus yang
baru.
Akan tetapi peran yang paling penting bagi RNA ini sendiri sebenarnya terletak pada fungsi dan
tugasnya yang sebagai perantara antara DNA dan juga protein di dalam proses ekspresi genetic
dikarenakan hal ini dapat berlaku untuk semua organisme hidup.

Di dalam perannya ini RNA akan diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA di
dalam proses transkripsi, kode urutan basa ini sendiri tertusun di dalam bentuk triplet, tiga urusan
basa N yang dikenal dengan nama kodon, dan di setiap kodon berelasi dengan satu asam amino
atau kode yang digunakan untuk berhenti dan monomer yang menyusun protein.

Struktur RNA

Sebagai salah satu dari asam nukleat molekul yang dimiliki oleh RNA ini sendiri mempunyai
struktur yang cukup berbeda banhkan bertolak belakang dengan molekul yang dimiliki oleh
DNA.
Karena RNA sendiri merupaakn rantai tunggal yang memiliki bentuk menyerupai dengan pita
dan tidak terpilin, sementara itu di tiap rantai RNA nya sendiri merupakan polinukleotida yang
terdiri dari banyak sekali ribonukleotida.

Sementara itu di dalam setiap ribonukleotida ini terdiri atas 3 gugus molekul, yakni : Gugus
pentosa atau gula ribosa, Gugus fosfat, dan juga Basa nitrogen.

Sementara itu basa nitrogen ini sendiri dibedakan menjadi dua jenis, di antaranya meliputi
sebagai berikut ini :

1. Yang pertama adalah basa purin yang memiliki susunan hampir sama dengan DNA dan
terdiri dari Adenin (A) dan juga Guanin ( G ).
2. Bagian yang kedua adalah basa pirimidin yang memiliki susunan sangat berbeda dengan
DNA yakni tersusun dari Sitosin ( S ) dan juga Urasi ( U ).

Jika dilihat secara umum RNA memiliki berat molekul antara 25.000 hingga dengan beberapa
juta. Mesipun begitu pada dasarnya RNA berisi rantai polinukleotida tunggal, akan tetapi rantai
yang biasa terlipat membentuk daerah heluks ganda dan memiliki kandungan pasangan basa A:U
dan juga G:C.

Maka dengan adanya ikatan di antara basa purin dan pirimidin dengan gugus pentose berupa gula
ribose terbentuklah nukleosida atau pun ribonukleosida. Dan ribonukleosida yang memiliki
keterikatan dengan gugus fosfat ini sendiri akan membentuk nukleotida atau pun ribonukleotida.

Pengertian Plasmid

Plasmid adalah molekul DNA yang berbentuk sirkuler dan mempunyai untaian ganda yang dapat
mereplikasi diri. Plasmid biasanya dapat ditemukan pada bakteri. Di dalam satu sel dapat
ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang bervariasi namun semua plasmid tidak
menyandikan fungsi yang penting dalam pertumbuhan sel tersebut. Umumnya plasmid
menyandikan gen – gen yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan yang kurang
menguntungkan sehingga bila keadaan kembali normal, DNA plasmid dapat dibuang.
Proses Penggunaan Teknologi Plasmid

Dalam hal ini misalnya aplikasi penggunaan teknologi plasmid yang telah dikembangkan
manusia ialah produksi insulin secara besar-besaran. Insulin dibuat di dalam tubuh manusia
dengan dikontrol oleh gen insulin. Insulin ini kemudian diambil dari pulau langerhans tubuh
manusia, lalu disambungkan ke dalam plasmid bakteri. Untuk menghubungkan gen insulin
dengan plasmid diperlukan rekombinasi genetik. Yang dalam rekombinasi DNA dilakukan
pemotongan dan penyambungan DNA.

Dalam proses pemotongan dan penyambungan tersebut menggunakan enzim pemotong dan
penyambung. Yang enzim pemotong tersebut dikenal sebagai enzim restriksi atau enzim
penggunting yang bernama restrikasi endonuklease. Enzim pemotong ini jumlahnya banyak dan
setiap enzim hanya bisa memotong urutan basa tertentu pada DNA. Untuk hasil pemotongannya
berupa sepenggal DNA berujung runcing yang komplemen. Yang selanjutnya DNA manusia
yang diinginkan disambungkan ke bagian benang plasmid yang terbuka dengan menggunakan
enzim ligase DNA yang mengkatalis ikatan fosfodiester antara dua rantai DNA.

Dalam petongan DNA antara gen manusia dengan benang plasmid ini dapat menyambung karena
endonuklease yang digunakan untuk memotong DNA manusia dan benang plasmid tersebut
sama jenisnya. Sehingga dihasilkan ujung-ujung yang sama strukturnya, gen manusia dan
plasmid yang telah menyatu membentuk lingkaran plasmid ini disebut kimera (DNA
rekombinan).

Kimera tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel target E. Coli, bakteri ini akan hidup normal
dan memiliki tambahan yang sesuai dengan sifat gen yang disisipkan. Bakteri E. Coli kemudian
di kultur untuk dikembangbiakkan. Bakteri tersebut kemudian mampu menghasilkan hormon
insulin manusia. Hormon insulin ini akhirnya dapat di panen untuk digunakan oleh orang yang
membutuhkannya. Keuntungan dari insulin hasil rekayasa genetik ini ialah insulin tersebut bebas
dari protein hewan yang tercemar yang sering menimbulkan alergi.
Kloning Gen Dengan Penggunaan Plasmid

Dalam proses penggunaan plasmid untuk mengklon gen ialah sebagai berikut:

 DNA plasmid diisolasi dari bakteri dan DNA berisi gen yang dinginkan dari jenis sel lain
misalnya gen yang mengkode suatu hormon.
 Sepotong DNA yang berisi gen tersebut diselipkan ke dalam salah satu plasmid, yang
kemudian menghasilkan DNA rekombinan.
 Plasmid rekombinan dikembalikan ke sel bakteri.
 Sel bakteri ditumbuhkan dalam kultur, kemudian membentuk klon sel, DNA asing yang
disambungkan ke dalam plasmid tidak merusak kemampuan plasmid untuk bereplikasi di
dalam sel bakteri dan gen yang diinginkan direplikasi bersama dengan plasmid begitu sel
inangnya menjadi banyak. Dapat dikatakan gen itu telah diklon.
 Identifikasi klon bakteri yang membawa gen yang diinginkan tersebut.
 Aplikasi terakhir dari pengklonan gen dalam bakteri.

Gambar 1 Plasmid dalam sel Bakteri

Episom merupakan unsur-unsur genetik bebas yang telah dapat berkembang dalam sel
bakteri baik dalam keadaan autonom (menggandakan diri dan dipindahkan tanpa bergantung
kepada kromosom bakteri) maupun pada keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri.
Episom ini berperan serta bersamanya dalam rekombinasi genetika dan dipindahkan bersama
kromosom bakteri tersebut. Baik Plasmid maupun episom memiliki fungsi yang penting dalam
penelitian genetika maupun dalam perekayasaan gen.
Pengertian Episom 

Selain plasmid, yang akan dibahas pada makalah ini adalah episom.

Episom merupakan unsur-unsur genetik bebas yang telah dapat berkembang dalam sel bakteri
baik dalam keadaan autonom (menggandakan diri dan dipindahkan tanpa bergantung kepada
kromosom bakteri) maupun pada keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri, berperan
serta bersamanya dalam rekombinasi genetika dan dipindahkan bersama kromosom bakteri
tersebut) (Hakim, 2010).

Pengertian di atas diperkuat oleh Garner (1991) yang menyebutkan bahwa episom merupakan

elemen genetik yang memiliki dua alternatif cara replikasi

Cara replikasi itu meliputi

sebagai bagian yang terintegrasi dalam kromosom utama

sebagai elemen genetik autonom yang independen (berdiri sendiri) dari kromosom utama.

Dalam kamus britanica terdapat informasi tambahan bahwa dalam konjugasi bakteri, sel
bakteri yang memiliki episom bertindak seolah-olah sebagai ‘pejantan’nya, sebab di dalam
proses tersebut terjadi transfer episom atau episom beserta gen yang ditempelinya ke sel yang
lain.

BAB 3

REPLIKASI DNA, MITOSIS&SIKLUS SEL, ROLLING SICLE REPLIKASI, DIFERS


TRANSKRIPSI, DAN PEWARISAN SITOPLASMA

Proses Atau Mekanisme Replikasi DNA – Suatu tahapan yang dapat dikatakan sangat
penting dalam suatu proses pertumbuhan yaitu proses perbanyakan materi genetik yang sering
dikenal dengan proses replikasi. Replikasi sendiri yaitu suatu proses pelipatgandaan DNA. Pada
sel, proses replikasi DNA akan terjadi sebelum terjadinya pembelahan sel. Penggandaan dalam
replikasi DNA menggunakan DNA polymerase yang dapat membantu pembentukan ikatan
nukleotida penyususun polimer DNA.

Sesuai dengan pengamatan para ahli, hipotesis terjadinya replikasi DNA dapat terjadi
secara semikonservatif, secara konservatif, dan secara dispersif.

Pewarisan sitoplasmik adalah pewarisan sifat yang disebabkan oleh bagian eksternal dari


nukleus, yaitu dengan adanya protein Histon yang dipilin oleh DNA di dalam kromosom yang
berada di daerah sitoplasma.
Pewarisan sitoplasmik dapat juga merupakan pewarisan sifat di mana sifat-sifat tersebut
tidak diatur oleh materi genetik di dalam kromosom melainkan di dalam sitoplasma.

Kriteria Pewarisan Sitoplasmik


Lima hal yang dapat membedakan pewarisan sitoplasmik dengan pewarisan gen-gen
kromosomal, yaitu:
a.    Perbedaan hasil perkawinan resiprok merupakan penyimpangan dari pola Mendel.
b.    Sel kelamin betina biasanya membawa sitoplasma dan organel sitoplasmik dalam jumlah lebih
besar daripada sel kelamin jantan. Organel dan simbion di dalam sitoplasma dimungkinkan
untuk diisolasi dan dianalisis untuk mendukung pembuktian tentang adanya transmisi maternal
dalam pewarisan sifat. Jika materi sitoplasmik terbukti berkaitan dengan pewarisan sifat tertentu,
maka dapat dipastikan bahwa pewarisan sifat tersebut merupakan pewarisan sitoplasmik.
c.    Gen-gen kromosomal menempati loki tertentu dengan jarak satu sama lain yang tertentu pula
sehingga dapat membentuk kelompok berangkai.
d.   Tidak adanya nisbah segregasi Mendel menunjukkan bahwa pewarisan sifat tidak diatur oleh
gen-gen kromosomal tetapi oleh materi sitoplasmik.
e.    Substitusi nukleus dapat memperjelas pengaruh relatif nukleus dan sitoplasma. Jika pewarisan
suatu sifat berlangsung tanpa adanya pewarisan gen-gen kromosomal, maka pewarisan tersebut
terjadi karena pengaruh materi sitoplasmik.
Substitusi nukleus dapat memperjelas pengaruh relatif nukleus dan sitoplasma. Jika
pewarisan suatu sifat berlangsung tanpa adanya pewarisan gen-gen kromosomal, maka
pewarisan tersebut terjadi karena pengaruh materi sitoplasmik.

Organel Sitoplasmik Pembawa Materi Genetik


Di dalam sitoplasma antara lain terdapat organel-organel seperti mitokondria dan
kloroplas, yang memiliki molekul DNA dan dapat melakukan replikasi subseluler sendiri. Oleh
karena itu, kedua organel ini disebut organel otonom.
Mitokondria, yang dijumpai pada semua jenis organisme eukariot, membawa hingga
lebih kurang 50 gen di dalam molekul DNAnya. Gen-gen ini di antaranya bertanggung jawab
atas struktur mitokondria dan pengaturan berbagai bentuk metabolisme energi. Enzim-enzim
untuk keperluan respirasi sel dan produksi energi terdapat di dalam mitokondria. Begitu juga
bahan makanan akan dioksidasi di dalam organel ini untuk menghasilkan senyawa adenosin
trifosfat (ATP), yang merupakan bahan bakar bagi berbagai reaksi biokomia.
Sementara itu, kloroflas sebagai organel fotosintetik pada tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme membawa sejumlah materi genetik yang diperlukan bagi struktur dan fungsinya
dalam melaksanakan proses fotosintesis. Klorofil beserta kelengkapan untuk sintesisnya telah
dirakit ketika kloroplas masih dalam bentuk alga yang hidup bebas.
Beberapa tipe muatan petit :
a.       Petit segregasional
Petit segregasional memperlihatkan segregasi Mendel seperti biasanya sehingga dinamakan petit
segregasional. Persilangan dengan tipe liarnya menghasilkan zigot diploid yang normal. Jika
zigot ini mengalami pembelahan meiosis, akan diperoleh empat askopora haploid dengan nisbah
fenotipe 2 normal : 2 petit. Hal ini menunjukkan petit segregasional ditimbulkan oleh mutasi di
dalam nukleus. Selain itu, oleh karena zigot diploid mempunyai fenotipe normal, maka
dipastikan bahwa alel yang mengatur mutan petit merupakan alel resesif.
b.      Petit netral
Petit netral, berbeda dengan tipe segregasional jika dilihat dari keempat askopora hasil
pembelahan meiosis zigot diploid. Keempat askospora ini semuanya normal. Hasil yang sama
akan diperoleh apabila zigot diploid disilang balik dengan tetua petitnya. Jadi, fenotipe keturunan
hanya ditentukan oleh tetua normalnya. Dengan perkataan lain, pewarisan sifatnya merupakan
pewarisan uniparental. Yaitu disebabkan oleh hilangnya sebagian besar atau seluruh materi
genetik di dalam mitokondria yang menyandi sintesis enzim respirasi oksidatif pada kebanyakan
petit netral. Ketika sel petit netral bertemu dengan sel tipe liar, sitoplasma sel tipe liar akan
menjadi sumber materi genetik mitokhodria bagi spora-spora hasil persilangan petit dengan tipe
liar sehingga semuanya akan mempunyai fenotipe normal.
c.       Petit supresif
Petit supresif, yang hingga kini belum dapat dijelaskan dengan baik. Pada persilangannya dengan
tipe liar dihasilkan zigot diploid dengan fenotipe petit. Selanjutnya, hasil meiosis zigot petit ini
adalah empat askospora yang semuanya mempunyai fenotipe petit. Dengan demikian, seperti
halnya pada tipe petit netral, pewarisan uniparental juga terjadi pada tipe petit supresif. Bedanya,
pada petit supresif alel penyebab petit bertindak sebagai penghambat (supresor) dominan
terhadap aktivitas mitokondria tipe liar. Petit supresif juga mengalami kerusakan pada materi
genetik mitokondrianya tetapi kerusakannya tidak separah pada petit netral.

BAB 4
KERJA MATERI GENETIK

Dogma sentral menunjukkan konsep bahwa DNA mengandung informasi yang dibutuhkan untuk
membuat semua protein. Selain itu, diketahui bahwa RNA adalah pembawa informasi ini ke
ribosom. Ribosom adalah unit sel untuk mengartikan kode menjadi produk fungsional.
Berdasarkan Gambar 1, dapat diketahui adanya beberapa tahap penting dari dogma sentral.

Proses Nama Proses Keterangan


Pembentukan messenger RNA (mRNA)
DNA ke RNA Transkripsi dari template (DNA).
Penerjemahan kode yang dibawa oleh
mRNA di Ribosom untuk membentuk
RNA ke Protein Translasi rantai asam amino.
Penggandaan rantai DNA. Pada tahun 1958,
Matthew Meselson dan Franklin Stahl
berhasil menunjukkan model replikasi DNA
secara empiris. Model replikasi DNA yang
teruji secara eksperimental adalah
DNA ke DNA Replikasi DNA semikonservatif.
Kondisi khusus. Umumnya terjadi pada
virus. Enzim untuk replikasi adalah RNA-
dependent RNA polymerase, yang juga
ditemukan di eukariot yang termasuk
RNA ke RNA Replikasi RNA kedalam RNA silencing.   
Kondisi khusus. Terjadi pada retrovirus,
seperti HIV, maupun eukariot pada sintesis
RNA ke DNA Transkripsi balik retrotransposons dan telomer.
DNA ke Protein Translasi langsung Telah didemonstrasikan secara langsung
DNA ke protein pada sel bebas (kondisi laboratorium)
dengan ekstrak ribosom E.coli. namun
masih belum diketahui apakah proses ini
berhubungan secara spesifik dengan kode
Proses Nama Proses Keterangan
genetik
Protein ke Protein Belum diketahui -
Protein ke RNA Belum diketahui -
Protein ke DNA Belum diketahui -
Modifikasi dari (Crick, 1970)
 

Anda mungkin juga menyukai