Cuci Tangan
a. Ambil sabun dengan cara tekan dengan punggung salah satu tangan.
b. Mengusap dan membasuh kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar minimal 2 detik atau
5 kali usapan.
c. Mengusap punggung tangan kanan menggunakan telapak tangan kiri dan sebaliknya sampai berulang 5
kali atau 2 detik.
d. Mencuci sela jari dengan cara memasukkan jari bersilangan lalu melakukan gerakan maju mundur sampai
5 kali atau 2 detik.
e. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
f. Mencuci ibu jari kiri dengan menggenggam dengan telapak tangan kanan lalu rotasikan salah satu tangan
atau lakukan gerakan naik turun lakukan secara bergantian.
g. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan, lakukan bergantian.
h. LV posisi tangan steril dan siap operasi : angkat kedua tangan dengan posisi kedua siku setinggi pinggang
dan jari jari serta telapak tangan menghadap ke muka dengan posisi seluruh jari pada posisi paling atas.
Syok Anafilaktik
“Pasien laki-laki berusia 40 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi rahang atas belakang berlubang
besar. Pemeriksaan intra oral gigi 28 karies profunda perforasi dan dokter memutuskan untuk dilakukan
pencabutan. Saat dilakukan penyuntikan anestesi lokal, pasien tiba-tiba terasa lemas dan sesak, wajah pucat,
akral dingin diikuti dengan hilangnya kesadaran hingga nadi tidak teraba.“
1
BLOK PERIODONTOLOGI
a. Memberikan salam
b. Persiapan operator: menggunakan masker dahulu lalu sarung tangan
c. Memilih dan memverbalkan alat kuret : Kuret Gracey no. 7-8 (gigi post. fasial lingual)
d. Memverbalkan & memperagakan tahapan perawatan:
1) Tindakan asepsis & anestesi
a) Mengisolasi daerah kerja
b) Mengolesi daerah kerja dengan larutan povidone iodine 10%
c) Melakukan anastesi pada area 46, 47
2) Tahapan kuretase gingiva
a) Mengkuret jaringan dinding gingiva yang menghadap ke sementum
b) Menahan gingiva yang dikuret menggunakan jari tangan
e. Mengirigasi poket menggunakan spuit berisi larutan NaCl 0,9% atau H2O2 3%
f. Mengaplikasi Pek Periodontal:
1) Mengaduk pek dengan perbandingan base & katalis (1:1) sampai homogen, lalu diamkan
2) Memakai vaselin dan memegang pek setelah pek tidak lengket setelah 2-3 menit
3) Membentuk pek dalam gulungan sepanjang kira-kira area yang dikuret
4) Melekatkan pek menutupi daerah operasi dengan sedikit tekanan dgn waktu kerja 15-20 menit
5) Pek harus menutupi permukaan luka tetapi tidak menutupi permukaan oklusal gigi, tidak boleh
mengganggu/mengiritasi mucobuccal fold, dasar mulut, dan lidah.
BLOK KONSERVASI
“Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke RSGM mengeluh gigi belakang atas terasa ngilu jika makan
atau minum yang manis dan dingin. Pemeriksaan klinis terlihat karies pada gigi 26 dengan kondisi klinis D4
site 2 size 2.”
2
e. Verbalkan dan peragakan alat-alat yang tepat untuk preparasi dan restorasi kasus di atas
1) Alat yang digunakan untuk preparasi : round bur, fissure bur
2) Alat yang digunakan untuk restorasi : matrix band, matrix holder, amalgam pistol, amalgam stopper,
burnisher, carver
Prinsip Preparasi
a. Buat outline form, untuk memberi batas-batas dan saat preparasi tidak kebablasan.
b. Buat resistensi (kedalaman kavitas agar bahan tumpatan tdk mudah fraktur saat direstorasi) dan retensi
(kemampuan suatu bahan utk duduk di kavitas agar tdk mudah lepas dgn dasar kavitas lurus, rata, tegas,
sedikit konvergen).
c. Buat convenience form, utk kelebaran kavitas agar instrument mudah menginsersi bahan restorasi.
d. Jaringan karies dibuang, email yg tdk didukung dentin sehat
e. Toilet of cavity, semua sisa preparasi buang dan keluarkan, khususnya utk bahan restorasi retensi
mikromekanis (komposit).
f. Restorasi siap ditumpat.
g. Proteksi pulpa dilakukan hanya jika kavitasnya dekat tanduk pulpa. Pada bahan amalgam, proteksi pulpa
wajib krn sifatnya menghantarkan panas.
3
4) Aplikasi bahan bonding ke seluruh perm kavitas disinari slm 10-20 dtk/sesuai petunjuk pabrik
5) Aplikasikan bahan komposit selapis lalu sinari dan ulangi kembali aplikasi kompositnya sampai
terbentuk anatomi gigi 41
6) Finishing restorasi dgn finishing bur dan polishing restorasi dgn finishing bur
BLOK IKGM
Masalah gimul pada masa kehamilan :Radang gusi (gingivitis kehamilan), terjadi sejak 2 bulan kehamilan &
puncaknya bulan ke-8; Hilangnya permukaan gigi (erosi), muntah (morning sickness), makan asam; Karies.
Pengaruh penyakit gimul pada kehamilan : bakteri RM → pembuluh darah → plasenta → mempengaruhi
janin dlm kandungan → bayi lahir premature/BB lahir rendah. Bayi yg lahir premature/BB lahir rendah
beresiko menderita berbagai macam gangguan kesehatan dan gangguan tumbang.
Cara mencegah :
a. Sikat gigi 2x sehari dgn baik & benar menggunakan sikat gigi berbulu sikat halus & pasta gigi berfluoride
b. Gunakan obat kumur antiseptic & dental floss
c. Perawatan gigi optimal pada trimester II
d. Makan makanan bergizi seimbang utk kebutuhan nutrisi ibu & janin
e. Pemeriksaan rutin ke drg/obgin
BLOK PEDODONSIA
4
Prosedur TAF
a. Siapkan alat & bahan utk melakukan TAF. Pastikan alat & bhn lengkap.
b. Gunakan triad barrier (APD = masker, googles, handscoen).
c. Bersihkan & polish seluruh permukaan gigi dgn oral prophylaxis (pasta) atau pumice (bubuk+air)
menggunakan brush. Setelah itu di-brush lagi utk bersihkan sisa pumice.
d. Keringkan permukaan gigi dgn syringe (angin+air) lalu isolasi dgn cotton roll.
e. Aplikasikan bhn TAF & biarkan selama 4 menit. Bahan TAF yg berbentuk gel, oleskan pada permukaan
gigi dari arah servikal ke insisal (gigi RA RB) dgn cotton pelet.
f. Sebelum pasien pulang, instruksikan pasien utk tdk makan/minum selama 30 menit dan instruksikan agar
selalu meludah agar tdk keracunan fluor.
g. Untuk homecare berikan topical cream yg mengandung Ca & Ph (professional use only).
h. Jika pasien anak 3 tahun, TAF dilakukan 4x setahun.
BLOK IPM
Karsinoma nasofaring (KNF), merupakan tumor ganas nasofaring. Interaksi atau rekurens, faktor genetik,
infeksi virus, faktor lingkungan dan makanan diduga berperan dalam terjadinya sesudah radioterapi
eksternal. Gejala klinisnya berupa rasa penuh pada telinga, gangguan pendengaran, hidung tersumbat,
gerakan bola mata terbatas.
Eritema multiform, adalah reaksi hipersensitivitas pada kulit yang seringkali dipicu oleh terjadinya infeksi,
terutama infeksi virus seperti virus Herpes simplex (HSV). Eritema multiformis ditandai dengan munculnya
lesi kulit kemerahan, bersifat akut, dan dapat sembuh tanpa menimbulkan komplikasi. Gejala yang paling
utama adalah lesi kulit. Akan tetapi, pada eritema multiformis mayor, sebelum munculnya lesi dapat
didahului oleh beberapa gejala seperti demam, lemah, nyeri sendi, mata merah dan pedih, nyeri pada daerah
mulut dan tenggorokan, sehingga sulit makan dan minum.
Kandidiasis oral, biasanya disebabkan oleh candida albicans. Faktor-faktor predisposisi yang berperan
adalah lokal (OH buruk, xerostomia, kerusakan mukosa, gigi tiruan, obat kumur antibiotika), dan sistemik
(antibiotik spektrum luas, steroid, obat imunosupresif, radiasi, infeksi HIV, keganasan hematologi,
neutropenia, anemia defisiensi Fe, imunodefisiensi selular, dan kelainan endokrin). Lesi dapat bervariasi
dalam ukuran, bentuk dan warna, sangat bergantung pada faktor predisposisi di balik penyakit ini. Keluhan
pasien dapat bervariasi dari tidak ada, sampai sangat menyakitkan dan benar-benar melumpuhkan karies.
Diagnosis banding berupa leukoplakia, hairy leukoplakia, lichen planus.
5
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah lesi yang paling sering muncul dalam rongga mulut. Etiologi SAR
belum diketahui dengan jelas, diduga karena adanya faktor pemicu seperti genetik, trauma, imunologi yang
abnormal, penyakit saluran pencernaan, hormonal, HIV, stres, infeksi, dan defisiensi nutrisi. Pada kasus ini
dilaporkan pasien dengan ulser minor, multipel, sakit, warna putih di kelilingi kemerahan pada mukosa bibir
bawah dan atas, palatum, serta lidah. Sehari sebelum ulser muncul, ada gejala prodromal berupa demam,
lemah, lesu, dan pusing.
BLOK EPIDEMIOLOGI
6
Total DMF
Jumlah individu yang diperiksa
DEF-T Index
deft/defs; decayed primary teeth (d), extracted tooth/indicated for extraction due to caries (e), filled
teeth/surfaces. Jumlah gigi yang diperiksa adalah 20 gigi (seluruh gigi decidui), untuk defs nilai maksimum
adalah 80 [anterior (12x4) + posterior (8 x 4) = 80 permukaan]. Prosedur dan kriteria penilaian sama dengan
DMF-T Index. Gigi tidak dihitung apabila:
a) Gigi yang hiland, termasuk gigi yang belum erupsi dan anodontia.
b) Gigi yang direstorasi untuk alasan lain selain karies tidak dihitung sebagai f .
c) Supernumerary teeth.
CPI
1. Menggunakan probe CPI khusus yang ringan dengan ujung berbentuk bola berdiameter 0,5 mm, pita
hitam antara titik 3,5 mm dan 5,5 mm, cincin-cincin hitam pada 8,5 dan 11,5 mm dari ujung bola.
2. Gigi indeks
a. Subjek dengan usia >20 tahun, terdapat 10 gigi indeks yaitu
17 16 11 26 27
47 46 31 36 37
b. Untuk usia <20 tahun hanya 6 gigi indeks yang
diperiksa
16 11 26
46 31 36
7
3. Sextant
a. Rongga mulut dibagi menjadi sextants berdasarkan urutan gigi geligi: 18-13, 13-23, 24-28, 38-34, 33-
43, dan 44-48.
b. Sextant hanya diperiksa bila terdapat 2 atau lebih gigi yang masih ada dan tidak diindikasikan untuk
ekstraksi.
c. Untuk orang dewasa usia >20 tahun gigi yang harus diperiksa adalah
17 16 11 26 27
47 46 31 36 37
d. Untuk subjek dengan usia <20 tahun, yang diperiksa hanya enam gigi – 16, 11, 26, 36, 31, dan 46.
4. Poket gingiva dan kalkulus
a. Gigi yg mjd indeks harus dilakukan probing (sensing) u/menent. kedalaman poket & mendeteksi
adanya kalkulus subgingiva & bleeding
b. Tekanan yg digunakan tdk boleh lebih dari 20gr. Jika subjek merasa sakit, artinya tenaga yg digunakan
terlalu besar.
5. Pemeriksaan dan pencatatan, gigi indeks & gigi lain dalam sextant tanpa gigi indeks diukur
a. 0 = sehat
b. 1 = terdapat bleeding, secara langsung atau dengan mirror setelah probing
c. 2 = ditemukan kalkulus pada saat probing, namun pita hitam pada probe masih terlihat
d. 3 = poket 4-5mm (gingival margin berada di dalam daerah pita hitam probe
e. 4 = poket >6 mm (pita hitam pada probe sudah tidak nampak)
f. 9 = tidak tercata
6. Loss of attachment
a. 0 = 0-3mm (CEJ tidak nampak dan skor CPI 0-3)
b. 1 = 4-5mm (CEJ di antara kedua pita hitam)
c. 2 = 6-8mm (CEJ berada di antara batas atas pita hitam dan pada cincin 8,5 mm)
d. 3 = 9-11mm (CEJ berada di antara cincin 8,5 mm dan 11,5 mm)
e. 9 = tidak tercatat (CEJ tidak terlihat)