Anda di halaman 1dari 21

BLOK GNATOLOGI 1 (303J1115) / SEMESTER 5

Makassar, 28 November 2018

TUGAS INDIVIDU

MODUL 1

GANGGUAN FUNGSI PENGUNYAHAN, PENGUCAPAN DAN


PENAMPILAN

NAMA : HANINDIRA

NIM : J111 16 003

KELOMPOK : 1

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
I. Kata Kunci
1. Perempuan usia 45 tahun berprofesi penyiar TV
2. Menderita penyakit kencing manis
3. Gigi hilang 11, 12, 21, 22, 34, 35, 36, 37, 46
4. Gigi 28, 47, 48 sisa akar dan tidak tertanam dalam tulang alveolar
5. Keluhan malu
6. Gigi 43 karies profunda dan pernah bengkak
7. Kalkulus region anterolingual RB dan bukal RA
8. Pemeriksaan radiografi gigi 43 perforasi pulpa dan radiolusen periapikal
9. Pasien ingin dibuatkan GT agar bisa makan dengan baik dan memperbaiki
penampilannya

II. Pertanyaan Penting


1. Apa klasifikasi Kennedy dari kehilangan gigi pada skenario?
2. Apa macam-macam GTS berdasarkan bahan, waktu pemasangan dan teknik
pembuatan?
3. Apa macam-macam cengkeram?
4. Apa perbedaan GT cekat dan lepasan?
5. Apa perbedaan gigi asli dengan artifisial?
6. Apa perbedaan gigi artifisial akrilik dan porselen?
7. Apa komponen GTS?
8. Bagaimana tahap pemeriksaan kasus pada skenario?
9. Apa diagnosis kasus pada skenario?
10. Apa hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pembuatan GTS?
11. Bagaimana desain GTS sesuai skenario?
12. Apa bahan pembuatan GTS sesuai skenario?
13. Apa indikasi dan kontra indikasi perawatan kasus pada skenario?
14. Bagaimana prosedur perawatan kasus pada skenario?
15. Bagaimana hubungan penyakit sistemik dengan pembuatan GTS?
16. Apa alternatif perawatan yang dapat diberikan kepada pasien sesuai skenario?
17. Mengapa gigi M3 tidak diganti dengan GT?
18. Bagaimana akibat kehilangan gigi yang tidak diganti dengan GT?
19. Apa prognosis kasus pada skenario?
20. Bagaimana pembuatan informed consent, surat rujukan dan work authorization yang
berhubungan dengan perawatan?

III. Jawaban
1. Apa klasifikasi Kennedy dari kehilangan gigi pada skenario?
Jawaban:
Klasifikasi Kennedy awalnya diusulkan oleh Dr. Edward Kennedy pada tahun 1925. Ini
mencoba untuk mengklasifikasikan lengkungan edentulous sebagian dengan cara yang
menunjukkan prinsip-prinsip desain tertentu untuk situasi tertentu. Kennedy membagi semua
lengkungan edentulous sebagian menjadi empat kelas dasar. Daerah edentulous selain kelas
dasar ditetapkan sebagai modifikasi ruang. Klasifikasi Kennedy, yaitu:1
a. Kelas I : daerah tak bergigi terletak pada bagian posterior gigi yang masih ada dan pada
kedua sisi rahang (free-end bilateral).
b. Kelas II : daerah tak bergigi terletak pada bagian posterior dari gigi yang masih ada, tetapi
berada pada satu regio saja (free-end unilateral.)
c. Kelas III : daerah tak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih ada di bagian posterior
maupun anteriornya.
d. Kelas IV : daerah tak bergi terletak dibagian anterior dari gigi-gigi yang masih ada dan
melewati garis tengah/midline. Pada kelas ini tidak ada modifikasi
Berdasarkan skenario rahang atas pasien adalah kelas IV Kennedy dan rahang bawah pasien
adalah kelas II modifikasi 1.

2. Apa macam-macam GTS berdasarkan bahan, waktu pemasangan dan teknik pembuatan?
Jawaban:

Pembagian gigi tiruan saat ini yaitu gigi tiruan lengkap, gigi tiruan sebagian, removable
implant retained denture, immediate denture dan soft liner. Gigi tiruan lengkap adalah gigi
tiruan yang menggantikan seluruh gigi asli atau gigi tiruan pada penderita dengan diagnose
full edentulous ridge. Ada dua jenis gigi tiruan lengkap yaitu gigi tiruan lengkap immediate
dan konvensional. Gigi tiruan sebagian yaitu gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih,
tetapi tidak semua gigi. Gigi tiruan sebagian ini terdiri dari gigi tiruan sebagian cekat (fixed)
atau lepasan (removable). Fixed denture yaitu gigi tiruan sebagian yang dicekatkan pada gigi
abutment. Gigi tiruan sebagian lepasan dapat didukung oleh gigi, jaringan mukosa atau
kombinasi. Selain itu, gigi tiruan sebagian lepasan dibedakan berdasarkan bahan yang
digunakan, yaitu berbahan resin akrilik, metal/acrylic partial, dan termoplastik.2

Tipe gigi tiruan, yaitu:4


a. Tooth borne, jika beban oklusal pada gigi tiruan diteruskan ke gigi yang tersisa dan
kemudian ke tulang.
b. Tissue borne, jika beban oklusal pada gigi tiruan diteruskan oleh membran mukus dan
kemudian ke tulang.
Menurut bahan yang digunakan untuk membuat gigi tiruan sebagian:4
a. Gigi tiruan sebagian non-metal, dibuat dengan resin akrilik.
b. Gigi tiruan sebagian metal, dibuat dengan cast chrome-cobalt alloy

3. Apa macam-macam cengkeram?


Jawaban:
Cengkeram (clasp) digunakan sebagai direct retainer untuk GT lepasan. Ujung clasps yang
fleksibel melibatkan undercut dari abutment untuk memberikan retensi. Komponen dari
setiap cengkeram yang dipasang harus memenuhi enam persyaratan biomekanik: retensi,
stabilitas, dukungan, timbal balik, encirclement dan kepasifan. Selain itu, pemasangan
cengkeram idealnya tidak mempengaruhi estetika. Pemilihan posisi, jenis, bahan, lokasi dan
jumlah cengkeram sangat penting. Posisi konveksitas terbesar pada gigi, yang ditentukan
dengan surveying, berfungsi sebagai panduan dalam penempatan cengkeram. Cengkeram
dapat diklasifikasikan menjadi:3,5
a. Cengkeram suprabulge
Cengkeram suprabulge mendekati undercut dari arah oklusal dan lebih terlihat, terdiri
atas:
1) Cengkeram sirkumferensial/C-clasp
Cengkeram yang biasa digunakan untuk mengelilingi gigi lebih dari 180o. Secara
estetis tidak diinginkan saat digunakan di bagian anterior karena memiliki asal oklusal
dan tampilan logam. Akseptibilitas dapat meningkat sedikit, tergantung pada jenis
material yang digunakan.
2) Modified circumferential clasp
Menurut laporan kasus, cengkeram emas dimodel menyerupai inlay emas yang kecil
yang tidak mencolok dan cukup mudah diproses. Cengkeram noble alloy bersifat
retentif dan elastis dengan hasil kekuatan bagus.
3) Back-action clasp
Owen melaporkan penggunaannya pada gigi premolar atas. Lengan cengkeram
menekuk ke belakang pada tonjolan bukal gigi untuk mencapai undercut distal,
meningkatkan panjangnya dan terlihat kurang jelas. Penelitian membandingkan
distribusi beban pada abutment dalam GT lepasan ekstensi distal. Dari semua desain
cengkeram yang dipelajari, cengkeram back-action dengan mesial rests dilaporkan
mendapatkan hasil yang baik
4) Equipoise clasp
Goodman mengembangkan dan mendeskripsikan sistem equipoise (imbang), yang
didasarkan pada prinsip-prinsip back-action clasp. Cengkeram equipoise dinyatakan
dapat mengatasi semua persyaratan dari cengkeram serta estetika dan distribusi beban
yang menguntungkan ke abutment. Ujung cengkeram ditempatkan pada preparasi di
enamel permukaan proksimal dari abutment.
5) Modified equipoise clasp
Preparasi enamel dianggap merusak dan modified equipoise clasp diusulkan oleh De
Kock dan Thomas. Mereka menunjukkan itu menjadi pilihan praktis dan layak untuk
meningkatkan estetika dan retensi dapat diterima pada kasus Kelas IV Kennedy.
6) Hidden clasp
Cengkeram ini telah diadvokasi untuk kasus Kelas IV Kennedy. Desainnya mencapai
kualitas estetik dengan melibatkan undercut proksimal sering secara alami ada pada
gigi. Kekurangannya yaitu desain rumit, deformasi permanen setelah tertekuk
berulang, pergantian abutment karena tidak ada timbal balik yang tersedia, rotasi
cengkeram, retensi bermacam-macam dan sulit dibersihkan.
7) Flexible lingual clasp
Menurut laporan klinis oleh Pardo-Mindan dan Ruiz-Villandiego, lingual clasp
diindikasikan ketika lengan bukal tidak terlihat. Dalam hal ini cengkeram rigid dengan
peningkatan fleksibilitas dan panjang yang terbatas muncul dari konektor minor mesial
atau proksimal plate. Dengan cengkeram ini, bagaimanapun abutment perlu
dimahkotai. Dudukan sisanya dipreparasi di dalam mahkota. Kekurangannya termasuk
biaya (karena mahkota) dan fakta bahwa penggunaannya terbatas pada hanya
mandibula.
8) Ball-clasp
Cengkeram ini melibatkan undercut di embrasure antara dua gigi, yang berguna ketika
gigi memiliki mahkota klinis yang pendek atau jika tidak ada undercut bukal alami.
Cengkeram juga bertindak sebagai rest karena melewati embrasure oklusal.
Cengkeram ini kurang fleksibel.
b. Cengkeram infrabulge
Cengkeram infrabulge mendekati undercut dari arah gingiva dan lebih berpotensi untuk
disembunyikan pada aspek distobukal gigi.
1) Bar-clasp
Contohnya adalah I-bar sebagai bagian dari sistem RPI (rest, plate, I bar clasp) untuk
perpanjangan distal GT lepasan. Lengan tidak boleh terlihat saat melintasi gingiva. Ini
tidak dianjurkan pada pasien dengan garis senyum tinggi dan untuk pasien dengan
prominensia eminensia kaninus.
2) Palatal I-bar
Menurut penelitian oleh Highton dkk pada kemampuan retensi labial dan palatal
ditempatkan I-bar, yang mencapai retensi dan estetika yang lebih baik dari yang
sebelumnya. Biasanya lebih pendek karena batas-batas ruang dan hasilnya lebih kaku,
membuat lebih resisten terhadap perpindahan.
3) RLS-system
Ini adalah akronim untuk mesio-oklusal rest, bar distolingual dan stabilisator
distobuccal. Telah dianjurkan untuk GT lepasan ekstensi distal saat sistem RPI tidak
dapat digunakan karena kurangnya undercut bukal, atau ketika estetika akan sangat
diutamakan.
4) Twin-flex clasp atau spring-clasp
Merupakan cengkeram fleksibel menggunakan retensi mesial-distal. Kekurangannya
yaitu tidak dapat direparasi jika retak, konektor utama sangat tebal pada wire, biaya
lebih mahal karena prosedur tambahan laboratorium, dan toksisitas karena korosi
galvanik.
5) Twin-flex improved clasp
Para penulis menyatakan cengkeram ini tidak disolder ke kerangka kerja, toksisitas
yang terkait dengan korosi galvanik dihilangkan, konektor mayor tidak begitu tebal,
cengkeram mudah disesuaikan dan dapat diganti dan cocok digunakan untuk semua
desain GT lepasan.

4. Apa perbedaan GT cekat dan lepasan?


Jawaban:
Gigi tiruan tetap adalah restorasi yang direkatkan secara permanen pada gigi yang telah
dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami
kerusakan atau kelainan untuk menggantikan kehilangan gigi. Penggunaan gigi tiruan tetap di
kalangan masyarakat sudah sangat popular untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini
disebabkan oleh gigi tiruan tetap memiliki konstruksi yang baik dan hanya menutupi sedikit
jaringan penyangga sehingga lebih nyaman untuk digunakan serta terpasang secara cekat di
dalam mulut. Sedangkan, gigi tiruan lepasan adalah bagian prostodonsia yang menggantikan
satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan
didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi, mukosa dan yang dapat dilepas pasang
sendiri oleh pasien. Tujuan pembuatan gigi tiruan lepasan adalah untuk mengembalikan
fungsi pengunyahan, estetis, bicara, membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal,
memperbaiki oklusi, serta mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap
sehat. 16

5. Apa perbedaan gigi asli dengan artifisial?


Jawaban:
Perbedaan gigi asli dan artifial, yaitu:4
Gigi asli Gigi artifisial
Akar gigi tertanam dan kokoh di dalam soket Tidak ada akar gigi pada gigi artifisial,
dari tulang. sehingga tidak tertanam. Satu kesatuan set
gigi artifisial hanya duduk di atas ridge.
Membran periodontal dengan kuat melekat di Tidak ada perlekatan terhadap tulang,
antara tulang alveolar dan akar gigi sehingga sehingga mudah bergerak.
tidak ada pergerakan.
Dislodging forces tidak mempengaruhi gigi. Dislodging forces mempengaruhi gigi.
Fungsi utama gigi asli adalah mastikasi, Fungsi utama gigi artifisial hampir sama
estetika dan berbicara yang maksimal karena dengan gigi asli, tapi tidak akan bisa
gigi kokoh dan stabil pada rahang. semaksimal gigi asli karena gigi artifisial
tidak kokoh dan stabil pada rahang.

6. Apa perbedaan gigi artifisial akrilik dan porselen?


Jawaban:
Perbedaan gigi artifisial akrilik dan porselen:2
Sifat Akrilik Porselen
Resistensi terhadap abrasi Rendah Tinggi
Penyesuaian di dalam rongga
Mudah untuk penyesuaian Sulit untuk menyeimbangi
mulut
Bonding Kimiawi Mekanis
Staining Mudah Tidak mudah
Bunyi clicking Tidak Ada
Kemudahan fabrikasi Mudah Sulit
Sulit untuk dilepaskan/
Kemudahan rebase Mudah untuk dilepaskan
dikeluarkan
Trauma pada daerah dudukan
Sedikit Lebih banyak
gigi tiruan

7. Apa komponen GTS?


Jawaban:
Komponen gigi tiruan sebagian lepasan adalah:2
a. Konektor mayor
Didefinisikan sebagai suatu bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan
komponen pada satu sisi dari lengkung gigi dengan komponen pada sisi berlawanan dari
lengkung gigi. Konektor mayor merupakan bagian terbesar dan terpenting karena
berfungsi untuk menghubungkan semua bagian komponen dari prosthesis dan
menyediakan retensi indirek.
b. Konektor minor
Didefinisikan sebagai penghubung antara konektor mayor dengan basis gigi tiruan dan
bagian lain dari protesa, seperti cengkeram, indirect retainer dan occlusal rest. Konektor
minor terbagi atas empat tipe, yaitu yang menghubungkan direct retainer ke konektor
mayor, yang menghubungkan auxiliary rest ke konektor mayor, yang menghubungkan
basis gigi tiruan ke konektor mayor dan yang memperpanjang lengan cengkeram.
c. Rest
Didefinisikan sebagai ekstensi rigid gigi tiruan cekat/lepasan yang berkontak dengan gigi
yang masih ada. Rest merupakan ekstensi berbahan metal pada kerangka gigi tiruan yang
memanjang di atas permukaan oklusal/lingual gigi pendukung. Fungsi utamanya adalah
untuk menyebarkan tekanan oklusal pada gigi tiruan di sepanjang long axis gigi
penyangga.
d. Direct retainer
Didefinisikan sebagai sebuah cengkeram yang ditempatkan di atas gigi penyangga dengan
tujuan untuk memegang/menahan gigi tiruan lepasan agar tetap pada tempatnya. Direct
retainer biasa disebut sebagai “attachment”, yang merupakan retainer intrakoronal yang
memanjang ke dalam gigi penyangga.
e. Indirect retainer
Didefinisikan sebagai suatu bagian dari gigi tirual sebagian lepasan yang membantu direct
retainer mecegah penggantian ekstensi distal basis gigi tiruan dengan berfungsi melalui
aksi ungkit pada sisi berlawanan garis titik tumpu.
f. Basis
Didefinisikan adalah bagian dari gigi tiruan yang membentuk permukaan jaringan gigi
tiruan pada daerah edentulous. Biasanya terbuat dari bahan resin akrilik. Basis membantu
menyebarkan tekanan pada gigi tiruan ke seluruh residual ridge. Basis harus mempunyai
kemungkinan untuk menggantikan jaringan dengan keterbatasan struktur dan harus
beradaptasi dengan jaringan.
g. Penempatan gigi artifisial
Penempatan gigi meniru kontur dan fungsi gigi yang hilang. Ada tipe berbeda pada
penempatan gigi di gigi tirual sebagian lepasan.

8. Bagaimana tahap pemeriksaan kasus pada skenario?


Jawaban:
Pemeriksaan yang dilakukan, yaitu:6
a. Anamnesis
1) Data personal, seperti nama, usia, alamat dan pekerjaan.
2) Riwayat medis yang relevan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum
pembuatan GTSL. Epilepsi misalnya, mempengaruhi desain desain suatu GT.
Pengetahuan tentang riwayat medis pasien yang relevan penting dalam melakukan
preparasi rongga mulut dimana terapi periodontal atau bentuk bedah mulut minor
lainnya akan dilakukan.
3) Riwayat gigi, hasil pemeriksaan riwayat gigi terdahulu akan membantu dalam
menentukan sikap pasien terhadap perawatan dan dapat menunjukkan apa yang akan
dihadapi dokter gigi pada saat pemeriksaan rongga mulut.
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat dilakukan secara ekstra oral maupun intra oral, visual dan taktil.
1) Pemeriksaan ekstra oral, dilakukan pemeriksaan pembengkakan pada wajah, asimetri
wajah, jumlah gigi yang terlihat saat pasien berbicara, besar kedua rahang yang tidak
sesuai, susunan gigi yang tidak teratur, dan pengurangan dimensi vertikal sepertiga
bawah wajah.
2) Pemeriksaan intra oral, sebelum memeriksa sebaiknya dilakukan skeling untuk
melihat kondisi gigi yang masih ada yang sebenarnya. Jumlah dan posisi gigi harus
ditentukan, bersama dengan derajat pergeseran. Untuk memeriksa hubungan gigi satu
sama lain, gigi-gigi harus diamati saat keadaan beroklusi serta saat mulut pada posisi
terbuka. Jumlah dan ketepatan restorasi juga perlu diperiksa selain deteksi lesi karies
yang belum dirawat. Bila status gigi meragukan, lakukan tes vitalitas gigi. Jaringan
pendukung gigi juga harus diperiksa secara klinis. Pemeriksaan visual dapat
menunjukkan tingkat kebersihan mulut pasien, luas deposit plak dan kalkulus serta
derajat peradangan gingiva. Mukosa, lidah, palatum dan daerah tak bergigi dari
alveolar ridge dapat menunjukkan tanda-tanda kondisi yang memerlukan perawatan.
3) Pemeriksaan radiologis, misalnya radiografi periapikal dan bite-wing dari rongga
mulut akan dapat menunjukkan derajat kerusakan tulang sekitar gigi yang masih ada,
lesi periapikal, sisa akar, gigi impaksi dan karies interproksimal.
c. Rencana perawatan
Hasil pemeriksaan akan menentukan apakah GTSL merupakan perawatan yang tepat
bagi pasien. Bila akan dibuat GTSL maka rencana perawatan provisional harus didesain
sedemikian rupa untuk mempersiapkan rongga mulut menerima GTSL. Rencana
provisional tipikal mencakup pencabutan, terapi periodontal dan instruksi kebersihan
mulut serta restorasi setiap gigi. Istilah ‘provisional’ digunakan pada tahap ini karena
desain akhir dari GTSL hanya dapat dibuat setelah dilakukan pemeriksaan pada model
studi yang dipasang pada artikulator.

9. Apa diagnosis kasus pada skenario?


Jawaban:
Diagnosis gigi 43 adalah pulpitis irreversibel disertai abses periapikal. Berdasarkan skenario
gigi 43 pada pemeriksaan radiologi gigi 43 perforasi pulpa, tampak radiolusen di periapikal.
Gigi 43 karies profunda perforasi pernah bengkak. Pulpitis irreversible dapat diklasifikasikan
sebagai simptomatik atau asimptomatik. Pulpitis irreversible sering merupakan lanjutan dan
perkembangan dari pulpitis reversible.1 Pulpitis irreversible asimptomatik adalah diagnosis
klinis berdasarkan temuan subjektif dan obyektif yang menunjukkan bahwa pulpa vital yang
meradang tidak dapat disembuhkan dan perawatan saluran akar diindikasikan. Kasus-kasus
ini tidak memiliki gejala klinis dan biasanya berespon normal terhadap pengujian termal
tetapi mungkin memiliki trauma atau karies yang luas.8 Abses periapikal adalah kumpulan
pus yang terlokalisasi yang sering disebabkan oleh bakteri seperti staphyloccus aureus.
Bahan asing, fibrin, dan gumpalan darah dapat menjadi predisposisi. Terdapat peradangan
berat dengan massa neutrofil, hidup dan mati, debris jaringan nekrotik, dan pembentukan
jaringan granulasi di pinggiran dinding dari abses.17
Diagnosis gigi 38, 47, 48 adalah gangren radiks. Berdasarkan skenario gigi 38, 47, 48
didapatkan sisa akar. Gigi dengan kondisi sisa akar yang kronis menyebabkan jaringan
periapikal rentan infeksi (gangren radiks) karena jaringan pulpa yang mati merupakan media
yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Melalui foramen apikal gigi, mikroorganisme
penyebab infeksi pada jaringan pulpa dapat menjalar ke jaringan periodontal disekitar apeks
gigi, menyebabkan keradangan atau infeksi jaringan.9

10. Apa hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pembuatan GTS?


Jawaban:
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pembuatan GTS, yaitu:2
a. Length of edentulous span, apabila panjang ruang edentulous tersebut panjang, maka tidak
diindikasikan untuk menggunakan gigi tiruan cekat karena memiliki retensi dan stabilitas
yang kurang dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan.
b. Usia
c. Gigi penyangga, dokter gigi perlu memeriksa apakah masih terdapat gigi yang dapat
digunakan sebagai pendukung gigi tiruan.
d. Dukungan periodontal dari gigi yang tersisa, jaringan periodontal merupakan struktur yang
akan menyalurkan tekanan kunyah dari gigi ke tulang.
e. Kehilangan tulang, dapat diketahui dari riwayat dental (proses ekstraksi).
f. Estetik
g. Masalah emosional, pasien dengan masalah fisik dan emosional, maka perawatan dental
akan terasa lebih lama dan membosankan.
h. Keinginan pasien, perlu ditanyakan apa yang diinginkan pasien dari gigi tiruan yang
diinginkan. Dokter gigi pun tidak boleh memberikan janji palsu kepada pasien mengenai
hasil dari perawatan.

11. Bagaimana desain GTS sesuai skenario?


Jawaban:
Tahap pembuatan desain gigi tiruan dari resin akrilik maupun kerangka logam tidak terlalu
berbeda. Dalam pembuatan desain ada empat tahap yaitu:10
a. Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
b. Tahap II : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
c. Tahap III : menentukan macam penahan
d. Tahap IV : menentukan macam konektor

Desain gigi tiruan yang digunakan pada kasus adalah Gigi Turuan Sebagian Lepasan.

a. Rahang atas pasien sesuai skenario kehilangan gigi 12, 11, 21, 22
1) Tahap I : Gigi tiruan lepasan dengan desain bilateral
2) Tahap II : Dukungan dipilih dari gigi 13 dan 23
3) Tahap III : Cengeram dengan sandaran oklusal dan melewati titik kontak pada gigi 17,
13, 23, dan 27
4) Tahap IV : Memilih konektor
b. Rahang bawah pasien sesuai skenario kehilangan gigi 38, 37, 36, 35, 34, 43, 46, 47, 48
1) Tahap 1 : Gigi tiruan lepasan dengan desain bilateral
2) Tahap II : Dukungan gigi dipilih dari gigi 33 dan 45
3) Tahap III : Cengeram dengan sandaran oklusal pada gigi 33 dan 45
4) Tahap IV : Memilih konektor

12. Apa bahan pembuatan GTS sesuai skenario?


Jawaban:
Bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan:2
a. Basis gigi tiruan resin akrilik, biasanya digunakan bersama gigi pengganti dari akrilik. Ini
terutama digunakan untuk ekstensi distal dari gigi tiruan sebagian. Basis ini melekat pada
kerangka kerja dengan konektor kecil. Resin harus memiliki ketebalan sekitar 1,5 mm
untuk mendapatkan kekuatan yang memadai. Indikasinya untuk kasus-kasus distal
extension di mana pelapisan ulang mungkinsering diperlukan dan pada pasien alergi
terhadap logam. Keuntungan basis gigi tiruan resin akrilik yaitu gigi anterior dapat diganti
dengan posisi aslinya (fungsi estetika) bahkan dalam kasus dengan resorpsi residual ridge,
memulihkan kontur edentulous ridge, memulihkan kontur normal dari bibir dan pipi dan
dapat dikonversikan. Sedangkan kekurangan basis gigi tiruan resin akrilik yaitu daerah
rest harus yang luas agar distribusi tekanan menjadi adekuat, dapat rusak saat penggunaan,
cenderung mengalami distorsi karena pelepasan tekanan internal, cenderung
mengakumulasi endapan lendir. Hal ini mengarah ke pembentukan kalkulus dan gangguan
jaringan lunak, karena dasar gigi tiruan akrilik harus tebal menahan kekuatan oklusal,
jumlah ruang tersedia untuk penempatan gigi artificial menjadi berkurang. Ini menjadi
lebih banyak bermasalah dalam kasus dengan penurunan jarak antar-lengkungan.
b. Basis gigi tiruan logam, terutama digunakan untuk gigi yang mendukung gigi tiruan
parsial. Indikasinya untuk semua situasi klinis di mana estetika tidak terlalu dipentingkan,
pada pasien dengan ruang antar maksila yang berkurang (basis tebal tidak dapat
digunakan), kasus gigitan dalam (untuk kekuatan tinggi).dan pada pasien dengan alergi
akrilik. Keuntungannya adalah adaptasi jaringan lunak yang akurat menghasilkan
retensiyang lebih baik dan pemulihan kontur wajah, bentuk permanen dalam rongga mulut
tanpa distorsi apapun, sedangkan gigi tiruan dengan basisresin cenderung terdistorsi
olehpelepasan tekananan internal, mudah dibersihkan dan deposit lendir tidak menumpuk
di bawah basis logam karena basis logam yang sangat halus serta lebih kuat dari akrilik
bahkan pada bagian yang tipis. Kekurangannya adalah sulit untuk memangkas dan
menyesuaikan, ekstensi berlebih dapat melukai jaringan lunak, ekstensi yang kurang dapat
menyebabkan resorpsi ridge karena tekanan terkonsentrasi di dalam area yang lebih kecil,
estetika yang buruk serta sulit untuk relining/rebasing.
c. Basis gigi tiruan kombinasi resin akrilik dan logam. Indikasinya adalah saat estetika dan
kekuatan keduanya penting serta diindikasikan untuk sebagian besar situasi kecuali dalam
kasusdi mana pelapisan ulang mungkin diperlukan. Keuntungannya lebih ringan dari basis
gigi tiruan full logam sehingga pasien lebih nyaman dan basis memiliki kekuatan logam
dan estetika akrilik.
Resin akrilik merupakan yang tepat digunakan oleh pasien sesuai skenario yang menderita
diabetes mellitus karena bahan ini mudah dibersihkan dan direparasi.7

13. Apa indikasi dan kontra indikasi perawatan kasus pada skenario?
Jawaban:
Indikasi gigi tiruan sebagian lepasan meliputi:1,2,12
a. Diperlukan sebagai efek dari stabilisasi bilateral. Dalam mulut yang dilemahkan oleh
penyakit periodontal, restorasi tetap dapat membahayakan gigi abutment yang terlibat
kecuali efek splinting dari beberapa abutment digunakan. Gigi tiruan sebagian lepasan, di
sisi lain, mungkin bertindak sebagai splint periodontal melalui cross-arch yang efektif
menstabilkan gigi yang melemah akibat penyakit periodontal.
b. Usia muda (kurang dari 17 tahun). Pasien di bawah 17 tahun merupakan kontraindikasi
dari gigi tiruan sebagian cekatan dikarenakan pulpa yang besar dan rendahnya ketinggian
mahkota klinis (cekatan membutuhkan pengurangan gigi penyangga).
c. Cross arch stabilization, gigi tiruan sebagian lepasan diindikasikan ketika gigi akan di
stabilkan terhadap gaya lateral dan anteroposterior.
d. Free end edentulous area, gigi tiruan parsial cekatan dapat dipilih hanya jika ada gigi
posterior sebagai penopang.
e. Dukungan jaringan periodontal. Membran periodontal adalah struktur yang memindahkan
semua beban dari gigi ke tulang di bawahnya. Ketika dukungan buruk, maka itu adalah
kontraindikasi dari gigi tiruan sebagian cekatan, melainkan indikasi dari gigi tiruan
sebagian lepasan karena hanya butuh sedikit dukungan dari gigi tetangganya.
f. Kehilangan tulang berlebih. Ketika terjadi trauma atau resorpsi tulang berlebihan, sulit
untuk ditempatkan gigi tiruang sebagian cekatan dalam posisi buccolingual yang ideal.
Sedangkan cocok untuk gigi tiruan sebagian lepasan dikarenakan dapat diposisikan sesuai
preferensi operator juga untuk memberikan dukungan estetika.
g. Estetika, gigi tiruan sebagian lepasan memberikan hasil yang lebih baik untuk estetik
pasien karena basis gigi tiruan memberikan rasio terbaik dari gigi alami. Gigi tiruan dapat
diatur lebih mudah untuk memenuhi persyaratan fonetik dan estetika pasien.
h. Pertimbangan ekonomi.

Kontraindikasi gigi tiruan sebagian lepasan meliputi:2,12

a. Lidah yang besar


b. Oral hygiene yang buruk
c. Retardasi mental

14. Bagaimana prosedur perawatan kasus pada skenario?


Jawaban:
Prosedur pembuatan gigi tiruan:2

Mouth preparation, merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi


tiruan sebagian, meliputi:

1) Surgical treatment, misalnya pencabutan gigi yang tidak mungkin dipertahankan.


2) Periodontal treatment, misalnya pemeriksaan gigi, gusi, dan tulang pendukungnya.
3) Conservative treatment, misalnya restorasi gigi yang karies. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi hambatan, mencari bidang bimbing, membuat sandaran oklusal dan bila perlu
menciptakan daerah-daerah untuk retensi mekanis.
a. Kunjungan pertama
Membuat studi model RA dan RB. Cara mencetak:
a) Pasien duduk dengan posisi sedemikian rupa sehingga kepala dan punggung terletak
pada satu garis lurus, dataran oklusal sejajar lantai. Mulut pasien setinggi siku operator.
b) Operator berdiri di belakang samping kanan pasien untuk mencetak gigi rahang atas
dan di depan kanan pasien untuk mencetak gigi rahang bawah.
c) Sendok cetak rahang atas yang berisi adonan alginat dimasukkan ke mulut pasien
dengan menempelkan bagian posterior lebih dahulu lalu sedikit demi sedikit ke arah
amterior sampai seluruh gigi terbenam alginat. Selanjutnya pasien diinstruksikan
mengucapkan “U” lalu dilakukan muscle trimming di bagian bukal dan labial. Pasien
diminta mengangkat lidah saat mencetak gigi rahang bawah.
d) Setelah alginat setting, sendok cetak dilepas.

Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan laboratorium yaitu mengisi hasil cetakan studi
model dengan stone gips, kemudian dibuat model form (boxing).

b. Kunjungan kedua
1) Membuat model kerja
2) Membuat gigitan sentrik untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara gigi geligi
rahang atas dan rahang bawah sesuai sentrik oklusi. Dua lapis malam merah dibuat
tapal kuda, ukuran disesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam dilunakkan dan
pasien disuruh menggigit malam tersebut.
3) Membuat base plate. Setelah diperoleh cetakan yang akurat, kemudian diisi dengan
gips stone. Pada model kerja ditentukan batas tepi dengan memperhatikan daerah
mukosa yang bergerak dan tidak bergerak. Kemudian menurut batas-batas tersebut
dibuat base plate dari wax. Cengkeram dibuat sesuai dengan desain dan ditanamkan
pada base plate. Model malam base plate harus benar-benar menempel pada work
model kemudian diproses menjadi akrilik. Base plate yang diperoleh dihaluskan lalu
siap untuk try in ke pasien.
c. Kunjungan ketiga
1) Insersi base plate, retensi dan stabilisasi diperiksa.
2) Membuat bite rim dan dilakukan pencatatan Maxillo Mandibular Relationship (MMR)
Bite rim dibuat dari malam merah dan diletakkan di atas base plate untuk memperoleh
tinggi gigitan pada keadaan oklusi sentrik yang nantinya akan dipindahkan ke
artikulator. Yang perlu diperhatikan dalam membuat bite rim rahang bawah yaitu
ukuran bite rim bagian bagian posterior selebar 6 mm, dibagi oleh garis alveolar ridge
menjadi 3 mm untuk bukal dan 3 mm untuk lingual. Kemudian dicari hubungan
vertikal (interocclusal distance) dengan metode Willis, yaitu pengukuran jarak pupil ke
sudut mulut sama dengan jarak hidung ke dagu (PM = HD) saat rest position atau HD =
PM – 2 mm saat relasi sentris. Cara mendapatkan relasi sentris: pasien diminta
menggigit malam pada bite rim sampa jarak HD = jarak PM-2 mm. Setelah sentrik
oklusi ditentukan, selanjutnya dilakukan pencetakan model kerja rahang atas dan
bawah. Pencetakan rahang bawah dengan base plate dan bite rim masih terpasang.
Cetakan model kerja rahang atas dan rahang bawah serta base plate dipasang pada
artikulator.
d. Kunjungan keempat, yaitu emasangan gigi artifisial.
e. Kunjungan kelima
Try in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, lalu dilakukan
pengamatan pada oklusi dan retensinya, stabilisasinya dengan working side dan balancing
side, estetis dengan melihat garis kaninus dan garis ketawa, pasien disuruh menyebut
huruf-huruf p, b, t, th, d, f, v dan lain-lain sampai tidak ada gangguan.
f. Kunjungan keenam, yaitu insersi gigi tiruan sebagian lepasan, yaitu pemasangan gigi
tiruan sebagian lepasan dalam mulut pasien. Selain kenyamanan pasien perlu diperhatikan:
pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan, retensi, stabilisasi, oklusi.
g. Kontrol

15. Bagaimana hubungan penyakit sistemik dengan pembuatan GTS?


Jawaban:
Hiperglikemia dan perubahan makrovaskuler dan mikrovaskuler pada penderita diabetes
mellitus menentukan pertimbangan perawatan kedokteran gigi, karena keadaan tersebut dapat
menyebabkan komplikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Komplikasi yang
sering terjadi yaitu syok oleh karena hipoglikemia dan diabetic ketoasidosis, dan sepsis
karena infeksi. Penderita diabetes mellitus mempunyai resiko kehilangan gigi lebih tinggi
dibanding orang yang sehat, oleh sebab itu penderita diabetes mellitus membutuhkan gigi
tiruan. Dengan pertimbangan keparahan hiperglikemia dan komplikasi makrovaskuler dan
mikrovaskuler, dokter gigi harus mampu menentukan gigi tiruan yang sesuai untuk penderita
diabetes mellitus. Gigi tiruan pada penderita diabetes mellitus dapat memperbaiki kualitas
hidupnya yaitu dengan memperbaiki fungsi mastikasi. Gigi tiruan lepasan merupakan pilihan
utama dan terbaik untuk penderita diabetes mellitus, karena mudah dibuka pasang, sehingga
memberikan kesempatan jaringan rongga mulut untuk istirahat dan memperlancar aliran
darah serta pasien mudah membersihkan. Dokter gigi harus jeli dan mampu memilih
dukungan dan gigi penyangga gigi tiruan dengan tepat. Hal ini berhubungan langsung dengan
pendistribusian beban kunyah, perlindungan sisa jaringan rongga mulut dan efektifitas proses
pengunyahan. Diharapkan ggi tiruan tidak menimbulkan masalah baru dan kerusakan
jaringan rongga mulut.7

16. Apa alternatif perawatan yang dapat diberikan kepada pasien sesuai skenario?
Jawaban:
Penggunaan gigi tiruan sebagian yang seluruhnya terbuat dari bahan resin untuk memasukkan
bahan yang fleksibel dan undercuts. Sebuah gigi tiruan sebagian lepasan akrilik digunakan
untuk jangka waktu terbatas dan disebut sebagai prostesis sementara. Pasien membutuhkan
stabilitazion dan fungsi selama fase penyembuhan teraphy. Sebuah proseesis transtional
digunakan setelah itu antisipated bahwa pasien akan terus kehilangan gigi tambahan yang
dapat diganti dalam prantisesis trantional yang ada. Resin gigi tiruan lepasan juga dirancang
untuk mengembalikan penampilan sampai prantisesis definitif dapat dibuat. Pada gigi tiruan
yang memerlukan modifikasi minimal hingga tidak ada selama periode waktu perior untuk
pembuatan prostesis definitif, yang terakhir menyiratkan waktu tambahan untuk perawatan
pasien, pemberian perawatan tambahan, dukungan laboratorium gigi tambahan, dan dapatkan
cont tambahan yang terlibat dalam perawatan pasien ideal yang ideal.15

17. Mengapa gigi M3 tidak diganti dengan GT?


Jawaban:
Molar ketiga yang tidak erupsi harus dipertimbangkan sebagai prospektif masa depan
abutment untuk menghilangkan kebutuhan distal extension gigi tiruan sebagian lepasan.
Peningkatan stabilitas gigi tiruan yang didukung gigi paling diinginkan dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan oral. Meskipun pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan harus
dipertimbangkan hanya ketika kontraindikasi terhadap restorasi tetap, ada beberapa indikasi
spesifik untuk penggunaannya, salah satunya adalah keadaan distal extension. Penggantian
gigi posterior yang hilang seringkali paling baik dilakukan dengan gigi tiruan sebagian
lepasan, terutama ketika perawatan implan tidak layak untuk pasien. Pengecualian untuk ini
termasuk situasi di mana penggantian gigi molar kedua (dan ketiga) yang hilang tidak
disarankan atau tidak perlu, atau di mana penggantian unilateral dari molar pertama yang
hilang dapat dicapai dengan cara restorasi tetap penyangga double-abutment atau prostesa
yang didukung implan. Edentulous parsial yang paling umum adalah Kennedy Kelas I dan
Kelas II. Ruang edentulous di sisi berlawanan lengkungan seringkali ada untuk membantu
retensi dan stabilisasi yang dibutuhkan gigi tiruan sebagian lepasan. Jika tidak ada ruang yang
tersedia, gigi penyangga yang dipilih dapat dimodifikasi untuk mengakomodasi pemasangan
cengkeram yang tepat, atau retainer intrakoronal dapat digunakan.1

18. Bagaimana akibat kehilangan gigi yang tidak diganti dengan GT?
Jawaban:
Dampak jika gigi alami yang hilang tidak diganti, yaitu:4
a. Migrasi gigi pada lengkung gigi. Gigi mungkin miring ke mesial atau distal. Akibatnya,
akan ada peningkatan free-way-space (jarak antar-oklusal) dan mandibula harus bergerak
lebih jauh menuju tengkorak untuk mencapai kontak antara gigi.
b. Depresi gigi. Karena peningkatan beban pada gigi yang masih ada, gigi mungkin tertekan
lagi ke dalam tulang alveolar.
c. Deviasi lateral dan antero-posterior mandibula. Merupakan akibat dari defek dalam
hubungan antar cusp setelah kehilangan gigi atau mungkin merupakan upaya untuk
melindungi kontak oklusal yang paling efisien.
d. Atrisi lokal. Ini karena lebih banyak beban yang diterima gigi yang masih ada.
e. Disorientasi hubungan oklusal. Untuk contoh "over-eruption" gigi dapat terjadi jika gigi
yang berlawanan tidak ada. Ini akan mempengaruhi fungsi dan hubungan dinamis antara
rahang bawah dan rahang atas.
f. Hilangnya tulang alveolar. Ini adalah akibat hilangnya gigi yang paling merugikan.
Adapun tujuan dari gigi tiruan sebagian harus;
1) Melestarikan tulang alveolar dan pmenghindari kehilangan gigi lebih lanjut. Untuk
menyatakan bahwa "kehilangan gigi diikuti oleh hilangnya tulang alveolar”, jika gigi
yang hilang dan tidak diganti sama benarnya dengan “kehilangan tulang alveolar
diikuti dengan hilangnya gigi” seperti yang terjadi pada penyakit periodontal.
2) Menunda status edentulous.

19. Apa prognosis kasus pada skenario?


Jawaban:
Gigi tiruan dapat disarankan untuk penderita diabetes melitus, seperti gigi tiruan lepasan,
cekat, overdenture maupun implant. Akan tetapi, tingkat keberhasilannya ditentukan oleh
kontrol glikemik dan perawatan pendahuluan.7
20. Bagaimana pembuatan informed consent, surat rujukan dan work authorization yang
berhubungan dengan perawatan?
Jawaban:
a. Informed consent merupakan persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta
resiko yang berkaitan dengannya. Salah satu kewajiban pasien adalah memberikan
informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya. Hal ini penting bagi dokter gigi
dalam membantu menegakkan diagnosis penyakit dan tindakan yang akan dilakukan.
Penjelasan pada proses informed consent setidaknya harus meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosisnya. Persetujuan pasien atau oleh yang
berhak menyetujuinya dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis, namun demikian
disebutkan bahwa tindakan yang memiliki risiko tinggi membutuhkan persetujuan
tertulis.12,13
b. Surat rujukan adalah surat pengantar tenaga medis dalam hal ini ditujukan kepada dokter
maupun dokter gigi secara tertulis yang bertujuan sebagai advice (petunjuk pengobatan)
maupun pengobatan secara lebih lanjut kepada tenaga medis yang lebih berkompeten
dalam bidangnya. Dalam dunia kedokteran gigi, surat rujukan biasanya diberikan oleh
dokter gigi umum kepada dokter yang lebih berkompeten atau dokter gigi spesialis.11
c. Work Authorization atau surat perintah kerja merupakan surat yang ditulis dengan singkat,
sederhana, jelas dan berisi informasi yang lengkap mengenai apa yang diinginkan. Dapat
kita ketahui pasien datang dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan, jadi sebuah surat
perintah kerja hendaknya memuat:13
a. Nama dan alamat laboratorium tekniker gigi dan dokter gigi pemesanan
b. Tanggal pengiriman dan tanggal selesai pekertjaan yang diinginkan
c. Kolom untuk ciri-ciri pasien
d. Kolom untuk instruksi khusus
e. Gambar gigi serta lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah
f. Tanda tangan dokter gigi

.
DAFTAR PUSTAKA

1. Carr B. Alan, Brown T. David. McCracken’s removable partial prosthodontics. Ed. 12.
St. Louis: Mosby Elsevier; 2011. H. 17, 169, 177, 178, 179.
2. Nallawamy Deepak. Textbook of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers; 2003. H.
7, 267-9, 290, 291, 409-20, 376, 377, 439, 440, 441, 436-43.
3. Khan SB, Geerts GAVM. Aesthetic clasp design for removable partial dentures: a
literature review. SADJ. Juni 2005; 60(5): 190-3.
4. Soratur SH. Essentials of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers; 2006. H. 24, 127,
5. Goldstein E. Ronald, Haywood B. Van. Esthetic in dentistry. Ed. 2. London: BC Decker
Inc; 2002. H. 340-3.
6. Neill DJ, Walter JD. Yuwono L, alih bahasa. Sherley, editor. Buku pintar geligi tiruan
sebagian lepasan. Ed. 2. Jakarta: EGC; 1992. H. 3-6.
7. Suci DAW. Managemen pasien diabetes melitus di prostodonsia. JKG Unej. 2013: 10(3);
128-9.
8. Glickman N. Gerald dan Schweitzer L. Jordan. Endodontics colleagues for excellent.
Chicago: American Association of Endodontists; 2013. H. 3.
9. Yuwono B. Penatalaksanaan pencabutan gigi dengan kondisi sisa akar (gangren radiks).
JKG Unej. 2010:7(2); 89.
10. Gunadi H, Lusiana KB, Freddy S. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 2.
Jakarta: Hipokrates; 1995. H. 309, 314-316, 321-324.
11. Primasari KL. Analisis sistem rujukan jaminan kesehatan nasional RSUD Dr. Adjidarmo
Kab. Lebak. Jurnal ARSI. Jan 2015; 79-80.
12. Herwanda, Rahmayani L, Fadhilla S. Gambaran penggunaan persetujuan tindakan medis
(informed consent) oleh dokter gigi muda di RSGM Unsyiah. Cakradonya Dent J. 2016;
8(2): 123.
13. Oktarina. Kebijakan informed consent dalam pelayanan gigi di Indonesia. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. Mar 2010; 13: 5-6.
14. Fayad M. Removable partial denture theory and practice. Ed. 2. Cairo: 2011. H. 6.
15. Jones John D, Lily T. Garcia. Removable partial denture a clinician’s guide. Hong Kong:
Blackwell Publishing; 2009. H. 137.
16. Wahjuni S, Mandanie SA. Pembuatan protesa kombinasi dengan castable extracoronal
attachments (prosedur laboratorium). Journal of Vocational Health Studies. 2017; 1: 76.
17. Atlas of head and neck pathology.

Anda mungkin juga menyukai