Banyak orang beranggapan bahwa pemeriksaan hemoglobin (Hb) saja sudah cukup untuk
mendeteksi adanya kemunculan hematologi, sistemik, infeksi dan pendarahan, namun tenyata
periksaan Hb saja tidaklah cukup karena pemeriksaan Hb hanya menentukan konsentrasi Hb
pada komponen darah.
b. Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah
dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen (%). Hematokrit merupakan pemeriksaan
yang dilakukan bersama dengan pemeriksaan Hb dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan
keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik, polisitemia. Nilai normal hematokrit:
pria berkisar 40,7% - 50,3%
wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar
hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang
sama.
Interpretasi Hasil
Ht tinggi (> 55%) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan
Hb; antara lain penyakit DBD, penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare,
diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30%) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung,
perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht
<15%.
c. Leukosit
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit
berkisar 4.000 - 10.000 sel/mm3 darah. Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus
penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa
ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia,
gagal ginjal, dll.
Interpretasi Hasil
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamide.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi,
dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
d. Trombosit
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses
pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit
antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/mm3 darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dapat ditemukan pada penyakit keganasan,
sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian
kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali
jika >1.000.000 sel/mm3 dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.
Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam
berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.
Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3 .
e. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan
berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.
Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ mm3 darah, sedangkan pada
wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/mm3 darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus
hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok,
preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia,
hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll.
f. Indeks Eritrosit
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di
mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume
rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl).
Hematokrit
MCV = x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
Interpretasi Hasil
LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis,
gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.
LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis.
https://www.scribd.com/doc/289633275/PEMERIKSAAN-DARAH-LENGKAP-pdf. Di akses
pada 24 Februari 2019.
https://www.yumpu.com/id/document/view/46438395/pemeriksaan-darah-lengkappdf. Di akses
pada 24 Februari 2019.