Anda di halaman 1dari 5

Respon cepat jantung saat Anda beraktivitas fisik ini terjadi karena adanya permintaan oksigen

di dalam otot. Otot membutuhkan banyak oksigen untuk berkontraksi saat Anda berolahraga.
Oksigen didapat dari sel-sel darah merah yang mengalir ke otot. Di dalam sel-sel otot, terdapat
organel kecil yang disebut mitokondria yang berfungsi menggabungkan oksigen dengan glukosa
dan lemak untuk membuat ATP atau molekul energi dasar. Sehingga saat Anda meningkatkan
aksi otot saat berolahraga, maka jantung pun akan berdetak lebih cepat dan lebih keras untuk
mengirimkan oksigen ke dalam sel-sel otot Anda.

Selain itu, peningkatan suhu tubuh dan lingkungan juga bisa meningkatkan denyut jantung di
atas normal. Hal ini terjadi akibat gerakan yang dilakukan terus menerus selama berolahraga
membuat suhu tubuh meningkat. Sehingga hati pun harus mengirimkan darah ke kulit untuk
mendinginkan suhu tubuh Anda, sambil terus memaso darah ke otot-otot yang sedang bekerja.
Akibat kedua tuntutan ini, jantung pun berdetak lebih cepat.

Keadaan lain yang bisa meningkatkan denyut jantung adalah saat tubuh mengalami dehidrasi,
seperti yang dikatakan oleh penelitian di University of Texas. Saat tubuh kehilangan banyak air
melalui keringat, jantung akan dipompa lebih keras untuk mengarahkan darah ke kulit Anda
supaya tubuh tetap dalam keadaan dingin dan tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Itulah sebabnya,
Anda perlu memenuhi kebutuhan minum saat berolahraga dan setelah berolahraga

http://eprints.undip.ac.id/20415/

Pada saat berolahraga, jantung dan sistem peredaran darah harus bekerja lebih banyak denga detak
nadi yang semakin cepat dan tekanan darah akan meningkat, untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrient yang semakin meningkat di jaringan

Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai sistem regulasi bagi tubuh melakukan mekanisme
yang bervariasi dalam merespon seluruh aktivitas tubuh. Salah satunya adalah mekanisme
meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah
akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara
sistem sirkulasi organ tersebut. Sistem kardiovaskuler manusia terdiri dari tiga komponen dasar,
yaitu :

1. Jantung

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi
cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu bekerja secara tak sadar. Jantung berukuran kurang
lebih sebesar kepalan tangan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung terdiri dari 4 ruang,
yaitu serambi kiri (atrium sinistra), serambi kanan (atrium dekstra), bilik kiri (ventrikel sinistra)
dan bilik kanan (ventrikel dekstra). Fungsi utama jantung adalah memompa darah untuk
dialirkan ke seluruh jaringan di tubuh, membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh
serta mengangkut semua zat buangan untuk dikeluarkan dari tubuh. Dalam kerjanya, jantung
mempunyai 3 periode :

 Periode kontriksi (systole), yaitu suatu keadaan dimana bagian jantung bagian ventrikel
sedang menguncup.
 Periode dilatasi (diastole), yaitu suatu keadaan dimana jantung sedang mengembang.
 Periode istirahat, yaitu waktu diantara systole dan diastole dimana jantung berhenti
beberapa detik. Pada keadaan ini jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit.
Pada tiap kontraksi jantung akan memompakan darah sebanyak 60-70 cc.

2. Pembuluh darah

Fungsi utama pembuluh darah yaitu sebagai alat angkut atau saluran yang digunakan untuk
mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Secara garis besar terdapat 3 jenis pembuluh darah,
yaitu :

 Arteri, yaitu pembuluh darah yang bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh
tubuh. Pembuluh darah ini bersifat elastis karena dilapisi oleh jaringan otot polos.
Terdapat beberapa jenis pembuluh arteri, antara lain arteri pulmonalis (membawa darah
dari jantung ke paru-paru), arteri sistemik (membawa darah menuju arteriol), aorta (arteri
terbesar yang menerima darah dari bilik kiri dan membawa banyak oksigen) dan arteriola
(arteri yang berhubungan langsung dengan kapiler).
 Vena, yaitu pembuluh darah yang bertugas membawa darah dari seluruh tubuh menuju
jantung. Pembuluh vena yang berdiameter kecil disebut venula. Venula bertugas
menerima darah yang miskin oksigen dari kapiler kemudian mengalirkannya menuju
vena untuk kemudian kembali ke jantung.
 Kapiler, merupakan pembuluh darah terkecil yang berdinding tipis. Pada kapiler terjadi
pertukaran zat dan gas. Pertukaran ini terjadi antara kapiler dan cairan interstisial tubuh.

3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.

Hubungan Olahraga dengan Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Sebagaimana kita ketahui, jantung adalah motor dari sistem kardiovaskuler. Tugas utamanya
yaitu mengantarkan oksigen atau zat asam dari hasil metabolisme ke seluruh organ tubuh yang
vital. Selain itu jantung juga berfungsi membawa sisa metabolisme dari jaringan tubuh untuk di
ekskresi. Dengan demikian, organ-organ tubuh tersebut hanya bisa tumbuh, berkembang dan
menghasilkan tenaga jika mendapatkan aliran darah dengan nutrisi yang cukup. Hal ini tidak ada
pengecualiannya berlaku juga untuk jantung itu sendiri. Jika jantung dan organ vital lainnya
tidak cukup mendapatkan aliran darah seperti yang diperlukan, misalnya karena adanya
penyempitan pembuluh darah. Maka jantung dan organ vital lain tidak bisa memenuhi fungsi
sebagai mana mestinya. Pada saat berolahraga, jantung dan sistem peredaran darah harus bekerja
lebih banyak denga detak nadi yang semakin cepat dan tekanan darah akan meningkat, untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrient yang semakin meningkat di jaringan dengan sisa hasil
metabolitan yang banyak seperti asam laktat dan benda-benda keton. Perubahan yang terjadi ini
ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat tetap, dimulai dengan perubahan fisiologi dan
dalam waktu yang relative lama akan terjadi perubahan morfologis yang lebih konsisten.

Pada tahun 2008, Massachusetts General Hospital (MGH) melakukan penelitian pada mahasiswa
Universitas Harvard dan menemukan hasil tentang efek olahraga terhadap jantung. Olahraga
yang dilakukan dibagi menjadi dua jenis yaitu endurance (ketahanan) dan strength (kekuatan).
Pemerikasaan echocardiography dilakukan pada awal dan hari ke 90 perlakuan dan didapatkan
hasil bahwa ternyata kedua jenis olahraga tersebut berefek pada peningkatan signifikan dari
ukuran jantung sampel. Untuk sampel olahraga endurance, bilik kanan dan kiri (ruangan yang
mengirim darah ke aorta dan paru) membesar. Sedangkan pada sampel strenght, otot jantungnya
menebal, fenomena yang biasanya hanya terjadi pada bilik kiri. Perbedaan fungsional yang
paling signifikan berhubungan dengan relaksasi dari otot jantung di sela-sela denyutan, yaitu
meningkat pada sampel endurance tetapi menurun di sampel strength, tetapi masih berada dalam
range normal.

Kenney et al. (2011:156) menjelaskan selama olahraga/latihan fisik akan terjadi kontrol
terintegrasi pada tekanan darah. Tekanan dikendalikan secara reflex melalui sistem saraf otonom,
khususnya sensor khusus yang berlokasi di aortic arch dan arteri carotid, yang disebut reflex
baroreseptor. Baroreseptor sangat sensitif untuk mengubah tekanan arteri. Reflex baroreseptor
berfungsi sebagai penahan (pengontrol) pada perubahan tekanan darah. Perubahan akut pada
sistem peredaran arah diuraikan sebagai berikut :

 Perubahan Frekuensi Denyut Jantung

Pada saat berolahraga, frekuensi denyut jantung akan meningkat. Semakin tinggi intensitas
olahraga, maka denyut jantung akan semakin cepat, sesuai dengan teori ambang batas anaerobik,
yang menyatakan bahwa jika intensitas olahraga dinaikkan maka frekuensi denyut jantung juga
akan naik. Namun jija intensitasnya terus dinaikkan pada suatu saat hubungannya tidak linier lagi
(berbentuk garis lurus) melainkan akan melengkung.

 Perubahan Volume Darah Sekuncup dan Curah Jantung

Pada saat olahraga, terjadi 2 kejadian yaitu peningkatan curah jantung (cardiac output) dan
redistribusi darah dari otot-otot yang aktif ke otot-otot yang tidak aktif. Curah jantung tergantung
dari stroke volume dan heart rate. Kedua faktor ini meningkat pada waktu olahraga. Saat istirahat,
volume udara sekuncup yang keluar dari jantung (stroke volume = SV) sekitar 70 cc, pada saat
berlatih dapat meningkat sampai 90 cc per denyut. Bagi individu yang sudah terlatih, volume
sekuncup saat istirahat sekitar 90-120 cc, pada saat berlatih dapat mencapai 150-170 cc.

Peningkatan frekuensi denyut jantung yang terus-menerus pada suatu saat tidak akan
meningkatkan curah jantung. Setelah 160 kali/menit bagi yang tidak terlatih atau 180 kali/menit
bagi yang terlatih, maka denyut jantung akan mengalami floater, sehingga volume sekuncup
akan berkurang.

 Perubahan Tekanan Darah

Meningkatnya hormon epinefrin saat olahraga menyebabkan semakin kuatnya kontraksi otot
jantung. Meskipun demikian, tekanan sistolik tidak langsung membumbung tinggi karena
pengaruh epinefrin pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan dilatasi (pelebaran).
Pelebaran pembuluh darah akan sangat tergantung kondisi pembuluh darah. Peningkatan
signifikan tekanan sistolik dan nadi, disebabkan oleh ajeksi darah oleh bilik kiri secara lebih
cepat dan kuat, yang menyebabkan suatu peningkatan rata-rata tekanan darah arterial.

 Perubahan pada Darah

Pada saat terjadi pelebaran arteriola, otot skelet meningkatkan hidrostatik kapiler. Sementara itu,
rekruitmen kapiler meningkatkan area permukaan mikro sirkulasi yang tersedia untuk pertukaran
cairan. Efek ini, bersama dengan peningkatan osmolaritas interstitsial yang disebabkan oleh
peningkatan produksi metabolit dalam serabut otot. Selain itu, kehilangan cairan melalui keringat
menyebabkan volume plasma turun sebesar 15% selama berolahraga berat. Kehilangan cairan ini
sebagian dikompensasi oleh peningkatan reabsorpsi cairan pada vascular bed yang mengalami
vasokontriksi, sehingga tekanan kapiler menurun.

 Perubahan Pendistribusian Darah Selama Olahraga

Pada saat olahraga, darah akan banyak mengalir ke otot-otot yang terlibat dalam gerak.darah
akan mencukupi kebutuhan latihan seperti lemak dan gula untuk penyediaan energi dan
membawa sisa-sisa metabolisme seperti air dan CO2. Darah yang menuju ke pencernaan, ginjal,
hati, kulit akan dikurangi. Semakin tinggi intensitas, darah yang ke otot akan semakin banyak.

Perubahan kardiovaskuler pada saat olahraga dapat disimpulkan dalam tabel berikut :

Variabel Kardiovaskular Perubahan Penyebab


Kecepatan denyut Terjadi akibat peningkatan aktivitas simpatis dari
meningkat
jantung penurunan aktivitas parasimpatis pada nodus SA.
Terjadi akibat vasokontriksi vena yang diinduksi oleh
Aliran balik vena meningkat saraf simpatis serta peningkatan aktivitas pompa otot
rangka dan pompa respirasi.
Terjadi akibat peningkatan aliran bailk vena melalui
mekanisme Frank-Starling (kecuali apabila waktu
pengisian berkurang secara bermakna akibat tingginya
Volume sekuncup meningkat
kecepatan denyut jantung) dan akibat peningkatan
kontraktilitas miokardium yang distimulasi oleh saraf
simpatis.
Terjadi akibat peningkatan kecepatan denyut jantung
Curah jantung meningkat
dan volume sekuncup.
Aliran darah ke otot meningkat Terjadi akibat vasodilatasi arteriol yang dikontrol
rangka aktif dan otot secara lokal, yang diperkuat oleh efek vasodilatasi
jantung epinefrin dan kalahnya efek vasokontriksi simpatis
yang lebih lemah.
Terjadi karena stimulasi simpatis tidak berefek pada
tidak arteriol otak, mekanisme kontrol lokal
Aliran darah ke otak
berubah mempertahankan aliran darah ke otak konstan apaun
keadaannya.
Terjadi karena pusat kontrol hipotalamus menginduksi
arteriol kulit, peningkatan aliran darah kulit membawa
Aliran darah kekulit meningkat panas yang dihasilkan oleh otot yang berolahraga ke
permukaan tubuh, sehingga panas dapat disalurkan ke
lingkungan luar.
Aliran darah ke saluran
Terjadi akibat vasokontriksi arteriol yang diinduksi
pencernaan, ginjal dan menurun
oleh saraf simpatis secara umum.
organ lain
Terjadi karena resistensi di otot-otot rangka, jantung,
dan kulit menurun dengan tingkat lebih besar daripada
Resistensi perifer total menurun
peningkatan resistensi di organ-organ lain.
Tekanan darah arteri rata- meningkat Terjadi curah jantung meningkat lebih besar dari pada
rata (sedang) penurunan resistensi perifer total.

Sesaat setelah olahraga, akan terjadi penurunan aktivitas kardiovaskuler. Baroreseptor akan
merespons untuk memberikan penurunan denyut jantung dan kontraktilitas jantung, begitu juga
akan terjadi penurunan tekanan darah. Hal ini sebagai tugas baroreseptor untuk mengembalikan
keadaan tubuh untuk menjadi seimbang atau disebut homeostatis. Denyut jantung biasanya
dikembalikan dalam waktu kurang dari 5-10 detik setelah olahraga. Efek penurunan tekanan
darah akibat latihan fisik, khususnya tekanan sistolik mulai terlihat pada 1-3 jam setelah
melakukan aktivitas fisik selama 30-45 menit. Efek penurunan tekanan darah ini akan terjadi
lebih dari 9 jam setelah latihan fisik. Penurunan tekanan darah yang menetap akan lebih terlihat
setelah 4-6 minggu latihan. Tidak seperti pada penurunan tekanan darah sistolik, penurunan
tekanan darah diastolic akibat latihan fisik berhubungan dengan lamanya melakukan olahraga.

Anda mungkin juga menyukai