EKOSISTEM ESTUARI
TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN
Diana Putri Renitasari, S.Pi., MP
Email : dianarenitasari@gmail.com
A.
B.
Nama Pokok Bahasan : Ekosistem Estuari
Deskripsi Singkat
MODUL
Pokok bahasan ini diberikan 1 (satu) kali tatap muka
Ekosistem estuari adalah ekotone atau zona transisi antara perairan tawar dengan
perairan laut. Tipenya bermacam–macam, tergantung geomorfologi, hidrografi, dan
interaksi antara geologi, geomorfologi dan iklim.
Faktor abiotik yang berperanan penting adalah salinitas, dan ini mempengaruhi
faktor biotiknya. Berdasarkan gradient salnitas yang terbentuk, organisme yang hidup di
estuari terdiri dari organisme stenohaline yaitu organisme laut yang dapat hidup hanya
sampai salinitas 30‰, organisme eurihaline yaitu organisme laut yang dapat menembus
sampai salinitas 5‰, organisme payau yang merupakan organisme khas dari estuari dan
organisme air tawar.
Salinitas ini juga mengharuskan organisme yang hidup di estuari perlu
mengembangkan mekanisme adaptasi, antara lain adaptasi morfologis, fisiologis dan
tingkah laku. Produktivitas primer di kolom air rendah, herbivore sedikit, detritus banyak,
ini menunjukkan bahwa dasar rantai makanan di estuari adalah detritus, yang dapat
dikonsumsi oleh organisme dalam bentuk suspensi maupun deposit.
1. PENDAHULUAN
2. TIPE ESTUARI
April 2, 2020 2
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
1) Lembah sungai tergenang adalah yang terpaling luas berkembang di sepanjang garis
pantai dengan dataran pantai yang realtif rendah dan datar.
2) Estuari jenis fjord adalah pantai yang dalam, benbentuk U melesak ke bawah karena
pengaruh glacial, dan biasanya dengan bentuk yang dangkal pada mulutnya.
3) Estuari bentukan tanggul (bar-built) adalah cekungan yang dangkal, seringkali sebagian
tergenang pada saat air surut, tertutup oleh tanggul lepas pantai (off-shore bar), atau
pulau–pulau penghalang (barrier islands), terpotong–potong oleh jalan air (inlet).
4) Estuari bentukan proses tektonik adalah pantai yang menurun yang terbentuk oleh
adanya kelainan geologi atau penurunan setempat, seringkali disertai masuknya
sejumlah besar air tawar.
5) Estuari delta sungai terdapat pada muara sungai besar (Pritchard, 1967 dalam Odum,
1996).
1) Estuari dataran pesisir (coastal plain estuary) terbentuk pada akhir jaman es
penghabisan. Permukaan air laut naik menggenangi lembah sungai di pantai yang
rendah tanahnya.
2) Estuari tektonik, terbentuk karena permukaan daratan turun dan air laut menggenangi
nya.
April 2, 2020 3
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
3) Gobah (teluk semi tertutup), terbentuk karena adanya formasi beting pasir sejajar garis
pantai dan sebagian memisahkan perairan yang terdapat di belakangnya.
4) Fjord lembah yang telah diperdalam oleh kegiatan glasier dan kemudian digenangi air
laut. Mulutnya dangkal dan dapat membatasi pertukaran air tawar di dalam fjord dengan
air laut, sehingga seringkali perairan yang lebih dalam menjadi tergenang karena tidak
adanya sirkulasi air (Nybakken, 1988).
3. KOMPONEN BIOTIK
1) Fauna payau
Fauna payau hidup pada salinitas 5–30‰,
merupakan spesies organisme yang menetap. Di
kawasan iklim sedang antara lain polichaeta,
moluska (khususnya lamelabranchiata) dan
krustasea (khususnya isopoda dan amphipoda).
Di kawasan tropis dan sub tropis antara lain
moluska (dominan gastropoda) dan kepiting dari
family Ocypodidae dan Grapsidae.
Penyebarannya terbatas karena toleransi
fisiologis dan interaksi biologis (misal
pemangsaan).
Contoh (Gambar 7): Gambar 7. Fauna Estuari yang Khas
a) Bivalva (Scrobicularia plana, Mya arenaria, (Nybakken, 1988)
Cardium glaucum, C. edule, Macoma
balthica).
b) Krustasea (Corophium volutator, Gammarus sp., Idatea chelipes, Neomysis vulgaris,
Sphaeroma sp.).
c) Polichaeta (Arenicola marina, Manayunkia aestuarina, Nereis diversicolor, N. virens,
Nephtys hombergi dan Pygospia elegans).
d) Prosobranch (siput kecil Hydrobia ulvae).
e) Tiram (Crassostrea dan Ostrea)
2) Fauna laut
Fauna laut, jumlah terbesar dan terdiri dari
stenohaline dan eurihaline (Gambar 8).
Stenohaline adalah organisme yang mempunyai
kemampuan mentoleransi kisaran salinitas
sempit, penyebarannya terbatas hanya sampai di
mulut estruari dengan salinitas > 30 ‰.
Organisme ini sama dengan yang dijumpai di laut
terbuka.
Eurihaline adalah organisme yang mempunyai
kemampuan mentoleransi kisaran salinitas lebar,
mampu menembus hulu estuari dengan jarak
yang bervariasi, misalnya pada salinitas 15 ‰
atau sampai 3‰, contohnya :
a) Ikan yang pada fase tertentu dari siklus
hidupnya mencari makan di estuari, Gambar 8. Pengaruh Salinitas terhadap
contohnya family Engraulidae, Clupeidae, Penyebaran Organisme di Estuari
(Barnes, 1974; Nybakken, 1988)
April 2, 2020 4
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
Jumlah spesies di estuari lebih sedikit dibandingkan di air tawar atau laut di dekatnya.
Hal ini karena ketidakmampuan organisme air tawar mentoleransi kenaikan salinitas dan
organisme air laut mentoleransi penurunan salinitas estuari.
Organisme yang dominan di estuari sebenarnya berasal dari laut bukan dari perairan
tawar. Hal ini disebabkan organisme laut lebih mampu mentoleransi penurunan salinitas yang
besar daripada spesies air tawar dalam menghadapi kenaikan salinitas.
Spesies estuari sangat sedikit, karena (1) fluktuasi salinitas yang besar sehingga hanya
beberapa spesies saja yang dapat membentuk kekhususan fisiologi yang diperlukan untuk
bertahan hidup di estuari, (2) ditinjau dari waktu geologi, estuari belum lama terbentuk,
sehingga tidak memungkinkan terbentuknya fauna yang sempurna, (3) keragaman topografi
dan relung hanya sedikit.
3.2. Makroflora
Estuari miskin vegetasi karena (1) substrat berupa lumpur dan tidak cocok untuk
melekatnya makroflora dan (2) perairan keruh sehingga penetrasi sinar matahari hanya
sampai lapisan atas yang dangkal, maka :
1) Di lapisan atas dan intertidal, vegetasi terbatas, ada sejumlah kecil alga hijau
(Enteromorpha, Chaetomorpha, Cladophora, Ulva) yang bersifat musiman.
2) Di lapisan bawah sering tanpa vegetasi.
3) Di bawah tingkat pasang surut rata-rata terdapat rumput laut Cymodocea, Ruppia,
Thalassia, Zostera. Vegetasi ini selain penting dalam produktivitas primer, juga
mengandung epifita alga.
Ciri yang lain
1) Diatom bentik lebih melimpah daripada sejenisnya yang hidup planktonik, bersifat
mobil, melakukan migrasi berpola ritmik (bergerak ke permukaan dan turun ke lumpur
tergantung penyinaran).
Vegetasi (dilihat dari biomas) yang dominan adalah emergen (mencuat), yaitu
tumbuhan berbunga berumur panjang, akar menancap di intertidal bagian atas dan
membentuk komunitas khas rawa asin (salt marsh), dengan genus yang dominan adalah
Spartina, Salicornia. Ciri khas sebagai penjebak sedimen dan produktivitas sangat tinggi
(penghasil produktivitas primer terbesar di estuari). Di kawasan tropis rawa asin diganti hutan
mangrove.
3.3. Fitoplankton
1) Jumlah spesies sedikit, factor pembatasnya adalah kekeruhan yang tinggi dan
penggelontoran (flushing) yang cepat.
April 2, 2020 5
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
3.4. Zooplankton
4. ADAPTASI ORGANISME
Untuk hidup dalam kondisi suhu dan salinitas yang berfluktuasi dan adaptasi terhadap
habitat yang tersedia.
1) Organisme yang membuat lubang dalam lumpur mempunyai rumbai-rumbai halus dari
rambut atau sitae, menjaga jalan masuk ke ruang pernafasan agar tidak tersumbat
partikel lumpur, misalnya kepiting dan kerang.
2) Ukuran badan lebih kecil dibandingkan organisme yang sepenuhnya hidup di laut.
a) Jumlah ruas tulang punggung ikan berkurang.
b) Perkembangbiakan spesies laut lebih pendek, kesuburan menurun.
c) Spesies air tawar dapat menjadi steril.
April 2, 2020 6
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
5. RANTAI MAKANAN
5.1. Produktifitas
Bahan organik di estuari berasal dari produktivitas primer di dalam dan sekitar estuari,
sungai dan laut. Peranan produktivitas primer dalam menyumbang total bahan organik sulit
diperkirarkan karena :
1) Hanya sedikit herbivora yang langsung makan tumbuhan, oleh karena itu tumbuhan
harus dihancurkan dulu menjadi detirtus sebelum memasuki rantai makanan. Proses
penguraian ini melibatkan kerja bakteri, dan detritus yang dihasilkan (autochtonus)
tidak dapat dibedakan dengan detritus dari sungai dan laut (alochtonus).
2) Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan alga, yang kemudian
menjadi makanan bagi pemakan suspensi dan detritus. Oleh karena itu detritus yang
dimaksud disini adalah partikel organik, bakteri, alga, protozoa. Detritus sangat
melimpah, sebagai contoh perairan laut terbuka mengandung 1 – 3 mg berat kering
bahan organik per liter (1 – 3 mgC/l), sedangkan estuari mengandung 100 mgC/l.
Konsentrasi nutrien di estuari cukup tinggi, tetapi nitrogen sering rendah dan menjadi
faktor pembatas.
Produktivitas primer di kolom air rendah, herbivore sedikit, detritus banyak, ini
menunjukkan bahwa dasar rantai makanan di estuari adalah detritus, yang dapat dikonsumsi,
April 2, 2020 7
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
1) Dalam bentuk suspensi (bersama fitoplankton dan zooplankton) oleh avertebrata bentik
pemakan suspensi, contohnya kerang Cardium dan Mya.
2) Langsung dari substrat (di dalam atau di atas), contohnya kerang Scrobicularia dan
Macoma, yang mempunyai sifon – sifon yang terpisah dan makan dengan ‘menghisap’
partikel detritus dari substrat melalui sifon penghirupnya.
3) Cacing polichaeta family Ampharetidae, Spionidae dan Terebellidae, dengan cara
membentangkan tentakelnya yang panjang ke atas permukaan lumpur, mengumpulkan
dan menyangkutkan partikel organik melalui saluran bulu lendir.
4) Cacing polichaeta famili Capitellidae dan Arenicolidae menelan substrat secara
langsung, mencernakan bahan organik dan bakteri pada saat melewati saluran
pencernaannya.
5) Pemakan deposit lain adalah amfipoda dari genus Corophium, secara mekanis memilih
partikel menggunakan anggota badannya. Gastropoda kecil Hydrobia dan Batillaria
menggaruk permukaan lumpur.
Predator atau pemangsa avertebrata pemakan detritus adalah kepiting, udang,
polichaeta (genus Glycera, Nepthys, Nereis), gasttopoda (Polinices, Aglaja, Chelidomura,
Busycon), ikan sebelah Pleuronectes platessa memakan polichaeta, ikan sebelah (Platichthys
flesus) memakan rebon (misid), udang dan amfipoda.
Burung antara lain itik, angsa, camar, burung pantai memakan avertebrata infauna.
Burung Haematopus ostralegus memakan tiram Cardium, trinil merah (Tringa tetanus)
memakan Corophium, dan knot (Calidrus canutus) memakan Macoma.
1) Detritus (allochtonous)
yang berasal dari sungai,
daratan dan laut, bersama
dengan detritus dari
estuari sendiri
(autochtonous)
dimanfaatkan oleh bakteri
dan blue green algae,
kemudian oleh
mikrofauna. Detritus ini
juga dimanfaatkan oleh
avertebrata dan ikan
pemakan detritus. Ikan
pemakan detritus di
estuari dimangsa oleh
predator puncak yaitu
burung dan sebagian Gambar 9. Jaring Makanan di Estuari (Barnes, 1974)
keluar ke ekosistem laut.
Avertebrata pemakan
detritus selain menyumbang autochtonous detritus, juga dimangsa oleh burung dan
ikan pemakan bentos. Ikan ini kemudian dimangsa burung dan ada yang masuk ke
ekosistem laut.
2) Diatom bentik dan alga (Zostera) menyumbang autochtonous detritus, dimanfaatkan
oleh mikrofauna, avertebrata pemakan detritus, avertebrata pemakan suspensi dan
burung detritus.
3) Fitoplankton berasal dari laut dan sebagian kembali ke laut, menyumbang
autochtonous detritus, dimangsa zooplankton, avertebrata pemakan suspensi
April 2, 2020 8
MODUL EKOLOGI PERAIRAN 04/02/2020
REFERENSI
Barnes, R.S.K. 1974. Estuarine Biology. Studies in Biology No. 49. Edward Arnold
(Publishers) Limited. London.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan. PT.
Gramedia. Jakarta.
Odum, E.P. 1996. Dasar Dasar Ekologi. Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
April 2, 2020 9