Anda di halaman 1dari 6

instrumen/in·stru·men/ /instrumén/ n 1 alat yang dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang

dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia); perkakas; 2 sarana penelitian (berupa
seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpul-kan data sebagai bahan pengolahan; 3 alat-alat musik
(seperti piano, biola, gitar, suling, trompet); 4 ki orang yang dipakai sebagai alat (diperalat) orang lain (pihak
lain); 5 dokumen resmi seperti akta, surat obligasi;
-- navigasi Lay instrumen yang digunakan untuk menentukan posisi kapal di laut
Instrumen penelitian adalah: Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian
yang menggunakan suatu metode.
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat
untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan
instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, factor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau
berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan
keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
Keterangan:
1. Lensa Okuler
2. Tabung mikroskop/Tubus
3. Revolver
4. Pengunci Tabung tubus
5. Lensa Objektif
6. Penjepit Preparat
7. Meja preparat
8. Kondensor
9. Pemutar Kondensor
10. Pemutar Kondensor
11. Diafragma
12. Pegatur penjepit preparat
13. Makrometer sekrup
14. Mikrometer sekrup
15. penagtur penjepit preparat
16. Sakelar Lampu/tombol on atau off
17. Pengatur Intensitas Cahaya
18. Lampu

Fungsi Bagian-bagian Mikroskop :

1.  Lensa Okuler berfungsi untuk berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, gambar yang ditangkap
oleh lensa objektif 
2. Tabung Mikroskop berfungsi untuk mengatur fokus
3.  Revolver berfungsi untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
4. pengunci tabung  tubus  dgn lengan mikroskop 
5. Lensa Objektif berfungsi untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda. 
6.  Penjepit preparat atau pemegang sediaan berfungsi untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak
bergeser.
7.  Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
8.  Kondensor berfungsi untuk memfokuskan/mengumpulkan cahaya ke benda yang sedang diamati
9 pemutar kondensaturberfunsi mengatur kondensor naik atau turun
11.Diafragma berfungsi untuk mengatur cahaya yang akan masuk ke mikroskop
12. mengatur penjepit preparat ke kiri atau kanan
13.  Tombol pengatur fokus kasar berfungsi untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat
14 Tombol pengatur fokus halus berfungsi untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat
15 pengatur penjepit preparat berfungsi mengatur penjepit preparat kedepan atau kebelakang 
16.sakelar lampu berfungsi memutuskan aliran lisrik atau menghubungkan aliran listrik ke mikroskop
17pengatur intensitas cahaya befungsi mengatur lampu redup atau nyala terang
18 Lampu sumber cahaya pada mikroskop
Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya dengan bantuan perbedaan
sifat fisik masing-masing komponen.
Jenis-jenis Kromatografi
Berdasarkan Teknik Kerja yang digunakan, antara lain :
1.    Kromatografi Kertas
2.    Kromatografi Kolom
3.    Kromatografi Lapis Tipis
4.   Kromatografi Gas
1.   Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas selulosa murni yang mempunyai
afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya. Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan
campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.
Prinsip Kerja Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan
campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Cara penggunaan Kromatogarfi kertas
1.    Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman No.1.
2.    Sampel diteteskan pada garis dasar kromatografi kertas.
3.    Kertas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh uap pelarut.
4.   Penjenuhan udara dengan uap, menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut
pada kertas.

2.  Kromatografi Kolom


Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran.
Prinsip Kerja Kromatografi Kolom
•         Didasarkan pada absorbsi komponen2 campuran dengan afinitas berbeda terhadap permukaan fase
diam.
•         Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan yang mengalir membawa
komponen campuran sepanjang kolom.
•         Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan dan afinitasnya
paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.
Cara Penggunaan Kromatografi Kolom
1. Sampel yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui atas kolom dan dibiarkan mengalir
ke dalam adsorben (bahan penyerap).
2. Komponen dalam sampel diadsorbsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita
sempit pada permukaan atas kolom.
3. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun
melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap zona berisi satu macam komponen.
4. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar kolom. 

3.   Kromatografi Lapis Tipis


Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan
mengetahui kuantitasnya yang digunakan.
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik
seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas.
Prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis
•         KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau
logam atau plastik yang keras.
•         Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam.
•         Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
•         Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna.
Cara Penggunaan Kromatografi Lapis Tipis
Pada cara penggunaan KLT hampir sama dengan penggunaan Kromatografi kertas, hanya saja pada
KLT fase diamnya menggunakan plat gelas/ logam/ Aluminium foil sedangkan pada kromatografi kertas
menggunakan kertas saring.

4.  Kromatografi Gas


Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen- komponennya dengan
menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
Prinsip Kerja Kromatografi Gas
•         Gas pembawa (biasanya menggunakan helium, argon / nitrogen) dengan tekanan tertentun dialirkan
secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam.
•         Komponen sampel akan terabsorbsi oleh fase dim dengan kecepatan berbeda.

Cara Penggunaan Krromatografi Gas


1.    Sampel diinjeksikan ke injektor yang suhunya telah diatur.
2.    Setelah sampel menjadi uap, akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.
3.    Sehingga komponen akan terabsorbsi oleh fase diam sampai terjadi pemisahan.
4.   Komponen yang terpisah menuju detektor akan menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional.
5.    Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh amplifier.
6.   Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa puncak.
 

Cara Memelihara Kromatografi


1.    Pada kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis, fase diam harus disimpan dalam ruang tertutup atau di
tempat yang kering jauh dari sumber uap.
2.    Pada kromatografi kolom & kromatografi gas sebelum dan sesudah dipakai harap dicuci bersih kemudian
dikeringkan, lalu disimpan pada tempat yang aman.
ele·men /élemén/ n 1 zat sederhana (tunggal) yg dianggap sbg komposisi bahan alam semesta (spt udara,
tanah, air, api); 2 bagian (yg penting, yg dibutuhkan) dr keseluruhan yg lebih besar; unsur: pendidikan merupakan --
penting dl suatu negara; 3 alat pembangkit tenaga listrik secara kimia; 4 Fis zat yg tidak dapat diuraikan menjadi zat
yg lebih sederhana (yg tidak kompleks): air (H20) adalah senyawa yg mengandung -- hidrogen dan oksigen; 5 Fis zat
yg terdiri atas atom yg semuanya memiliki bilangan atom yg sama; 6 Fis bagian dr sebuah tabung elektron, sebuah
peranti semikonduktor, atau dr sebuah susunan antena yg langsung berhubungan dng penampilan sifat listriknya

Absorbansi (disebut juga densitas optis meski densitas optis juga berarti indeks refraksi) adalah rasio
logaritmik dari radiasi yang dipaparkan ke suatu bahan terhadap radiasi yang ditransmisikan menembus bahan.
Absorbansi digunakan dalam spektroskopi dan kimia analitik.

Adsorpsi merupakan suatu proses kimia ataupun fisika yang terjadi ketika suatu fluida, cairan
maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (disebut: zat penjerap, adsorben) dan akhirnya
membentuk suatu lapisan  film (disebut: zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan
absorpsi yang merupakan penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Adsorpsi -->  peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain
Adsorbat à senyawa terlarut yang  dapat terserap
Adsorben àpadatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap
Dalam pengertian lain menyatakan adsorpsi merupakan suatu peristiwa penyerapan pada lapisan
permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau
adsorben.

Selain zat padat, adsorben dapat pula zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara :

·         zat padat dan zat cair,


·         zat padat dan gas,
·         zat cair dan zat cair
·         gas dan zat cair

Penguat RF (Radio Frekuensi) adalah perangkat yang berfungsi memperkuat sinyal frekuensi tinggi (RF)
dan diterima oleh antena untuk dipancarkan. Penguat RF ini dirancang dengan menggunakan komponen-
komponen yang memiliki keistimewaan dan kemampuan untuk memperkuat sinyal yang dikerjakan pada frekuensi
radio.
A.    Sumber-sumber Kesalahan
Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan dalam pengukuran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga sumber kesalahan, yaitu kesalahan karena alam (natural error), kesalahan
karena alat (instrumental error), dan kesalahan karena pengukur (personal error).
i.          Kesalahan Alam (natural error)
Kesalahan ini terjadi akibat dari perubahan kondisi lingkungan saat melakukan proses pengukuran. sebagai
contoh perubahan tenperatur yang mengakibatkan beda pengukuran antara kondisi yang satu dengan yang
lain dengan menggunakan jangka sorong.
ii.        Kesalahan Alat (instrumental error)
Kesalahan akibat dari ketidaksempurnaan konstruksi dan kalibrasi alat. Contoh kesalahan pembagian skala
pada suatu alat ukur.
iii.      Kesalahan Pengukur (personal error)
Kesalahan ini sering terjadi karena keterbatasan pengukur dalam melakukan pengamatan dan kecerobohan
pengukur selama proses pengukuran.

Kesalahan alat
·         Kesalahan kalibrasi yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika pertama kali alat dibuat.
Bisa dihindari dengan membandingkan alat tersebut dengan alat baku (standar).
·         Pemakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi, yaitu pada kondisi suhu, tekanan atau
kelembaban yang berbeda. Itulah sebabnya perlu dicatat nilai variable atau kondisi lingkungan saat
eksperimen dilakukan, misalnya suhu dan tekanan udara di laboratorium.

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat
pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer
dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta
kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik
tertentu di skala.

Adapun manfaat daripada dilakukannya kegiatan kalibrasi alat-alat instrumentasi dengan bantuan penyedia
jasa kalibrasi adalah:

1. Diperolehnya kepastian akurasi pengukuran alat-alat produksi dan alat ukur dalam transaksi
perdagangan sehingga terjadi transaksi yang adil, serta menghindari terjadinya sengketa atas hasil
pengukuran dan pengujian yang berbeda.
2. Diperolehnya kepastian bahwa produk yang dihasilkan  memenuhi regulasi baik lokal maupun
internasional;
3. Mengurangi risiko ditariknya produk gagal atau produk yang tidak memenuhi syarat regulasi;
4. Meningkatkan citra perusahaan

3Yr9NzT2DwtUpkR

Anda mungkin juga menyukai