THALASEMIA
A. PENGERTIAN
akibat berkurangnya kecepatan sintesis rantai alpha atau beta (Hoffbrand, 2005).
Dimana kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur
eritrosit menjadi pendek yaitu kurang dari 100 hari (Yuwono, 2012).
B. KLASIFIKASI
1. Thalasemia beta
Pada bentuk heterozigot, dapat dijumpai tanda – tanda anemia ringan dan
2. Thalasemia alpa
C. ETIOLOGI
banyak diturunkan oleh pasangan suami isteri yang mengidap thalassemia dalam
secara genetik dan resesif. Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut
sebagai gen globin beta yang terletak pada kromosom 11. Pada manusia
kromosom selalu ditemukan berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur
gen globin beta yang mengalami kelainan disebut pembawa sifat thalassemia-
mempunyai 1 belah gen dalam keadaan normal (dapat berfungsi dengan baik).
dari kedua orang tua yang masing-masing membawa sifat thalassemia. Pada
proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari ibunya
dan sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing-masing pembawa
berubah (gen thalassemia) dari bapak dan ibunya maka anak akan menderita
thalassemia. Sedangkan bila anak hanya mendapat sebelah gen thalassemia dari
ibu atau ayah maka anak hanya membawa penyakit ini. Kemungkinan lain adalah
anak mendapatkan gen globin beta normal dari kedua orang tuanya.
D. PATOFISIOLOGI
Hemoglobin paska kelahiran yang normal terdiri dari dua rantai alpa dan
rantai alpa dan produksi rantai gamma tetap aktif, dan menyebabkan
sangat tidak stabil, mudah terpisah dan merusak sel darah merah yang dapat
darah merah dibentuk dalam jumlah yang banyak, atau setidaknya bone marrow
transfusi serta kerusakan yang cepat dari sel defectif, disimpan dalam berbagai
organ (hemosiderosis).
E. PATHWAY TALASEMIA
F. MANIFESTASI KLINIS
Bayi baru lahir dengan thalasemia beta mayor tidak anemis. Gejala awal
pucat mulanya tidak jelas, biasanya menjadi lebih berat dalam tahun pertama
kehidupan dan pada kasus yang berat terjadi beberapa minggu pada setelah lahir.
Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang masa kehidupan
anak akan terhambat. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh
dan dapat disertai demam berulang akibat infeksi. Anemia berat dan lama
perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk muka mongoloid
tungkai, dan batu empedu. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila
limpanya telah diangkat sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia
hipersplenisme.
(perikerditis).
Secara umum, tanda dan gejala yang dapat dilihat antara lain:
1. Letargi
2. Pucat
3. Kelemahan
4. Anoreksia
5. Sesak nafas
7. Pembesaran limpa
G. KOMPLIKASI
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Tranfusi
darah yang berulang ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam
darah sangat tinggi, sehingga di timbun dalam berbagai jarigan tubuh seperti
hepar, limpa, kulit, jantung dan lain lain. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi
alat tersebut (hemokromatosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma
Hepatitis pasca transfusi biasa dijumpai, apalagi bila darah transfusi telah
hepatis, diabetes melitus dan jantung. Pigmentasi kulit meningkat apabila ada
terutama seri eritrosit. Hasil foto rontgen meliputi perubahan pada tulang
I. PENATALAKSAAN
besarnya limpa.
ASUHAN KEPERAWATAN
TALASEMIA
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
1. Biodata
Biodata pasien
Nama, umur, JK, agama, suku/bangsa, alamat, pekerjaan, no RM, tgl MRS,
tanggal Pengkajian, Diagnosa Medis
Biodata Penanggung Jawab
nama, umur, JK, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir, status perkawinan,
suku bangsa, alamat
ASAL KETURUNAN/KEWARGANEGARAAN THALASEMIA BANYAK
DIJUMPAI PADA BANGSA DISEKITAR LAUT TENGAH (MEDITERANIA). SEPERTI
TURKI, YUNANI, CYPRUS, DLL. DI INDONESIA SENDIRI, THALASSEMIA CUKUP
BANYAK DIJUMPAI PADA ANAK, BAHKAN MERUPAKAN PENYAKIT DARAH
YANG PALING BANYAK DIDERITA.
UMUR PADA THALASEMIA MAYOR YANG GEJALA KLINISNYA JELAS,
GEJALA TERSEBUT TELAH TERLIHAT SEJAK ANAK BERUMUR KURANG DARI 1
TAHUN. SEDANGKAN PADA THALASEMIA MINOR YANG GEJALANYA LEBIH
RINGAN, BIASANYA ANAK BARU DATANG BEROBAT PADA UMUR SEKITAR 4 – 6
TAHUN.
2. Keluhan utama /alasan masuk Rumah sakit
a. keluhan saat MRS ( pasien cenderung pucat dan lemas )
b. keluhan saat pengkajian ( pasien cenderung pucat dan lemas)
3. riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan anak Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas
bagian atas infeksi lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb
yang berfungsi sebagai alat transport.
4. riwayat penyakit masa lalu
pasien mengalami thalasemia sejak kapan
5. riwayat Imunisasi dasar
6. riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga Karena merupakan penyakit keturunan, maka
perlu dikaji apakah orang tua yang menderita thalassemia. Apabila kedua
orang tua menderita thalassemia, maka anaknya berisiko menderita
thalassemia mayor. Oleh karena itu, konseling pranikah sebenarnya perlu
dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya penyakit yang mungkin
disebabkan karena keturunan.
7. riwayat perkembangan
a. motorik halus
b. motorik kasar
c. bahasa / komunikasi
d. adaptasi sosial
Pertumbuhan dan perkembangan Sering didapatkan data mengenai adanya
kecenderungan gangguan terhadap tumbuh kembang sejak anak masih
bayi, karena adanya pengaruh hipoksia jaringan yang bersifat kronik. Hal
ini terjadi terutama untuk thalassemia mayor. Pertumbuhan fisik anak
adalah kecil untuk umurnya dan ada keterlambatan dalam kematangan
seksual, seperti tidak ada pertumbuhan rambut pubis dan ketiak.
Kecerdasan anak juga dapat mengalami penurunan. Namun pada jenis
thalasemia minor sering terlihat pertumbuhan dan perkembangan anak
normal.
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil :
- TTV normal
- Leukosit : 5000-10.000 mm
Intervensi :
tidur.
5. Mengobservasi dan
mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas
Kriteria hasil:
sehari-hari)
120-100/
- TTV dalam batas normal (TD 70-80 mmHg), nadi (60-100
x
/menit), napas (18-22 x/menit), suhu (36,5-37,50 C)
Intervensi :
kelemahan otot.
dan paru.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
meningkat.
Rasional : Agar pemenuhan kebutuhan nutrisi tercukupi
nutrisi.
setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius,
2000
Suriadi, Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1. Jakarta, 2001.
Wong, Donna L, Christina Algiere Kasparisin, Caryn Stoer mer Hess. Clinical
Manual Pediatric Nursing. Fourth edition. St. Louis : Mosby Year Book, 1996.