PENDIDIKAN”
DISUSUN OLEH
DWI MARYANTO (06032681923010)
AYU FADHILAH (06032681923012)
DOSEN PENGAMPU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami curahkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-
Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sepenuhnya kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari apa yang disebut dengan sempurna, di sebabkan keterbatasan dan
kemampuan. Namun demikian kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu yang
memberikan materi dalam mata kuliah Perencanaan Pendidikan. Dalam penulisan makalah
ini kami berusaha seoptimal mungkin, namun demikian tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan, untuk itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca, dan bagi
kami khususnya. Namun kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar - besarnya apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................................................................2
Tujuan.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
Pengertian Perencanaan Strategis............................................................................................................3
Perencanaan Strategi Pendidikan.............................................................................................................4
Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Strategi Pendidikan............................................................5
1. Implementasi Perencanaan Strategi Teori Rowe dkk (1990).......................................................5
2. Implementasi Perencanaan Strategis Model Fred. R David.........................................................8
3. Implementasi Perencanaan Strategis Teori Judson......................................................................9
Tujuan Perencanaan Pendidikan............................................................................................................10
Manfaat Perencanaan Pendidikan..........................................................................................................11
KESIMPULAN.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang lebih baik.
Dalam UUD no 20 tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Semakin baik suatu kegiatan pendidikan maka akan baik pula
hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Pendidikan merupakan ujung tombak dari
keberhasilan, maka pendidikan pun harus direncanakan sebelum dilaksanakan agar memperoleh
hasil sesuai apa yang diharapkan. Jika pendidikan di sebuah Negara itu berhasil maka kemajuan
pun akan semakin pesat, akan tetapi sebaliknya jika pendidikan itu gagal maka Negara itu akan
mengalami kemunduran atau ketertinggalan (Hartanto 2017). Biasanya, perencanaan pendidikan
melibatkan organisasi-organisasi pendidikan. Pada saat ini, di Indonesia khususnya banyak sekali
organisasi-organisasi pendidikan yang telah berdiri dimulai dari SR (Sekolah Rakyat) yang
sekarang berkembang menjadi SD,SMP, SMA, hingga sampai perguruan tinggi. Selain tadi
masih banyak sekali organisasi pendidikan yang lain selain sekolah seperti LPBA (Lembaga
Pengembangan Bahasa Asing), SLB, dan lain-lain yang pada umumnya bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Dikarenakan banyaknya orgnisasi-organisasi pendidikan yang berada pada
masyarakat saat ini sehingga dalam organisasi-organisasi tersebut membutuhkan suatu
perencanaan yang matang dalam proses mencapai tujuan, visi dan misinya masing-masing.
Akan tetapi tidak semua lembaga pendidikan memiliki atau mendapat capaian nilai
pendidikan yang berkualitas dengan angka 100%. Menurut mulyasana banyak hal yang menjadi
penyebab ketidak berhasilan tersebut, diantaranya 1) rendahnya sumber daya manusia (SDM)
tenaga pendidik/kependidikan, 2) keterbatasan/ minimnya sarana dan prasarana yang menunjang
terlaksananya pendidikan, dan 3) peningkatan anggaran pendidikan dan fasilitas belajar belum
berdampak secara signifikan terhadap kultur dan kinerja mengajar guru serta budaya belajar
siswa. Salah satu upaya yang dapat digunakan dalam mengembangkan mutu lembaga pendidikan
1
yaitu dengan melalui perencanaan strategik. Menurut syaefudin perencanaan dapat diartikan
sebagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Perencanaan itu pula dapat diartikan sebagai suatu proses pembuatan
serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Dan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memadukan diantara cita-cita nasional dan
resources yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Permasalahan berat pendidikan yang harus dihadapi dalam pembangunan pendidikan
didaerah khususnya berkenaan dengan aspek peningkatan mutu pendidikan, pemerataan
pendidikan, efisiensi manajemen, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dan citra publik.
Sehingga kewajiban berat yang dibebankan pendidikan adalah pendidikan harus berfungsi
sebagai pengawet kebudayaan Negara yang sekaligus berorientasi pada perkembangan dan
terwujudnya kemampuan manusia yang memiliki daya saing dan bermoral. Idealnya dalam
melaksanakan penyusunan program pendidikan acuannya adalah perencanaan strategis yang
telah ditetapkan sebagai pedoman dalam mewujudkan keteraturan dan keterarahan dalam
melaksanakan tiap program serta penganggarannya agar tetap konsisten dengan visi, misi, tujuan
dan sasaran pembangunan yang telah dirancang (Ampry, 2013). Maka dari itu, sangat penting
dilakukannya perencanaan strategi pendidikan untuk mewujudkan tujuan dalam suatu pendidikan
baik dalam jangka singkat maupun jangka panjang.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembahasan makalah kali ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan strategi pendidikan?
2. Bagaimana langkah-langkah perencanaan strategi pendidikan?
3. Apakah spesifikasi tujuan dari perencanaan pendidikan?
4. Mengapa diperlukannya perencanaan strategi pendidikan?
Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah kali ini adalah:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan strategi pendidikan
2. Mengetahui langkah-langkah perencanaan strategi pendidikan
3. Mengetahui spesifikasi tujuan dari perencanaan pendidikan
4. Mengetahui menfaat dari perencanaan strategi pendidikan.
2
PEMBAHASAN
3
lingkungan operasi internal organisasi untuk mengenali kekuatan dan kelemahan; 4) pemilihan
strategi yang dibangun di atas kekuatan organisasi dan memperbaiki kelemahannya yang patut
untuk mengambil keunggulan dari peluang eksternal dan melawan hambatan eksternal (SWOT);
dan implementasi strategi
Dengan kata lain, perencanaan strategis adalah rumusan untuk menjawab persoalan-
persoalan jangka pendek dan jangka panjang organisasi. Sehingga di dalamnya mencakup
seperangkat kegiatan dan hasil spesifik yang akan dilakukan dan dicapai. Lebih penting lagi
adalah bagaimana menerapkan rumusan perencanaan strategis itu dalam kegiatan nyata.
Tindakan yang akan diberikan untuk pemecahan masalah, maupun hasil yang diharapkan harus
menjamin untuk diterapkan. Sebuah rencana strategis harus menggambarkan cita-cita yang tinggi
dari organisasi tetapi harus tetap realistis. Tindakan, hasil dan implementasi merupakan sifat
dasar dari perumusan sebuah rencana strategis.
4
nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem
tersebut.
3. Menurut Syahru Perencanaan Strategik Pendidikan bisa juga diartikan Strategic
Planning adalah suatu kegiatan untuk menentukan rencana pengembangan jangka
panjang perusahaan dengan suatu cara tertentu, didasarkan atas semua fakta yang
tersedia, dalam hubungannya dengan tujuan akhir perusahaan dan cara-cara yang
akan ditempuh untuk mencapainya. Skala waktu untuk perencanaan demikian ini
berjarak antara 3 sampai 10 tahun (bahkan lebih untuk industri-industri tertentu).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa
perencanaan strategis adalah proses memutuskan atas program yang akan dilakukan organisasi,
dengan mengidentifikasi apa yang seharusnya dan apa yang dapat dilakukan. Sebuah petunjuk
bagi organisasi dari kondisi yang sedang dihadapi sampai kepada kondisi beberapa tahun ke
depan (masa depan) demi pencapaian tujuan yang maksimal dan sesuai dengan yang diinginkan.
Perencanaan juga merupakan cetak biru untuk pencapaian tujuan yang memuat pengalokasian
sumberdaya yang dibutuhkan, jadwal, tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilaksanakan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut. Dapat dikatakan bahwa sebuah rencana
merupakan jembatan yang dibangun untuk menghubungkan antara masa kini dengan masa
datang yang diinginkan, karena perencanaan adalah mempersiapkan masa depan. Masa depan
memang akan datang dengan sendirinya, tapi tanpa perencanaan masa depan tersebut mungkin
bukan masa depan yang kita inginkan.
5
diagnosis dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan
kajian. Kajian lingkungan internal bertujuan untuk memahami kekuatan-kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weakness) dalam pengelolaan pendidikan. Sementara kajian
lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkap peluang-peluang (opportunities) dan
tantangan-tantangan (threats) dalam penyelenggaraan pendidikan.
Secara visual tahapan dalam proses penyusunan perencanaan strategis dapat dilukiskan
seperti pada Diagram 1 berikut ini.
Tahap perencanaan
Tahap Perencanaan dimulai dengan menetapkan visi dan misi. Visi (vision)
merupakan gambaran (wawasan) tentang keadaan yang diinginkan di masa depan.
Sementara misi (mission) ditetapkan dengan jalan mempertimbangkan rumusan
penugasan, yang merupakan tuntutan tugas dari luar organisasi dan keinginan dari
dalam berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini.
Tahap pengembangan
Tahap pengembangan dirumuskan berdasarkan misi yang diemban dan dalam
rangka menghadapi isu utama (isu strategis). Urutan strategi pengembangan
disusun sesuai dengan isu-isu utama. Dalam rumusan strategi, pengembangan
dapat dibedakan menurut kelompok strategi, dengan rincian terdiri atas tiga
6
tingkat (seperti strategi utama, substrategi, dan rincian strategi). Hubungan antara
visi, misi dan tujuan, isu utama dan strategi pengembangan dapat digambarkan
seperti tertuang pada Diagram 2 berikut ini.
Diagram 2. Hubungan visi, misi, tujuan, isu utama, dan proram pengembangan
Sumber : Buku Perencanaan Pendidikan B12 Manap, 2013
7
adanya perubahan manakala dalam proses implementasinya memerlukan adanya
penyesuaian keadaan.
8
3. Implementasi Perencanaan Strategis Teori Judson
Judson (1966) dalam bukunya yang berjudul Manager’s Guide to Making
Changes, menjelaskan lima langkah penting dalam mengimplementasikan rencana
strategis (perubahan), yakni (1) analyzing and planning the change; (2) communicating
about the change; (3) gainning acceptance of the required changes in behavior; (4)
making the initial transition from the statusquo to the new situation; (5) consolidating
the new conditions and continuing to follow up (Rowe 1990:297). Dengan kata lain,
dalam rangka melakukan perubahan perlu dilakukan langkah-langkah: (1) analisis dan
rencanakan perubahan yang akan dilaksanakan; (2) komunikasikan apa yang harus
diubah; (3) ciptakan suasana penerimaan atas perubahan yang diperlukan; (4) memulai
transisi dari statusquo menuju kondisi yang terbarukan; dan (5) konsolidasikan kondisi
baru dan keberlanjutannya.
Beberapa pra syarat bagi penerapan konsep perencanaan dan manajemen strategis
antara lain preparing and communicating strategic plan; the strategic budget;
understanding the internal environment (assumption and beliefs, values, corporate
culture, strategic vision, grand strategy, goals, objectives, and critical success factors);
assessing the external environment (stakeholder analysis, environmental scanning,
vulnerability analysis, qualitative environmental forecasting); assessment of
product/market dynamics (assessment of product/market strategy, technology
assessment, product/market mapping, competitive portofolio analysis; Understanding the
competitive portofolio analysis (Rowe 1990:299). Dengan kata lain dapat dinyatakan
bahwa penerapan konsep perencanaan dan manajemen strategis dilakukan dengan
langkah-langkah: (1) menyiapkan dan mengomunikasikan rencana strategis; (2)
penganggaran; (3) memahami lingkungan internal organisasi berupa asumsi dan
kepercayaan, nilai-nilai, budaya organisasi, visi strategis, strategi utama, tujuan umum,
tujuan khusus, serta faktor kritis menuju sukses; (4) pengukuran dinamika produk atau
strategi pemasaran, teknologi pengukuran; (5) pemetaan pemasaran produk; (6) analisis
portofolio; dan (7) memahami analisis kompetitif portofolio.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam
penyusunan perencanaan strategi tidak hanya merujuk satu sumber. Hal ini menunjukan bahwa
9
dalam menyusun langkah-langkah perencanaan strategi pendidikan seharusnya tergantung
dengan keadaan lembaga atau sekolah yang akan menerapkannya.
10
proses kegiatan sudah melakukan perencanaan terlebih dahulu bisa dianggap proses kegiatan
tersebut telah berhasil 50% kelancaran menuju hasil yang akan dicapai.
11
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13