Anda di halaman 1dari 5

1. Apa perbedaan peer rivew dan non-peer riview ? analisis perbedaannya !

Peer Review adalah suatu proses pemeriksaan atau penelitian suatu karya atau ide
pengarang ilmiah oleh pakar lain di bidang tersebut. Setelah seorang
peneliti menyelesaikan sebuah proyek penelitian maka segera menyusun laporan
prosedur dan hasil penelitian tersebut kepada penerbit untuk diterbitkan secara resmi
di jurnal ilmiah.Orang yang melakukan penelaahan ini disebut penelaah sejawat atau
mitra bestari (peer reviewer) atau wasit, sedangkan peneliti yang mengirim manuskrip
disebut peer reviewer.
Non-peer review adalah artikel yang tidak menjalani proses peninjauan yang ketat,
atau proses penilaian dan pemeriksaannya tidak melalui seseorang yang ahli dalam
bidang tersebut sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Dari definisi tersebut dapat dilihat perbedaan peer review dan non peer review. Suatu
artikel, karya, penelitian, dan atau jurnal yang telah melalui peer review dapat
dipercaya kebenarannya, data yang didalamnya dapat diambil secara keseluruhan,
memenuhi standar disiplin ilmiah dan standar keilmuan, dan dapat digunakan sebagai
sumber data primer.
Sedangkan Suatu artikel, karya, penelitian, dan atau jurnal yang tidak melalui proses
peer review (non-peer review) belum dapat dipercaya kebenarannya, datanya tidak
dapat diambil keseluruhnnya (biasanya hanya pendahuluannya saja yang dapat
diambil), tidak memenuhi standar disiplin ilmiah dan standar keilmuan, tidak dapat
digunakan sebagai sumber data primer.
2. Apa yang dimaksud dengan I,Q,H dan A ? bagaimana cara membedakannya ? mana
yang paling bagus Q1, Q2, atau H1 atau H2 ?. bagaimana cara menentukan Q1 dan
Q2 ?
Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas jurnal dengan istilah
Quartile, dengan 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Dimana Q1 adalah kluster
paling tinggi atau paling utama dari sisi kulitas jurnal dikuti Q2, Q3 dan Q4
dibawahnya.
Q1: top 25% teratas dari distribusi IF
Q2: middle-high position dari distribusi IF (antara top 50% dan top 25%)
Q3: middle-low positiondari distribusi IF (top 75% ke top 50%)
Q4: lowest position, bagian paling bawah 25% dari distribusi IF
Indeks-h (bahasa Inggris: h-index) merupakan indeks yang mencoba untuk mengukur baik
produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan seorang ilmuwan atau sarjana.
Indeks ini didasarkan pada jumlah karya ilmiah yag dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan
jumlah sitasi (kutipan)yang diterima dari publikasi lain. Indeks ini juga dapat diterapkan pada
produktivitas dan dampak dari sekelompok ilmuwan, seperti departemen atau universitas atau
negara. Jadi, indeks-h mencerminkan jumlah publikasi dan jumlah kutipan per publikasi.
Indeks ini dirancang untuk memperbaiki indeks sebelumnya seperti jumlah total kutipan atau
publikasi. Indeks tersebut berfungsi dengan baik hanya untuk membandingkan ilmuwan yang
bekerja di bidang yang sama; konvensinya sangat berbeda antara bidang yang berbeda. Salah
satu kritik terhadap metode ini adalah bahwa indeks-h gampang dimanipulasi melalui
swasitasi (self-citation).

Untuk menentukan H-Index, cukup urutkan paper/makalah anda berdasarkan jumlah sitasi
terbanyak. Sebagai contoh, seorang akademisi memiliki 7 paper/makalah yang disitasi
masing-masing sebanyak 20, 15, 7, 2, 1 dan 2 paper yang belum memiliki sitasi maka H-
Index orang tersebut adalah 3.

Paper Jumlah Sitasi


1 20
2 15
3 7
4 2
5 1
6 0
7 0
Cara menghitung h-index yaitu:
• h-index 1 = ada 1 paper yang disitasi minimal satu kali
• h-index 2 = ada 2 paper yang disitasi minimal dua kali
• h-index 3 = ada 3 paper yang disitasi minimal tiga kali
• h-index 4 = ada 4 paper yang disitasi minimal empat kali
• h-index 5 = ada 5 paper yang disitasi minimal lima kali
• h-index 6 = ada 6 paper yang disitasi minimal enam kali.

I-indeks adalah indeks yang menunjukkan berapa banyak jumlah publikasi


akademik/ilmiah dari artikel lain yang dikutip oleh penulis dalam jurnal tersebut.
3. Apa yang dimaksud dengan impact factor dan bagaimana cara menentukan nilainya ?
Impact faktor atau faktor dampak atau faktor dampak jurnal adalah ukuran yang
mencerminkan jumlah rata-rata sitiran (sitasi) tahunan untuk artikel terbaru yang
dipublikasikan jurnal tersebut. Impact factor dihitung setiap tahun yang dimulai dari
tahun 1975 untuk jurnal-jurnal yang terdaftar dalam journal citation reports.
4. Jumlah sitasi perartikel dan jumlah sitasi per jurnal dan analisi perbedaannya !
Banyaknya jumlah sitasi akan memperlihatkan dampak dari suatu tulisan sehingga
dengan meningkatnya sitasi setiap artikel akan memengaruhi mutu suatu jurnal.
meski angka sitasi bisa diperoleh dari google scholar, akan lebih baik bila diperoleh
dari scopus/web of science. Contoh: H-index 6, berarti ada 6 artikel yang disitasi oleh
sedikitnya 6 artikel penyitasi i10-indexadalah bilangan i10 terbesar dengan sejumlah
i10 artikel memunyai jumlah sitasi minimum 10 sitasiContoh: i10-index = 1, berarti
ada 1 artikel yang disitasi oleh sekurang-kurangnya 10 artikel.
5. Bagaimana cara menentukan nomer ISSN dan ISBN ?
ISSN adalah Nomor Seri Standar Internasional) adalah sebuah nomor unik yang
digunakan untuk identifikasi publikasi berkala media cetak ataupun elektronik.
Sedangkan ISBN (International Standard Book Number) adalah Pengindentikasi unik
untuk buku-buku yang digunakan secara komersial.

kodebar untuk ISSN memakai EAN-13 yang terdiri dari 13 digit. Tetapi nomor ISSN
terdiri dari kombinasi 8 angka dan huruf X. Tetapi nomor unik sebagai identifikasi
ISSN hanyalah 7 angka pertama, sedangkan angka / huruf X terakhir adalah karakter
cek ISSN. Kodebar ISSN memakai standar EAN-13 yang terdiri dari kombinasi 13
angka dan huruf X, ditandai dengan 3 angka pertama 977 diikuti oleh 7 angka
pertama nomor ISSN, 2 angka tambahan untuk kode penerbitan dan 1 karakter cek
EAN-13.

ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode
penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN
mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya
hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13
digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Awalan ISBN
untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602.
6. Huruf I dalam index singkatan dari apa ? kenapa kok i10, tidak i2,i5, atau i7
misalnya ?
I-indeks adalah indeks yang menunjukkan berapa banyak jumlah publikasi
akademik/ilmiah dari artikel lain yang dikutip oleh penulis dalam jurnal tersebut.
Contohnya: dalam citation indices terdapat i10-indeks yang bernilai 2. Artinya
terdapat 2 artikel yang dikutip oleh minimalnya 10 artikel lain.

7. DOI adalah sebuah susunan alfa-numerik unik yang ditetapkan oleh sebuah lembaga
(The International DOI Foundation) yang berfungsi untuk mengidentifikasi konten
dan menyediakan tautan yang bersifat tetap di internet. Publisher menetapkan sebuah
DOI ketika artikel dipublikasikan dan dibuat secara elektronik.

Semua angka-angka DOI dimulai dengan 10 yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang
dipisahkan oleh tanda / (garis miring).  Prefiks adalah sekumpulan angka unik yang
terdiri dari 4 (empat) dijit atau lebih sebagai identifikasi organisasi. Sedangkan sufiks
ditetapkan oleh publisher dan dirancang untuk menjadi fleksibel dengan publisher
identification standars.

DOI umumnya terletak dihalaman awal artikel elektronik jurnal, dekat dengan
pernyataan copyright. DOI juga dapat ditemukan pada halaman arahan untuk artikel.

8. "Format yang dimiliki oleh DOI cukup sederhana, berbentuk string karakter yang
terbagi menjadi dua bagian: prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”.
Bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen
tertentu dan Bagian prefix menunjukkan sebuah otoritas (lembaga) yang berwenang
meng-assign DOI. " Tunjukkan dengan contoh yang jelas
DOI memiliki format yang sederhana, berbentuk string karakter yang terbagi menjadi
dua bagian: prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”. Bagian prefix
menunjukkan sebuah otoritas (lembaga) yang berwenang meng-assign DOI, dan
bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen
tertentu. Contoh sebuah DOI: 10.29407/intensif.v1i1.562. DOI ini mengidentifikasi
sebuah makalah dalam Jurnal Ilmiah.
Sistem DOI dikembangkan dengan memperhatikan beberapa standar dan saat ini
sudah pula menjadi bagian dari ISO (ISO TC46/SC9). Komponen sistem DOI adalah:
(1) Aturan tentang pembuatan nomor DOI,
(2) Layanan resolusi (resolution service) yang didasarkan pada Handle System.
(3) Model data yang tercakup dalam sebuah data dictionary
(4) Mekanisme penerapan, berupa kebijakan dan prosedur pemakaian DOI.

9. Impact Factor ada yang perartikel dan ada yang perjurnal secara eksternal sitasi.
Bagaimana Anda membedakan kedua jenis ini?

Impact Factor (IF) dari jurnal akademis merupakan ukuran yang mencerminkan


jumlah rata-rata tahunan dari kutipan Artikel terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal
itu. 

Impact factor jurnal adalah ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal
telah disitasi pada tahun tertentu.

Impact factor artikel dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang
pada artikel yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total
yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai