2.1.1 Prekornea
mata memiliki tebal 7 μm dan volume 6,5 ± 0,3 μl.1 Air mata terdiri dari
lapisan lipid luar (0,1 μm), lapisan air/aqueos tengah (7 μm) dan lapisan
Lapisan ini memiliki 4 fungsi utama yaitu, sebagai media optik, mekanik,
2.1.2. Kornea
ini disebut sulcus scleralis. Kornea pada orang dewasa rata-rata mempunyai
3
dan diameter vertikal 10-11 mm. Kornea memiliki indeks refraksi sebesar
1,376 dan kekuatan sebesar 43,25 Dioptri (74% dari total kekuatan mata
manusia normal).5-8
dan terus berkembang matang sampai usia 5 bulan. Epitel kornea berasal
hanya terdapat membran basalin yang tertutup oleh 2 lapisan epitel. Pada
dan epitel bagian bawah dan terus tumbuh sampai bulan ketiga. Stroma
muncul pada bulan ketiga. Kornea pada fetus belum jernih. Hal ini
diakibatkan oleh tingkat hidrasi yang tinggi. Ketika jaringan pada kornea telah
matang, kandungan air dalam kornea mulai berkurang dan kornea menjadi
jernih.7,8
4
Gambar 1. Kornea Anterior
1. Kornea
2. Sklera
3. Iris
4. Badan siliar
5. Lensa
6. Zonula Zinn
(Dikutip dari: Alio, Jorge L, et al. Corneal Regeneration - Therapy and Surgery. Swiss:
Springer Nature Switzerland AG. 2019.)
Kornea adalah salah satu organ tubuh yang memiliki densitas ujung-
5
Gambar 2. Distribusi Persarafan Pada Kornea
Kornea adalah jaringan persarafan yang paling padat di dalam tubuh. Saraf intraepitelial
terminal (INT) menginervasi semua lapisan epitel kornea. Saraf terminal adalah cabang dari
pleksus saraf subbasal kontinu (SNP), yang berasal dari anastomosis kalung epitel di kornea
sentral dan parasentral. Kalung epitel adalah serabut saraf subbasal yang bercabang dari
saraf stroma yang menembus ke dalam kornea dari limbus.
(Dikutip dari: Alio, Jorge L, et al. Corneal Regeneration - Therapy and Surgery. Swiss:
Springer Nature Switzerland AG. 2019.)
susunan yang melingkar dan bergerak sejajar dari epitel ke stroma. Berkisar
1 mm keluar dari limbus, saraf ini melepas selaput perineureum dan selaput
pada kornea. Pada bagian akhir serabut saraf ini membelok 90 0 ke arah
dengan jumlah sekitar 300-400 buah lebih banyak per unitnya dibandingkan
6
Gambar 3. Struktur Mikroskopis Lapisan Kornea
Pada gambar di atas tampak 5 lapisan kornea yang berbeda yaitu (1) lapisan epitel, (2)
lapisan Bowman, (3) stroma, (4) membran Descemet, dan (5) lapisan endotel.
(Dikutip dari: Alio, Jorge L, et al. Corneal Regeneration - Therapy and Surgery. Swiss:
Springer Nature Switzerland AG. 2019)
lapisan endotel.6-11
Lapisan epitel kornea memiliki tebal 40-50 µm, terdiri dari empat
sampai enam lapis sel yaitu 1-2 lapis sel skuamosa superfisial, 2-3 lapis
sel broad wing, dan sel basal kolumnar sebagai lapisan paling dalam.
sel/mm2. Di atas lapisan sel basal adalah sel wing poligonal dan di
7
Gambar 4. Lapisan Epitel Kornea dan Membran Bowman
(Dikutip dari: Cantor LB, et al. Basic and Clinical Science Course: Section 2;
Fundamental and Principle of Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of
Ophthalmology. 2018)
Sel epitel kornea sangat tipis (30 µm) dan melekat satu sama lain
Mikroplika dan mikrovili membuat bagian permukaan sel wing sangat tidak
permukaannya menjadi halus secara optis. Meski sel epitel yang di bagian
dalam melekat kuat satu sama lain melalui desmosom, sel-sel ini terus
menerus bermigrasi dari daerah basal menuju lapisan air mata, dimana
sel tersebut kemudian luruh. Sel-sel ini juga bermigrasi secara sentripetal
sel-sel ini akan terbungkus oleh mikrovili pada lapisan luarnya dan
8
kemudian terdeskuamasi menjadi air mata. Proses ini berlangsung
selama 7-14 hari. Sel-sel epitelial basal akan terus membentuk membran
laminin, dan protein lain. Kejernihan kornea tergantung pada ikatan yang
rapat antara sel-sel epitel yang membentuk lapisan dengan refraksi yang
hampir uniform dengan minimal light scattering. Sel-sel non epitel juga
8 hingga 14 μm. Lapisan ini memiliki banyak pori untuk tempat lewatnya
2.1.2.3 Stroma
tinggi 1–2 μm yang saling berkaitan dan mencakup hampir seluruh diameter
dan karena ukuran dan kerapatannya menjadi jernih secara optis. Lamella
9
terletak di dalam suatu zat dasar proteoglikan terhidrasi bersama keratosit
dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
pertambahan usia yaitu sebesar 0,9% per tahun pada bagian depan dan
0,3% per tahun pada bagian belakang. Tindakan bedah laser refraksi juga
kornea dipengaruhi oleh lapisan epitel dan endotel yang intak dan fungsi
+ +
dikendalikan oleh enzim-tergantung suhu seperti Na , K -ATPase.
10
anterior ke posterior, semakin mendekati endotelium akan semakin
meningkat. 9,10
resisten terhadap agen kimia, trauma, dan proses patologis. Terdiri dari
kolagen dan proteoglikan. Kolagen paling banyak pada lapisan ini adalah
2.1.2.5 Endotel
oleh satu lapis sel yang membentuk pola mosaik dan sebagian besar
11
sel lain mengalami pembesaran dan menggantikan posisi sel sekitarnya
untuk menutup area defek, terutama yang disebabkan trauma dan operasi. 6,7
atas akuos humor dan sebagai pompa metabolik yang menggerakkan ion-
ion, dan menarik air secara osmotik, dari stroma ke dalam akuos humor.
Fungsi barrier dan pompa endotel dapat diukur dengan fluorophotometry dan
insufisiensi pompa terjadi jika terdapat penurunan densitas sel endotel. 9,10
2.1.3. Limbus
dan sklera. Ini adalah sebuah zona yang terbentuk di sisi kornea oleh sebuah
zona ini antara lain, sel basal dari epitelium akan menerima sel stem dari
zona ini yang nantinya akan berkembang menjadi sel epitel kornea, dan
berlapis non-keratin.10
12
Epiltel limbal secara sruktur mirip dengan epitel kornea. Tidak seperti
seling diantara sel-sel epitel limbus. Epitel ini memiliki 7 sampai 10 lapisan.
Pada sel-sel basal ditemukan sel yang lebih kecil dan sedikit sel berbentuk
kulumnar dibandingkan sel basal pada epitel kornea dan ditemukan lebih
darah limbal. Pada sel basal limbal ini terdiri dari stem sel untuk regenerasi
sel epitel kornea. Stem sel ini diartikan sebagai sel yang memiliki
atau lebih jenis sel yang baru. Pada tahun 1983 Thoft et all mengemukakan
13
Gambar 5. Lineage Sel Epitel Kornea
Thoft dkk berpendapat bahwa terdapat ekuasi X+Y=Z pada proliferasi sel epitel basal dan
diferensiasi sel superfisial (X), pergerakan sentripetal sel epitel perifer (Y), dan hilangnya sel
epitel dari permukaan kornea (Z). Sel punca (stem cells) yang berada di lapisan sel basal
berproliferasi secara asimetris untuk menghasilkan daughter stem cells dan transit
amplifying cell, yang kemudian bergerak secara sentripetal ke arah tengah kornea untuk
menjadi sel epitel basal. Sel basal baru ini berproliferasi secara simetris dan berdiferensiasi
menjadi sel wing dan sel superfisial, yang kemudian mengalami apoptosis dan
terdeskuamasi.
(Dikutip dari: Mannis M, Holland E. Cornea: Fundamentals, Diagnosis, and
Management. 4th Ed. Elsevier: 2017)
14
bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.
Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel.
Kerusakan kimiawi atau fisik pada endotel berdampak jauh lebih parah
ringan pada lapisan air mata tersebut. Hal ini disertai penguapan langsung
merupakan faktor yang menarik air dari stroma kornea superfisial dan
stroma yang avaskular dan membran Bowman akan mudah terkena infeksi
oleh berbagai macam organisme, seperti bakteri, virus, amuba, dan jamur.5
15