Anda di halaman 1dari 2

Fisiologi dan Patologi Sensoris

Fisiologi Penglihatan Binokular Normal

Jika retina mendapatkan stimulasi baik secara eksternal oleh cahaya maupun
internal oleh tekanan mekanik atau proses elektrikal, sensasi yang dihasilnya selalu
berupa cahaya dan cahaya ini akan dilokalisir secara subjektif sebagai cahaya yang
datang dari satu arah tertentu. Garis khayal yang menghubungkan titik fiksasi dan
fovea disebut sebagai aksis visual, dan pada kondisi normal dengan adanya fiksasi
sentral, garis ini berupa suatu garis lurus.

Korespondensi Retina

Jika area yang mengalami stimulasi pada retina kedua mata berasal dari arah visual
yang sama, maka stimulasi pada kedua titik ini akan menghasilkan sensasi subjektif
dimana target stimulasi berada pada arah yang sama, lokasi ini disebut sebagai
berkorespondensi. Ketika gambar suatu objek jatuh tepat pada titik korespondensi
ini, maka akan divisualisasi sebagai objek tunggal. Sementara stimulasi pada titik
non korespondensi akan menghasilkan dua sensasi arah visual dari target yang
sama atau diplopia.

Fusi

Fusi merupakan penggabungan dua gambaran dari satu objek pada korteks,
menjadi satu persepsi. Agar gambaran pada retina dapat difusikan, maka gambar
tersebut harus memiliki kesamaan dalam bentuk dan ukuran. Pada fusi sentral,
sedikit perbedaan pada input yang berasal dari setiap mata masih diperbolehkan
karena adanya receptive fields yang kecil di sekitar fovea. Fusi dapat dibagi menjadi
fusi sensoris, fusi motorik, dan stereopsis.

Fusi Sensoris

Pada fusi sensoris, terjadi proses dimana gambar yang jatuh pada titik
korespondensi retina pada kedua mata akan dikombinasikan menjadi satu persepsi
visual.

Fusi Motorik

Fusi motorik merupakan gerakan vergensi yang menyebabkan gambaran yang


sama dapat dipertahankan pada titik korespondensi retina meskipun terdapat
kelainan seperti heteroforia yang dapat menimbulkan disparitas.

Stereopsis
Stereopsis terjadi ketika disparitas horizontal pada kedua mata menghasilkan
persepsi subjektif dalam bentuk tiga dimensi. Proses ini merupakan proses paling
tinggi pada penglihatan binokular.

Stereopsis and depth perception (bathopsis) are not synonymous. Monocular cues—
which include object overlap, relative object size, highlights and shadows, motion
parallax, and perspective—also contribute to depth perception. Monocular patients
can have excellent depth perception using these cues. Stereopsis is a binocular
sensation of relative depth caused by horizontal disparity of retinal images.

Kelainan pada Penglihatan Binokular

Jika terdapat deviasi yang manifes pada kedua mata, maka area korespondensi
retina tidak akan mengarah pada satu objek yang sama. Kondisi ini menyebabkan
pasien mengalami dua fenomea visual: visual confusion dan diplopia.

Visual Confusion

Visual confusion merupakan persepsi dari arah visual dua objek yang berbeda.
Kedua area fovea secara fisiologis tidak dapat melakukan persepsi simultan pada
objek yang berbeda. Confusion merupakan suatu fenomena pada area ekstrafovea.

Diplopia

Penglihatan ganda atau diplopia umumnya terjadi karena adanya ketidaksejajaran


pada aksis visual sehingga gambar jatuh pada fovea pada salah satu mata dan pada
area non fovea pada mata yang lainnya. Objek yang jatuh pada titik retina yang
berbeda akan berada diluar area Panum sehingga menghasilkan gambaran ganda.
Objek yang sama akan tampak sebagai satu objek yang berada pada dua tempat
yang berbeda, dan gambaran pada fovea akan selalu lebih jelas dibandingkan
dengan gambaran pada area non fovea.

Anda mungkin juga menyukai