1. Bahaya gunung api jangka panjang, aktifitas gunung tersebut tetap berjalan walaupun
gunung api tersebut sudah tidak ada kegiatan vulkanisme. Bahaya jangka panjang
seperti peencemaran air tanah, udara, serta pencemaran lahan dan tata hidup
lingkungan. Dapat diketahui bahaya gunung api jangka panjang berdampak dengan
Dibandingkan dengan bahaya gunung api jangka pendek yang meliputi kegiatan
vulkanisme yang saat gunung api aktiif seperti hujan lahar, lontaran piroklastik,
heembusan awan panas, gas beracun, serta lelehan lava yang mengalir. Hal-hal
tersebut berlangsung dalam jangka pendek dan aktifitas tersebut akan berhenti disaat
2. Dengan adanya perbedaan bentuk dan tipe erupsi gunung api yang ada di bumi
mungkin saja sebuah gunung api dapat memiliki bahaya jangka panjang serta jangka
pendek. Aktivitas meletusnya gunung api yang mengikuti pola tertentu yang
dapat memprediksi dua jangka waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka
pendek dapat terlihat dari banyaknya hewan yang turun gunung, aktivitas gas beracun,
hingga mengamati proses biokimia yang terjadi. Dalam jangka panjang, vulkanologi
dapat memprediksi letusan menggunakan data historis gunung api yang memiliki
3. Erupsi pada st vincent memiliki dapur magma yang lebih dangkal dibandingkan tipe
errupsi strromboli sehingga awan panas hasil errupsi saat meleetus masih
mengandung racun gas yang lebih pekat kadarnya walaupun sudah tercemarr oleeh
udara atmosfir.
4. Selain awan panas, guguran material letusan gunung, bebatuan, abu vulkanik, lava
dan erosi tanah. Longsoran dari gunung api itu sendiri juga merusak dan menimbun
5. Air tercemar dengan zat-zat beracun seperti belerang, keluarnya lumpur dengan suhu
tinggi pada sumur sumur warga akibat kegiatan vulkanisme. Munculnya mata air baru
yang dapat memancurkan semburan aiir yang dahsyat akibat tekanan dan suhu yang
tinggi.
6. Terdapat pencemaran air panas yang berlangsung scara periodik yang disebut geeyser.
Gas-gas yang dikeluarkan gunung api disebut ekshalasi, dapat berwujud asam sulfida,
asam sulfat, carbondioksida, klorida, uap air, dan sulfida. Akibat kegiatan vulkanisme
tersebut gejala-gejala yang tidak umum pun terjadi pada kondisi geothermal seperti
geyser, mengeringnya air tanah dan sumber air yang meengalami kenaikan suhu.
7. Metode pemantauan gunugn api yang memperlihatkan warna, tinggi, arah asap, suara
8. a. Meetoode geofisika
kerangka yang tersebar pada tubuh gunungapi yang akan diukur. Koordinat titik-titik
tersebut ditentukan dengan menggunakan GPS relatif terhadap satu stasiun yang telah
periodik. pemantauan ini pada dasarnya melihat selisih dari posisi GPS dari waktu ke
waktu. Dengan perubahan dari waktu ke waktu inilah sehingga deformasi gunungapi
dapat dipelajari.
b. Metoode geokimia
kimia batuan, air dan gas kegiatan gunungapi. Penyelidikan ini dapat menolong dalam
rangka evaluasi kegiatan gunungapi, terutama pengukuran gas SO2 yang dikeluarkan
dari kawah. Pengukuran SO2 dapat dilakukan langsung dari jarak jauh dengan alat
geokimia akan menunjukkan gejala awal letusan gunungapi apabila ada penurunan
H2O dan peningkatan konsentrasi CO2, SO2, H2S, HCl dan N2.
9. Dengan mendapatkan data dari analisi statigrafi data maka pada dasarnya dapat
meminimalkan:
Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko bahaya gunung
api
Meningkatkan pengamatan
11. Daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap ancaman terjadinya bencana baik akibat
kondisi geografis, geologis dan demografis maupun karena ulah manusia. Pada
dasarnya Indonesia merupakan salah satu negara yang ada di dunia yang sering terjadi
bencana alam. Hal tersebut disebabkan karena letak geografis Indonesia berada di
antara dua benua, sehingga dilalui oleh badai tropis alhasil Indonesia rentan terhadap
bencana.