Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM HUBUNGAN

INTRAPERSONAL KELUARGA
Dosen : Wenna Araya, S.Psi, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II

Dony Sentory 2018.C.10a.0965


Julius 2018.C.10a.0973
Lala Veronica 2018.C.10a.0974
Oktaviona 2018.C.10a.0980
Sused 2018.C.10a.0986
Windy Widiya 2018.C.10a.0991
Yoga Pratama 2018.C.10a.0992

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
Pemberdayaan keluarga sehat bertujuan agar individu, keluarga dan
masyarakat tahu, mau dan mampu berperan serta dalam meningkatkan status
kesehatannya. Dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan keluarga
berperilaku hidup sehat, komunikasi efektif yang dilakukan melalui komunikasi
untuk perubahan perilaku anggota keluarga hingga pada akhirnya budaya hidup
sehat dapat tercapai. Membangun komunikasi akan menghasilkan hubungan yang
baik antara tenaga Puskemas dengan keluarga/masyarakat. Komunikasi efektif
untuk bagi sasaran keluarga dapat dilakukan dengan teknik komunikasi
interpersonal, sehingga dapat disebutkan komunikasi efektif akan membangun
hubungan interpersonal.

Proses perubahan perilaku diupayakan dengan melakukan intervensi perubahan


melalui tahap berikut:

1. Melakukan analisis faktor-faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan


yang meliputi faktor non-perilaku dan faktor perilaku.

2. Melakukan identifikasi perilaku setiap segmentasi sasaran yang meliputi


perilaku saat ini dan perilaku yang diharapkan.

3. Melakukan upaya intervensi perubahan perilaku, yang mengacu pada teori


atau model perubahan perilaku diatas.

Pembina keluarga dalam melaksanakan pengembangan dan strategi penyampaian


pesan budaya hidup sehat di keluarga, perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Memberdayakan keluarga, yakni menggugah partisipasi segenap keluarga


(sebagai kelompok masyarakat terkecil) untuk berperilaku hidup sehat,
mencegah jangan sampai sakit, bahkan meningkatkan derajat
kesehatannya. Pendekatan keluarga inilah yang diuraikan dalam pedoman
ini, karena memberdayakan masyarakat saja tidaklah cukup.

2. Memberdayakan masyarakat, yakni mengorganisasikan gerakan atau peran


serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan, yang berupa berbagai
bentuk UKBM seperti Poskesdes, Posyandu, Posbindu Penyakit Tidak
Menular, UKS, Saka Bhakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren), dan lain-lain

Selain pendataan yang dilakukan melalui kunjungan rumah, maka forum


komunikasi merupakan suatu strategi dalam penyampaian pesan budaya hidup
sehat di keluarga. Bentuk forum komunikasi yang ada dan sering dilaksanakan di
masyarakat dapat berupa:

a. Keluarga à Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah


kerja Puskesmas.

b. Dasawisma à Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal


dengan focus group discussion (FGD)

c. UKBM (Poskesdes/kel, Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-


lain)à Melakukan penyuluhan dan atau komunikasi interpersonal di
UKBM-UKBM.

d. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,


pengajian, rembug desa, selapanan, dan lain-lain

Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan


menggunakan tenaga-tenaga berikut:

1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, Posbindu, Poskestren,


PKK, dan lain-lain.

2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,


pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain

Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus


Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain

Pemberdayaan mencakup pemberdayaan perorangan, keluarga, dan


kelompok/masyarakat.
1. Pemberdayaan perorangan merupakan upaya memfasilitasi proses
pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatannya.

2. Pemberdayaan keluarga merupakan upaya memfasilitasi proses


pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
keluarga dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan keluarga
tersebut.

3. Pemberdayaan kelompok/masyarakat merupakan upaya memfasilitasi


proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan
kemampuan kelompok/masyarakat dalam membuat keputusan untuk
memelihara kesehatan kelompok/masyarakat tersebut

interaksi dari individu ke individu atau dari individu dengan kelompok kecil,
bersifat dua arah, kemudian pesan yang disampaikan dalam bentuk verbal dan non
verbal. Kedua belah pihak saling berbagi informasi dan perasaan. Adapun
langkah-langkah praktis melakukan komunikasi interpersonal/konseling seperti
“SAJI” (Salam, Ajak Bicara, Jelaskan dan Ingatkan) dan SATU TUJU (SA: beri
salam kepada klien (menciptakan hubungan), sambut kedatangannya dan berikan
perhatian; T : tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan
kebutuhan klien tentang. U : uraikan informasi yang relevan / terkait dengan
masalah klien. TU: bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif
pemecahan masalahnya. J: Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari
setiap alternatif pemecahan masalah. U : ulangi hal-hal penting yang dibahas,
serta lakukan kesepakatan kunjungan ulang klien atau rujuk ke tempat pelayanan
lain bila diperlukan).

Pengertian kunjungan rumah

Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pembina keluarga


dengan jalan mendatangi atau mengunjungi rumah keluarga sasaran program.

 
Tujuan kunjungan rumah

1. Melakukan observasi kondisi kesehatan lingkungan dari setiap keluarga


binaan.

2. Melakukan diskusi dengan keluarga tentang masalah kesehatan yang


dihadapinya, faktor-faktor penyebabnya, upaya untuk mencegah atau
mengatasi masalah kesehatan tersebut serta potensi yang dimilikinya

3. Membantu keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan yang


dihadapinya.

4. Membantu melakukan rujukkan

5. Membimbing dan memotivasi anggota keluarga

6. Melakukan pemantauan kondisi kesehatan keluarga binaan.

7. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat

Indeks keluarga sehat yang telah diketahui dan ditetapkannya cara


memecahkan masalah yang dihadapi setiap keluarga, maka Pembina Keluarga
terlebih dulu harus menetapkan tujuan akhir dari kunjungan rumahnya untuk
masing-masing keluarga, yang harus dicapai dalam setahun. Untuk itu
Terdapat empat langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan kunjungan rumah
yang dapat disingkat menjadi SAJI, yaitu: (a) Salam (S), (b) Ajak Bicara (A), (c)
Jelaskan dan bantu (J), dan (d) Ingatkan (I). Berikut ini disampaikan cara menerapkan
SAJI.

Anda mungkin juga menyukai