DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dan kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi teman teman semua, untuk kedepannya dapat memeperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah…...........................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................3
1.4 Manfaat...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebebasan….....................................................................................5
2.2 Jenis Jenis Kebebasan…...................................................................................10
2.3 Pengertian Tanggung Jawab.............................................................................12
2.4 Jenis Jenis TanggungJawab..............................................................................13
2.5 Hubungan Antara Kebebasan dan Tanggung Jawab…....................................14
2.6 Contoh Konkrit Hubungan dan Tanggung Jawab............................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya
sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan
norma-norma, aturan-aturan, dan perundang-undanganyang berlaku. Ada dua
kelompok ahli teologi yang mengungkapkan tentang masalah kebebasan atau
kemerdekaan menyalurkan kehendak.
1
yang dilakukannya sekarang sebagai faktor kehidupan sekarang. Manusia adalah
arsitek sekaligus penanggung jawab tunggal atas kehidupannya sendiri.
Sebenarnya tidak ada manusia yang tidak tahu apa itu kebebasan, karena
kebebasan merupakan kenyataan yang akrab dengan kita semua. Dalam hidup setiap
manusia kebebasan adalah unsur hakiki. Kadang-kadang kebebasan
Kebebasan lebih bermakna positif dan ia ada sebagai konsekuensi dari adanya potensi
manusia untuk dapat berpikir dan berkehendak. Sudah menjadi kodrat manusia untuk
menjadi makhluk yang memiliki kebebasa, bebas untuk berpikir, berkehendak dan
berbuat. Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan apa
saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma atau peraturan-peraturan yang
telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan Negara.
Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya
sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan
norma-norma, aturan-aturan, dan perundang-undanganyang berlaku. Ada dua
kelompok ahli teologi yang mengungkapkan tentang masalah kebebasan atau
kemerdekaan menyalurkan kehendak.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat ditarik suatu rumusan masalah
antara lain adalah sebagai berikut.
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini antara lain adalah sebagai berikut.
5). Agar dapat mengetahui bagaimanakah hubungan antara kebebasan dan tanggung
jawab?
6). Agar bias memberi contoh kasus hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab
1.4 Manfaat
3
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang kebebasan dan tanggung jawab terkait dengan pengertian contoh dan jenis-
jenisnya, serta untuk memenuhi tugas perkuliahan pada mata kuliah etika ocial.
BAB II
4
PEMBAHASAN
Ada banyak pengertian ‘kebebasan’ dan pengertian yang paling sederhana dan
klasik adalah ‘tidak adanya larangan.’ Meskipun demikian, konsep dasar ‘kebebasan’
juga harus memperhatikan ‘tidak adanya intervensi’ dari kebebasan yang telah
dilakukan tersebut terhadap kebebasan orang lain. Jadi ada dua kebebasan yang
seimbang, yakni bebas untuk melakukan dan bebas untuk tidak diintervensi oleh
tindakan tersebut.
5
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, kebebasan didalam hak asasi
manusia adalah kebebasan untuk meninggalkan atau mengerjakan sesuatu hal seperti
yang telah diatur didalam instrumen-instrumen internasional tentang hak asasi
manusia. Dalam kaitannya dengan kebebasan beragama, setiap individu mempunyai
kebebasan seperti yang diatur didalam instrumen internasional seperti hak untuk
menganut, berpindah, mempertahankan atau tidak memeluk suatu keyakinan apapun
seperti yang telah diatur didalam instrumen internasional tentang hak atas kebebasan
beragama.
6
setiap negara anggota Kovenan ini berjanji:
Oleh karena itu, ketentuan hukum dari instrumen internasional dan penafsiran
dari badan-badan yang berwenang terdiri dari peraturan-peraturan yang menentukan
seseorang untuk melakukan sesuatu hal atau menjadi seperti yang dia inginkan.
Kebebasan dalam bentuknya yang positif menekankan ‘konsep kebebasan’ sebagai
sebuah ‘bentuk kebebasan yang menentukan’ seseorang untuk bisa mengatur bentuk-
bentuk kehidupan manusia yang diinginkannya. Contohnya, sebuah produk
perundang-undangan, kebijakan pemerintah, moralitas atau nilai-nilai yang mengatur
tentang jenis-jenis tindakan yang bisa dilakukan oleh seseorang digolongkan sebagai
sebuah sumber hukum yang berisi unsur kebebasan positif.
7
Sedangkan kebebasan dalam bentuknya yang negatif terdiri dari unsur ‘bebas
untuk’ melakukan semua hal yang bisa membuat seseorang menjadi ‘manusia yang
bebas.’ Hukum, moralitas atau nilai-nilai sosial yang mengatur tentang dilarangnya
semua jenis intervensi mengandung unsur kebebasan negatif. Aturan-aturan tersebut
melindungi hak seseorang untuk bebas dari semua bentuk intervensi yang dapat
mengganggu kebebasannya. Misalnya, aturan hukum yang melarang intervensi
negara yang bisa mengganggu kebebasan individu-individu didalam jurisdiksinya.
Berdasarkan konsep kebebasan negatif ini, kebebasan setiap individu untuk menjadi
atau melakukan apa yang mereka inginkan harus dilindungi dan dijamin oleh negara.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah untuk menjamin hak tersebut adalah
melalui perundang-undangan. Selain itu, perlindungan hukum tersebut harus
dibuktikan dengan tindakan nyata pemerintah berupa kebijakan-kebijakan negara
yang ditujukan untuk menegakan hukum.
Kebebasan dalam bentuknya yang negatif juga bisa dilihat dari Komentar
Umum Komite HAM lainnya yang menyatakan bahwa negara-negara anggota harus
menahan diri untuk melakukan pelanggaran terhadap hak-hak yang diatur didalam
kovenan. Pembatasan-pembatasan dalam bentuk apapun oleh negara yang bisa
mengakibatkan terganggunya hak asasi yang diakui oleh Kovenan tidak dibenarkan
oleh hukum. Hal ini dikarenakan sifat dan ruang lingkup hak asasi manusia adalah
universal, melintasi batas-batas norma-norma yang ada di masyarakat seperti tradisi,
agama dan budaya. Oleh karena itu, negara-negara anggota harus memberikan
kebebasan secara penuh kepada warga negaranya atau warga negara asing yang
berdomisili di wilayah kedaulatannya untuk menikmati hak-hak fundamental dan
hak-hak lainnya seperti yang diatur didalam instrumen internasional tentang hak asasi
manusia.
8
perundang-undangan yang mengikatnya. Artinya, negara yang meratifikasi Kovenan
ini diwajibkan untuk menjaga dan memberikan hak dan kebebasan semua individu-
individu yang ada didalam wilayah hukumnya.
9
juga kebebasan yang bertanggung jawab bukan kebebasan yang seenaknya tanpa
aturan.
Dalam arti sempit : Tercapai karena kemampuan untuk memutuskan sendiri sesuatu
tanpa berpapasan dengan kewajiban yang bertentangan ( misalnya pergi ke bioskop)
6) Kebebasan yang dapat dimengerti, tercapai karena fakta bahwa kehendak, yang
tidak tergantung pada semua pengaruh dorongan indera, ditentukan oleh akal budi
murni belaka. Sejauh ditentukan oleh akalbudi murni sendiri, kehendak menaati
imperatif kategoris dan karenanya secara niscaya merupakan kehendak moral. Dalam
dunia yang tampak kehendak mampu menjadi efektif (Inilah satus-atunya postulat
10
akalbudi praktis) karena kausalitasnya yang dapat dimengerti seakan-akan berdiri
didalam hubungan diagonal dengan serangkaian penampakan kausal yang
niscaya. Kant gagal melihat bahwa akalbudi yang seimbang, meskipun selalu
condong kepada nilai-nilai moral. Tidak secara niscaya menentukan bahwa nilai-nilai
moral ini akan direalisir dengan satu cara. Dia tidak berhasil melihat bahwa nilai
objektif keinginan-keinginan sensual tidak meniscayakan akalbudi. Kecocokan
(compatibility) kausalitas intelijibel dan empiris hanya mungkin bila kausalitas
empiris tidak niscaya secara mutlak.
8) Kebebasan Yuridis, kebebasan ini berkaitan dengan hukum dan harus dijamin oleh
hukum. Kebebasan yuridis merupakan sebuah aspek dari hak-hak manusia.
Sebagaimana tercantum pada Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia
(HAM), yang dideklarasikan oleh PBB tahun 1948.
Kebebasan dalam artian ini adalah syarat-syarat fisis dan sosial yang perlu dipenuhi
agar kita dapat menjalankan kebebasan kita secara konkret. Kebebasan yuridis
menandai situasi kita sebagai manusia. Kebebasan ini mengandalkan peran negara,
yang membuat undang-undang yang cocok untuk keadaan konkret.
11
9) Kebebasan Sosial Politik, dalam perspektif etika, kebebasan juga bisa dibagi antara
kebebasan sosial-politik dan kebebasan individual. Subyek kebebasan sosial-politik –
yakni, yang disebut bebas di sini—adalah suatu bangsa atau rakyat. Kebebasan sosial-
politik sebagian besarnya merupakan produk perkembangan sejarah, atau persisnya
produk perjuangan sepanjang sejarah.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan
yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia
tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung
jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari
sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
12
Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab,
yaitu :
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiapp orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusian
mengenai dirinya sendiri. Contohnya: Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun
sebentar-bentar ia melihat ke jalan tetap juga ia lengah dan terperosok ke sebuah
lubang. Ia harus beristirahat diruma beberapa hari. Konsekuensi tinggal dirumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab ia sendiri akan kelengahannya.
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain
maka ia harus berkomunikasi denhan manusia lain tersebut. Sehingga dengan
demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai
tanggung jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
13
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Contohnya: Safi’i terlalu congkak
dan sombong, ia mengejek dan menghina orang lain yang mungkin lebih sederhana
dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang yang keya dikampungnya. Ia harus
bertanggung jawab atas kelakuannya tersebut. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya
tersebut, Safi’i dijauhi oleh masyarakat sekitar.
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap manusia, tiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertinggah laku manusia
terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung”
karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa
mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini
harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali perbuatan itu diketahui ia
harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
14
ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab
dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab
tetapi juga harus menjawab.
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta
penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya. Dalam tanggung jawab
terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang
disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat maka dia tidak
harus bertanggung jawab juga. Tanggung jawab bisa berarti langsung atau tidak
langsung.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan
tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling
pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya
15
dalam masalah agama. Lalu, adakah pentingnya kerukunan umat beragama di
Indonesia ? Jawabannya adalah iya.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau
budaya seni, tapi juga termasuk agama.Walau mayoritas penduduk Indonesia
memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini.
Kristen, Khatilik, Hindu, dan Budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk
oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam
beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu
saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di
Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.
Maka dari itu bagaimana kita sebagai manusia yang berada di dalam sebuah
negara yang kebinekaannya tinggi dapat mempertanggung jawabkan perbedaanras,
16
suku, dan agama agar bias menjadi satu kesatuan demi menciptakan sebuah Negara
yang aman damai dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP
17
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa manusia
dikatakan bebas apabila ia terikat pada aturan-aturan. Apabila ia tidak mengakui hal
itu maka ia tetap tidak bebas, karena dikuasai kecendrungan dan senantiasa
dipengaruhi dan terikat pada hukum yang lebih tinggi dan tidak sempurna.
Sejalan dengan itu kerukunan umat bragama yaitu hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati,
saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama
dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
3.2 Saran
18
Sebagai makhluk yang berakal budi dan dianugerahi Tuhan dengan
kemampuan yang luar biasa hendaknya manusia dapat memanfaatkan kebebasan
yang diberikan Tuhan kepadanya dengan sebaik-baiknya untuk keselamatan manusia
itu sendiri dan juga makhluk hidup lainnya karena pada suatu hari nanti setiap
manusia akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Tuhan
DAFTAR PUSTAKA
19
Bdk. Louis Leahy, Manusia Sebuah Misteri: Sintesa Filosofis Tentang Makhluk
Paradoksal.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008), Kamus Besar
Bahasa Indonesia,Jakarta.
Rafael Edy Bosko dan M. Rifai‟ Abduh (2010), Kebebasan Beragama atau
berkeyakinan,Seberapa Jauh, Kanisius, Yogyakarta,
Abdullah Haidar (2003), Kebebasan Seksual Dalam Islam, Jakarta; Pustaka Jahra,.
Setyono, Agus (2009), Kebebasan dalam filsafat Louis Leahy Dan Dalam
PemikiranManusia Jawa, Telaah Filsafat Perbandingan. Melalui
<http://agussetyonocm.multiply.com/journal/item/76> [02/08/2011]
20