Anda di halaman 1dari 3

HASIL PENELITIAN PERAN ADVOKAT PERAWAT

1. Hasil penelitian Afidah dan Madya (2013) mendapatkan 3 tema dalam penelitian mereka
yaitu defenisi peran advokasi perawat, pelaksanaan tindakan peran advokasi perawat dan
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran advokasi. Tiga tema tersebut diuraikan
bahwa defenisi peran advokasi peran perawat dalam salah satunya adalah pembelaan
terhadap pasien serta perlindungan kepada pasien dalam hal kesehatan, cara hidup sehat
dan biaya. Sedangkan pelaksanaan tindakan dalam peran tersebut perawat mengatakan
bahwa peran perawat melakukan perlindungan terhadap tindakan kolaborasi yang akan
dilakukan dengan memberikan alasan logis dimana ketika dipaksakan untuk dilakukan
makan akan memperburuk keadaaan pasien. Peran perawat juga memberikan informasi
yang tepat agar keadaan pasien semakin membaik, contohnya dalam hal memberikan
informasi diit. Peran perawat sebagai advokat dalam hal perawat menjadi penengah
antara tim dokter seperti dalam pemberian obat – obat untuk menghindari hal – hal yang
merugikan pasien. Perawat juga mengalami beberapa faktor yang mempengaruhi
terlaksananya peran sebagai advokat bagi pasien seperti perawat diposisikan sebagai
asisten atau berada dibawah kepemimpinan dokter, sehingga untuk melakukan peran
sebagai advokasi pasien seringkali terabaikan. Faktor lainnya adalah kurangnya jumlah
tenaga perawat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien yang mereka tangani. Peran
perawat sebagai advokasi ini juga didukung oleh instansi rumah sakit yang selalu
mendukung perawat untuk menjalankan perannya sehingga informasi kepada pasien
terlaksanakan dan tidak merugikan pasien.
2. Menurut Irfanti (2019) dalam hasil penelitiannya mengungkapkan komunikasi perawat
berperan sebagai pemberi informasi atau penghubung. Peran perawat sebagai advokat
sebagai penghubung informasi dari tenaga kesehatan lainnya tentang tindakan yang akan
dilakukan dan terkait kondisi pasien saat itu. Ketika hal komunikasi ini tidak dijalan
perawat sebagaimana mestinya maka akan terjadi kesalahpahaman antara kedua belah
pihak dan proses asuhan keperawatan yang berkualitas tidak dapat terlaksana. Peran
sebagai advokasi pasien adalah bagaimana seorang perawat dapat berkomunikasi dengan
baik dengan pasien maupun dengan mitra sejawat. Komunikasi adalah bentuk aksi untuk
melakukan interaksi yang akan memberikan informasi silang antara pasien dan mitra
sejawat. Apabila komunikasi antar perawat dan pasien atau keluarga akan memberikan
feedback yang positif antara kedua pihak. Yang tentunya akan membantu proses
perawatan yang lebih mudah dan pasien akan merasa nyaman dengan tindakan yang

By : Junianto F., S.Kep., Ns., M.Kep


dilakukan. Sehingga peran perawat sebagai advokasi pasien salah satunya mediator
antara pasien dan tenaga kesehatan lainnya dapat tercapai (Irfanti, 2019).
3. Menurut Hartini dan Julia (2018) pada hasil penelitiannya mengatakan pasien BPJS
bahwa kualitas asuhan yang sudah dirasakan 74.7% menyatakan puas terhadap
pelayanan perawat. Kualitas peran perawat sebagai mediator (advokasi) dalam
melaksanakan layanan asuhan keperawatan didapatkan bahwa perawat mendampingi
tenaga kesehatan lain untuk menjembatani komunikasi antara pasien dan dokter sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman. Perawat juga menekankan kembali apa yang sudah
dikatakan dokter kepada pasien jika pasien dan keluarga belum paham atau tidak
mengerti apa yang dikatakan oleh dokter. Perawat juga mendampingi pasien dalam
menjalani pemeriksaan medis misalnya pasien mengantarkan pasien dan keluarga untuk
melaksanakan foto rotgen (Suyanti, dkk, 2014).
4. Menurut Felle (2018) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa faktor tingkat
pendidikan perawat mempengaruhi pengetahuan tentang peran advokasi perawat
terhadap pasien. Responden dalam penelitiannya terdapat 13 orang berpendidikan SPK,
dan 5 orang yang berpendidikan sarjana hal ini yang menyebabkan kurang terpaparnya
perawat mengenai peran mereka. dalam layanan kesehatan. Felle (2018) juga
mengatakan bahwa perawat hanya melaksanakan rutinitas mereka seperti tugas – tugas
sehari – hari dan tidak tertantag untuk mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan.
Peran perawat sebagai advokat juga belum dapat terlaksana karena kondisi keperawtan di
Indonesia belum kondusif karena kompetensi dan tingkat pendidikan perawat masih
belum setara dan tidak memiliki kompetensi untuk advokasi.
5. Hasil penelitian Umasugi (2018) bahwa perawat sebagai pelindung, perawat mampu
mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman dan mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan dari hasil pengobatan, contohnya
mencegah terjadinya alergi terhadap efek pengobatan dengan memastikan bahwa pasien
tidak memiliki riwayat alergi.
6. Salah satu untuk mencegah terjadinya hal – hal yang merugikan pasien perawat harus
saling berkoordinasi dengan adanya standar komunikasi yang efektif dan terintegrasi
dalam kegiatan timbang terima yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan
(Alvaro et al. 2016 dalam Triwibowo & Zainuddin 2016).
7. Peran advokasi perawat terhadap pasien juga terlaksana dalam pemberian penjelasan
tindakan prosedur dalam informed consent berperan sebagai pemberi informasi,
pelindung, mediator, pelaku dan pendukung (Tri Sulistiyowati, 2016).

By : Junianto F., S.Kep., Ns., M.Kep


8. Menurut Nurul (2018) pasien berhak mendapatkan pelayanan yang manusiawi dan jujur.
Pasien berhak mendapatkan pelayanan yang sama tanpa adaanya diskriminasi. Pasien
berhak didampingi oleh keluarga selama di rawat. Pasien juga berhak memilih tim medis
dan rumah sakit sesuai dengan kebutuhannya, namun pada hal ini perawat harus
memberikan informasi yang sejujurnya agar pasien tidak salah dalam memilih.
Kemudian pasien berhak mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukannyan dan berhak
mendapatkan perlindungan privasi. Dalam hal ini perawat sebagai pendamping pasien
selama 24 jam penuh wajib memenuhi hak pasien tersebut yang berperan sebagai
advokasi bagi pasien untuk menghindari terjadinya kesalahan asuhan keperawatan.

By : Junianto F., S.Kep., Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai