1. Trombositopenia (<100.000/μL)
2. Gangguan fungsi ginjal (level serum kreatinin >1.1 mg/dL atau kenaikan
level serum kreatinin dua kali lipat tanpa penyakit ginjal lainnya)
3. Gangguan fungsi hati (kenaikan level transaminase sekurang-kurangnya
dua kali nilai normal)
4. Edema pulmoner
5. Gangguan pada sistem saraf pusat (sakit kepala, gangguan penglihatan,
kejang)
Global
Komplikasi
Induksi Persalinan
1. Pada ibu :
o Kejang (eklampsia)
o Solusio plasenta
o Ketuban pecah dini
o Sindrom HELLP (Hemolisis, Elevated liver enzymes, Low platelet
count)
o Perburukan kondisi klinis memburuk
1. Pada janin :
Medikamentosa
Magnesium Sulfat
Obat antikonvulsan pada preeklampsia yang sampai saat ini masih menjadi pilihan
pertama baik di dunia maupun di Indonesia adalah magnesium sulfat
(MgSO47H2O). Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar asteilkolin
pada rangsangan neuron dengan menghambat transmisi neuromuskular. Transmisi
neuromuskular membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium
sulfat, magnesium akan berkompetisi dengan kalsium sehingga aliran rangsangan
tidak terjadi (terjadi inhibisi kompetitif antara ion kalsium dan magnesium).
1. Dosis Inisial
o 4 g MgSO440% dibuat dengan cara mengencerkan 10 ml larutan
MgSO4 dalam 10ml aquades, diberikan bolus (IV) selama 10-15
menit
o Segera dilanjutkan dengan 6 g MgSO4 40% dibuat dengan cara
melarutkan 15ml larutan MgSO4 ke dalam 500 ml RL, habis dalam
6 jam
o Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan 2 g MgSO440%
dibuat dengan cara mengencerkan 5 ml larutan MgSO4 dalam 5 ml
aquades, diberikan bolus (IV) selama 5 menit.
2. Dosis Rumatan
Larutan MgSO4 40% 1 g/jam dimasukkan melalui cairan infus Ringer Laktat
(RL)/Ringer Asetat (RA) yang diberikan sampai 24 jam pascapersalinan
Alternatif Antikonvulsan
Alternatif antikonvulsan lain selain magnesium sulfat yang dapat dipakai adalah
diazepam.
Pemberian diazepam harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena risiko depresi
pernapasan (Dosis maksimal diazepam >30 mg/jam). Perlu menjadi catatan bahwa
pemberian diazepam sebagai antikonvulsan pada preeklampsia dilakukan jika
memang betul-betul dalam kondisi tidak tersedia magnesium sulfat.
Antihipertensi
Untuk obat antihipertensi lini kedua jika tidak tersedia nifedipin, dapat juga
digantikan dengan labetalol oral atau sodium nitroprusside IV. Dosis inisial
labetalol oral adalah 10 mg. Jika setelah 10 menit respon tidak membaik, dapat
diberikan lagi labetalol 20 mg.
Untuk sodium nitroprusside IV, dosis yang dipakai adalah 0.25 μg/kg/menit
(infus) kemudian dapat ditingkatkan menjadi 0.25 μg/kg/5 menit.
Perawatan Pascapersalinan
Pemeriksaan hitung trombosit, fungsi hati, dan fungsi ginjal harus tetap dilakukan
secara berkala sampai pasien keluar dari rumah sakit. Jarang terjadi, seorang
pasien mengalami peningkatan level enzim hati, trombositopenia, dan insufisiensi
renal lebih dari 72 jam pascapersalinan. Jika pasien akan dipulangkan dengan obat
antihipertensi, penilaian ulang terhadap tekanan darah harus dilakukan, setidaknya
1 minggu setelah keluar dari rumah sakit. Kecuali pada pasien dengan hipertensi
kronik, tekanan darah akan kembali normal dalam waktu maksimal 3 bulan
pascapersalinan. [6,10,14,15]
Faktor Risiko
1. Nuliparitas
2. Usia lebih tua dari 40 tahun
3. Riwayat preeklampsia sebelumnya
4. Riwayat keluarga yang juga mengalami preeklampsia
5. Hipertensi
6. Sindrom antifosfolipid
7. Diabetes mellitus
8. Kehamilan kembar
9. Obesitas [7]