DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HALUSINASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI BERUBAH KURT LEWIN
Halusinasi adalah timbulnya penglihatan, pendengara, perabaan,penciuman dan pengecapan pada
organ sensori tanpa adanya stimulus eksternal. 1. Faktor presdisposisi halusinasi a. Bilogis 1. Latar belakang genetic 2. Riwayat prenatal karena trauma, infeksi virus, intotiksi obat, alcohol ,penyakit, premature, malnutrisi b. Psikologis 1. Riwayat konflik keluarga ( laps, broken home ) 2. Kepribadian ( mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri ) 3. Penolakan masa lalu yang buruk 4. Gangguan konsep diri 5. Riwayat kegagalan dan kurang penghargaan 6. Pertahan psikologi rendah 7. Riwayat tidak bisa mengontrol stimulus yang datang ( suara, rabaan, penglihatan, penciuman, pengecapan, pergerakan ) c. Social budaya 1. Tugas perkembangan yang tidak selesai 2. Riwayat ptus gagal sekolah 3. Riwayat ketidakjelasan identitas dan peran 4. Pekerjaan stressfull 5. Kehidupan terisolasi 6. Stigma masyarakat 7. Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan dalam kehidupan 8. Perubahan dalam kehidupan 9. Riwayat sulit mempertahankan hubungan interpersonal 2. Faktor presipitasi a) Semua faktor biologis, psikologis, social budaya yang adak apada faktor presdiposisi terjadi pada saat ini dan kondisi yang tidak tepat serta berulang b) Support system kurang c) Jumlah stressor dan kualitas stressor tinggi Rata-rata usia klien yang mengalami halusinasi adalah usia 21-40 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Status pekerjaan klien terbanyak adalah belum bekerja. Banyak tindakan bunuh diri disebabkan halusinasi dan sebagian besar tidak bekerja. Pencapaian kemampuan klien dengan halusinasi sebelum dan seudah diberikan terapi perilaku Pemberian latihan identifikasi perilaku maladaptive yang ditimbulkan akibat pengalaman halusinasinya, membantu klien mengenali perilaku yang tidak tepat, sehingga perlunya kesepakatan untuk pasien merubah perilakunya. Pada fase unfreezing pasien diharapkan menyadari kebutuhan untuk berubah terkait dengan perilaku yang tidak tepat. Kesepakatan yang dilakukan oleh klien dan terapis adalah kunci keberhasilan mengatasi perubahan perilaku pasien, pasien akan diajarkan untuk melakukan aktivitas harian seperti bercakap-cakap dengan dibudayakannya perilaku baru mampu mendikstraksikan halusinasinya sehingga menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Pencapaian kemampuan klien dengan halusinasi dan sudah diberikan terapi kognitif perilaku Halusinasi yang dialami menjadi sebuah keridaknyamanan yang mengganggu aktivitas hari, keadaan ini dapat menyebabkan pasien klien tidak mampu mengatasi masalah halusinasi yang dialami yang membuat pasien berperilaku mal adaptif yang memperparah halusinasinya dengan dilakukan CBT, dilakukan mengajarkan klien untuk melakukan hal baru untuk melawan halusinasi, hal ini membantu peningkatan kemampuan klien mengontrol halusiansi. Pencapaian kemampuan klien dengan halusianasi sebelum dan sesudah diberikan psikoedukasi keluaraga Hasil asuhan keperawatan spesialis menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan generalis dan spesialis pada klien yang mendapatkan terapi perilaku dan psikoedukasi. Dukungan social keluarga berperan penting dalam perubahan perilaku klien. Psikoedukasi dapat meningkatkan kemampuan keluarga karena pelaksanaan terapi mengandung unsur meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan meng ajarkan teknik juga peningkatan dukungan bagi anggota keluarga sendiri, supaya klien merasa menjadi anggota yang diakui keberadaannya.