Anda di halaman 1dari 6

3.4.

2 Analisis Aspek Tapak


3.4.2.1 Kriteria dan Pertimbangan Pemilihan Tapak
Kawasan perencanaan tapak berada di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten
Jember yang terletak di lereng Pegunungan Argopuro. Desa Klungkung memiliki wisata alam
dan produk seperti kopi, tape, dan juga handycraft.
a) Kriteria Pemilihan Tapak
- Lokasi :
Dalam RTRW Kabupaten Jember tentang Rencana Kawasan Budidaya pada
Kecamatan Sukorambi meliputi pengembangan kawasan pertanian lahan basah dan
kering, pengembangan kawasan holtikultura, dan pengembangan kawasan peruntukan
perkebunan dimana meliputi sentra tembakau, sentra kelapa, sentra kapuk, sentra
kakao, sentra tebu, dan sentra kopi.
- Penguasaan/Pembebasan Lahan :
Kondisi status lahan milik pemerintah dan tidak dalam sengketa. Pertimbangan
pemilihan lokasi tapak ini lebih menguntungkan karena lokasi yang berada di
ketinggian antara 564-796 mdpl dan 796-1332 mdpl dimana merupakan wilayah
berbukit dan pegunungan yang baik untuk pengembangan tanaman perkebunan,
khususnya perkebunan kopi yang sedang dikembangkan di Desa Klungkung.
- Peruntukan :
Peruntukan lahan di kawasan perencanaan tapak sudah sesuai dengan dokumen
Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Jember serta pada kondisi eksisting penggunaan
lahan di sekitar lokasi berupa perkebunan dan industri pengolahan hasil perkebunan.
- Ukuran Luas :
Luas total Kecamatan Sukorambi adalah 40,52km2. Wilayah perencanaan tapak yang
merupakan kawasan perkebunan di Desa Klungkung memiliki luas total sebesar
12,53km2.
- Jalan dan Aksesibilitas :
Lokasi perencanaan tapak memiliki aksesibilitas yang cukup mudah, karena kondisi
jalan di Desa Klungkung sudah berupa jalan aspal namun aksesibilitas dari
perkebunan ke tempat industri pengolahan masih diperlukan lagi perencanaan sarana
dan prasarana guna untuk mendukung kebutuhan masyarakat di Desa Klungkung.
- Guna Lahan :
Pada kondisi eksisting lokasi perencanaan, penggunaan lahan merupakan kawasan
pertanian dan perkebunan sesuai dengan konsep tapak yang direncanakan.
b) Pertimbangan Pemillihan Tapak
- Topografi :
Kondisi topografi berada di ketinggian antara 564-796 mdpl dan 796-1332 mdpl
dimana merupakan wilayah berbukit dan pegunungan yang baik untuk pengembangan
tanaman perkebunan, khususnya perkebunan kopi yang sedang dikembangkan di
Desa Klungkung.
- Dampak Terhadap Lingkungan Sekitar :
Kondisi lokasi tapak yang berada di kawasan perdesaan Desa Klungkung menjadi
tantangan dalam perencanaan tapa dengan mempertimbangkan luasan area parkir,
luasan area pengelolahan industri perkebunan, sistem drainase, dan lain-llain
sehingga tidak menimbulkan kerusakan alam atau kerusakan lingkungan yang
menyebabkan kerugian pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
- Kesesuaian terhadap Pola Perkotaan :
Lokasi perencanaan tapak sudah sesuai dengan dokumen perencanaan tata ruang
Kabupaten Jember yaitu sebagai kawasan peruntukan pertanian dan perkebunan.
- Ketersediaan Pelayanan Kota :
Beberapa ketersediaan pelayanan kota di lokasi perencanaan tapak adalah pada
kondisi jalan dengan perkerasan aspal yang baik, kondisi jaringan drainase yang
masih cukup baik namun masih sering terjadi banjir apabila hujan deras, ketersediaan
air bersih pada lokasi tapak di penuhi dengan sumber air tanah dari pegunungan dan
jaringan PDAM.

3.4.2.2 Analisis Kondisi Tapak


a) Lokasi Tapak
Kawasan perencanaan tapak berada di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten
Jember yang terletak di lereng Pegunungan Argopuro. Desa Klungkung memiliki wisata alam
dan produk seperti kopi, tape, dan juga handycraft. Wisata Alam yang ada di Desa Klungkung
adalah Air Terjun Anugrah (Anugrah Waterfall) letaknya sangat dekat dengan pusat kota
Jember.
Desa Klungkung termasuk penghasil kopi terbesar. Mayoritas mata pencaharian masyarakat
Desa Klungkung adalah petani kopi. Kopi yang terkenal di Desa Klungkung yaitu jenis kopi
robusta. Produksi kopi terletak di Dusun Krajan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi.
b) Luasan Tapak
Kecamatan Sukorambi secara geografis termasuk dalam Kabupaten Jember. Luas total 40,52
km2. Secara umum, wilayah Kecamatan Sukorambi memiliki 5 desa/kelurahan.

Tabel. Luas Wilayah Desa/Kelurahan Kec. Sukorambi


No Kelurahan/Desa Luas (km2)
1 Jubung 3,72
2 Dukuh Mencek 4,22
3 Sukorambi 5,94
4 Karangpring 14,11
5 Klungkung 12,53
Jumlah 40,52
Sumber : Kec. Sukorambi Dalam Angka 2019

c) Batasan Tapak
Batasan lahan diperuntukan untuk melihat batasan-batasan secara fungsional maupun
administrative suatu kawasan perencanaan tapak. Batasan lahan ini dilihat dari kawasan terluar
dari suatu site plan. Batasan lahan pada lokasi perencanaan tapak adalah :
Sebelah utara tapak : Kecamatan Panti dan Kecamatan Jelbuk
Sebelah timur tapak : Kecamatan Jelbuk, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Patrang
Sebelah selatan tapak : Desa Karangpring
Sebelah barat tapak : Kecamatan Panti
Berdasarkan hasil survey sekunder situasi batasan tapak mempunyai permasalahan antara lain
c) Topografi Tapak
Analisis topografi digunakan untuk mengetahui besar dari kelerengan ataupun ketinggian dari
kawasan tapak. Kelerengan dari suatu kawasan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
fungsi kawasan dengan peletakan daerah yang akan dibangun.

Kondisi topografi di sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran
rendah yang relative subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan dibagian utara
merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relative baik bagi pengembangan
tanaman keras dan tanaman perkebunan. Di Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi memiliki
ketinggian antara 564-796 mdpl dan 796-1332 mdpl dimana merupakan wilayah berbukit dan
pegunungan yang baik untuk pengembangan tanaman perkebunan, khususnya perkebunan kopi
yang sedang dikembangkan di Desa Klungkung.
3.4.2.3. Analisis Terhadap Pengguna
3.4.2.4 Analisis Terhadap Lingkungan
a) Aspek Klimatologi
Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai iklim suatu wilayah. Kondisi iklim di
Kecamatan Sukorambi tidak jauh berbeda dengan kondisi iklim wilayah lainnya di Kabupaten
Jember. Kecamatan Sukorambi mengalami perubahan iklim sebanyak dua kali setiap tahunnya
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Berikut adalah tabel banyak curah hujan di Kecmatan
Sukorambi:
Tabel. Curah Hujan

Desa Banyaknya Curah Jumlah Hari Hujan Rata-Rata Curah Hujan


Hujan (mm2) (mm)

Sukorambi 367 146 18

Sumber : Kec. Sukorambi Dalam Angka 2019

Aspek klimatologi digunakan untuk mengetahui letak dari suatu bangunan yang dapat
disesuaikan dengan lintasan matahari, arah angin, dan suhu.
 Arah matahari
Matahari terbit dari arah timur sekilar pukul 05.30 namun matahari mulai terlihat cerah
sekitar pukul 07.00. Kemudian matahari menyorotkan cahaya teriknya mulai pukul 12.00
sampai 16.00 dan kemudian mulai terbenam pada pukul 18.00.
 Arah angin

 Suhu :
Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Kabupaten Jember memiliki
suhu udara berkisar 25,6°C – 29,60°C dan suhu rata – rata 27,4°C hal ini dikarenakan
Kabupaten Jember dikelilingi oleh dataran tinggi dan pesisir sehingga suhu udaranya tidak
stabil.

b) Aspek Hidrologi
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari air, sumber daya air, kejadian, sirkulasi, dan sifat –
sifat kimia dan fisia serta reaksinya terhadap lingkungan. Oleh sebab itu sangat penting dalam
mengetahui kondisi hidrologi sebagai pertimbangan siklus air dalam perencanaan. Kecamatan
Sukorambi sebagian besar wilayahnya berupa dataran tinggi yang memiliki sungai besar dan
memiliki air terjun yaitu Air Terjun Anugrah. Adapun sungai sungai lainnya yaitu kali
rembangan dan kali gunung pring. Sungai – sungai tersebut dimanfatkan untuk mengairi lahan
pertanian. Wilayah dataran tinggi memiliki potensi yang wilayahnya bergerak di bidang
pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
c) Aspek View
Analisis ini digunakan untuk mengetahui cara dalam mengamati suatu tapak dari sisi pengamat
(view to site) untuk memberi pandangan luar tapak.
View yang ada dibagi menjadi dua bagian. Pertama dari dalam site plan, view ini berfungsi
untuk melihat wilayah sekitar di luar wilayah perencanaan tapak. Yang kedua view dari luar
tapak, view ini berfungsi untuk melihat keadaan diluar perencanaan tapak.
d) Aspek Lanskap / Vegetasi
Analisis Aspek Lanskap/Vegetasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian jenis tanaman yang
tepat dan dapat dikembangkan pada kawasan yang ada di dalam perencanaan tapak sebagai
pendukung seperti pengurangan polusi, peneduh area, penyejuk area, dan menjadi buffer. Fungsi
dari vegetasi diantaranya sebagai pengendali angin, kebisingan, udara, erosi, pembatas
permukiman atau area privasi, dan tempat habitat hidup.

3.4.2.5 Analsis Terhadap Lingkungan Binaan


a) Aksesibilitas :
Lokasi perencanaan tapak memiliki aksesibilitas yang cukup mudah, karena kondisi jalan di
Desa Klungkung sudah berupa jalan aspal namun aksesibilitas dari perkebunan ke tempat
industri pengolahan masih diperlukan lagi perencanaan sarana dan prasarana guna untuk
mendukung kebutuhan masyarakat di Desa Klungkung.
b) Sirkulasi, Pencapaian, dan Pintu Masuk / Entrance Tapak :
Analisis sirkulasi digunakan untuk mengetahui akses keluar masuk dalam kawasan tapak
maupun menghubungkan tapak yang satu dengan tapak yang lainnya serta mengetahui sirkulasi
kendaraan untuk roda 4, roda 2 maupun pejalan kaki. Dalam analisis sirkulasi terdapat golongan
sirkulasi tinggi, sirkulasi sedang, dan sirkulasi rendah.
c) Kebisingan :
Analisis aspek kebisingan digunakan untuk mengetahui seberapa besar intensitas suara yang
sesuai dengan batas yang ditentukan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan perencanaan tapak
untuk tingkat kebisingannya. Dalam analisis kebisingan juga terdapat 3(tiga) klasifikasi
kebisingan yaitu :
 Kebisingan tinggi : terjadinya kebisingan tinggi karena tapak berada di jalan utama.
 Kebisingan rendah : terjadi karena area tapak berada jauh dari jalan utama
 Kebisingan sedang : terjadi karena area tapak tersebut berada di jalan lingkungan,
adanya permukiman berkepadatan tinggi dan jarak lokasinya yang terlalu jauh dari
jalan raya utama sehingga frekuensi kebisingannya sedang.
Berdasarkan hasil survey kebisingan utama bersumber pada ...

3.4.2.6 Analisis Terhadap Lingkungan Sekitarnya


a) Analisis Aspek Klimatologi
Aspek klimatologi digunakan untuk mengetahui letak dari suatu bangunan yang dapat
disesuaikan dengan lintasan matahari, arah angin, dan suhu.
 Arah matahari
Matahari terbit dari arah timur sekilar pukul 05.30 namun matahari mulai terlihat cerah
sekitar pukul 07.00. Kemudian matahari menyorotkan cahaya teriknya mulai pukul 12.00
sampai 16.00 dan kemudian mulai terbenam pada pukul 18.00.
 Arah angin

 Suhu

3.4.2.7 Analisis Aspek Sarana dan Prasarana


Analisis aspek sarana dan prasarana digunakan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat di
dalam wilayah perencanaan. Sarana dan prasarana eksisting dilihat guna mengetahui kebutuhan
masyarakat yang ada serta menganalisis dan merencanakan kebutuhan masyarakat di kawasan
tapak.
Aspek sarana dan prasarana meliputi :
 Parkir : kebutuhan parkir di wilayah perencanaan tapak
 Fasum dan Fasos (Ruang Terbuka, Pendidikan, Kesehatan, dan Peribadatan) : merupakan
kebutuhan masyarakat dalam menunjang aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Drainase : digunakan untuk mengetahui sistem saluran air yang ada dalam kawasan pada
suatu siteplan. Dalam hal ini dibedakan menjadi 2 kategori drainase, pertama drainase
primer yaitu saluran air yang dapat menampung dan mengalirkan air dalam jumlah yang
besar (sungai), kedua yaitu drainase sekunder yaitu saluran air yang menampung dan
mengalirkan air dalam jumlah yang kecil (selokan dan gorong-gorong).
 Utilitas bangunan mencakup air bersih, air kotor, dan persampahan.

Anda mungkin juga menyukai