Anda di halaman 1dari 23

Tugas Kelompok : Dosen Pengampu:

Akuntansi Keprilakuan Identiti, S.E., M.Ak.

METODE RISET

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ISYA (01870413781)


ULFA RAMADHANI (01870424247)
YUTA CITRA RINELDA (01870424373)

D-III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt.atas limpahan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu
halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Metode Riset


Akuntansi Keprilakuan” ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut
mendukung terselesaikannya makalah ini,

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga
dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Hormat Kami,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB 1 Pendahuluan......................................................................................... iv

A Latar Belakang Masalah....................................................................... iv


B Rumusan Masalah................................................................................. iv
C Tujuan Masalah.................................................................................... iv

BAB 2 Pembahasan.......................................................................................... 1

A. Definisi Riset........................................................................................ 1
B. Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan................................................... 1
C. Motivasi Dan Tujuan Riset................................................................... 3
D. Manfaat Dan Pentingnya Riset............................................................. 4
E. Memahami Replikasi............................................................................ 4
F. Memahami Replikasi............................................................................ 5
G. Jenis Masalah........................................................................................ 6
H. Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis................................................... 7
I. Pemilihan Data Atau Sampel Riset....................................................... 8
J. Kerangka Teoritis................................................................................. 9
K. Aliran - aliran dalam Riset Akuntansi Keperilakuan............................ 10

BAB 3 Penutup................................................................................................. 17

A Kesimpulan........................................................................................... 17
B Saran..................................................................................................... 17

Daftar Pustaka................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekembangan riset akuntansi Indonesia di bidang keperilakuan masih


merupakan hal yang relatif baru dibandingkan dengan riset akuntansi di bidang
lainnya. Misalnya, bila dibandingkan dengan penelitian di bidang akuntansi
keuangan, dengan topik penelitian pada kemampuan rasio-rasio keuangan
memprediksi harga saham, kebangkrutan, dan lain-lain maka riset akuntansi di bidang
keperilakuan masih dapat dikatakan tertinggal. Hal ini dapat dimaklumi mengingat
mata kuliah akuntansi keperilakuan1 sendiri masih tergolong baru. Sebagai contoh,
Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, memperkenalkan mata
kuliah ini pada tahun 1995. Selain itu, apakah bidang keperilakuan, yang selama ini
menjadi kajian utama ahli psikologi, juga perlu menjadi kajian para akuntan, masih
diperdebatkan oleh para akuntan sendiri.

Terlepas dari perdebatan yang ada, saat ini, kurikulum nasional sudah
memasukkan mata kuliah Akuntansi Keperilakuan sebagai mata kuliah pilihan.
Sebagai konsekuensinya, diperlukan sumber daya (akuntan) yang siap untuk
mengembangkan dan mengajarkan mata kuliah tersebut. Pengembangan bidang
akuntansi keperilakuan tentu saja sangat tergantung pada hasil-hasil penelitian yang
dilakukan. Penelitian dapat dilakukan untuk suatu ide yang baru maupun melanjutkan
penelitian sebelumnya untuk memperkuat atau menentang hasil penelitian terakhir.
Oleh karena itu, informasi mengenai arah perkembangan riset di bidang akuntansi
keperilakuan menjadi sangat berguna bagi para akuntan yang tertarik melakukan
penelitian di bidang ini.

B. Rumusan Masalah

a Apa defenisi riset?


b Apa itu istilah riset akuntansi keprilakuan?
c Apa saja motivasi dan tujuan riset?
d Apa saja manfaat dan pentingnya riset?
e Apa saja memahami replikasi?
f Bagaimana mengenali masalah?
g Apa saja jenis masalah?
h Bagaimana penggunaan proposisi dan hipotesis?
i Bagaimana pemilihan data atau sampel riset?

iv
j Bagaimana kerangka teoritis?
k Bagaimana aliran-aliran dalam riset akuntansi keprilakuan?

C. Tujuan Masalah
a Pembaca mengetahui definisi riset.
b Pembaca mengetahui istilah riset akuntansi
c Pembaca mengetahui motivasi dan tujuan riset.
d Pembaca mengetahui manfaat dan pentingnya riset.
e Pembaca memahami replikasi.
f Pembaca mengetahui cara mengenali masalah
g Pembaca mengetahui jenis masalah.
h Pembaca mengetahui penggunaan proposisi dan hipotesis.
i Pembaca mengetahui cara pemilihan data atau sampel riset.
j Pembaca mengetahui kerangka teoritis
k Pembaca mengetahui aliran-aliran riset dalam akuntansi keprilakuan.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Riset
Setiap orang yang mencurahkan perhatiannya pada sesuatu dan mengamati
fakta–fakta yang terdapat didalamnya tentu di dorong oleh suatu keinginan untuk
mengetahui dan memahami fakta-fakta yang diamati secara lebih mendalam tersebut.
sebagai konsekuensinya, pada hakikatnya akan memunculkan berbagai pertanyaan.
pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab
masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset.
Oleh Karena itu, riset dapat disebut, sebagai suatu usaha yang sistematis untuk
mengatur dan menyelidiki masalah-masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul
dan terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.
Menurut Clifford Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksanakan
dengan teliti untuk memperoleh kenyataan-kenyataan atau fakta atau hokum hokum
baru. Di dalamnya terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh yang
relatif makan waktu yang cukup lama. sedangkan National Science Foundation
(1956) memberikan pengertian bahwa riset itu adalah usaha pencarian secara
sistematik dan mendalam untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan
lebih sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari.
Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi
yang jelas terhadap suatu permasalahan yang akan dipecahkan. hal ini sering disebut
suatu rencana untuk menjawab pertanyaan. riset aplikasi berkaitan dengan
penyelesaian masalah-masalah yang spesifik. Riset yang murni ataupun mendasar
adalah riset yang berkenaan dengan perbaikan terhadap pemahaman mengenai hal-hal
khusus atau istimewa. Riset menggunakan metode khusus sehingga tidak bias dan
mempunyai kesimpulan yang dapat

B. Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan


Secara substansial, istilah “riset” yang digunakan dalam akuntansi
keperilakuan tidak berbeda dengan istilah-istilah riset yang umumnya digunakan oleh
para peneliti diberbagai bidang lainnya. pada prinsipnya, istilah tersebut hanya
digunakan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran umum tentang pengertian
“riset”. berikut berbagai definisi yang menjelaskan istilah “riset”. Riset merupakan
penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-
fenomena alami yang dipandu oleh teori dan hipotesishipotesis mengenai hubungan
yang dianggap terdapat di antara fenomenafenomena

1
itu.
Buckley mengatakan bahwa “riset merupakan suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan.” istilah riset sendiri
merupakan suatu penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta maupun
prinsip-prinsip. Jika berbagai pernyataan tersebut dirangkum kedalam istilah “riset
akuntansi keperilakuan”, maka riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu metode
studi yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan
dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah itu.
Dalam definisi di atas, terdapat dua hal yang perlu ditekankan:
 Pertama, kalau kita mengatakan bahwa riset ilmiah bersifat sistematis dan
terkontrol, ini berarti penyelidikan ilmiah tertata dengan cara tertentu
sehingga penyelidik dapat memiliki keyakinan kritis mengenai hasil riset.
 Kedua, penyelidikan ilmiah bersifat empiris. jika seorang ilmuan berpendapat
bahwa sesuatu adalah “begini”, ia harus menggunakan cara tertentu untuk
menguji keyakinannya itu dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Dengan
kata lain, pendapat atau keyakinan subjektif harus diperiksa dengan
menghadapkannya pada realitas objektif.

Jika berbagai definisi riset diteliti lebih lanjut, dapat dilihat bahwa definisi-
definisi tersebut mengandung cirri tertentu yang kurang lebih serupa, yaitu adanya
suatu pencarian, penyelidikan, atau investigasi terhadap pengetahuan baru atau
sekurang-kurangnnya terhadap suatu pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru
dari pengetahuan yang timbul.
Metode yang digunakan bisa saja bersifat ilmiah maupun tidak, tetapi
pandangan yang digunakan harus kritis dan prosedur yang dipakai harus sempurna.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa riset akuntansi keperilakuan
merupakan suatu penyelidikan yang terorganisasi. Dalam definisi tersebut, penekanan
diletakkan pada sistem asuhan sebagai atribut-atribut yang esensial (mutlak). Dalam
melakukan riset, setiap orang mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda,
diantaranya dipengaruhi oleh tujuan (goal) dan profesi
masing-masing.
Riset akutansi keprilakuan dapat mengakses berbagai teori seperyi teori
kontinjeksi, protfolio, ataupun teori agency dan teori organisasi.diantara sekian teori
yang ada, teori kontinjeksi merupakan teori penting untuk dicermati dalam
memberikan landasan konsepital risel-risel akutansi. Pentinnya teori kontinjeksi ini

2
mengingat beberapa faktor sebagai berikut. Pertama,teori kontinjeksi merupakan
hasil perkebangan desain sistem organisasi, yang dalam evaluasinya mampu
mengimplikasikan teori teori organisasi, psikologi, sosial, ekonomi, dan teknologi
dalam desain sistem.
Kedua, riset riset yang berbasis teori kontinjeksi memiliki hasil yang beragam
dalam menjelaskan fenomena hubungan antar variabel variabel yang sama. Sebagai
contoh, riset yang dilakukan Kamis (1979) menemukan hubungan yang negatif antara
partisipasi standar dengan tekanan kerja. Sementara Harrison (dalam Shelds, Deng
dan Kolo, 200) menunjukkan bahwa hubungan hivariate kedua variabel tidak
sinifikan. Menurut Shtrields, Deng dan Kolo (2000), pengaruh partisipasi dalam
penetapan standar seharusnya dapat menurunkan level tekanan kerja. dengan
demikian ketika partisipasi menikat maka tekanan kerja menurun. Tetapi, beberapa
peneliti meman berasumsi bahwa fakur ambiguitas dapat mempenaruhi hubungan
kedua variabel. Akibat faktor variabel yang demikian, menager tidak mampu
merespon dengan baik tingkat partisipasi dan tekanan kerja yang ia rasakan.
Ketiga, perbedaan dalam desain riset memberikan dampak yang disignifikan
terhadap perbedaan hasil hasil riset. Namun, hubungan yang negatif justru dapat
terjadi ketika dikaitkan secara tidak langsung dengan jumlah jam kerja part timer. Hal
ini dikarenakan partisipasi kegiatan kesejahteraan sosial tersebut akan menurangi
jumlah kerja part timer. Tampak bahwa keberadaan variabel mediasi akan memberi
dampak yang berbeda terhadap hasil riset yang menguji hubungan variabel dependen-
indenpenden secara langsung.

C. Motivasi Dan Tujuan Riset


Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
mencapai tujuan yang dia inginkan. Motivasi seseorang melakukan riset boleh jadi
merupakan keinginan yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai
masalah maupun persoalan yang ada.
Adapun tujuan umum seseorang melakukan riset sudah barang tentu ingin
mengetahui jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut. Berbagai literature
menjelaskan bahwa motivasi dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama,
yakni pada prinsipnya ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait.
Dari satu sisi, riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk
meningkatkan pengetahuannya mengenai sesuatu. pada sisi lain, kegiatan tersebut
didorong oleh keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3
Jika dilihat dari sisi akuntansi keperilakuan, tujuan riset di bidang ini akan
menekankan pada hubungan akuntansi dengan perilaku manusia maupun desain,
konstruksi, dan penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efesien, serta
dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari tujuan riset, yaitu:
 Menggambarkan fenomena
 Menemukan hubungan
 Menjelaskan fenomena
 Memprediksi kejadian-kejadian di masa mendatang
 Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian.
Kejadian-kejadian dapat dijelaskan dengan mengumpulkan dan
mengklasifikasikan informasi. kejadian-kejadian dapat dijelaskan dengan
mengumpulkan dan mengklasifikasikan informasi. Hal ini biasanya merupakan
langkah pertama dalam suatu penyelidikan khusus. Suatu perencanaan terhadap riset
terkadang akan dilihat hanya berdasarkan pada penjelasan informasi.

D. Manfaat Dan Pentingnya Riset


Manfaat adalah kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu.
Manfaat riset mengungkapkan harapan tentang apa saja hasil/kontribusi sumbangan
yang dapat diperoleh dari riset tersebut dan mungkin dapat menjadi pertimbangan
bagi pihak-pihak terkait. Dalam riset akuntansi keperilakuan, terdapat beberapa
pernyataan tentang manfaat dan pentingnya riset di bidang ini.
1 Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam
bidang baru yang ingin diperkenalkan.
2 Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap) riset.
3 Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset
melalui subbidang akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi
manajemen, sistem informasi akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.

E. Memahami Replikasi
Salah satu strategi dalam melakukan riset adalah melakukan replikasi.
Replikasi merupakan gabungan dari kata duplikasi dab repetisi. Replikasi adalah
pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja. Pada umumnya, hal
ini dilakukan dengan menggunakan prosedur-prosedur yang sama dengan riset
terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda.
Dalam riset keperilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan
pengalaman-pengalamannya yang bersentuhan dengan ilmu-ilmu eksakta.

4
Risetpenting biasanya selalu direplikasi sebelum mereka menemukan temuan yang
dapat diterima masyarakat ilmiah. Meskipun demikian, mahasiswa sering
memberikan kontribusi yang berharga dengan mengulangi rencana desain riset yang
dianggap penting oleh orang lain untuk dilaksanakan.
1 Menguji Temuan Umum Riset
Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti yang baru,
atau temuan riset yang berbeda dengan riset yang sebelumnya atau bertentangan
dengan teori-teori yang berterima umum. Banyaknya riset replikasi tentunya sangat
bermanfaat karena temuan tersebut dapat membantu mengonfirmasi bukt ibukti baru
dari riset. Jika di dukung oleh replikasi, riset seringkali merintis area penyelidikan
baru yang mempunyai dampak utama terhadap perkembangan praktik di bidang
keperilakuan.
2 Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi Berbeda
Masalah utama riset keperilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang
dipresentasikan dalam populasi. Tanpa replikasi peneliti tidak mampu menetukan
derajat tingkat temuan yang muncul dari populasi riset yang berbeda. Oleh karena itu,
replikasi memberikan suatu alat yang sangat bernilai kepada peneliti untuk
menemukan derajat tingkat temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi
yang berbeda.
3 Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu
Banyak peneliti menghasilkan ilmu pengetahuan keperilakuan yang sebagain
bergantung pada lingkungan di mana individu-individu berfungsi. Oleh karena itu,
temuan riset atas sikap rasial yang dianggap valid dua puluh tahun yang lalu
kemungkinan tidak lagi valid untuk saat ini. Riset ulang bermanfaat untuk menguji
temuan-temuan terdahulu dan mengidentifikasi kecenderungannya.
4 Menguji Temuan-temuan Penting Menggunakan Metodologi Yang
Berbeda
Dalam beberapa jenis riset terdapat beberapa suatu kemungkinan hubungan
yang diamati, yaitu penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran
hubungan diantara fenomena yang dipelajari. kebenaran hubungan seharusnya
muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang digunakan sepanjang alasan peneliti
valid dan tepat. Oleh karena itu, replikasi memberikan banyak dasar kepada kita
untuk menilai validitas dari temuan-temuan riset meskipun hanya satu riset yang
tersedia.

F. Mengenali Masalah

5
Riset umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan
pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam riset meliputi identifikasi bidang
masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah, dan perumusan atau formulasi
masalah. Penentuan masalah merupakan tahap riset yang paling sulit dan krusial
karena masalah riset mempengaruhi strategi yang ditetapkan dalam memecahkan
masalah.
Dengan mengingat kesulitan itu, dapat kita ajukan suatu prinsip dasar, yaitu
jika ingin memecahkan masalah, kita harus mengetahui hal yang menjadi
masalahnya. Sebagian besar pemecahannnya terletak pada kemampuan dan
pengetahuan kita tentang hal yang kita kerjakan. sebagian lainnya terletak pada
pengetahuan tentang sifat dan hakikat dari masalah tersebut, khusunya sifat hakikat
masalah ilmiah.
Selanjutnya, bagaimana kita mengatakan bahwa pernyataan terhadap masalah
yang kita tanyakan sudah dikatakan baik? sementara masalah dalam riset beragam
jenisnya, dan tidak ada satu justifikasi pun yang membenarkan bahwa masalah yang
kita nyatakan sudah pasti benar. Suatu masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau
pernyataan yang menanyakan. Kebanyakan kasus suatu masalah memiliki dua
variabel atau lebih. Disamping itu peneliti juga harus memperhatikan beberapa
criteria umum dalam menentukan permasalah yang baik dan pernyataan masalah
yang baik:
 Pertama, masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua
variabel atau lebih.
 Kedua, masalahnya harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam
bentuk pertanyaan.
 Ketiga, biasanya lebih sulit dipenuhi. masalah dan pernyataan harus
dirumuskan dengan cara tertentu yang mnyiratkan adanya pengujian empiris.

G. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam riset yang diambil peneliti biasanya beragam. Bagi
mahasiswa pemula, masalah yang diambil tentunya masalah-masalah yang sederhana.
sementara, mahasiswa yang menyelesaikan tesis atau disertasi tentunya akan
mengambil masalah yang berbeda. Penekanannya lebih kepada pengalaman tentang
cara melakukan riset dan bukan pada memberikan kontribusi temuan riset. Oleh
karena itu, untuk lebih memahami masalah yang ada dalam riset akuntansi
keperilakuan, berikut berbagai jenis masalah dalam riset ini yang selanjutnya
membutuhkan penyelesaian.

6
a Masalah-masalah yang ada pada saat ini di berbagai subbidang akuntansi
keperilakuan yang memerlukan penyelesaian.
b Area-area tertentu dalam subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan
pembenahan atau perbaikan.
c Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjelaskan
(memprediksi) fenomena.
d Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.

H. Penggunaan Proposisi Dan Hipotesis


Proposisi di definisikan sebagai suatu pernyataan tentang konsep-konsep yang
dapat dipertimbangkan. Proposisi dapat menjadi sebuah kebenaran atau juga suatu
kebohongan apabila mengacu pada fenomena yang diobservasi , dimana proposisi
diformulasikan untuk di uji secara empiris sebagai hipotesis.
Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
yang dipertanyakan. Di samping itu, hipotesis juga merupakan pertanyaan dugaan
tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis selalu mengambil bentuk
kalimat pernyataan (declarative) pada umumnya mampu menghubungkan variabel
yang satu dengan variabel lainnya secara umum maupun khusus.
a Kriteria Hipotesis
Ketika merumuskan sebuah hipotesis, peneliti harus memperhatikan beberapa
kriteri berikut:
 Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset.
 Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud
untuk dapat diuji secara empiris.
 Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan
teoriteori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis saingan.
Hal yang sama pentingnya dengan hipotesis adalah masalah di balik hipotesis
itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dewey, riset biasanya bermula dari
suatu masalah. Riset merupakan suatu situasi yang tidak menentu dimana gagasan-
gagasan masih kabur, atau terdapat kebimbangan yang membuat pikiran menjadi
bingung. Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa masalah itu tidak terungkap dan
memang tidak dapat di ungkapkan, sebelum seseorang pernah mengalami situasi yang
tidak menentu seperti ini.
b Jenis Hipotesis
Pada dasarnya, hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua
variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Rumusan hipotesis

7
tersebut dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, yaitu pernyataan jika maka atau
proposisi, hipotesis nol, hipotesis alternatif.

I. Pemilihan Data Atau Sampel Riset


Setiap menentukan besaran sampel yang digunakan dalam riset, langkah
pertama harus dilakukan peneliti adalah mengetahui jumlah besaran populasi
keseluruhan riset. Dari jumlah populasi tersebut, peneliti akan dapat menarik
besarnya sampel representatif yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mampu
melakukan generalisasi terhadap kesimpulan akhir riset. Tanpa mengetahui besaran
populasi, peneliti akan sulit menentukan besaran sampel representative untuk riset
tersebut.
1.Populasi
Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam
suatu populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi.
Elemen populasi merupakan subjek berdasarkan pengukuran yang diambil. Elemen
populasi juga merupakan unit studi. Populasi sendiri merupakan daerah generalisasi
yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Populasi juga merupakan keseluruhan elemen yang berkaitan
dengan harapan peneliti dalam mengambil beberapa kesimpulan.
2.Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang di miliki
oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dar populasi tersebut. Ketika peneliti
melakukan penarikan sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau
lebih nilai-nilai populasi atau menguji satu atau lebih hipotesis statistic.
3.Mengapa Menggunakan Sampel
Terdapat bebrapa alasan untuk melakukan pengambilan sampel, antara lain:
 Biaya yang murah
Dalam hal ini manfaat ekonomi yang diperoleh dari pengambilan sampel
dibandingkan dengan sensus lebih besar dibandingkan dengan pengambilan
sampel.
 Akurasi hasil yang lebih baik
Deming mengatakan bahwa kualitas studi jauh lebih baik jika menggunakan
sampel didandingkan dengan sensus.
 Kecepatan mengumpulkan data
Kecepatan waktu pengambilan sampel ditentukan berdasarkan ketersediaan
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
 Ketersediaan elemen-elemen populasi

8
Beberapa situasi mengharuskan dilakukannya pengambilan sampel.
Pengambilan sampel merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan jika
populasi tidak terbatas (banyak).
J. Kerangka Teoritis
Akuntansi merupakan suatu fungsi penyediaan jasa informasi yang digunakan
untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomik. Berdasarkan sudut pandang ini,
informasi akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi keuangan dan
informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi keuangan ditujukan secara
khusus bagi pemakai eksternal, umumnya adalah pihak investor dan kreditor.
Informasi akuntansi manajemen ditujukan bagi pihak internal, yaitu manajemen
perusahaan.
Informasi yang diberikan umumnya dalam bentuk kuantitatif yaitu dalam
bentuk satuan unit moneter. Hal ini sejalan dengan definisi akuntansi yang
dikemukakan oleh Accounting Principles Board (1970).
Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative
information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to
be useful in making economic decisions.
Berbeda dengan akuntansi keuangan dan manajemen, akuntansi keperilakuan
menyajikan informasi yang bersifat non keuangan. Informasi yang diberikan dapat
berupa motivasi, tingkat turnover, absensi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi,
dan lain-lain, yang seringkali bersifat kualitatif. Informasi ini dapat digunakan
sebagai pendamping informasi keuangan, sehingga meningkatkan kemampuan
pemakai dalam pengambilan keputusan.
Selain memperkaya informasi keuangan, mempelajari akuntansi keperilakuan
dapat menambah wawasan akuntan pada saat pembuatan dan pendesainan sistem
akuntansi. Misalnya, bagaimana partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat
meningkatkan kinerja manajerial merupakan salah satu topik akuntansi keperilakuan
yang saat ini paling banyak diteliti (Argyris, 1952; Cherrington Cherrington, 1973;
Milani, 1975; Brownell dan Mcinnes, 1986; dan lain-lain.). Meskipun hasil-hasil
penelitian akuntansi keperilakuan seringkali masih bertentangan, pengetahuan aspek-
aspek perilaku dalam proses akuntansi membantu akuntan meningkatkan efektivitas
penggunaan data akuntansi.
Sebagai suatu bidang ilmu, akuntansi keperilakuan merupakan aplikasi ilmu-
ilmu keperilakuan dalam konteks akuntansi. Konsep ilmu keperilakuan yang
digunakan adalah psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Maka tidaklah
mengherankan bila dalam pengembangannya, penelitian-penelitian dalam bidang

9
tersebut mendominasi penelitian dalam akuntansi keperilakuan (Contoh: Porter,
Steers, Mowday, Boulian, 1974; Jackson, Schuler, 1985; Smith, Kida, 1991).
Meskipun relatif baru, penelitian dalam bidang akuntansi keperilakuan sudah
dimulai oleh Ferguson, pada tahun 1920; kemudian Dent, pada tahun 1931; dan
Argyris, pada tahun 1952 (Lord, 1989). Dalam perkembangannya, penelitian dalam
bidang ini melalui beberapa fase, yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan Metode Riset Keperilakuan
Pada fase ini, metoda penelitian keperilakuan digunakan pada konteks
akuntansi tetapi tanpa pengaplikasian ilmu keperilakuan itu sendiri. Misalnya
penelitian tentang perbedaan keputusan yang dibuat antara laporan yang
menggunakan metoda LIFO dengan laporan yang menggunakan metoda
FIFO.
2. Aplikasi Teori dan Model Ilmu Keperilakuan dan Konteks Akuntansi
Pada fase ini, teori dan model ilmu keperilakuan sudah digunakan. Penelitian
ini banyak dilakukan pada awal tahun 60-an dan awal pertengahan tahun 70-
an.
3. Uji Teori dan Model Ilmu Keperilakuan dan Konteks Akuntansi
Penelitian pada fase ini sudah melakukan pengujian model dan teori ilmu
keperilakuan dalam konteks akuntansi.
4. Revisi Teori dan Model Ilmu Keperilakuan Supaya Sesuai dengan Konteks
Akuntansi
Model dan teori keperilakuan sudah direvisi supaya sesuai dengan konteks
akuntansi. Setelah tahap ini, maka pengujian dan perbaikan hasil penelitian
dimulai kembali pada tahap dua atau tiga

K. Aliran - aliran dalam Riset Akuntansi Keperilakuan


Birnberg dan Shield mengelompokkan aliran riset akuntansi keperilakaun
berdasarkan tiga hal, yaitu metodologi (misalnya eksperimen dan survei), accounting
specialty (misalnya akuntansi manajemen dan pengauditan), dan isu riset (misalnya
partisipasi anggaran dan kontingensi). Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, mereka
mengelompokkan riset akuntansi keprilakaun menjadi lima aliran, yaitu sebagai
berikut :
1. Pengendalian Manajerial
Aliran pengendalian manajerial merupakan aliran yang paling
tua,yaitu muncul sejak Argyris tahun 1952. Pada mulanya isu riset ini adalah
partisipasi anggaran. Namun, belakangan aliran riset ini berkembang ke gaya
kepemimpinan, interaksi atasan dengan bawahan, kontingensi, feedback, dan

10
insentif. Perkembangan baru dalam aliran ini adalah riset tentang perencanaan
strategik.
Riset tentang kontrol manajerial berkaitan dengan proses anggaran,
yaitu bagaimana peran anggaran dalam mempengaruhi kinerja manajemen.
Riset awal ini dimulai oleh Argyris yang menguraikan bagaimana proses
penentuan anggaran berpengaruh terhadap sikap dan perilaku orang. Argyris
konsen terhadap berbagai aspek perilaku dalam proses anggaran seperti
partisipasi dan kepemimpinan. Riset Argyris ini sepenuhnya dipengaruhi oleh
pemikiran keperilakuan manusia.
Pada waktu yang hampir bersamaan, pada Carnegie Tech-ONR Project
(proyek riset yang didanai oleh Office of Naval Research), Cooper (1951)
melakukan proyek riset tentang bagaimana mekanisme pengendalian
berpengaruh terhadap perilaku manajerial. Cooper (1951) mengintegrasikan
akuntansi dan ekonomi ke dalam pengendalian manajerial, sehingga kontrol
manajerial menjadi lebih kompleks. Ada dua kontribusi riset Cooper (1951)
ini terhadap BAR, yaitu (1) pentingnya orang dalam proses penganggaran
karena outcome proses penganggaran adalah fungsi dari bagaimana individu
merespon anggaran, dan (2) pentingnya proses administrasi penganggaran
karena bagaimana anggaran ditentukan dapat mempengaruhi respon karyawan
terhadap anggaran tersebut serta outcome yang dihasilkan. Masih dalam
Carnegie Tech-ONR Project, berbagai riset yang berpengaruh signifikan
terhadap riset akuntansi keperilakaun meliputi Stedry (1960), serta Churchill
dan Cooper (1965).
Stedry melakukan serangkaian eksperimen tentang penganggaran
partisipatif. Stedry mencoba menguji pengaruh perbedaan tingkat
penganggaran dan tingkat komitmen karyawan, dan interaksi keduanya,
terhadap anggaran. Riset Stedry ini berusaha untuk menginvestigasi
kesimpulan Argyris bahwa partisipasi karyawan dalam penganggaran bersifat
mekanistik. Pada mulanya riset tentang anggaran partisipatif hanya terkait
dengan “apa” yang dilakukan manajer, bukan pada “mengapa” mereka
melakukannya. Maka muncul riset berikutnya yang membahas tentang slack,
yaitu perbedaan antara apa yang dilakukan dengan apa yang diharapkan
dilakukan. Peran anggaran partisipatif tetap menjadi topic penelitian yang
menariks dalam keperilakuan sampai dengan sekarang.
2. Pemrosesan Informasi Akuntansi
Aliran ini sama tuanya dengan aliran pengendalian manajerial. Pada
mulanya riset dalam aliran ini terkait dengan respon simulus (stimulus

11
response), yaitu bagaimana pemakai laporan keuangan menggunakan laporan
keuangan. Stimulusnya adalah laporan keuangan, sedangkan responsenya
adalah pemakai laporan keuangan. Riset dalam aliran ini berkembang dengan
munculnya berbagai metode riset baru seperti Anova, Lens Model, dan expert
judgment. Belakangan riset dalam aliran ini terkait dengan functional fixation,
yaitu adanya bias dalam melihat sesuatu yang baru karena pengalaman
sebelumnya.
Pada saat yang bersamaan dengan aliran pengendalian manajerial yang
muncul di East Coast (diprakarsai perguruan tinggi di timur AS), muncul
aliran pemprosesan informasi akuntansi di West Coast, diprakarsai oleh
perguruan tinggi di barat AS seperti Berkeley dan Stanford. Tiga akuntan
yang menjadi pionir dalam aliran ini adalah John Wheeler, Yuji Ijiri, dan
Robert Jaedicke. Ketiga orang tersebut adalah dosen yang banyak mengawasi
penelitian tentang respon situmus (respon orang terhadap laporan keuangan).
Stimulusnya adalah laporan keuangan dan responsnya adalah pemakai atau
pengambil keputusan. Pada dasarnya riset tentang respon stimulus masih
menghasilkan temuan yang mixed untuk menjawab pertanyaan apakah
pengambil keputusan menyesuaikan data yang digunakan apabila ada
perubahan kebijakan/prosedur akuntansi.
3. Sistem Informasi Akuntansi
Aliran sistem informasi akuntansi muncul pada tahun 1970an yang
dikenal dengan AIS (accounting information system). Pinor utama dalam
aliran ini adalah penelitian Mock pada tahun 1969. Isu riset ini terkait dengan
rancangan laporan, rancangan sistem, dan pilihan kebijakan akuntansi.
Dibandingkan dengan aliran riset lain, aliran riset AIS memiliki dampak yang
paling kecil. Hal ini terjadi karena riset ini sulit untuk dioperasionalkan dalam
perancangan sistem informasi akuntansi, misalnya information load. Selain
itu, karena tidak ada ukuran standar terkait dengan rancangan laporan,
rancangan sistem, dan kebijakan akuntansi, maka kontribusi aliran ini
terhadap riset akuntansi keprilakaun relatif kecil.
Akar riset sistem informasi akuntansi adalah pandangan normative
tentang efektivitas AIS sesuai dengan bayesian decision theory. Dickhaut
meneliti tentang perbedaan sistem informasi akuntansi dan pelaporan karena
adanya perbedaan teknik akuntansi; Dickhaut juga meneliti kinerja subjek
dengan menggunakan rancangan historical cost dan price level; sedangkan
Schroder, Driver, dan Streufert menguji pengaruh information load terhadap
kualitas keputusan. Mereka menyimpulkan bahwa kualitas keputusan

12
meningkat dengan bertambahnya informasi yang tersedia. Namun sampai
dengan titik tertentu, terlalu banyak informasi menyebabkan kualitas
keputusan menurun.
Riset tentang rancangan sistem dipengaruhi oleh teori organisasi.
Menurut Argyris, sistem informasi organisasi seharusnya dipandang sebagai
menifestasi dari kebutuhan organisasi untuk menggunakan informasi masa
lalu untuk kinerja masa depan. Organisasi membutuhkan rancangan sistem
untuk menfasilitasi kegiatan operasi organisasi. Lingkungan perusahaan
sangat pervasif dan berubah dengan cepat, karena itu rancangan sistem harus
sedemikian rupa sehingga manajer dapat mengatasi perubahan. Rancangan
sistem perusahaan yang tidak menghadapi lingkungan yang pervasif berbeda
dengan rancangan system perusahaan yang menghadapi lingkungan yang
pervasif.
4. Pengauditan
Aliran pengauditan muncul bersamaan dengan aliran AIS, yaitu tahun
1970an. Fokus aliran ini tidak hanya meliputi pengauditan internal, melainkan
juga pengauditan eksternal. Riset dalam aliran ini muncul pertama kali pada
tahun 1972 oleh Corless dan disusul tahun 1974 oleh Ashton serta Boatsman
dan Robertson.45 Isu litigasi dan tanggungjawab auditor merupakan isu baru
dalam aliran ini.
Riset awal dalam pengauditan terkait dengan judgment auditor
terhadap berbagai stimulus (misalnya informasi keuangan). Berbeda dari riset
HIP, riset pengauditan tidak berusaha menguji apakah respon subjek terhadap
stimulus benar atau salah karena bentuk respon adalah judgment.
Ketersediaan metodologi Anova dan Lens Model menyebabkan riset awal ini
berkembangan tahun 1970an.
Riset berikutnya dalam pengauditan banyak dipengaruhi oleh
psikologi. Misalnya Tversky dan Kahneman menguji adanya bias
pengambilan keputusan (judgment) auditor. Riset ini terkait dengan bias dan
heuristik dalam pengambilan keputusan audit. Selain bisa pengambilan
keputusan, riset dalam aliran ini juga terkait dengan investigasi apakah proses
pengambilan keputusan auditor sesuai dengan model normatif. Bamber
dengan menggunakan cascaded inference problem menunjukkan bahwa model
pengambilan keputusan auditor tidak mengikuti model normatif.
Riset terkini tentang aliran pengauditan terkait dengan penggunaan
alat bantu keputusan, seperti expert system. Selain itu, mode respon dan

13
framing juga topik riset yang baru. Isu litigasi dan tanggungjawab auditor
merupakan juga isu baru dalam aliran ini.
5. Sosiologi Organisasional
Aliran sosiologi organisasi muncul tahun 1980an. Untuk sementara
aliran ini dianggap sebagai aliran paling baru dalam BAR menunggu adanya
kemungkinan munculnya aliran baru. Aliran ini relatif berbeda dari aliran lain
karena aliran ini jauh dari asumsi positivisme. Aliran ini mencoba mencari
alternatif fungsi lain dari akuntansi selain fungsi konvensional. Pertanyaan-
pertanyaan riset dalam aliran ini meliputi: Apa pengaruh lingkungan terhadap
sistem akuntansi organisasi? Apa kekuatan yang menyebabkan sistem
informasi akuntansi berubah? Apa peran akuntansi dalam realitas politik
organisasi? Bagaimana orang menggunakan informasi akuntansi yang tersedia
untuk memaknai pengalaman organisasi?
Asumsi utama dalam aliran ini adalah ontologi dan epistemologi.
Pertama, organisasi dianggap berbeda dari logika positivisme. Dalam logika
positivisme dinyatakan bahwa semua realitas adalah objektif dan exist (ada).
Suatu realitas dapat dijelaskan secara terpisah dari realitas lain dengan
penelitian empiris. Dalam sosiologi, realitas sosial berbeda dari realitas fisik.
Realitas sosial bersifat relatif dan hanya objektif bagi sekelompok individu
yang berbagi makna (shared meanings). Kedua, fungsi akuntansi berbeda dari
fungsi akuntansi secara tradisional. Fungsi akuntansi secara tradisional adalah
scorecard, attention directing, dan problem solving. Karena itu, riset akuntansi
berfokus pada fungsi akuntansi dalam menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan. Namun dalam riset sosiologi, fungsi akuntansi dilihat
dari konteks organisasional. Fungsi akuntansi meliputi fungsi individual,
fungsi sosio-politikal, dan fungsi organisasional.
Fungsi individual akuntansi didasarkan pada asumsi retrospective
sensemaking. Hal ini terkait dengan anggota organisasi menggunakan symbol
akuntansi untuk menyajikan, menginterpretasi, dan berkomunikasi dengan
orang lain dalam suatu organisasi. Informasi akuntansi yang dihasilkan
seorang individu dapat mempengaruhi keputusan dan proses interaksi individu
tersebut dalam organisasi.
Akuntansi berfungsi sebagai sarana untuk mempertahankan status quo
dalam organisasi atau untuk kepentingan kelompok. Akuntansi dapat
digunakan untuk membentuk pola untuk menyampaikan kepentingan, melalui
framing, misalnya dalam negosiasi dan memilih alternatif. Sebagai contoh,
dalam penyusunan anggaran, suatu unit organisasi harus mencari jastifikasi

14
dan menunjukkan alasan kebutuhan mereka atas alokasi sumber daya melalui
akuntansi.
Fungsi organisasional akuntansi memiliki dua dimensi. Pertama,
akuntansi digunakan dalam perusahaan untuk menyajikan lingkungan
eksternal. Misalnya biaya bahan baku, biaya modal, harga pokok pembelian,
dan pajak menunjukkan elemen-elemen lingkungan eksternal suatu organisasi.
Fungsi akuntansi seperti ini adalah untuk mengatasi dan beradaptasi dengan
lingkungan eksternal. Kedua, akuntansi sebagai legitimasi sosial oleh
konstituen eksternal terhadap suatu organisasi. Konstituen pokok adalah
pemegang saham, bank, regulator, dan analis keuangan. Akuntansi
menyajikan realitas sosial eksternal bagi berbagai stakeholder organisasi.

Karekteristik riset dalam paradigma interpretif


Kriteria Interpretif
Tujuan penelitian Mengadakan pemahaman, pemaknaan
dan rekonstruksi tindakan sosial
Peran teori Sebagai langkah menyusun deskripsi
dan pemahaman terhadap kelompok
masyarakat yang hendak ditelitinya
Sifat pengetahuan Merupakan rekonstruksi pemikiran
individual yang kemudian
berkembang menjadi konsensus
masyarakat
Peranan Common-sense Kekuatan teori berasal dari kehidupan
keseharian yang harus dapat
digunakan oleh warga masyarakat
secara maksimal
Akuntansi pengetahuan Lebih banyak laporan dari
rekonstruksi pemikiran: sosial berasal
dari pengalaman yang dimiliki sendiri
Lingkup eksplanasi Ideografis
Eksplanasi sejati Kesesuaian dari kehendak baik bagi
mereka yang menyadari sedang
belajar
Bukti yang baik Ditanamkan dalam konteks interaksi
sosial
Kriteria kualitas Bersifat terpercaya dan ahli serta
dapat mengandung salah pengertian

15
Nilai dan etika Nilai merupakan bagian integral
dalam interaksi sosial
Voice ‘Passionate participan’ sebagai
fasilitator yang banyak pilihan dan
kemampuan merekonstruksi.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi


yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Awal perkembangan
akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya
pada pembuatan anggaran. Tetapi domain dalam hal ini terus berkembang dan
bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit.
Perkembangan yang pesat dari akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena
akuntansi secara simultan dihadapkan pada ilmu-ilmu sosial yang menyeluruh
mengenai bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan
bisnis, serta bagaiman akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku
manusia.

Menurut Clifford Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksanakan


dengan teliti untuk memperoleh kenyataan-kenyataan atau fakta atau hokum hokum
baru. Di dalamnya terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh yang
relatif makan waktu yang cukup lama. sedangkan National Science Foundation
(1956) memberikan pengertian bahwa riset itu adalah usaha pencarian secara
sistematik dan mendalam untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan
lebih sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari.

Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi


yang jelas terhadap suatu permasalahan yang akan dipecahkan. hal ini sering disebut
suatu rencana untuk menjawab pertanyaan. riset aplikasi berkaitan dengan
penyelesaian masalah-masalah yang spesifik. Riset yang murni ataupun mendasar
adalah riset yang berkenaan dengan perbaikan terhadap pemahaman mengenai hal-hal
khusus atau istimewa.

B. Saran

Kami menyadari bahwa paper ini mempunyai banyak kekurangan, kritik yang
membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://app.maranatha.edu/index.php/jam/article/view/364

https://www.aifis-digilib.com/uploads/1/3/4/6/13465004/15_misnen.pdf

http://perpus.stiehidayatullah.ac.id/file_ebook/Teori%20Akuntansi%20&%20Rset
%20Multiparadigma.pdf

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/article/view/2593

https://www.neliti.com/publications/153099/perkembangan-akuntansi-keperilakuan-
dan-dampaknya-pada-penelitian-akuntansi-di-i

http://repository.wima.ac.id/16388/

http://www.ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id/index.php/DE/article/view/190

https://prosiding.polinema.ac.id/sngbs/index.php/snamk/article/view/202

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/18532

https://scholar.google.co.id/citations?user=hNcbqosAAAAJ&hl=id&oi=sra

18

Anda mungkin juga menyukai