Anda di halaman 1dari 19

NELSI ARISANDY

Sistem Perpajakan Indonesia


 Definisi Pajak
Pajak adalah Iuran kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan yang tidak
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk dan gunanya untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Prof. Dr. PJA. Adriani
Sistem Perpajakan Indonesia
 Definisi Pajak
Pajak adalah prestasi yang dapat dipaksakan sepihak
oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norm-
norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa
adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan
untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Mr.DR.N.J. Feldmann (1949)
Sistem Perpajakan Indonesia
 Definisi Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan  yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. (UUKUP psl 1 angka 1)
Sistem Perpajakan Indonesia
 Kesimpulan pengertian pajak :
 Pajak merupakan iuran/kontribusi rakyat yg dipungut
oleh pemerintah (pusat atau daerah);
 Pajak dipungut berdasarkan ketentuan undang-undang;
 Pembayaran pajak tidak mendapat kontraprestasi
secara langsung;
 Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran
pemerintah, jika terdapat kelebihan, digunakan untuk
membiayai public investment;
 Pajak tidak hanya untuk tujuan budgetter tetapi
digunakan untuk tujuan regulerend.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Fungsi Pajak
 Fungsi Budgetair : Pajak sebagai sumber dana
pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara
 Lihat di APBN (sebagai sumber penerimaan)
 Fungsi Regulerend : Pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi.
 Lihat kebijakan pajak bidang impor, pengenaan bea masuk,
PPh, PPnBM, dll)
Sistem Perpajakan Indonesia
 Azas perpajakan :
 Ajaran Azas Pemungutan Pajak Adam Smith (1723-1790) dalam
bukunya An Inquiri into The Nature and Causes of the Wealth of
Nations, sbb :
 Asas Equality, bahwa tekanan pajak diantara subjek pajak
masing-masing dilakukan seimbang dengan
kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang
dinikmatinya masing-masing. Tidak dibolehkan suatu
negara mengadakan diskriminasi di antara sesama wajib
pajak.
 Asas certainty, Pajak yang dibayar mempunyai kepastian
hukum dan tidak mengenal kompromi. Kepastian hukum
yang dipentingkan adalah yang mengenai subjek, objek,
besarnya pajak dan ketentuan mengenai jangka waktu
pembayaran pajaknya.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Azas perpajakan :
 Convinient of payment, pajak hendaknya dipungut pada saat
yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya
dengan saat diterimanya penghasilan yang bersangkutan.
 Asas Efisiensi, bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan
sehemat-hematnya, jangan sekali-kali biaya pemungutan lebih
besar dari pemasukan pajaknya.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Azas pemungutan pajak lainnya
 Asas Tempat Tinggal / Domisili
 Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan WP yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan dari dalam negeri
maupun dari luar negeri.
 Asas Sumber
 Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari
wilayahnya tanpa memperhatikan dimana WP tersebut berdomisili.
 Asas Kebangsaan
 Pemungutan pajak yang dihubungkan dengan kebangsaan sessorang di
suatu Negara. Indonesia menganut asas kebangsaan secara negative
melalui Pajak bangsa Asing, yakni pengenaan pajak bagi bangsa asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Stelsel Pajak : sistem pengenaan pajak
 Stelsel Nyata (Riel stelsel)
 Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan)
sesungguhnya, pengenaannya baru dapat dilakukan setelah
berakhir tahun pajak.
 Stelsel Anggapan (fictieve stelsel )
 Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh undang-undang. Misal: penghasilan suatu tahun pajak
dianggap sama dengan tahun sebelumnya. maka pada awal
tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak terutang pada
tahun berjalan.
 Stelsel Campuran
 Pengenaan pajak yang didasarkan pada campuran stelsel
(gabungan stelsel riel dan stelsel fiktif)
Sistem Perpajakan Indonesia
 Sistem Pemungutan Pajak
 Self Assessment System
 adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak
menetapkan sendiri jumlah pajak terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Self assessment System memberikan kepercayaan
kepada wajib pajak untuk :
 Menghitung sendiri pajak yang terutang;
 Memperhitungkan sendiri pajak yang kurang atau lebih
dibayar;
 Membayar sendiri; dan
 Melaporkan sendiri pajak yang terutang
Sistem Perpajakan Indonesia
 Sistem Pemungutan Pajak
 Official Assessment System
 adalah suatu system pemungutan pajak, dimana aparatur
pajak menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang.
 Dalam sisitem ini inisiatif dan kegiatan dalam menghitung
dan menetapkan pajak sepenuhnya berada di tangan
aparatur pajak.
 Withholding System
 Adalah suatu system pemungutan pajak, dimana
penghitungan, pemotongan dan pembayaran serta
pelaporan dipercayakan kepada pihak ke tiga oleh
pemerintah.
 Yang dimaksud pihak ketiga, misalnya Badan, Ditjen Bea
Cukai, Ditjen Anggaran, dan Bendaharawan.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Jenis-Jenis Pajak
 Menurut golongan
 Pajak langsung
 adalah pajak-pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak yang bersangkutan tanpa dapat dilimpahkan kepada
pihak lain.
 Contoh : Pajak Penghasilan

 Pajak Tidak Langsung


 adalah suatu pajak yang pada akhirnya dapat dilimpahkan
(digeserkan) kepada pihak lain.
 Contoh : Pajak Pertambahan Nilai  yang menanggung
adalah pihak konsumen (pihak ketiga) terakhir.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Jenis-Jenis Pajak
 Menurut Sifatnya :
 Pajak Subjektif adalah : pajak-pajak yang pemungutannya
berpangkal pada diri orangnya (subjeknya), keadaan diri wajib
pajak dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah pajak yang
harus dibayar.
 Contoh : Pajak Penghasilan
 Pajak objektif adalah pajak yang pemungutannya berpangkal
pada objeknya dan pajak ini dipungut karena keadaan, perbuatan
dan kejadian yang dilakukan atau terjadi dalam wilayah Negara
dengan tidak mengindahkan kediaman atau subjeknya,
 misalnya cukai rokok, tanpa memandang subjeknya kaya atau
miskin, bujangan atau sudah berkeluarga, dll.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Jenis-Jenis Pajak
 Menurut lembaga Pemungutnya :
 Pajak Pusat / Pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh
Pemerintah Pusat, Departemen Keuangan dan
pelaksananya adalah Kantor Pelayanan Pajak dan kantor
Pelayanan PBB.
 Contoh : PPN&PPnBM, PPh dll

 Pajak Daerah
 Pajak Daerah / Pajak Lokal adalah pajak yang dipungut oleh
daerah Propinsi dan atau Kabupaten dan Kota
 Contoh : Pajak kendaraan, Pajak Penerangan Jalan dll
Sistem Perpajakan Indonesia
 Hukum Pajak Material :
 mengatur norma-norma yang menerangkan keadaan-
keadaan, perbuatan-perbuatan, dan peristiwa-peristiwa
hukum yang harus dikenakan pajak;
 siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, apa objek
pajaknya dan berapa besar pajaknya.
 Hukum yang mengatur segala sesuatu tentang timbul,
besar dan hapusnya utang pajak serta mengatur
hubungan antara pemerintah dengan Wajib Pajak
 Conoh : UU PPH, UUPPN, UUPBB dll
 Sumber : R. Santoso Brotodihardjo, SH
Sistem Perpajakan Indonesia
 Hukum Pajak Formal :
 Peraturan-peraturan mengenai cara-cara untuk
menjelmakan hukum material menjdai suatu kenyataan.
 Memuat cara-cara penyelenggaraan penetapan suatu utang
pajak, kontrol oleh pemerintah terhadap
penyelenggaraannya, kewajiban Wajib Pajak (sebelum dan
setelah menerima ketetapan pajak), kewajiban pihak ketiga
dan prosedur pemungutannya
 Untuk melindungi fiskus dan WP, memberi jaminan hukum
pajak material akan dapat diselenggarapan setepat-tepatnya.
 Contoh : UUKUP
Sumber : R. Santoso Brotodihardjo, SH
Sistem Perpajakan Indonesia
 Teori yg Mendukung Pemungutan Pajak
 Teori asuransi
 negara berhak memungut pajak karena bertugas untuk
melindungi orang dan segala kepentingannya, keselamatan
dan keamanan jiwa dan harta bendanya.
 Teori Kepentingan
 Negara memungut pajak karena Negara melindungi
kepentingan warganya, yaitu jiwa dan harta benda. OKI
pembebanan pajak didasarkan pada seberapa tingkat
kepentingan warga dilindungi oleh Negara, termasuk
pelindungan atas jiwa dan harta bendanya.
Sistem Perpajakan Indonesia
 Teori yg Mendukung Pemungutan Pajak
 Teori Gaya Pikul
 Pokok pangkal teori ini adalah azas keadilan
 Tekanan pajak harus dipikul sama berat untuk setiap orang.
 Pajak harus dibayar menurut gaya pikul seseorang
 Teori gaya pikul dipersamakan dengan sebuah jembatan :
“jembatan baru dapat dilewati oleh kendaraan, jika telah mampu
memikul dirinya sendiri

 Teori Gaya Beli


 fungsi pemungutan pajak dipandang sebagai gejala alam , seperti
sebuah pompa air , yang menyedot kemampuan membeli dari rumah
tangga-rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara
dan kemudian menyalurkannya kembali ke msyarakat dengan maksud
untuk memelihara hidup masyarakat dan untuk membawa kea rah
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai