Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN KARENA LUKA BAKAR

Disusun Oleh :

1. Gita Metavia Handayani (18143010)


2. Listiani Nur Chafifah (18143010)
3. Tarisa Valentine (1814301029)
4. Alvira Nabila Putri (1814301030)
5. Susi Susanti (18143010)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN DIV KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita
kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Integumen Karena Luka Bakar”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 2.Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari
para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

 
Bandar Lampung, 05 Februari 2020

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
2.2 Diagnosa
2.3 Intervensi
2.4 Implementasi
2.5 Evaluasi

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka bakar (Combustio) merupakan suatu kejadian yang paling sering terjadi di
Indonesia maupun negara lainnya. Luka bakar yang terjadi dapat disebabkan oleh panas,
listrik ataupun kimia. Kecelakaan luka bakar ini dapat saja terjadi dimana-mana seperti di
rumah, kantor ataupun tempat umum yang lainnya (mal, terminal). Brdasarkan hasil dari
bbraa kasus yang ditmukan, skitar 80% kecelakaan yang trjadi menyebabkan luka bakar,
kasus yang banyak trjadi adalah di rumah dan korban yang terbanyak ternyata anak-anak,
baik terkena air panas, tumpahan kuah sayur, api dan lain sebagainya (komas.com 2011)
Cedera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan
penyebab utama kematian. Oleh sebab itu penderita luka bakar memerlukan perawatan
secara khusus, karena ada kondisi luka bakar terjadi pengeluaran air, serum, darah, serta
kondisi luka yang terbuka memungkinkan untuk terjadinya infeksi). Berdasarkan kondisi
tersebut, dimana dalam hal ini peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif. Selain itu, diperlukan kerjasama dengan tim medis yang
lainnya seperti dokter, fisioterapis, ahli gizi dan bahkan psikiater. Oleh karena itu
penyusun mengangkat masalah ini sebagai tugas mata kuliah KMB II yang berjudul
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem integumen : luka bakar sebagai
makalah kami.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini


Mahasiswa/i dapat memahami dan mengerti mengenai asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem integumen : luka bakar
Mahasiswa/i dapat menjlaskan asuhan keperawatan luka bakar yang meliputi :
Pengkajian,Diagnosa keperawatan,Perencanaan,Implementasi,Evaluasi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LUKA BAKAR

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Pasien Luka bakar


1. Pengkajian
a. Identitas klien dan keluarga
1). Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku
bangsa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor registrasi dan adekuat.
2). Identitas penanggung jawab.
Meliputi nama, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

b. Riwayat kesehatan
1). Keluhan utama
Biasanya pasien dengan luka bakar mengeluh adanya nyeri, tergantung dari
derajat luka bakar dan luasnya luka bakar juga menentukan beratnya nyeri.
Misalnya daerah wajah akan lebih mengalami nyeri yang lebih berat bila
dibandingkan dengan daerah ekstrimitas. Selain itu luka bisa disertai dengan
tanda-tanda syok seperti penurunan kesadaran, tanda-tanda vital yang tidak
stabil.
2). Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dikaji pasien mengeluh Nyeri pada daerah yang terkena luka bakar,
napas sesak, sering merasa haus dan tidak napsu makan
3). Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji apakah pernah mengalami luka bakar sebelumnya, riwayat
pengobatan luka bakar terdahulu.Kaji riwayat penyakit jantung, ginjal, paru-
paru dan DM.
4). Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adakah riwayat penyakit yang sama pada keluarga klien seperti yang
dialaminya sekarang. Apakah dalam keluarga klien ada yang punya penyakit
keturunan seperti asma, jantung dan DM.
5). Struktur keluarga
Menggambarkan kedudukan klien dalam keluarga.
c. Data Biologis
Untuk mengetahui aktivitas antara di rumah dan di rumah sakit meliputi pola
makan, tidur, kebersihan dan eliminasi.
d. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum
Biasanya tanda-tanda syok seperti penurunan kesadaran dapat dialami oleh
pasien dan tanda-tanda vital tidak stabil.
2). Sistem pernafasan
Bila terjadi luka bakar didaerah wajah, leher, dan dapat memungkinkan
terjadinya obstruksi jalan napas yang menyebabkan gangguan pertukaran
gas, selain itu jaringan nekrosis dari luka bakar dapat mengelurkan burn
toksin ke dalam sirkulasi sistemik yang menyebabkan disfungsi paru-paru
sehingga terjadi ARDS.
3). Sistem kardiovaskular
Terjadinya penurunan curah jantung akibat kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskular.Terjadinya penurunan tekanan darah yang
merupakan awitan shock luka bakar.
4). Sistem pencernaan
Respon umum yang terjadi pada pasien luka bakar lebih dari 20 % adalah
penurunan aktivitas gastrointestinal hal ini disebabkan oleh kombinasi efek
respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya
luas luka bakar.
5). Sistem urinaria
Riwayat adanya haluaran urine dapat tidak memadai sebagai akibat dari
kehilangan cairan yang merupakan permulaan terjadinya gagal ginjal akut.
6). Sistem persyarafan
Biasanya ditemukan nyeri yang hebat dan perubahan status mental yang
merupakan gejala awal terjadinya syok hipovolemik.
7). Sistem muskuloskeletal
Jarang ditemukan kelainan atau perubahan tetapi dapat juga terjadi
kontraktur akibat otot yang tidak digerakan.
8) Sistem integumen
Kerusakan system integumen yang terjadi akibat luka bakar digambarkan
dengan adanya bulae, bahkan dapat terjadi kehilangan lapisan kulit akibat
luka bakar yang dalam.
a. Data psikologi
Klien dengan luka bakar sering mengalami gangguan psikologi berupa
kecemasan yang meningkat akibat nyeri yang tidak bisa ditanggulangi.Dan
terdapatnya perubahan struktur tubuh akibat kerusakan integritas kulit.
b. Data Sosial
Data yang diambil dari klien mengenai hubungan sosialnya dengan keluarga
dan gaya hidup klien. Klien dengan luka bakar menjadi tidak percaya diri
dalam bergaul karena takut dia tidak di terima didalam masyarakat akibat
struktur tubuhnya yang berubah.
c. Data spiritual
Kemungkinan terjadi perubahan dalam aktifitas spiritual yang disebabkan karena
kondisi luka bakar.
d. Data Penunjang
1) Hitung darah lengkap
Peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi sampai dengan perpindahan
atau kehilangan cairan.
2) Elektrolit
Kalium dapat meningkat pada awal sampai dengan cedera jaringan atau
kerusakan sel darah merah dan penurunan fungsi ginjal.
3) Rontgen dada
Dapat tampak normal pada paska luka bakar dini meskipun dengan cedera
inhalasi, namun cedera inhalasi sesungguhnya akan tampak saat foto torax,
kerusakan bagian-bagian paru.
4) EKG
Tanda ischemia, disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik.

2. Analisa Data
Data yang sudah ada dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan
masalahnya kemudian dianalisa sehingga menghasilkan masalah keperawatan yang
nantinya akan terjadi diagnosa keperawatan.

3. Diagnosa Keperawatan yang muncul

a. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
rute abnormal, contoh luka, peningkatan kebutuhan: status hipermetabolik, ketidak
cukupan pemasukan, kehilangan perdarahan.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak ade kuat:
kerusakan perlindungan kulit, jaringan traumatik, pertahanan sekunder tidak
adekuat, penurunan Hb, penekanan proses inflamasi.
c. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan, pembentukan
edema, manipulasi jaringan kerja contohnya debridement.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status
hipermetabolik, katabolisme protein.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma: kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial atau luka bakar dalam).
f. Perubahan gangguan citra tubuh: penampilan, peran berhubungan dengan krisis
situasi: kejadian traumatik, peran pasien terganggu, kecacatan, nyeri.

4. Perencanaan

a. Resiko tinggi Defisit volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui rute
abnormal, contoh luka, peningkatan kebutuhan : status hipermetabolik, ketidak cukupan
pemasukan, perdarahan.
Tujuan : Defisit volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
1). Haluaran urine individu adekuat
2). Tanda vital stabil
3). Membran mukosa lembab

Intervensi Rasional
1. Awasi tanda vital, cvp, 1. Memberikan pedoman untuk
perhatikan pengisian kapiler menggantikan cairan dan
dan kekuatan nadi. mengkaji respon kardiovaskular

Awasi haluaran urine dan 2. Secara umum, penggantian


2.
cairan harus difiltrasi untuk
observasi warna urine
meyakinkanrata-rata haluaran
urine. Urine dapat tampak hitam
kemerahan, pada kerusakan otot
massif sehubungan dengan
adanya darah dan mioglobin.
3. Peningkatan permeabilitas
3. Perkirakan drainage luka kapiler, perpindahan protein,
dan kehilangan yang tak proses inflamasi, dan kehilangan
tampak evaporasi besar dapat
mempengaruhi volume sirkulasi
dan haluaran urine.

4. Penggantian masip/cepat
4. Pertahankan pencatatan dengan tipe cairan berbedadan
kumulatif Jumlah dan tipe fluktuasi kecepatan pemberian
pemasukan cairan memerlukan tabulasi ketat untuk
mencegah ketidak seimbangan
dan kelebihan cairan.

5. Stress (curling ulkus) terjadi


pada setengah dari semua pasien
5. Obeservasi distensi
luka bakar berat.
abdomen, hematemesis,
faeces hitam

6. Memungkinkan observasi
ketat fungsi ginjal dan mencegah
Kolaborasi
urine statis.
6. Pasang/pertahankan
kateter urine tak menetap 7. Memungkinkan infus cairan
cepat
7. Pasang/pertahankan
kateter IV 8. Mengidentifikasi kehilangan
darah dan kebutuhan penggantian
8. Awasi pemeriksaan cairan dan elektrolit.
laboratorium
9. Larutan pembersih yang
kurang lebih sama dengan cairan
9. Berikan obat sesuai jaringan dapat meminimalkan
indikasi : Tambahkan perpindahan cairan osmotik
elektrolit pada air yang
digunakan untuk debridemen
luka.

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat : kerusakan
perlindungan kulit, jaringan traumatic, pertahanan sekunder tidak adekuat, penurunan
HB, penekanan proses inflamasi.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
1). Area luka bakar mulai pulih secara adekuat
2). Suhu tubuh normal
3). Nilai-nilai laboratorium dalam batas normal
4). Jaringan sekitarnya bersih, kering dan utuh.
Intervensi Rasional
1. Tekankan pentingnya 1. Mencegah kontaminasi
teknik mencuci tangan silang dan menurunkan resiko
sebelum dan sesudah kontak infeksi
dengan pasien

2. Gunakan teknik septic


antiseptik ketat selama 2. Mencegah pasien terpajan
perawatan luka berlangsung pada organisme penyebab
infeksi
3. Awasi/batasi pengunjung
3. Mencegah kontaminasi
silang dari pengunjung.
4. Periksa area yang terbakar
secara rutin 4. Infeksi oportunistik terjadi
sehubungan dengan depresi
sistem imun atau proliferasi
flora normal tubuh selama
terapi antibiotik sistemik.
5. Awasi tanda vital
5. Indikasi resiko
memerlukan evaluasi cepat
Kolaborasi dan intervensi
6. Tempatkan infus pada area
yang tidak terbakar
6. Menurunkan resiko infeksi
pada sisi insersi dan
kemungkinan mengarah
7. Berikan agen topical septikimia.
sesuai indikasi

7. Membantu untuk
mencegah infeksi luka dan
mencegah luka kering yang
dapat menyebabkan kerusakan
lebih lanjut.

c. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan, pembentukan edema,
manipulasi jaringan kerja, contoh debridement
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil :
1). Pasien melaporkan rasa nyeri dalam batas yang dapat di toleransi
2). Wajah tenang dan rileks
3). Mengekspresikan kemampuan peningkatan jumlah jam tidur.

Intervensi Rasional
1. Tutup luka sesegera 1. Suhu berubah dan gerakan
mungkin kecualai udara dapat menyebabkan
perawatan luka bakar nyeri hebat pamajanan
metode pemajanan pada pada ujung saraf.
udara terbuka.

2. Tinggikan ekstermiatas 2. Peninggian mungkin


luka bakar secra periodik diperlukan pada awal
untuk menurunkan
pembentukan edema, setal
perubahan posisi dan
peninggian menurunkan
ketidaknyamanan serta
resiko kontraktur sendi.
3. Berikan tempat tidur 3. Peninggian linen dari luka
ayunan sesuai indikasi membantu menurunkan
nyeri
4. Ubah posisi dengan sering 4. Gerakan dan latihan dapat
dan rentang gerak pasif menurunkan kekakuan
dan aktif sesuai indikasi sendi dan kelelahan otot.
Latihan tergantung pada
lokasi dan luas cedera

5. Pertahankan suhu 5. Pengaturan suhu dapat


lingkungan nyaman, hilang karena luka bakar
berikan lampu mayor sumber panas
pengahangat, penutup ekstermitas perlu untuk
tubuh hangat mencegah menggigil

6. Kaji keluhan nyerim, 6. Nyeri hampir selalu ada


perhatiakan lokal/karakter pada beberapa derajat
danintesitas skala 1-10 beratnya keterlibatan
jaringan/kerusakan tetapi
biasanya paling berat
selama ganti balutan dan
debridemen.

7. Lakukan penggantian 7. Menurunkan terjadinya


balutan dan debredemen. distres fisik dan emosi
sehubungan dengan
penggantian balutan dan
debridemen.
8. Berikan tindakan 8. Meningkatkan relaksasi
kenyamanan dasar contoh menburunkan tegangan
pijatan pada area yang tak otot dan kelelahan umum
sakit perubahan posisi
dengan sering
9. Dorong penggunaan 9. Memfokuskan kembali
teknih manejemen stres, perhatian, meningkatkan
contoh relaksasi progresif, relaksai dan meningktakan
napas dalam, bimbingan rasa kontorl yang dapat
imajinasi, dan visualisasi. menurunka
ketergantungan
farmakologis

10. Berikan aktivitas 10. Membantu mengurangi


terapeutik tepat untuk konsentrasi nyeri yang
usia/kondisi dialami dan memfokuskan
kembali perhatian

11. Tingkatkan periode tidur 11. Kekurangan tidur dapat


tanpa gangguan meningkatkan persepso
nyeri/kemampuan koping
menurun

Kolaborasi :
12. Berikan analgesik sesuai 12. Metode IV sering
indikasi digunakan pada awal
untuk memasimalkan efek
obat.

d.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status


hipermetabolik, katabolisme protein

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi


Kriteria hasil :
1) Berat badan stabil/massa otot terukur
2) Keseimbangan nitrogen positif
3) Pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Intervensi Rasional
1. Auskultasi bising usus. 1. Ileus sering berhubungan
Perhatikan dengan periode pasca luka
hipoaktif/tidak ada bakar tetapi biasanya
bunyi dalam 36-48 am diamana
makanan oral dapat
dimulai

2. Pertahankan jumlah 2. Pedoman tepat untuk


kalori ketat. Timbang pemasukan kalori tepat.
tiap hari, kaji ulang Sesuai penyembuhan
persen area permukaan luka , presentasi area luka
tubuh terbuka/luka tiap bakar dievaluasi untuk
minggu menghitung bentuk diet
yang diberikan dan
penilain yang teapat dibuat
3. Membantu mencegah
3. Berikan makan dan distensi
makanan kecil sedikit gaster/ketidaknyaman dan
tapi sering meningkatkan pemasukan
Makan
4. Kalori/protein diperlukan
untuk mempertahankan
4. Dorong pasien untuk
berta badan, kebutuhan
memandang diet
memenuhi metabolik dan
sebagai pengobatan dan
meningktakan
untuk membuat pilhan
penyembuhan.
makanan/mainuman
yang tinggi
protein/kalori
5. Duduk dapat membantu
5. Dorong pasien untuk mencegah aspirasindan
duduk saat membantu pencernaan
makanan yang baik

6. Berikan kebersihan oral 6. Mulut/palatum bersih


sebelum makan meningkatkan rasa dan
membantu nafsu makan
yang baik
Kolaborasi 7. Berguna dalam membuat
7. Rujuk ke ahli diet/tim kebutuhan nutrisi individu.
dukungan nutrisi 8. Kalori (3000-5000/hari).
8. Berikan diet tinggi Protein dan vitamin yang
kalori/protein dengan dibutuhkan untuk
tambahan vitamin memenuhi peningktan
kebutuhan metabolik,
mempertahankan berat
badan dan mendorong
regrenasi jaringan.
9. Memberi makanan
kontinu/tambahan bila
9. Pasang/pertahankan pasein tidak mampu untuk
makanan sedikit mengkonsmsi kebutuhan
melalui selang kalori total harian secara
enterik/tambahan bila oral
perlu dibutuhkan 10. Akan mempertahankan
pemasukan
10. Berikan hiperalimentasi nutrisi/memenuhi
parenteral sesuai kebutuhan metabolik pada
indikasi adnya komplikasi berat
atau berlanjutnya
esofagial/gastrik yang
tidak memungkinkan
makan per enteral
11. Peningkatan kadar glukosa
11. Berikan insulin bila serum dapat terjadi
diperlukan sehubungan dengan
respons stres terhadap
cedera , pemsukan tinggi
kalori/protein.
12. Indikator kebutuhan nutrisi
dan keadekuatan
12. Awasi pemeriksaan diet/terapi
laboratorium contoh
albumin serum,
kreatinin, transferin,
nitrogen urea urine

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma: kerusakan permukaan kulit karena
destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
Tujuan :
Kriteria Hasil :
1.) Menunjukan regenerasi jaringan
2.) Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar

Intervensi Rasional
Mandiri
Praoperasi
1. Kaji/catat ukuran, warna, 1. Memberikan informasi dasar
kedalaman luka, perhatikan tentang kebutuhan penanaman
jaringan nekrotik dan kondisi kulit dan kemungkinan
sekitar luka. petunjuk tentang sirkulasi pada
area graft.

2. Berikan perawatan luka bakar 2. Menyiapkan jaringan untuk


yang tepat dan tindakan kontrol penanaman dan menurunkan
infeksi. resiko infeksi/kegagalan graft.

Pascaoperasi 3.
3. Pertahankan penutupan luka
sesuai indikasi, contoh : a. Kain nilon/membran silikon
a. balutan biosintetik mengandung kolagen porcine
peptida yang melekat pada
permukaan luka sampai
lepasnya atau mengelupasnya
secara spontan kulit
repitelisasi. Berguna untuk
bebas jaringan parut luka
bakar ketebalan parsial
menunggu autograft karena
dapat menetap ditempatnya 2-
3 minggu atau lebih lama dan
permeabel sampai agen
antimikrobial topikal.

b. Balutan hidroaktif yang


b. Balutan sintetik melekat pada kulit untuk
menutupi luka bakar ketebalan
parsial kecil dan interaksi
dengan eksudat luka untuk
membentuk jel lembut yang
membantu sisi donor.

c. Tipis, transparan, elastik, tahan


c. Op-site air balutan oklusif (permeabel
pada kelembaban dan udara)
yang digunakan untuk
menutup luka ketebalan parsial
bersih dan membersihkan sisi
donor.

4. Menurunkan pembengkakan/
4. Tinggikan area graft bila membatasi resiko pemisahan
mungkin/tepat. Pertahankan graft. Gerakan jaringan di
posisi yang di inginkan dan bawah graft dapat mengubah
imobilisasi area bila di posisi yang mempengaruhi
indikasikan. penyembuhan optimal.

5. Area mungkin ditutupi oleh


5. Pertahankan balutan diatas area bahan dengan permukaan
graft baru dan atau sisi donor tembus pandang tak reaktif
sesuai indikasi, contoh (antara balutan graft dan
berlubang, petroleum, tak bagian luarnya) untuk
berperekat. menghilangkan robekan dari
epitel baru/melindungi
jaringan yang telah sembuh.
6. Mengevaluasi keefektifan
6. Evaluasi sisi warna graft dan sirkulasi dan mengidentifikasi
donor; perhatikan adanya/tak komplikasi.
adanya penyembuhan.

7. Kulit graft baru dan sisi donor


7. Cuci sisi luka dengan sabun yang sembuh memerlukan
ringan, cuci dan oleskan dengan perawatan khusus untuk
lotion beberapa waktu dalam mempertahankan kelenturan.
sehari, setelah balutan dilepas
dan penyembuhan selesai.
8. Bleb berisi cairan mencegah
8. Aspirasi bleb di bawah kulit graft graft melekat pada jaringan di
dengan jarum steril atau gulung bawahnya.
dengan lidi kapas steril.

Kolaborasi 9.
9. Siapkan/bantu prosedur
bedah/balutan biologis. Contoh : a. Graft kulit diambil dari kulit
a. Homograft (alograft) orang itu sendiri atau orang
yang sudah meninggal,
digunakan untuk penutupan
sementara pada luka bakar luas
sampai kulit orang itu siap
ditanam (tes graft), untuk
menutup luka terbuka secara
cepat setelah eskarotomi untuk
melindungi jaringan granulasi.

b. Kulit graft diambil mungkin


b. Heterograft (xenograft, porcine) dari binatang dengan
penggunaan yang sama untuk
homografi atau untuk menutup
autograft yang berlubang.
c. Kulit graft diambil dari bagian
c. Autograft pasien yang tidak cidera;
mungkin ketebalan penuh atau
ketebalan parsial.

f. Perubahan gangguan citra tubuh: penampilan, peran berhubungan dengan krisis situasi;
kejadian traumatik, peran pasien terganggu, kecacatan, nyeri.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
1.) Menyatakan penerimaan diri.
2.) Bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang situasi, perubahan yang terjadi
3.) Membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan
4.) Memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif.

Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji makna 1. Episode traumatik
kehilangan/perubahan pada mengakibatkan perubahan tiba-
pasien/orang terdekat. tiba, tak di antisipasi membuat
perasaan kehilangn pada
kehilangan aktual/yang
dirasakan. Ini memerlukan
dukungan dalam perbaikan
optimal.

2. Terima dan akui ekspresi 2. Penerimaan perasaan sebagai


frustasi, ketergantungan, repon normal terhadap apa
marah, kedukaan, dan yang terjadi membantu
kemarahan. Perhatikan perbaikan. Ini tidak membantu
perilaku menarik diri dan atau kemungkinan mendorong
penggunaan penyangkalan. pasien sebelum siap untuk
menerima situasi.
Penyangkalan mungkin lama
dan mungkin mekanisme
adaptif, karena psien tidak siap
mengatasi masalah pribadi.
3. Susun pembatasan prilaku 3. Pasien dan orang terdekat
meladaptif (contoh: cenderung menerima krisis ini
manipulasi/agresif). Perhatikan dengan cara yang sama dimana
perilaku tak menilai saat mereka telah mengalaminya
memberikan perawatan, dan waktu lalu. Staf menghadapi
membantu pasien untuk kesulitan dan frustasi untuk
mengidentifikasi perilaku mengatasi perilaku yang
positif yang membantu mengganggu/tidak membantu,
perbaikan. tetapi harus menyadari bahwa
perilaku biasanya ditunjukan
pada situasi yang bukan
pemberi asuhan.

4. Bersikap realitis dan positif 4. Meningkatkan kepercayaan dan


selama penobatan, pada mengadakan hubungan antara
penyuluhan kesehatan, dan pasien dan perawat
menyusun tujuan dalam
keterbatasan. 5. Meningkatkan perilaku positif
dan memberikan kesempatan
5. Berikan harapan dalam untuk menyusun tujuan dan
parameter situasi individu, rencana untuk masa depan
jangan memberikan keyakinan berdasarkan realitas.
yang salah.

6. Kata-kata penguatan dapat


mendukung terjadinya perilaku
6. Berikan penguatan positif koping positif.
terhadap kemajuan dan dorong
usaha untuk mengikuti tujuan 7. Memungkinkan pasien/orang
rehabilitasi. terdekat menjadi realistis alam
harapan. Juga membantu
7. Tunjukan film atau gambar demonstrasi
perawatan luka bakar/hasil pentingnya/perlunya alat dan
pasien lain, seleksi apa yang prosedur tertentu.
ditunjukan cocok dengan
situasi pasien. Dorong diskusi
perasaan tentang apa yang 8. Mempertahankan/membuka
mereka lihat. garis komunikasi dan
memberikan dukungan terus-
8. Dorong interaksi keluarga dan menerus pada pasien dan
dengan tim rehabilitasi. keluarga.

9. meningkatkan ventilasi
perasaan dan kemungkinan
9. Berikan kelompok pendukung respons yang lebih membantu
untuk orang terdekat. Berikan pasien.
mereka informasi tentang
bagaimana mereka dapat
membantu pasien.
10.membantu dalam identifikasi
Kolaborasi cara/alat untuk meningkatkan/
10. Rujuk terapi fisik/kejujuran, mempertahankan kemandirian.
konsul psikiatrik, contoh klinik Pasien dapat memerlukan
spesialis perawatan psikiatrik, bantuan lanjut untuk
pelayanan sosial, psikologis mengatasi masalah emosi
sesuai kebutuhan mereka bila mereka menetap
(contoh: respons pasca
trauma)

BAB III PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Mengingat kasus luka bakar merupakan suatu cidera berat yang memerlukan penanganan
dan penatalaksanaan yang sangat komplek dengan biaya yang cukup tinggi serta angka
morbiditas dan mortalitas karena beberapa faktor penderita, factor pelayanan petugas, factor
fasilitas pelayanan dan faktor cideranya. Untuk penanganan luka bakar perlu perlu diketahui
fase luka bakar, penyebab luka bakar, derajat  kedalaman luka bakar, luas luka bakar. Pada
penanganan luka bakar seperti penanganan trauma yang lain ditangani secara teliti dan
sistematik. Penatalaksanaan sejak awal harus sebaik – baiknya karena pertolongan pertama
kali sangat menentukan perjalanan penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28112758/LUKA_BAKAR

Anda mungkin juga menyukai