Disusun Oleh :
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kita
kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Integumen Karena Luka Bakar”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 2.Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari
para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.
Bandar Lampung, 05 Februari 2020
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
2.2 Diagnosa
2.3 Intervensi
2.4 Implementasi
2.5 Evaluasi
A. Latar Belakang
Luka bakar (Combustio) merupakan suatu kejadian yang paling sering terjadi di
Indonesia maupun negara lainnya. Luka bakar yang terjadi dapat disebabkan oleh panas,
listrik ataupun kimia. Kecelakaan luka bakar ini dapat saja terjadi dimana-mana seperti di
rumah, kantor ataupun tempat umum yang lainnya (mal, terminal). Brdasarkan hasil dari
bbraa kasus yang ditmukan, skitar 80% kecelakaan yang trjadi menyebabkan luka bakar,
kasus yang banyak trjadi adalah di rumah dan korban yang terbanyak ternyata anak-anak,
baik terkena air panas, tumpahan kuah sayur, api dan lain sebagainya (komas.com 2011)
Cedera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan
penyebab utama kematian. Oleh sebab itu penderita luka bakar memerlukan perawatan
secara khusus, karena ada kondisi luka bakar terjadi pengeluaran air, serum, darah, serta
kondisi luka yang terbuka memungkinkan untuk terjadinya infeksi). Berdasarkan kondisi
tersebut, dimana dalam hal ini peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif. Selain itu, diperlukan kerjasama dengan tim medis yang
lainnya seperti dokter, fisioterapis, ahli gizi dan bahkan psikiater. Oleh karena itu
penyusun mengangkat masalah ini sebagai tugas mata kuliah KMB II yang berjudul
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem integumen : luka bakar sebagai
makalah kami.
B. Tujuan
b. Riwayat kesehatan
1). Keluhan utama
Biasanya pasien dengan luka bakar mengeluh adanya nyeri, tergantung dari
derajat luka bakar dan luasnya luka bakar juga menentukan beratnya nyeri.
Misalnya daerah wajah akan lebih mengalami nyeri yang lebih berat bila
dibandingkan dengan daerah ekstrimitas. Selain itu luka bisa disertai dengan
tanda-tanda syok seperti penurunan kesadaran, tanda-tanda vital yang tidak
stabil.
2). Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dikaji pasien mengeluh Nyeri pada daerah yang terkena luka bakar,
napas sesak, sering merasa haus dan tidak napsu makan
3). Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji apakah pernah mengalami luka bakar sebelumnya, riwayat
pengobatan luka bakar terdahulu.Kaji riwayat penyakit jantung, ginjal, paru-
paru dan DM.
4). Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adakah riwayat penyakit yang sama pada keluarga klien seperti yang
dialaminya sekarang. Apakah dalam keluarga klien ada yang punya penyakit
keturunan seperti asma, jantung dan DM.
5). Struktur keluarga
Menggambarkan kedudukan klien dalam keluarga.
c. Data Biologis
Untuk mengetahui aktivitas antara di rumah dan di rumah sakit meliputi pola
makan, tidur, kebersihan dan eliminasi.
d. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum
Biasanya tanda-tanda syok seperti penurunan kesadaran dapat dialami oleh
pasien dan tanda-tanda vital tidak stabil.
2). Sistem pernafasan
Bila terjadi luka bakar didaerah wajah, leher, dan dapat memungkinkan
terjadinya obstruksi jalan napas yang menyebabkan gangguan pertukaran
gas, selain itu jaringan nekrosis dari luka bakar dapat mengelurkan burn
toksin ke dalam sirkulasi sistemik yang menyebabkan disfungsi paru-paru
sehingga terjadi ARDS.
3). Sistem kardiovaskular
Terjadinya penurunan curah jantung akibat kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskular.Terjadinya penurunan tekanan darah yang
merupakan awitan shock luka bakar.
4). Sistem pencernaan
Respon umum yang terjadi pada pasien luka bakar lebih dari 20 % adalah
penurunan aktivitas gastrointestinal hal ini disebabkan oleh kombinasi efek
respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya
luas luka bakar.
5). Sistem urinaria
Riwayat adanya haluaran urine dapat tidak memadai sebagai akibat dari
kehilangan cairan yang merupakan permulaan terjadinya gagal ginjal akut.
6). Sistem persyarafan
Biasanya ditemukan nyeri yang hebat dan perubahan status mental yang
merupakan gejala awal terjadinya syok hipovolemik.
7). Sistem muskuloskeletal
Jarang ditemukan kelainan atau perubahan tetapi dapat juga terjadi
kontraktur akibat otot yang tidak digerakan.
8) Sistem integumen
Kerusakan system integumen yang terjadi akibat luka bakar digambarkan
dengan adanya bulae, bahkan dapat terjadi kehilangan lapisan kulit akibat
luka bakar yang dalam.
a. Data psikologi
Klien dengan luka bakar sering mengalami gangguan psikologi berupa
kecemasan yang meningkat akibat nyeri yang tidak bisa ditanggulangi.Dan
terdapatnya perubahan struktur tubuh akibat kerusakan integritas kulit.
b. Data Sosial
Data yang diambil dari klien mengenai hubungan sosialnya dengan keluarga
dan gaya hidup klien. Klien dengan luka bakar menjadi tidak percaya diri
dalam bergaul karena takut dia tidak di terima didalam masyarakat akibat
struktur tubuhnya yang berubah.
c. Data spiritual
Kemungkinan terjadi perubahan dalam aktifitas spiritual yang disebabkan karena
kondisi luka bakar.
d. Data Penunjang
1) Hitung darah lengkap
Peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi sampai dengan perpindahan
atau kehilangan cairan.
2) Elektrolit
Kalium dapat meningkat pada awal sampai dengan cedera jaringan atau
kerusakan sel darah merah dan penurunan fungsi ginjal.
3) Rontgen dada
Dapat tampak normal pada paska luka bakar dini meskipun dengan cedera
inhalasi, namun cedera inhalasi sesungguhnya akan tampak saat foto torax,
kerusakan bagian-bagian paru.
4) EKG
Tanda ischemia, disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik.
2. Analisa Data
Data yang sudah ada dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan
masalahnya kemudian dianalisa sehingga menghasilkan masalah keperawatan yang
nantinya akan terjadi diagnosa keperawatan.
a. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
rute abnormal, contoh luka, peningkatan kebutuhan: status hipermetabolik, ketidak
cukupan pemasukan, kehilangan perdarahan.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak ade kuat:
kerusakan perlindungan kulit, jaringan traumatik, pertahanan sekunder tidak
adekuat, penurunan Hb, penekanan proses inflamasi.
c. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan, pembentukan
edema, manipulasi jaringan kerja contohnya debridement.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status
hipermetabolik, katabolisme protein.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma: kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial atau luka bakar dalam).
f. Perubahan gangguan citra tubuh: penampilan, peran berhubungan dengan krisis
situasi: kejadian traumatik, peran pasien terganggu, kecacatan, nyeri.
4. Perencanaan
a. Resiko tinggi Defisit volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui rute
abnormal, contoh luka, peningkatan kebutuhan : status hipermetabolik, ketidak cukupan
pemasukan, perdarahan.
Tujuan : Defisit volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
1). Haluaran urine individu adekuat
2). Tanda vital stabil
3). Membran mukosa lembab
Intervensi Rasional
1. Awasi tanda vital, cvp, 1. Memberikan pedoman untuk
perhatikan pengisian kapiler menggantikan cairan dan
dan kekuatan nadi. mengkaji respon kardiovaskular
4. Penggantian masip/cepat
4. Pertahankan pencatatan dengan tipe cairan berbedadan
kumulatif Jumlah dan tipe fluktuasi kecepatan pemberian
pemasukan cairan memerlukan tabulasi ketat untuk
mencegah ketidak seimbangan
dan kelebihan cairan.
6. Memungkinkan observasi
ketat fungsi ginjal dan mencegah
Kolaborasi
urine statis.
6. Pasang/pertahankan
kateter urine tak menetap 7. Memungkinkan infus cairan
cepat
7. Pasang/pertahankan
kateter IV 8. Mengidentifikasi kehilangan
darah dan kebutuhan penggantian
8. Awasi pemeriksaan cairan dan elektrolit.
laboratorium
9. Larutan pembersih yang
kurang lebih sama dengan cairan
9. Berikan obat sesuai jaringan dapat meminimalkan
indikasi : Tambahkan perpindahan cairan osmotik
elektrolit pada air yang
digunakan untuk debridemen
luka.
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat : kerusakan
perlindungan kulit, jaringan traumatic, pertahanan sekunder tidak adekuat, penurunan
HB, penekanan proses inflamasi.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
1). Area luka bakar mulai pulih secara adekuat
2). Suhu tubuh normal
3). Nilai-nilai laboratorium dalam batas normal
4). Jaringan sekitarnya bersih, kering dan utuh.
Intervensi Rasional
1. Tekankan pentingnya 1. Mencegah kontaminasi
teknik mencuci tangan silang dan menurunkan resiko
sebelum dan sesudah kontak infeksi
dengan pasien
7. Membantu untuk
mencegah infeksi luka dan
mencegah luka kering yang
dapat menyebabkan kerusakan
lebih lanjut.
c. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan, pembentukan edema,
manipulasi jaringan kerja, contoh debridement
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil :
1). Pasien melaporkan rasa nyeri dalam batas yang dapat di toleransi
2). Wajah tenang dan rileks
3). Mengekspresikan kemampuan peningkatan jumlah jam tidur.
Intervensi Rasional
1. Tutup luka sesegera 1. Suhu berubah dan gerakan
mungkin kecualai udara dapat menyebabkan
perawatan luka bakar nyeri hebat pamajanan
metode pemajanan pada pada ujung saraf.
udara terbuka.
Kolaborasi :
12. Berikan analgesik sesuai 12. Metode IV sering
indikasi digunakan pada awal
untuk memasimalkan efek
obat.
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bising usus. 1. Ileus sering berhubungan
Perhatikan dengan periode pasca luka
hipoaktif/tidak ada bakar tetapi biasanya
bunyi dalam 36-48 am diamana
makanan oral dapat
dimulai
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma: kerusakan permukaan kulit karena
destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
Tujuan :
Kriteria Hasil :
1.) Menunjukan regenerasi jaringan
2.) Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi Rasional
Mandiri
Praoperasi
1. Kaji/catat ukuran, warna, 1. Memberikan informasi dasar
kedalaman luka, perhatikan tentang kebutuhan penanaman
jaringan nekrotik dan kondisi kulit dan kemungkinan
sekitar luka. petunjuk tentang sirkulasi pada
area graft.
Pascaoperasi 3.
3. Pertahankan penutupan luka
sesuai indikasi, contoh : a. Kain nilon/membran silikon
a. balutan biosintetik mengandung kolagen porcine
peptida yang melekat pada
permukaan luka sampai
lepasnya atau mengelupasnya
secara spontan kulit
repitelisasi. Berguna untuk
bebas jaringan parut luka
bakar ketebalan parsial
menunggu autograft karena
dapat menetap ditempatnya 2-
3 minggu atau lebih lama dan
permeabel sampai agen
antimikrobial topikal.
4. Menurunkan pembengkakan/
4. Tinggikan area graft bila membatasi resiko pemisahan
mungkin/tepat. Pertahankan graft. Gerakan jaringan di
posisi yang di inginkan dan bawah graft dapat mengubah
imobilisasi area bila di posisi yang mempengaruhi
indikasikan. penyembuhan optimal.
Kolaborasi 9.
9. Siapkan/bantu prosedur
bedah/balutan biologis. Contoh : a. Graft kulit diambil dari kulit
a. Homograft (alograft) orang itu sendiri atau orang
yang sudah meninggal,
digunakan untuk penutupan
sementara pada luka bakar luas
sampai kulit orang itu siap
ditanam (tes graft), untuk
menutup luka terbuka secara
cepat setelah eskarotomi untuk
melindungi jaringan granulasi.
f. Perubahan gangguan citra tubuh: penampilan, peran berhubungan dengan krisis situasi;
kejadian traumatik, peran pasien terganggu, kecacatan, nyeri.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
1.) Menyatakan penerimaan diri.
2.) Bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang situasi, perubahan yang terjadi
3.) Membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan
4.) Memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif.
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji makna 1. Episode traumatik
kehilangan/perubahan pada mengakibatkan perubahan tiba-
pasien/orang terdekat. tiba, tak di antisipasi membuat
perasaan kehilangn pada
kehilangan aktual/yang
dirasakan. Ini memerlukan
dukungan dalam perbaikan
optimal.
9. meningkatkan ventilasi
perasaan dan kemungkinan
9. Berikan kelompok pendukung respons yang lebih membantu
untuk orang terdekat. Berikan pasien.
mereka informasi tentang
bagaimana mereka dapat
membantu pasien.
10.membantu dalam identifikasi
Kolaborasi cara/alat untuk meningkatkan/
10. Rujuk terapi fisik/kejujuran, mempertahankan kemandirian.
konsul psikiatrik, contoh klinik Pasien dapat memerlukan
spesialis perawatan psikiatrik, bantuan lanjut untuk
pelayanan sosial, psikologis mengatasi masalah emosi
sesuai kebutuhan mereka bila mereka menetap
(contoh: respons pasca
trauma)
3.1 Kesimpulan
Mengingat kasus luka bakar merupakan suatu cidera berat yang memerlukan penanganan
dan penatalaksanaan yang sangat komplek dengan biaya yang cukup tinggi serta angka
morbiditas dan mortalitas karena beberapa faktor penderita, factor pelayanan petugas, factor
fasilitas pelayanan dan faktor cideranya. Untuk penanganan luka bakar perlu perlu diketahui
fase luka bakar, penyebab luka bakar, derajat kedalaman luka bakar, luas luka bakar. Pada
penanganan luka bakar seperti penanganan trauma yang lain ditangani secara teliti dan
sistematik. Penatalaksanaan sejak awal harus sebaik – baiknya karena pertolongan pertama
kali sangat menentukan perjalanan penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/28112758/LUKA_BAKAR