Anda di halaman 1dari 7

GUNUNG MELETUS

Oleh Fathi Tsamara Ghufroon Rifai


“OSIPITAL FK UNSOED”

1. PENGERTIAN GUNUNG MELETUS

(Gunung Merapi, DIY)

Gunung Meletus adalah peristiwa keluarnya magma dari dalam perut bumi yang di
dorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau disebabkan karena pergerakan
lempengan bumi. Letusan tersebut menyemburkan abu dan batu dengan keras selain itu
juga mengeluarkan lava yang bisa membanjiri daerah sekitarnya (BNPB, 2017).

2. BAHAYA GUNUNG MELETUS


Bahaya gunung meletus dibagi menjadi dua, yaitu bahaya primer (langsung terjadi) dan
bahaya sekunder (tidak langsung terjadi) (VSI, 2018) :
A. Bahaya Primer
1) Awan panas adalah aliran material vulkanik panas yang terdiri atas batuan berat,
ringan (berongga) lava masif dan butiran klastik yang pergerakannya dipengaruhi
gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah. Bahaya ini merupakan
campuran material erupsi antara gas dan bebatuan (segala ukuran) yang terdorong
ke bawah akibat densitas tinggi. Suhu material bisa mencapai 300 – 700°C,
kecepatan awan panas lebih dari 70 km/jam.
2) Aliran lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui rekahan,
suhunya >10.000°C dan dapat merusak segala bentuk infrastruktur.
3) Gas beracun adalah gas vulkanik yang dapat mematikan seketika apabila terhirup
dalam tubuh. Gas tersebut antara lain CO2, SO2, Rn, H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas
tersebut biasanya tidak berwarna dan tidak berbau.
(Awan Panas Gunung Sinabung, Sumatra Utara)
4) Lontaran material (pijar). Lontaran material terjadi ketika letusan magmatic
berlangsung. Suhu mencapai 200°C, diameter lebih dari 10 cm dengan daya lontar
ratusan kilometer.
5) Hujan abu. Material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah angin.
B. Bahaya Sekunder
1) Lahar Letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah, terjadi
bersamaan saat letusan. Air bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan
bentuk banjir lahar.

(Lahar dingin akibat letusan Gunung Merapi, DIY)

2) Banjir bandang
Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng
gunung api karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini
tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang
bekerja di sungai dengan tib atiba terjadi aliran lumpur.

3. Status Gunung Api


Menurut BNPB 2017, Status gunung api dibagi menjadi empat, yaitu :
LEVEL STATUS PENJELASAN
I NORMAL Tidak ada gejala aktivitas
tekanan magma. Level
aktivitas dasar, pengamatan
rutin, survei dan penyelidikan
II WASPADA Ada aktivitas apa pun
bentuknya, terdapat
kenaikan aktivitas di atas
level normal. Peningkatan
aktivitas seismik dan kejadian
vulkanis lainnya. Sedikit
perubahan aktivitas yang
diakibatkan oleh aktivitas
magma, tektonik dan
hidrotermal.

III SIAGA Menandakan gunung api


sedang bergerak ke arah
letusan atau menimbulkan
bencana. Peningkatan
intensif kegiatan seismik,
data menunjukkan bahwa
aktivitas dapat segera
berlanjut ke letusan atau
menuju pada keadaan yang
dapat menimbulkan bencana,
letusan dapat terjadi dalam
waktu 2 minggu. Sosialisasi
di wilayah terancam.

IV AWAS Menandakan gunung api


segera atau sedang meletus.
Letusan pembukaan
dimulai dengan abu dan
asap, berpeluang terjadi
dalam waktu 24 jam.
Wilayah yang terancam
bahaya direkomendasikan
untuk dikosongkan.

4. PRA GUNUNG MELETUS


Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum terjadi gunung meletus, yaitu :
1) Perhatikan arahan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
dan perkembangan aktivitas gunungapi.
2) Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik.
3) Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
4) Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
5) Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan baterai
cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai pemakai (BNPB,
2017)

(Sumber : BPBD Tangerang Selatan)

5. SAAT GUNUNG MELETUS


Beberapa hal yang wajib dilakukan ketika terjadi gunung meletus, yaitu :
1) Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.
2) Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.
3) Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung.
4) Gunakan kacamata pelindung.
5) Jangan memakai lensa kontak.
6) Hindari tempat terbuka. Lindungi diri dari abu letusan gunungapi.
7) Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti, baju lengan panjang, celana
panjang, dan topi (BNPB, 2017).

(Sumber : BPBD Kota Tangerang Selatan)

6. PASCA GUNUNG MELETUS


Hal yang perlu dilakukan setelah gunung meletus :
1) Kurangi terpapar dari abu vulkanik.
2) Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab bisa
merusak mesin kendaraan.
3) Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa merobohkan dan
merusak atap rumah atau bangunan.
4) Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim
hujan (BNPB, 2017).
(Sumber : BPBD Tangerang Selatan)

7. MASALAH KESEHATAN PASCA GUNUNG MELETUS


Beberapa masalah kesehatan yang timbul akibat gunung meletus :
1) Korban luka bakar terkena awan panas atau lahar panas dan meninggal
2) Penyakit saluran pernafasan dan sakit mata akibat iritasi debu gunung api
3) Keracunan gas (Kemenkes, 2020)

(Sumber : Beritagar.com)
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh
Menghadapi Bencana. Jakarta Timur: BNPB
2. PTBMMKI, 2018. Buku Pedoman Management Bencana 2017/2018
3. Volcanological Survey of Indonesia, 2018. Pengenalan Gunung Api.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Tips Siaga Bencana Gunung Meletus.
www.kemkes.go.id diakses 13 april 2020.

Anda mungkin juga menyukai