1
jawab Kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas, dan
wewenang Kejaksaan di daerah hukumnya.
Selain dalam UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan dan juga diatur
dalam KUHAP, Berdasarkan hal tersebut menurut Djoko Prakoso dapat
diidentivikasi kewenangan kejaksaan yang diatur dalam KUHAP sebagai berikut :
a) Menerima pemberitahuan dari penyidik dalam hal penyidik telah mulai
melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan Berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 30 ayat (1) dapat kita lihat bahwa tugas dan wewenang
Kejaksaan memang sangat menentukan dalam membuktikan apakah
seseorang atau korporasi terbukti melakukan suatu tindak pidana atau tidak.
Selain tugas dan wewenang yang diatur dalam Pasal 30 ayat (1), maka
dimungkinkan pula Kejaksaan diberikan tugas dan wewenang tertentu
2
berdasarkan Undang-Undang yang lain selain Undang Nomor 16 Tahun 2004
Tentang Kejaksaan Republik Indonesia misalnya dalam Undang-Undang
Nomor 15 tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Terorisme. Hal ini diatur dalam
Pasal 32 Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik
Indonesia yang tertulis :
Di samping tugas dan wewenang tersebut dalam Undang-Undang ini,
Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang,
Dalam hal penuntutan pihak Kejaksaan sebagai Penuntut Umum setelah menerima
berkas atau hasil penyidikan dari penyidik segera setelah menunjuk salah seorang
jaksa untuk mempelajari dan menelitinya yang kemudian hasil penelitiannya
diajukan kepada Kepala Kejaksaan Negeri.
Menurut Leden Marpaung bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses penuntutan yaitu :
1) Mengembalikan berkas perkara kepada penyidik karena ternyata belum
lengkap disertai petunjuk-petunjuk yang akan dilakukan penyidik
(prapenuntutan)
2) Melakukan penggabungan atau pemisahan berkas
3) Hasil penyidikan telah lengkap tetapi tidak terdapat bukti cukup atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya disarankan
agar penuntutan dihentikan. Jika saran disetujui maka diterbitkan surat
ketetapan. Atas surat ketetapan dapat diajukan praperadilan.
4) Hasil penyidikan telah lengkap dan dapat diajukan ke pengadilan Negeri.
Dalam hal ini KAJARI menerbitkan surat penunjukan Penuntutan Umum.
Penuntut umum membuat surat dakwaan dan setelah surat dakwaan rampung
kemudian dibuatkan surat pelimpahan perkara yang ditujukan kepada
Pengadilan Negeri.
3
2) Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (Pasal 109 ayat 2), sebaliknya dalam
hal Penuntut Umum menghentikan penuntutan, ia memberikan Surat
Ketetapan kepada Penyidik ( Pasal 140 ayat 2 huruf c );
3) Penuntut Umum memberikan perpanjangan penahanan atas permintaan
penyidik ( Pasal 14 huruf c, Pasal 24 ayat 2 );
4) Kegiatan Prapenuntutan (Pasal 14, Pasal 110 ayat (3) dan (4), Pasal 138
KUHAP).
5) Penuntut Umum memberikan turunan surat pelimpahan perkara, surat
dakwaan kepada penyidik ( Pasal 143 ayat 4 ), demikian pula dalam hal
Penuntut Umum mengubah surat dakwaan ia memberikan turunan perubahan
surat dakwaan itu kepada penyidik ( Pasal 144 ayat 3 );
6) Dalam acara pemeriksaan cepat, penyidik atas kuasa Penuntut Umum ( demi
hukum ), melimpahkan berkas perkara dan menghadapkan terdakwa,
saksi/ahli, juru bahasa dan barang bukti pada sidang pengadilan ( Pasal 205
ayat 2 ).
4
dapat dikatakan bahwa KUHAP menganut due process of law (proses
hukum yang adil), Suatu proses hukum yang adil pada intinya adalah hak seorang
tersangka dan terdakwa untuk didengar pandangannya tentang bagaimana
peristiwa kejahatan itu terjadi; dalam pemeriksaan terhadapnya dia berhak
didampingi oleh penasihat hukum; diapun berhak mengajukan pembelaan, dan
penuntut umum harus membuktikan kesalahannya di muka suatu pengadilan yang
bebas dan dengan hakim yang tidak berpihak.
Prinsip equality before the law merupakan salah satu ciri dalam sistem
peradilan pidana berdasarkan KUHAP, dimana dalam praktek persidangan,
menjamin kesetaraan antara lembaga-lembaga anggota sistem peradilan pidana.
Kedudukan Jaksa sebagai penuntut umum disatu pihak dan kedudukan terdakwa
bersama penasehat hukumnya disatu pihak memiliki posisi dan porsi yang sama
didepan persidangan yang dipimpin oleh Majelis Hakim.
Sumber