Pajak tangguhan yang dimaksud dari ilustrasi di atas adalah dengan adanya perbedaan masa manfaat
menurut pajak dan komersial yang juga mengikuti besarnya beban yang diakui.
Maka mengkibatkan pajak yang harus dibayarnya menjadi lebih besar di tahun ke 1 s.d tahun ke-5.
Sebenarnya pajak yang dibayar atas peralatan di atas,
Menurut komersial ataupun menurut pajak sama saja, hanya dengan adanya aturan pajak maka
dikoreksi sampai waktu yang ditentukan.
Pada tahun ke-1 biaya depresiasi menurut akuntansi komersial sebesar Rp 20,000,000 dan menurut
pajak Rp 12,500,000. Selisih sebesar Rp 7,500,000 tersebut diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan,
Karena kemungkinan pada tahun yang akan datang dapat menambah besarnya pajak terutang. Untuk
mencatat koreksi ini adalah:
Pajak Penghasilan Tangguhan 7,500,000Kewajiban Pajak Tangguhan 7,500,000
PSAK No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan par. 26 menjelaskan bahwa saldo rugi fiskal yang
dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal
pada masa depan memadai untuk dikompensasi.
= 5,600
Jika tahun sebelumnya dianggap tidak ada kerugian maka jurnal untuk mencatatnya adalah:
= 7,000
Karena tahun sebelumnya telah dicatat aktiva pajak tangguhan sebesar 5,600 maka jurnal untuk
mencatat aktiva pajak tangguhan tahun ini sebesar 1,400 (7,000 – 5,600) adalah:
= 2,800
Karena tahun sebelumnya telah dicatat aktiva pajak tangguhan sebesar 5,600, sedangkan tahun ini
aktiva pajak tangguhan tahun ini sebesar 2,800 maka tahun ini dicatat kewajiban pajak tangguhan
sebesar 4,200 (5,600 – 2,800), maka jurnal untuk mencatatnya adalah: