Anda di halaman 1dari 6

BAB I

LATAR BELAKANG

Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini dapat
terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum
dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat
takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan
yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari
orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi serta lembar
identifikasi jenis (Tjitrosoepomo,G.1981).

Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu


tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang ada di bumi ini beraneka ragam
dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah dikenal dan ada pula yang tidak dikenal. Orang
yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi dua kemungkinan:
a. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, jadi
belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan tumbuhan itu berturu-turut dimasukkan
kedalam kategori yang sama.
b. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan itu sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, sudah
ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.

Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil, baik spesimen yang masih hidup
maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam bejana yang berisi
cairan pengawet, misalnya alkohol atau formalin. Oleh pelaku identifikasi spesimen yang belum
dikenal itu melalui studi yang saksama kemudian dibuatkan deskripsinya disamping gambar-
gambar terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya
(Hasnunidah,2010).
Identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal,tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan,pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain :

a. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli.

b. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan. Cara merupakan cara
yang paling umum di dunia, yang berupa pengiriman specimen tumbuhan ke herbarium atau
lembaga-lembaga biologi ternama untuk diidentifikasi.

c. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau
monografi. Selain menguasai ilmu hayat, pelaku identifikasi juga harus menguasai peristilahan
yang lazim digunakan dalam mencandra tumbuhan.

d. Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.


Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya harus
ditemukan pada specimen yang akan diidenifikasi. Kunci determinasi digunakan untuk mencari
nama tumbuhan atau hewan yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci
yang dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh tepat. Pada umumnya
kunci disusun secara menggarpu (dikotom)

e. Menggunakan lembar Identifikasi Jenis.


Lembar identifikasi jenis yaitu sebuah ganbar suatu jenis tumbuhan yang disertai nama dan
klasifikasi jenis yang bersangkutan. Disamping itu, gambar juga dilengkapi dengan candra serta
keterangan-keterangan lainyang menambah lengkapnya informasi mengenai jenis tumbuhan tadi
(Hasnunidah,2010).
BAB II

LANDASAN TEORI

Tatanama merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendeterminasi nama yang benar dari
suatu takson dalam kesatuan taksonomi. Pemberian nama ilmiah menggunakan bahasa latin atau
yang dilatinkan agar dapat digunakan secara universal oleh para ahli botani. Sedangakan nama
yang sering dipakai dengan bahasa sehari-hari adalah nama biasa. Perbedaan nama ilmiah dan
nama biasa yaitu:

Nama biasa Nama ilmiah


Tidak mengikuti ketentuan Diatur dalam KITT
mananapun
Dalam bahasa daerah Dalam bahasa yang dilatinkan
Berlaku lokal Berlaku internasional
Mudah dieja Terkadang sukar dieja
Tidak jelas kategorinya Kategori takson jelas
Satu takson dapat memiliki lebih Untuk tiap takson dengan definisi,
dari satu nama yang berbeda-beda posisi dan tingkat hanya ada satu
menurut bahasa yang digunakan nama yang benar

Sejak abad 16-17 para ilmuwan merasa perlu untuk mengatur nama tumbuhan. Tokoh yang
merintis jalan ini adalah Linnaeus. Banyak para ahli bitani yang melakukan riset untuk
penyusunan tatanama tumbuhan ini setelah Linnaeus. Akhirnya hingga sekarang ini telah dikenal
International Code of Botanical Nomenclature. Isi kode tatanama terbagi atas : mukadimah
(mengandung apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari isi tatanama), asas-asas (merupakan
dasar dari system tatanama), peraturan dan saran-saran (yang diuraikan dalam pasal-pasal dan
ayat-ayat), serta lampiran (memuat nama-nama yang diawetkan). Sebelum digunakan nama baku
yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama
daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk
hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada pula yang
menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di
daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan
mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun
informasi tidak dapat tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain. Carollus
Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membuat sistem
klasifikasi makhluk hidup. System tatanama yang dibuat oleh Carollus Linnaeus disebut
Binomial Nomenclature (Hasnunidah,2010).

C.     Tatanama takson sesuai KITT

Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem


tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut:
a.       Untuk menulis nama Species (jenis):

1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.


2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.
3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies
dengan huruf kecil.
4) Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata,
sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis
tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa(padi) dan Zea mays dapat juga
ditulis Zea mays (jagung).
5) Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya
harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu,
yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis.
Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica
(kucing jinak) tidak
dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu,
Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).
6) Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama
penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya.
Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut
menjadi Pinus merkusii.
b. Untuk menulis Genus(marga)
Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata
apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan
karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus
pada tumbuhan, yaitu Solanum (terungterungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing),
Felis (kucing).

c. Untuk menulis nama Familia(suku)


Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran -aceae untuk
organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk
terungterungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.
Dikenal istilah nomina familiarum conservada, yang merupakan nama family untuk tumbuhan
yang dilestariakan agar dapat menunjukkan ciri khasnya. Contoh : palmae mempunyai habitus
palm.

d. Untuk menulis nama Ordo(bangsa)


Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal
dari genus Zingiber + akhiran ales. Dikenal istilah nomina ordoriarum conservada, yang
merupakan nama ordo untuk tumbuhan yang dilestariakan agar dapat menunjukkan crri khasnya.
Contoh : malvales, poales, arales, ranuculales, dll.

e. Untuk menulis nama Classis(kelas)


Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran -nae, contoh untuk genus
Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga dapat diambil dari ciri khas
organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur). Dikenal istilah
nomina clasiarum conservada, yang merupakan nama kelas untuk tumbuhan yang dilestariakan
agar dapat menunjukkan ciri khasnya. Contoh : bacteria = schizomycetes

f. untuk menulis nama Divisio


1.    Menunjukkan kodrat atau sifat divisi itu sebaik-baiknya.

2.    Diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga divisi tambahan akhiran –phyta,
kecuali untuk jamur yang disarankan untuk diberi akhiran –mycota

3.    Dikenal juga nomina divisiarum conservada. Contohnya phanerogamae = embryophyta

4.    Istilah phylum tidak lagi dijumpai dalam taksonomi tumbuhan, yang lebih sering dipakai
adalah division.

5. untuk menulis nama Regnum

Digunakan untuk menunjukkan keseluruhan tumbuhan atau keseluruhan hewan yang disebut
dengan dunia tumbuhan (regnum plantarum) dan dunia hewan (regnum animale) (Cristian,2009).

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai