Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT TBC (TUBERKULOSIS)

Tema : Penyakit Tuberkulosis (TB)

Sasaran : Masyarakat Desa Santing

Hari / Tanggal : Selasa, 3 Maret 2020

Waktu : 19.30 – 21.00 WIB

Tempat : ………........................

Pengajar : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Indramayu

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis diharapkan

masyarakat mengerti tentang penyakit Tuberkulosis (TBC).

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Masyarakat mampu memahami pengertian penyakit Tuberkulosis (TBC).

2. Masyarakat mampu memahami tentang penyebab penyakit Tuberkulosis

(TBC).

3. Masyarakat mampu memahami tentang cara penularan penyakit

Tuberkulosis (TBC).

4. Masyarakat mampu memahami tentang cara pengobatan penyakit

Tuberkulosis (TBC)
5. Masyarakat mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit

Tuberkulosis (TBC).

C. Sasaran

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada masyarakat

Rt 01 – 04 Rw 01 desa Santing Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.

D. Materi (terlampir)

1. Pengertian penyakit tuberculosis (TBC)

2. Penyebab penyakit tuberculosis (TBC)

3. Tanda dan gejala penyakit tuberculosis (TBC)

4. Cara penularan penyakit tuberculosis (TBC)

5. Cara pengobatan penyakit tuberculosis (TBC)

6. Cara pencegahan penyakit tuberculosis (TBC)

E. Media

1. Leaflet

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Evaluasi
G. Kegiatan Penyuluhan

NO. TAHAP KEGIATAN Kegiatan Peserta


1. Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam

( 5 menit ) b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan

c. Menjelaskan tujuan

pendidikan kesehatan

d. Apersepsi dengan cara

menggali pengetahuan yang

dimiliki Masyarakat tentang

penyakit tuberculosis
2. Pelaksanaan e. Menjelaskan materi c. Mendengarkan

( 20 menit ) f. Masyarakat memperhatikan d. Bertanya

penjelasan  tentang penyakit

tuberculosis (TB)

g. Masyarakat menanyakan

tentang hal-hal yang belum

jelas
3. Penutup h. Menyimpulkan materi e. Mendengarkan

(5menit) i.  Mengevalusi Masyarakat f. Menjawab salam

dan keluarga tentang materi

yang telah diberikan

j. Mengakhiri pertemuan

H. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Ayu Zulfah Nurhidayah

2. Moderator : Fhani Fitriana I

3. Penyaji : Devi Rahmawati

4. Fasilitator : Fazri Firmansyah

5. Observer : Anggi Tw

I. Evaluasi

Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan tentang :

1. Apakah pengertian dari penyakit tuberkulosis?

2. Apakah penyebab penyakit tuberkulosis?

3. Apa saja tanda gejala penyakit tuberkulosis?

4. Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis?

5. Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis?

6. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis ?

Lampiran

MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

micobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh yang lain.

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium

tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,

tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi

( Mansjoer , 1999).

TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang

Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003).

Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap

asam pewarnaan yang disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).

B. PENYEBAB

Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang

berbentuk batang dan Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab Tuberculosis

adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /m. Dengan tebal

0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama

yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.


Penyakit TBC paru disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium

Tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu

tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai

Basil Tahan Asam (BTA), kuman TBC cepat mati terhadap sinar matahari

langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam ditempat yang

gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant,

tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan adalah penderita

TBC BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan

kuman ke udara dalam bentuk droplet (percik dahak). Droplet yang

mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama

beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup

kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TBC masuk kedalam tubuh

manusia melalui pernapasa, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru

ke bagian tubuh lainnya, melalui system peredaran darah, system saluran

limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh

lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh

banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat

positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila

hasl pemeriksaan dahak negative (tidak terlihat kuman), maka penderita

tersebut dianggap tidak menular.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium

Tuberculosis :
1. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan

diturunkan.

2. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka

kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.

3. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.

4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang

cepat, kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak

adekuat.

5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit,

kurang nutrisi, stress emosional, kelelahan yang kronik).

6. Meningkatnya sekresi steroid adrenaql yang menekan reaksi

inflamasi dan memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.

7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi

lebuh mudah.

8. Nutrisi : status nutrisi kurang

9. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.

10. Tidak mematuhi aturan perubahan.

C. Klasifikasi Tuberculosis

Menurut DepKes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :

1. Berdasarkan organ yang terinveksi


a. TB Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak

termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak,

TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu :

1) TB Paru BTA Positif, disebut TB Paru BTA (+) apabila

sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu

Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS

positif disertai dengan pemeriksaan radiologi paru

menunjukkann gambaran TB aktif.

2) TB Paru BTA Negatif , apabila dalam 3 pemeriksaan

specimen dahak SPS BTA negatif dan pemeriksaan rasiologi

dada menunjukkan gambaran TB aktif. TB Paru dengan BGA

(-) dan gambaran radioogi positif dibagi berdasarkan tingkat

keparahan, bila menunjukkan keparahan yakni kerusakan luas

dianggap berat.

b. TB ekstra paru yaitu tuberculosis yang menyerang organ tubuh

lain selain paru, misalnya pleura, selapu otak, selapu jantung

(pericardium), kelenjar limfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal,

saluran kencing dan alat kelamin. TBC ekstra paru dibagi

berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :

1) TBC ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe,

pleura, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar

adrenal.
2) TBC ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis,

peritonitis, Tb tulang belakang, Tb saluran kencing dan alat

kelamin. 

2. Berdasarkan Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan

sebelumnya. Ada beberpa tipe penderita :

a. Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan

OAT atau sudah pernah menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

kurang dari satu bulan.

b. Kambuh (relaps) adalah penderita TBC yang belum pernah

mendapat pengobatan dan telah dinyatakan sembuh, kemudian

kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BTA positif.

c. Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat

pengobatan disuatu kabupaten lain kemudian pindah berobat ke

kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat

rujukan/pindah.

d. Kasus berobat setelah lalai (default/drop out) adalah penderita

yang sudah berobat palig kurang 1 bulan attau lebih dan berhenti

2 bulan atau lebih kemudian datang kembali berobat.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan

atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada,

batuk darah. ( Mansjoer, 1999)

2. Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan

( Luckman dkk, 93)

3. Demam : subfebril menyerupai influenza.

4. Batuk : batuk kering (non produktif), batuk produktif (sputum)

5. Hemaptoe

6. Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana

infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru.

7. Nyeri dada

8. Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,

keringat malam.

E. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien penyakit TBC apabila tidak

ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya yaitu :

1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura , empiema, faringitis.

2. Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan napas, seperti SOPT (Sindrom

Obstruksi Pasca Tuberculosis) Kerusakan parenkim berat, seperti

SOPT atau Fibrosis paru Cor pulmonal, amilosis, karsinoma paru,

ARDS.
F. CARA PENULARAN

Penyakit tuberculosis (TBC) bisa ditularkan melalui kontak langsung

dengan pasien TBC, seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya,

dan apabila menggunakan sendok dan handuk secara bersamaan.

G. PENGOBATAN

Jenis obat yang dipakai :

a. Obat Primer b. Obat Sekunder

1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid

2. Rifampisin (R) 2. Protionamid

3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin

4. Streptomisin 4. Kanamisin

5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)

6. Tiasetazon

7. Viomisin

8. Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000 yaitu :

3. Tahap INTENSIF

Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah

terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut

diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam

kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TBc BTA positif menjadi
negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam

tahab intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.

4. Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang

dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahab

lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga

mencegah terjadinya kekambuhan.

Paduan obat kategori 1 :

Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah

Hari X

Nelan Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54

Paduan Obat kategori 2 :

Tahap Lama (H) R Z E E Strep. Jumlah

@30 @450 @500 @ @50 Injeks Hari X

0 Mg mg 250 0 i Nelan

Mg mg mg Obat
Intensif 2 1 1 3 3 - 0,5 % 60

bulan 1 1 3 3 - 30

bulan
Lanjutan 5 2 1 3 2 - 66

bulan
Paduan Obat kategori 3 :

Tahap Lama H @ 300 R@450mg P@500m Hari X Nelan

mg g Obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 60
Lanjutan 4 bulan 2 1 1 54

3 x week

OAT sisipan (HRZE)

Tahap Lama H R Z E day Nelan X

@300mg @450m @500mg @250mg Hari

g
Intensif 1 bulan 1 1 3 3 30

(dosis

harian)

H. CARA PENCEGAHAN

Cara penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-

tindakan pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari

penderita ke orang. Salah satu cara adalah batuk dan bersin sambil menutup

mulut/hidung dengan sapu tangan atau tissue untuk kemudian didesinfeksi

dengan lysol atau dibakar. Bila penderita berbicara, jangan terlampau dekat

dengan lawan bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil

bahaya penularan.
Anak-anak dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC

perlu divaksinasi BCG sebagai pencegahan, bersamaan dengan pemberian

isoniazid 2-10 mg/kg selama 6 buan (kemoprofilaksis)

a) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul

erat dengan penderita tuberkulosisi paru BTA postif. Pemeriksaan meliputi

tes tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka

pemeriksaan radiologis foto thorax diulang pada 6 dan 12 bulan

mendatang. Bila massih negatif diberikan BCG vaksinasi. Bila positif,

berarti terjadi konversi hasil tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.

b) Mass chest x-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok

populasi tertentu misalnya : karyawan rumahsakit/puskesmas/balai

pengobatan, penghuni rumah tahanan dan siswa-siswi pesantren.

a. UNTUK PENDERITA :

1. Minum obat sampai habis sesuai petunjuk

2. Menutup mulut ketika batuk atau bersin

3. Tidak meludah di sembarang tempat

4. Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau

ditempat yang sudah ada karbol/lisol

b. UNTUK KELUARGA :

1. Jemur kasur seminggu sekali


2. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung

masuk

I. PENCEGAHAN LAIN :

1. Imunisasi BCG pada bayi

2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

J. Referensi

1. Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta ,

2000.

2. Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta

1999.

3. http://tuberkulosis.org/ (17 : 00, 10 Desember 2014)

4. http://www.ilmudokter.com/2013/11/komplikasi-tuberkulosis.html (16 :

56, 10 Desember 2014)

Anda mungkin juga menyukai