PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NIM: 6411417006
Rombel: 45
Saya membuat makalah ini adalah jawaban dari soal soal Ujian Tengah
Semester Pendidikan Kewarganegaraan 2017/2018 Universitas Negeri
Semarang. Saya menyadari mungkin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran membangun dari bapak
Fredy Hermanto, S.Pd., M.Pd.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................ii
Perbedaan pemberian materi Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.............................................................1
Peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era
Reformasi
Pendahuluan...............................................................................................2
Pembahasan................................................................................................4
Hak Asasi Manusia dan Pendidikan
Pendahuluan...............................................................................................8
Pembahasan..............................................................................................10
Penutup......................................................................................................iii
Daftar Pustaka...........................................................................................iv
ii
1. Jelaskan perbedaan pemberian materi PKN antara SD, SMP, SMA dan
Perguruan Tinggi! Berikan contohnya!
Jawab: pada saat pemberian materi PKN di SD, SMP, maupun SMA adalah
suatu pembelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan
warga negara muda agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam
masyarakatnya. Pkn merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan
hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan
bela negara agar menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa
dan negara. Dimana saat perguruan tinggi pemberian materi tersebut sama
tetapi cara penyampaian dan pemikirannya berbeda. Di perguruan tinggi
mahasiswa di harapkan aktif dalam pemberian materi PKN dan
mengimplementasikan pembelajaran PKN tersebut ke dalam kehidupan
bermasyarakat baik di kampus, tempat tinggal dan negara.
Contoh:
1
2.a. Buatlah makalah dengan analisis: peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di era reformasi! Beri contoh nyata!
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi ada juga yang
negatif dan akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republic Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus
informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari
ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi
muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah
selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme
dan kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang
demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering
terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi
pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
2
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional
indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era reformasi?
bernegara?
C. Tujuan
reformasi.
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Reformasi.
menengah yang kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di
paling terdidik yang harus diakui kemudian telah mencetak sejarah bahkan
pelajar tahun 1966 dan tahun 1998. Masih dapat kita ingat 8 tahun yang lalu
rezim Soeharto.
perubahan tersebut. Tinta emas sejarahnya dapat kita lihat dengan lahirnya
angkatan ‘08, ‘28, ‘45, ‘66, ‘74, yang masing-masing memiliki karakteristik
4
Terakhir lahirlah angkatan bungsu ‘98 tepatnya pada bulan Mei 1998
yang sampai hari ini masih dipertanyakan sampai dimana telah dipenuhi.
merasa terpanggil sebagai kaum intelektual, kaum yang kritis dan memiliki
semangat yang kuat. Dan tanggung jawab ini hanya bisa dilakukan oleh orang-
orang yang mempunyai rasa sosial yang tinggi. Bukan orang-orang kerdil
untuk menghibur Ibu Pertiwi yang selalu menangis dengan ulah-ulah anak
bangsanya sendiri.
5
Peran mahasiswa bagi bangsa dan Negara ini bukan hanya duduk di
depan meja dan mendengarkan dosen berbicara , akan tetapi mahasiswa juga
dan menyampaikan nilai – nilai kebaikan pada suatu kaum , sebagai generasi
pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya ,
Era Reformasi.
1. Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap tersebut dapat
diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis terhadap masa depan,
tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan semangat gemar
menabung. mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa depan yang gemilang serta dapat
membantu kelangsungan pembangunan Negara .Ilmu yang melimpah dari para pelajar apabila di
amalkan kepada bangsa ini maka akan membawa perubahan yang besar.
2. Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha pembangunan.
Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar pajak, taat hukum, ikut
serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan dan martabat bangsa di
6
3. Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa pembangunan.
Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan rohani, tahan derita dan
tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan dalam bertindak, berpendirian
teguh, siap menanggung risiko, bertanggung jawab, serta berani membela kebenaran dan
keadilan.
berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap perubahan,
menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola hidup dan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan sendi-sendi kehidupan yang baik, serta selalu bangga sebagai
5. Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri. Budaya merupakan harta
suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta tak ternilai tersebut dilestarikan.b. Buatlah makalah
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi
manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus
dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam
menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hak asasi manusia?
2. Bagaimana hubungan anatara HAM dan pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui hak asasi manusia.
2. Menjelaskan hubungan antara HAM dan pendidikan.
D. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan tentang hak asasi manusia.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang hubungan HAM dan pendidikan.
9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Asasi Manusia
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan.
HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1,
dan pasal 31 ayat 1
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang
sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah
seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak
mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara
tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata
lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu
memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di
dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu,
akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-
hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut
sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu
hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas
internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik.
Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat
dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan
individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana
telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat
dan oposisi.
3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan partai
tiran/otoriter tanpa diikut/dihadir rakyat dan oposisi.
5. Penegak hukum dan/atau petugas keamanan melakukan kekerasan/anarkis terhadap
rakyat dan oposisi di manapun.
10
B. Hubungan HAM dan Pendidikan
Dimotori oleh Alm Munir SH, pelaksanaan HAM di Indonesia berangsur-angsur menuju ke
arah yang lebih baik. Pelaksanaan HAM di Indonesia juga sudah membawa angin segar bagi
masyarakatnya, seperti kebebasan berpendapat, berorganisasi, dan sebagainya. Hanya saja
belum sempurna, orang-orang lemah kadang masih diperlakukan secara semena-mena.
Contoh: orang cacat atau miskin sulit mendapatkan kesempatan dalam menempuh pendidikan
di sekolah umum. Padahal, hak atas pengajaran diatur pada Undang-Undang Dasar 1945,
Pasal 31 Yang berbunyi: 1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; 2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang
diatur dengan undang-undang. Pun, juga diatur pada Declaration of Human Rights, Pasal 26
yang berbunyi: 1) Setiap orang berhak mendapat pengajaran, pengajaran harus dengan cuma-
cuma, setidak-tidaknya dalam tingkatan sekolah rendah dan tingkatan dasar. Pengajaran
sekolah rendah harus diwajibkan. Pengajaran teknik dan vak harus terbuka bagi semua orang
dan pelajaran tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang,
berdasarkan kecerdasan; 2) Pengajaran harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang
seluas-luasnya serta untuk memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan
kebebasan asasi. Pengajaran harus mempertinggi saling pengertian, rasa saling menerima
serta rasa persahabatan antara semua bangsa, golongan-golongan kebangsaan atau golongan
penganut agama, serta harus memajukan kegiatan-kegiatan perserikatan bangsa-bangsa dalam
memelihara perdamaian; 3) Ibu-bapak mempunyai hak utama untuk memilih macam
pengajaran yang akan diberikan kepada anak-anak mereka. Dan juga diatur dalam
Covenanton Economic, Social and Culture Rights, pasal 13 yang berbunyi: Negara-negara
peserta dalam perjanjian ini mengakui hak
setiap orang atas pendidikan. Mereka sepakat bahwa pendidikan akan mengarah kepada
pengembangan penuh dari kepribadian orang serta kesadaran akan harga dirinya, serta
memperkuat rasa hormat terhadap hak-hak manusia serta kebebasan-kebebasan dasar.
Mereka selanjutnya sepakat bahwa pendidikan memungkinkan semua orang untuk ikut serta
secara efektif dalam masyarakat yang bebas, meningkatkan rasa pengertian, toleransi serta
persahabatan antarbangsa-bangsa dan semua kelompok jenis bangsa, suku atau agama, serta
memajukan kegiatan-kegiatan perserikatan bangsa-bangsa memelihara perdamaian.
Implementasi pendidikan dan HAM di Indonesia.
1. Pasal 28c ayat 1 dan 2 UUD 1945.
2. Pasal 28i ayat 4 UUD 1945.
3. Pasal 28j UUD 1945.
4. Pembukaan UUD 1945
5. UU No 23 Tahun Tentang Pendidikan Nasional
6. UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM
7. UU No 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, kepres No. 50
tahun 1998 tentang KOMNAS HAM, Kepres No. 181 tahun 1998
tentang KOMNAS anti kekerasan anak dan perempuan
11
Faktor-faktor penungjang Pendidikan dan HAM
a. Stabilitas hukum
faktor ini adalah faktor penunjang dalam bidang hu kum,dimana
s t a b i l i t a s d a r i h u k u m t e r s e b u t h a r u s l a h f l e k s i b e l , d a l a m pengertian
bahwa hukum tersebut tidak terlalu sering diganti, dan d a p a t b e r t a h a n
l a m a s e h i n g g a t i d a k t e r j a d i k e s i m p a n g a n - kesimpangan, serta
akibat perubahan zaman, sebab dengan sering mengganti hukumnya, maka dapat
mengakibatkan ketidak stabiland a l a m p e n e r a p a n , k a r e n a s e r i n g n y a
b e r g a n t i h u k u m y a n g digunakan.
b. Aparatur yang tegas
Mematuhi segala sesuatu tentang peraturan yang tercantum dalam UU supaya tidak
terjadi penyimpangan antar pribadi atau golongan.
c. Masyarakat yang taat hukum
d. Sarana dan prasarana
12
PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat untuk kepentingan Ujian Tengah Semester Pendidikan
dengan sebaik mungkin , mohon maaf apabila ada kekurangan. Karena manusia tidak ada
iii
DAFTAR PUSTAKA
http://emi-agustina17.blogspot.co.id/2014/07/makalah-peran-mahasiswa-
dalam-bela.html
http://nurulwandaningsih.blogspot.co.id/
http://www.academia.edu/10224375/Hubungan_HAM_dengan_Pendidikan
https://didikharianto.wordpress.com/2007/01/01/ham-dalam-bidang-
pendidikan-di-indonesia/
iv