Anda di halaman 1dari 28

A.

Pembahasan
a. Hasil Pengolahan data Target Strength
1. Data ke-7
2. Data ke 8
1. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m -20 m
Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah 482,
volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 24,7/1000 m 3, luas area kerapatan
2e+06/nm2, dengan luas transek 30620/nm 2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 232,70 dan kedua adalah 4,20, sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -65,8 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:
a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 2% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5,0 smapai 7,1 cm dan termasuk kategori ikan
pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan layang
(Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 20 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan kembung ( Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 30 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 18 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nybakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 10 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan selar (Atule mate) (Nybakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 5% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nybakken, 1992).
g. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 2 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan tembang (Sardinella sp) (Nybakken, 1992).

Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -54 sampai -51, yaitu yang di
dominasi oleh ikan teri (Engrauli sp) .

2. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m - 40

Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah


704, volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 20,8/1000 m 3, luas area kerapatan
1e+06/nm2, dengan luas transek 36820/nm 2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 267,34 dan kedua adalah 6,88, sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -62,2 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:

a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 5% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori ikan
pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan layang
(Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 30 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 29 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 16 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 9 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 7% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 1% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).

Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -54 sampai -51, yaitu yang di
dominasi oleh ikan teri (Engrauli sp) .

3. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m -20

Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah


654, volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 22,2/1000 m 3, luas area kerapatan
2e+06/nm2, dengan luas transek 40961/nm 2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 207,42 dan kedua adalah 5,57, sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -66,3 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:

a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 6% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori
ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan
layang (Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 33 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 31 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 15 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 8% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 5% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 2% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).

Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -57 sampai -54, yaitu yang di
dominasi oleh ikan kembung (Rastrelliger sp).

4. Persebaran target strength ikan pada segmen ke 4

Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah


22, volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 17,1/1000 m 3, luas area kerapatan
1e+06/nm2, dengan luas transek 671/nm2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 1106,02 dan kedua adalah 0,60, sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -59,0 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:

1. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan


jumlah frekuensi kerapatan yaitu 23 % pada kedalaman 4-20m sehingga
dapat kita ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm
dan termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori
pelagis ukuran kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
2. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan
jumlah frekuensi kerapatan yaitu 41% pada kedalaman 4-20m sehingga
dapat kita ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm
dan termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori
pelagis ukuran kecil adalah ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
3. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan
jumlah frekuensi kerapatan yaitu 23% pada kedalaman 4-20m sehingga
dapat kita ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm
dan termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori
pelagis ukuran kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
4. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -39 db sampai -36 db dengan
jumlah frekuensi kerapatan yaitu 14% pada kedalaman 4-20m sehingga
dapat kita ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm
dan termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori
pelagis ukuran kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).

Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis


yang mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -45 sampai -42, yaitu
yang di dominasi oleh ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).

5. Sebaran frekuensi sebaran TS ikan pada segmen ke-5

Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah


41, volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 29,7/1000 m 3, luas area kerapatan
2e+06/nm2, dengan luas transek 1134/nm 2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 1366,22 dan kedua adalah 0,76 , sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -58,1 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:

a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 2% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori
ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan
layang (Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 20 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 12% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
h. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -39 db sampai -36 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 12% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
i. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -36 db sampai -33 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 10% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).

Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -54 sampai -51, yaitu yang di
dominasi oleh ikan teri (Engrauli sp).

6. Persebaran target strength ikan pada segmen ke-6

Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah


50, volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 16,1/1000 m 3, luas area kerapatan
1e+06/nm2, dengan luas transek 1506/nm 2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 1112,51 dan kedua adalah 1,53 , sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -58,9 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:
a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 4% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori
ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan
layang (Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 10 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 20 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 14 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 32% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -39 db sampai -36 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 16% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -36 db sampai -33 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 4% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).

Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -42 sampai -39, yaitu yang di
dominasi oleh ikan selar (Atule mate).

7. Persebaran target strength ikan pada segmen ke-7

Tidak terdeteksi terdapatnya suara.


3. Data ke-9
1. Segmen 1
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
54% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
39% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Arnaya, I.N.
1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)

Segmen 2

a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
52% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
38% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
8% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
2. Segmen 3
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
44% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
40% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
14% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Arnaya, I.N.
1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)

3. Segmen 4
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
9% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
35% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
35% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 12% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
5% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Aoyama, T.1973)

4. Segmen 5
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
7% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
37% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
29% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 15% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Aoyama, T.1973)

5. Segmen 6

a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
35% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
32% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Arnaya, I.N.
1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 16% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
7% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
3% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Arnaya, I.N. 1991)

6. Segmen 7
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
23% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
62% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
15% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Arnaya, I.N. 1991)

7. Segmen 8
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan kerapatan
8% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,94 –
10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil,misalnya Lemuru
(Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
33% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
17% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan
kerapatan 33% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 22,39 – 28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang,
misalnya ikan kerapu (Cephalopolis sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -39 sampai -36 dB dengan kerapatan
8% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 31,62 –
39,81 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sukup besar, misalnya ikan
tongkol (Euthynnus sp.) (Arnaya, I.N. 1991)

8. Segmen 9
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan kerapatan
4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,94 –
10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil,misalnya Lemuru
(Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan
kerapatan 15% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 11,22 – 14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil.
Misalnya ikan layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
28% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Aoyama, T.1973)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
17% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -39 sampai -36 dB dengan kerapatan
19% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 31,62 –
39,81 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sukup besar, misalnya ikan
tongkol (Euthynnus sp.) (Aoyama, T.1973)
h. Balok kedelapan menampilkan TS pada skala -36 sampai -33 dB dengan
kerapatan 4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 44,67 – 56,23 cm yang termasuk dalam kategori ikan besar misalnya
cakalang (katsuwonus pelamis ) (Aoyama, T.1973)
i. Balok kesembilan menampilkan TS pada skala -30 sampai -27 dB dengan
kerapatan 6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 89,13 – 112,20 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic besar,
misalnya ikan madidihang (Thunnus sp.) (Aoyama, T.1973)

4. Data ke10
5. Pada diagram pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57
dB dengan frekuensi kerapatan 10% dapat diketahui dugaan ukuran
ikan menurut Brown (2015) berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat
Jenderal Perikanan(1997) ikan tersebut termasuk jenis ikan kembung
(Rastrelliger sp.),ikan tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang
(Decapterus russelli).

2. Pada diagram balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan
frekuensi kerapatan 22% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang
lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).

3. Pada diagram balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan
frekuensi kerapatan 8% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown (2015)
berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang lemuru
(Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.

4. Pada diagram balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB
dengan frekuensi kerapatan 4% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.

5. Pada diagram balok kelima terdapat 36% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.

6. Pada diagram balok keenam terdapat 17% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 20,89 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.

7. Dari data diagram balok ketujuh terdapat 60% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 – 29,52 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll

Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil .sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.

Segmen Kedua

1. Pada diagram pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan
frekuensi kerapatan 16% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan(1997) ikan tersebut termasuk
jenis ikan kembung (Rastrelliger sp.),ikan tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan
layang (Decapterus russelli).

2. Pada diagram balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan
frekuensi kerapatan 40% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang
lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).

3. Pada diagram balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan
frekuensi kerapatan 22% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang
lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.

4. Pada diagram balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB
dengan frekuensi kerapatan 6% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.

5. Pada diagram balok kelima terdapat 9% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.
6. Pada diagram balok keenam terdapat 7% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 20,89 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.

Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis menurut Brown (2015)
berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan lainnya yaitu sebesar 40%
sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi pada wilayah disegmen 1
kedalaman 4 -20 meter.

Segmen Ketiga

tidak ada ikan yang terdeteksi

Segmen Keempat

1. Pada diagram balok pertama menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB
dengan frekuensi kerapatan 4% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).

2. Pada diagram balok kedua menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan
frekuensi kerapatan 6% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown (2015)
berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang lemuru
(Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.

3. Pada diagram balok ketiga menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
frekuensi kerapatan 8% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown (2015)
berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang lemuru
(Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
4. Pada diagram balok keempat terdapat 31% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.

5. Pada diagram balok kelima terdapat 27% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 20,89 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.

6. Dari diagram balok keenam terdapat 18% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 –
29,52 cm yang termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies
yang terdeteksi adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat
ditemukan.

7. Dari diagram balok ketujuh terdapat 2% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -39 sampai -36 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 –
29,52 cm yang termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies
yang terdeteksi adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat
ditemukan.

8. Dari diagram balok kedelapan terdapat 2% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -33 sampai -30 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 58,88 –
93,17 cm yang termasuk kategori spesies pelagis cukup besar Adapun dugaan
spesies yang terdeteksi seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), Tuna (Thunnus
sp.) dll.

Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan
lainnya yaitu sebesar 31% sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.
Segmen Kelima

1. Pada diagram balok pertama menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB
dengan frekuensi kerapatan 10% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).

2. Dari data diagram balok kedua terdapat 20% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.

3. Dari data diagram balok ketiga terdapat 60% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.

4. Dari diagram balok keempat terdapat 10% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 –
29,52 cm yang termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies
yang terdeteksi adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat
ditemukan.

Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan
lainnya yaitu sebesar 60% sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.

Segmen Keenam

Tidak ada ikan yang terdeteksi


Segmen Ketujuh

1. Dari data di atas terdapat 9% dari keseluruhan data yang menunjukkan sebaran TS
-48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran
dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies pelagis kecil.
Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri, layang, dll.

2. Data di atas menenunjukkan 36% dari keseluruhan data yang menunjukkan


sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll. Yang membedakannya dengan data satu yaitu interval ukurannya lebih
kecil.

3. Dari data di atas terdapat 55% dari keseluruhan data atau yang mendominasi data
tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika berdasarkan hasil
penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 – 29,52 cm yang
termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies yang terdeteksi
adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat ditemukan.

Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 – 29,52 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis sedang memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan
lainnya yaitu sebesar 48% sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.

Segmen Kedelapan

Tidak ada ikan yangbterdeteksi

Segmen Kesembilan

Tidak ada ikan yang terdeteksi

5 .Data ke-12

6.data ke-14

1. Segmen pertama di kedalaman 4.40 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 311 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 78,2 / 1000m 3, Dan luas area kerapatan
4e+06 f/nm2, dan luas transek 45025 f/nm2, dan total penghamburan (scatter)
suara sebesar 539,40 dB dan transek sebesar 5,66. Serta Scatter Volume
sebesar -61,2 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya
yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -60 sampai -57 dB dengan kerapatan 59%, tidak termasuk
ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 35%, tidak termasuk ke dalam
golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 5%, tidak termasuk ke dalam
golongan ikan pelagis.
d. Diagram batang keempat menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -51 sampai -48 dB dengan kerapatan 1%, sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,10 - 10,47 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data ikan pelagis
yang memiliki kerapatan paling tinggi terdapat pada diagram batang pertama
dengan kerapatan 59% dengan intensitas suara -60 sampai -57 dB

2. Segmen kedua di kedalaman 4.40 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 315 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 86,7 / 1000m 3, Dan luas area kerapatan
5e+06 f/nm2, dan luas transek 44480 f/nm2, dan total penghamburan (scatter)
suara sebesar 614,70 dB dan transek sebesar 5,75. Serta Scatter Volume
sebesar -60,6 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya
yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -60 sampai -57 dB dengan kerapatan 56%, tidak termasuk
ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 36%, tidak termasuk ke dalam
golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 6%, tidak termasuk ke dalam
golongan ikan pelagis.
d. Diagram batang keempat menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -51 sampai -48 dB dengan kerapatan 1% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,10 - 10,47 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.

3. Segmen ketiga di kedalaman 4.40 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 215 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 92,1 / 1000m 3, Dan luas area kerapatan
5e+06 f/nm2, dan luas transek 33044 f/nm2, dan total penghamburan (scatter)
suara sebesar 635,42 dB dan transek sebesar 4,15. Serta Scatter Volume
sebesar -60,5 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya
yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -60 sampai -57 dB dengan kerapatan 64% sehingga tidak
termasuk ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 33% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 3% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.

4. Segmen keempat di kedalaman 20.80 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 334 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 57,7 / 1000m 3, Dan luas area kerapatan
4e+06 f/nm2, dan luas transek 17040 f/nm2, dan total penghamburan (scatter)
suara sebesar 912,88 dB dan transek sebesar 3,93. Serta Scatter Volume
sebesar -59,8 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya
yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara dengan intensitas suara -60 sampai -57 dB dengan
kerapatan 8% sehingga tidak termasuk ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 47% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 34% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
e. Diagram batang keempat menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -51 sampai -48 dB dengan kerapatan 8% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,10 - 10,47 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.
f. Diagram batang kelima menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -48 sampai -45 dB dengan kerapatan 2% sehingga dapat diketahui
ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.
g. Diagram batang keenam menampilkan TS dengan intensitas suara -45
sampai -42 dB dengan kerapatan 1% sehingga dapat diketahui ukuran
dugaan besar ikan berkisar antara 10,79 – 20,89 cm yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.

5. Segmen kelima di kedalaman 20.80 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 439 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 33,2 / 1000m 3, Dan luas area kerapatan
2e+06 f/nm2, dan luas transek 18249 f/nm2, dan total penghamburan (scatter)
suara sebesar 562,70 dB dan transek sebesar 4,50. Serta Scatter Volume
sebesar -61,9 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya
yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -60 sampai -57 dB dengan kerapatan 16% sehingga tidak
termasuk ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 39% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 30% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
d. Diagram batang keempat menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -51 sampai -48 dB dengan kerapatan 13% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,10 - 10,47 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.
e. Diagram batang kelima menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -48 sampai -45 dB dengan kerapatan 3% sehingga dapat diketahui
ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.

6. Segmen keenam di kedalaman 20.80 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 275 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 31.0 / 1000m 3, Dan luas area kerapatan
2e+06 f/nm2, dan luas transek 10508 f/nm2, dan total penghamburan (scatter)
suara sebesar 616,13 dB dan transek sebesar 3,05. Serta Scatter Volume
sebesar -61,5 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya
yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -60 sampai -57 dB dengan kerapatan 14% sehingga tidak
termasuk ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 41% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 25% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
d. Diagram batang keempat menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -51 sampai -48 dB dengan kerapatan 13% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,10 - 10,47 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.
e. Diagram batang kelima menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -48 sampai -45 dB dengan kerapatan 6% sehingga dapat diketahui
ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.

f. Segmen ketujuh di kedalaman 61.20 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 2 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 238,9 / 1000m3, Dan luas area kerapatan
2e+07 f/nm2, dan luas transek 107 f/nm2, dan total penghamburan (scatter) suara
sebesar 20595,54 dB dan transek sebesar 0,13. Serta Scatter Volume sebesar
-46,3 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -48 sampai -45 dB dengan kerapatan 50% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 10,47 – 14,79 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -45 sampai -42 dB dengan kerapatan 50% sehingga dapat diketahui
ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 10.79 – 20,89 cm yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.
g. Segmen kedelapan di kedalaman 61.20 m
Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 5 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 321,9 / 1000m3, Dan luas area kerapatan
2e+07 f/nm2, dan luas transek 269 f/nm2, dan total penghamburan (scatter) suara
sebesar 17761,18 dB dan transek sebesar 0,22. Serta Scatter Volume sebesar
-46,9 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -57 sampai -54 dB dengan kerapatan 20% sehingga tidak
termasuk ke dalam golongan ikan pelagis.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -54 sampai -51 dB dengan kerapatan 20% sehingga tidak termasuk ke
dalam golongan ikan pelagis.
c. Diagram batang ketiga menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -45 sampai -42 dB dengan kerapatan 20% sehingga dapat diketahui
ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 10,79 – 20,89 cm yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.
d. Diagram batang keempat menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -42 sampai -39 dB dengan kerapatan 40% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 20,89 – 29,52 cm yang
termasuk dalam kategori sedang.

h. Segmen kesembilan di kedalaman 61.20 m


Dari gambar diatas diperoleh data bahwa ada 2 data jejak yang
didapatkan dengan kerapatan volume 182.8 / 1000m3, Dan luas area kerapatan
1e+07 f/nm2, dan luas transek 34 f/nm2, dan total penghamburan (scatter) suara
sebesar 15761,51 dB dan transek sebesar 0,04. Serta Scatter Volume sebesar
-47,5 dB. Adapun Sebaran ikan berdasarkan Target Stangeth (TS)nya yaitu:
a. Diagram batang pertama menampilkan Target Strength (TS) dengan
intensitas suara -51 sampai -48 dB dengan kerapatan 50% sehingga dapat
diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,1 - 10,47 cm yang
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung
(Rastrelliger sp.), teri, tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus
russelli), dll.
b. Diagram batang kedua menampilkan Target Strength (TS) dengan intensitas
suara -48 sampai -45 dB dengan kerapatan 50% sehingga dapat diketahui
ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,1 - 10,47 cm yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.), teri,
tambang, lemuru (Sardinella sp.), layang (Decapterrus russelli), dll.

b.Hasil Pengolahan Data Gambar Surfer

1. Data ke-7 / Haslina


Karakteristik batimetrik atau kedalaman dari data yang diperoleh untuk data
ke-7 didapatkan rentang nilai x adalah …… hingga……, nilai y adalah …….
Dan nilai z yaitu untuk kedalaman minimum kontur yang berada pada
rentang …… hingga…..
Data ke-9/ Dwi Praditi Irwan
2. Data ke-10/ Muh. Hartono Eko
3. Data ke-12 / Shandra Dewi
4. Data ke-14 / MUh. Indra GUnawan
DAFTAR PUSTAKA

Dicky Prima Dimantikha.2014.PEMETAAN DASAR LAUT MENGGUNAKAN


DATA HASIL PENGUKURAN SIDE SCAN SONAR DAN MULTIBEAM
ECHOSOUNDER. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Feri, Henry Wijayono, Heru Trijsyanto, dan Varina Larasati.2012.ALAT


PENGUKURAN KEDALAMAN LAUT (ECHOSOUNDER).Makalah Alat Bantu
Dan Alat Ukur; Jurusan Teknik Industri;Fakultas Teknologi Industri;Universitas
Gunadarma;KALIMALANG

Foote,k.6. 1998. EFFECT OF FISH BEHAVIOR ON ECHO ENERGI THR NEED


FOR MEASUEMENT ORIENTATION DISTRIBUSI.j.cons.int explor

Kurniantoro Catur.2000.STUDI TENTANG PENELUSURAN JEJAK IKAN


DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PEMROSESAN SINYAL EP 500. Program
Studi Ilmu Kelautan; Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan; Institut Pertanian
Bogor. BOGOR

Susandi.1997. PENDUGAAN NILAI INSTITU TARGET STRENGTH IKAN


PLAGIC DAN PENYEBARAN DALAM SPASIAL DIPERAIRAN ANYER DENGAN
SISTEM AKUSTIK; Bim ganada

Foote,k.6.1980. Effect of Fish Behaviour on Echo Energi sthe Need for


measuement orientation distribusi.j.cons.int explor

Indra Jaya. 1984. Reduksi Reverberasi Dengan Narrow Beam Receiver pada
sonar untuk akurasi interperestasi target;karya ilmiah institut pertanian Bogor.
Bogor

Susandi, 1997.Pendugaan Nilai insitu target strength ikan pelagic dan


penyebaraan secara spasial diperairan anyer dengan sistem akustik ;bim
ganada

Anda mungkin juga menyukai