Pembahasan
a. Hasil Pengolahan data Target Strength
1. Data ke-7
2. Data ke 8
1. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m -20 m
Berdasarkan data di atas diketahui nomor jejak yang ditemukan adalah 482,
volume densitynya ( volume kerapatan) adalah 24,7/1000 m 3, luas area kerapatan
2e+06/nm2, dengan luas transek 30620/nm 2, serta total trace yaitu scatteretd area/
penghamburan suara pertama adalah 232,70 dan kedua adalah 4,20, sedangkan
scatteretd volume (volume yang di hamburkan) adalah -65,8 db serta diperoleh
perjelasan diagram sebagai berikut:
a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 2% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5,0 smapai 7,1 cm dan termasuk kategori ikan
pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan layang
(Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 20 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan kembung ( Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 30 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 18 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nybakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 10 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan selar (Atule mate) (Nybakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 5% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nybakken, 1992).
g. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 2 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan tembang (Sardinella sp) (Nybakken, 1992).
Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -54 sampai -51, yaitu yang di
dominasi oleh ikan teri (Engrauli sp) .
a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 5% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori ikan
pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan layang
(Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 30 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 29 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 16 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 9 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 7% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 1% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran kecil adalah
ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -54 sampai -51, yaitu yang di
dominasi oleh ikan teri (Engrauli sp) .
a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 6% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori
ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan
layang (Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 33 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 31 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 15 % pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 8% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 5% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 2% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -57 sampai -54, yaitu yang di
dominasi oleh ikan kembung (Rastrelliger sp).
a. Pada diagram 1 menampilkan TS pada skala -60 db sampai -57 db dengan jumlah
frakuensi kerapatan yaitu 2% pada kedalam 4-20m sehingga dapat kita ketahui
dugaan ukuran ikan berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk kategori
ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk kategori pelagis ukuran kecil adalah ikan
layang (Decapterus ruselli) (Fauziah, 2005).
b. Pada diagram 2 menampilkan TS pada skala -57 db sampai -54 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 20 % pada kedalaman 4-20m, sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp) (Kajiskanlaut, 1998).
c. Pada diagram 3 menampilkan TS pada skala -54 db sampai -51 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan teri (Engrauli sp) (Kajiskanlaut, 1998).
d. Pada diagram 4 menampilkan TS pada skala -51 db sampai -48 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
e. Pada diagram 5 menampilkan TS pada skala -48 db sampai -45 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan selar (Atule mate) (Nibakken, 1992).
f. Pada diagram 6 menampilkan TS pada skala -45 db sampai -42 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 17% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan lemuru (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
g. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -42 db sampai -39 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 12% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
h. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -39 db sampai -36 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 12% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
i. Pada diagram 7 menampilkan TS pada skala -36 db sampai -33 db dengan jumlah
frekuensi kerapatan yaitu 10% pada kedalaman 4-20m sehingga dapat kita
ketahui dugaan ukuran ikan berkisar antara 19.9 sampai 14.1 cm dan termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil. Ikan yang termasuk katagori pelagis ukuran
kecil adalah ikan tembang (Sardinella sp) (Nibakken, 1992).
Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -54 sampai -51, yaitu yang di
dominasi oleh ikan teri (Engrauli sp).
Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa ikan pelagis yang
mencapai kerapatan tertinggi berada pada skala -42 sampai -39, yaitu yang di
dominasi oleh ikan selar (Atule mate).
Segmen 2
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
52% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
38% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
8% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
2. Segmen 3
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
44% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
40% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
14% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Arnaya, I.N.
1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
3. Segmen 4
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
9% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
35% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
35% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 12% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
5% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Aoyama, T.1973)
4. Segmen 5
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
7% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
37% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
29% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 15% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Aoyama, T.1973)
5. Segmen 6
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan kerapatan
6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 2,51 –
3,55 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan teri
(Engrauli sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
35% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
32% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Arnaya, I.N.
1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
kerapatan 16% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 7,94 – 10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic
kecil,misalnya Lemuru (Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
7% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
3% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
1% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
6. Segmen 7
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
23% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
62% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
15% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
7. Segmen 8
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan kerapatan
8% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,94 –
10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil,misalnya Lemuru
(Sardinella sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan kerapatan
33% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 11,22 –
14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil. Misalnya ikan
layang (Decapterus russelli) (Arnaya, I.N. 1991)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
17% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan
kerapatan 33% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 22,39 – 28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang,
misalnya ikan kerapu (Cephalopolis sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -39 sampai -36 dB dengan kerapatan
8% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 31,62 –
39,81 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sukup besar, misalnya ikan
tongkol (Euthynnus sp.) (Arnaya, I.N. 1991)
8. Segmen 9
a. Balok pertama menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan kerapatan
4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 3,98 –
5,01 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya ikan
kembung (Rastrelliger Sp.) (Aoyama, T.1973)
b. Balok kedua menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan kerapatan
2% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 5,62 –
7,08 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil, misalnya cucut
(Hemigaleus balfoun) dan layang (Decapterrus russelly) (Aoyama,
T.1973)
c. Balok ketiga menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan kerapatan
4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 7,94 –
10,00 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil,misalnya Lemuru
(Sardinella sp.) (Aoyama, T.1973)
d. Balok keempat menampilkan TS pada skala -48 sampai -45 dB dengan
kerapatan 15% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 11,22 – 14,13 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic kecil.
Misalnya ikan layang (Decapterus russelli) (Aoyama, T.1973)
e. Balok kelima menampilkan TS pada skala -45 sampai -42 dB dengan kerapatan
28% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 15,85 –
19,95 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
Tuna (Tunnus Sp.) (Aoyama, T.1973)
f. Balok keenam menampilkan TS pada skala -42 sampai -39 dB dengan kerapatan
17% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 22,39 –
28,18 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sedang, misalnya ikan
kerapu (Cephalopolis sp.) (Aoyama, T.1973)
g. Balok ketujuh menampilkan TS pada skala -39 sampai -36 dB dengan kerapatan
19% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar antara 31,62 –
39,81 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic sukup besar, misalnya ikan
tongkol (Euthynnus sp.) (Aoyama, T.1973)
h. Balok kedelapan menampilkan TS pada skala -36 sampai -33 dB dengan
kerapatan 4% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 44,67 – 56,23 cm yang termasuk dalam kategori ikan besar misalnya
cakalang (katsuwonus pelamis ) (Aoyama, T.1973)
i. Balok kesembilan menampilkan TS pada skala -30 sampai -27 dB dengan
kerapatan 6% sehingga dapat diketahui ukuran dugaan besar ikan berkisar
antara 89,13 – 112,20 cm yang termasuk dalam kategori ikan pelagic besar,
misalnya ikan madidihang (Thunnus sp.) (Aoyama, T.1973)
4. Data ke10
5. Pada diagram pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57
dB dengan frekuensi kerapatan 10% dapat diketahui dugaan ukuran
ikan menurut Brown (2015) berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan
termasuk dalam kategori ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat
Jenderal Perikanan(1997) ikan tersebut termasuk jenis ikan kembung
(Rastrelliger sp.),ikan tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang
(Decapterus russelli).
2. Pada diagram balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan
frekuensi kerapatan 22% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang
lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).
3. Pada diagram balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan
frekuensi kerapatan 8% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown (2015)
berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang lemuru
(Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
4. Pada diagram balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB
dengan frekuensi kerapatan 4% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
5. Pada diagram balok kelima terdapat 36% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.
6. Pada diagram balok keenam terdapat 17% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 20,89 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.
7. Dari data diagram balok ketujuh terdapat 60% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 – 29,52 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll
Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil .sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.
Segmen Kedua
1. Pada diagram pertama menampilkan TS pada skala -60 sampai -57 dB dengan
frekuensi kerapatan 16% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 5.0 sampai 7.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan(1997) ikan tersebut termasuk
jenis ikan kembung (Rastrelliger sp.),ikan tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan
layang (Decapterus russelli).
2. Pada diagram balok kedua menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB dengan
frekuensi kerapatan 40% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang
lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).
3. Pada diagram balok ketiga menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan
frekuensi kerapatan 22% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown
(2015) berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan
pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam
kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang
lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
4. Pada diagram balok keempat menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB
dengan frekuensi kerapatan 6% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
5. Pada diagram balok kelima terdapat 9% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.
6. Pada diagram balok keenam terdapat 7% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 20,89 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.
Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis menurut Brown (2015)
berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan lainnya yaitu sebesar 40%
sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi pada wilayah disegmen 1
kedalaman 4 -20 meter.
Segmen Ketiga
Segmen Keempat
1. Pada diagram balok pertama menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB
dengan frekuensi kerapatan 4% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).
2. Pada diagram balok kedua menampilkan TS pada skala -54 sampai -51 dB dengan
frekuensi kerapatan 6% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown (2015)
berkisar antara 10.0 sampai 14.1 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang lemuru
(Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
3. Pada diagram balok ketiga menampilkan TS pada skala -51 sampai -48 dB dengan
frekuensi kerapatan 8% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut Brown (2015)
berkisar antara 14.1 sampai 19.9 cm dan termasuk dalam kategori ikan pelagis
kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang lemuru
(Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli), dll.
4. Pada diagram balok keempat terdapat 31% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.
5. Pada diagram balok kelima terdapat 27% dari keseluruhan data yang menunjukkan
sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999),
maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 20,89 cm yang termasuk kategori spesies
pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri,
layang, dll.
6. Dari diagram balok keenam terdapat 18% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 –
29,52 cm yang termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies
yang terdeteksi adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat
ditemukan.
7. Dari diagram balok ketujuh terdapat 2% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -39 sampai -36 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 –
29,52 cm yang termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies
yang terdeteksi adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat
ditemukan.
8. Dari diagram balok kedelapan terdapat 2% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -33 sampai -30 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 58,88 –
93,17 cm yang termasuk kategori spesies pelagis cukup besar Adapun dugaan
spesies yang terdeteksi seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), Tuna (Thunnus
sp.) dll.
Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 10,47 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan
lainnya yaitu sebesar 31% sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.
Segmen Kelima
1. Pada diagram balok pertama menampilkan TS pada skala -57 sampai -54 dB
dengan frekuensi kerapatan 10% dapat diketahui dugaan ukuran ikan menurut
Brown (2015) berkisar antara 7.1 sampai 10.0 cm dan termasuk dalam kategori
ikan pelagis kecil. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan ikan yang termasuk
dalam kategori ikan pelagis kecil adalah ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan
tembang lemuru (Sardinella sp.), ikan layang (Decapterus russelli).
2. Dari data diagram balok kedua terdapat 20% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.
3. Dari data diagram balok ketiga terdapat 60% dari keseluruhan data yang
menunjukkan sebaran TS -45 sampai -42 jika berdasarkan hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah
tembang, teri, layang, dll.
4. Dari diagram balok keempat terdapat 10% dari keseluruhan data atau yang
mendominasi data tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika
berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 –
29,52 cm yang termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies
yang terdeteksi adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat
ditemukan.
Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis kecil. Memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan
lainnya yaitu sebesar 60% sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.
Segmen Keenam
1. Dari data di atas terdapat 9% dari keseluruhan data yang menunjukkan sebaran TS
-48 sampai -45 jika berdasarkan hasil penelitian Hutahean (1999), maka ukuran
dugaan yaitu 7,10 – 14,79 cm yang termasuk kategori spesies pelagis kecil.
Adapun dugaan spesies yang terdeteksi adalah tembang, teri, layang, dll.
3. Dari data di atas terdapat 55% dari keseluruhan data atau yang mendominasi data
tersebut, data ini menunjukkan sebaran TS -42 sampai -39 jika berdasarkan hasil
penelitian Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 – 29,52 cm yang
termasuk kategori spesies pelagis sedang Adapun dugaan spesies yang terdeteksi
adalah bisa jadi spesies-spesies pelagis kecil hingga besar dapat ditemukan.
Dari data di atas dapat di ketahui ikan jenis pelagis Menurut hasil penelitian
Hutahean (1999), maka ukuran dugaan yaitu 20,89 – 29,52 cm yang termasuk
kategori spesies pelagis sedang memiliki frekuensi yang terbesar di banding ikan
lainnya yaitu sebesar 48% sehingga dapat diketahui ikan tersebut mendominasi
pada wilayah disegmen 1 kedalaman 4 -20 meter.
Segmen Kedelapan
Segmen Kesembilan
5 .Data ke-12
6.data ke-14
Indra Jaya. 1984. Reduksi Reverberasi Dengan Narrow Beam Receiver pada
sonar untuk akurasi interperestasi target;karya ilmiah institut pertanian Bogor.
Bogor