Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akustik kelautan merupakan teori yang membahas tentang gelombang
suara dan perambatannya dalam suatu medium air laut. Akustik kelautan
merupakan suatu bidang kelautan yang mendeteksi target dikolom perairan
dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mdiannya.
Permasalahan yang ada dalam bidang akustik kelautan yaitu, kecepatan
gelomban suara, waktu (yaitu pada saat gelombang suara dipancarkan hingga
gelombang dipantulkan kembali. Hal inimendasari kita mempelajar akustik
kelautan adalah laut yang begitu luas dan dalam, sehingga dibutuhkan alat
dan metode untuk melakukan pendeskrisian kolom dan dasar laut. Dan
metode saat ini yang paling banyak digunakan yaitu metode akustik.
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target dilaut
dengan pempertimbangkan proses-proses pembatasan suara, karakteristik
suara, faktor lingkungan dan kondisi target. Kelebihan dari metod akustik ini
yaitu berkecepatan tinggi,estimasi stok ikan secara langsung,dan memproses
data secara real time, tepat dan akurat.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi dasar laut terus berkembang.
pemetaan menerapkan teknologi akustik dasar laut untuk tujuan ilmiah antara
lain, digunakan untuk mempelajari proses perambatan suara pada medium air
yang mampu memberikan informasi pada dasar, komunikasi dan penentuan
posisi diperairan. Penerapan teknologi akustik adalah penggunaan side scan
sonar dan multibeam echosounder untuk melakukan pengumpulan data posisi
dan situasi dalam survei akustik
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini agar dapat menambah
pengetahuan mengenai akustik kelautan. Dimana yang didapatkan dari
akustik kelautanyaitumengenal aplikasi yang digunakan dalam survei
kelautan, budidaya perairan,penelitian tigkat laku ikan, aplikasi dlam studi
penampilan dan selektivitas alat tangkap. Aplikasi yang digunakan dalam
survey kelautan untuk menduga spesies ikan , dengan akustik kita dapat
menduga spesies ikan yang ada didaerah tertentu dengan menggunakan
pantulan dari suara, dimana semua spesies memiliki target strength yang
berbeda-beda.
B. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat mengenal dan menjelaskan fungsi dari software
SIMRAD EP500 dan Echogram.
2. Mahasiswa mampu melakukan pendugaan ukuran, jenis, dan jumlah stok
ikan menggunakan software SIMRAD EP500 dan analyse.
3. Mahasiswa dapat melakukan pendugaan stok ikan dan menentukan nilai
masing-masing bahtymetri
BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

A. Pengertian Akustik Kelautan

Akustik kelautan merupakan ilmu yang mempelajari gelombang suara dan


perambatannya dalam suatu medium, dalam hal ini mediumnya adalah air laut.
Menurut Budiarto (2001), dalam akustik, proses pembentukan gelombang suara
dan sifat-sifat perambatannya serta proses-proses selanjutnya dibatasi oleh air.
Untuk memperoleh informasi tentang objek-objek bawah air digunakan suatu
sistem sonar yang terdiri dari dua sistem yaitu active sonar system yang
digunakan untuk mendeteksi dan meneliti target-target bawah air dan passive
sonar system yang hanya digunakan untuk menerima suara-suara yang
dihasilkan oleh objek-objek bawah air (Allo, 2008).

Akustik kelautan merupakan teori yang membahas tentang gelombang


suara dan perambatannya dalam suatu medium air laut. Akustik kelautan
merupakan satu bidang kelautan yang mendeteksi  target di kolom perairan dan
dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediannya. Permasalahan-
permasalahan yang dibahas dalam akustik kelautan ini yaitu, kecepatan
gelombang suara, waktu (pada saat gelombang dipancarkan hingga gelombang
dipantulkan kembali), dan kedalaman perairan. Hal-hal yang mendasari kita
mempelajari akustik kelautan adalah laut yang begitu luas dan dalam (dinamis),
manusia sudah pernah ke planet terjauh tetapi belum pernah ke laut terdalam,
sehingga dibutuhkannya alat dan metode untuk melakukan pendeskripsian
kolom dan dasar laut, dan saat ini metode yang paling baik adalah dengan
menggunakan akustik.

Akustik dibagi menjadi dua macam, yang pertama yaitu akustik pasif
merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara yang datang dari
berbagai objek pada kolom perairan, biasanya suara yang diterima pada
frekuensi tertentu ataupun frekuensi yang spesifik untuk berbagai analisis.  Pasif
akustik dapat digunakan untuk mendengarkan ledakan bawah air (seismic),
gempa bumi, letusan gunung berapi, suara yang dihasilkan oleh ikan dan hewan
lainnya, aktivitas kapal-kapal ataupun sebagai peralatan untuk mendeteksi
kondisi di bawah air (hidroakustik untuk mendeteksi ikan). Sedangkan akustik
aktif memiliki arti yaitu dapat mengukur jarak dari objek yang dideteksi dan
ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur waktu
tempuh dari pulsa tersebut sejak dipancarkan sampai diterima kembali oleh alat
serta dihitung berapa amplitudo yang kembali.  Akustik aktif memakai prinsip
dasar SONAR untuk pengukuran bawah air.

Gambar 1. Pembentukan Shadow Zone

Dalam perambatannya, akustik mengenal adanya transmission loss


akibat adanya absorpsi dari medium, adanya kehilangan akibat penyebaran
(spreading) di dalam medium air, impedansi akustik yang mempengaruhi nilai
backscattering strength, ukuran butir dan sifat-sifat sedimen terhadap sifat-sifat
akustik. (Noorjayantie, 2009). Selain itu, gangguan juga bisa terjadi dalam
menjalankan metode akustik yang disebut dengan noise, yaitu sinyal yang tidak
diinginkan yang dapat terjadi karena faktor fisik, biologi, dan artifisial (Allo, 2008).

Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut


dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara, karakteristik
suara, faktor lingkungan, dan kondisi target. Kelebihan dari metode akustik ini,
yaitu berkecepatan tinggi, estimasi stok ikan secara langsung, dan memproses
data secara real time, tepat, dan akurat.

Manfaat yang bisa didapatkan dari akustik laut meliputi aplikasi dalam
survei kelautan, budidaya perairan, penelitian tingkah laku ikan, aplikasi dalam
studi penampilan dan selektivitas alat  tangkap,  bioakustik, penelitian mengenai
sifat fisis-kimia-biologi laut. Aplikasi dalam survei kelautan untuk menduga
spesies ikan, dengan akustik kita dapat menduga spesies ikan yang ada di
daerah tertentu dengan menggunakan pantulan dari suara, semua spesies
mempunyi target strengh yang berbeda-beda.

B. Pemetaan bawah laut

Pemetaan laut merupakan keperluan dalam rangka penyediaan informasi


spasial untuk kegiatan, perencanaan, dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan informasi di bidang kelautan. Seiring perkembangan zaman,
pemetaan dapat dilakukan dengan berbagai teknologi dan metode. Penerapan
teknologi akustik dasar laut terus berkembang untuk tujuan ilmiah antara lain,
digunakan untuk mempelajari proses perambatan suara pada medium air yang
mampu memberikan informasi dasar perairan, komunikasi, dan penentuan posisi
di perairan. Penerapan teknologi akustik adalah penggunaan side scan sonar
dan multibeam echosounder untuk melakukan pengumpulan data posisi dan
situasi dalam survei hidrografi.

Salah satu kegiatan survei hidrografi yang memanfaatkan teknologi


akustik dilaksanakan oleh BPPTTeknologi Survei Laut di daerah Balongan
Indramayu. Daerah ini merupakan salah satu daerah pembangunan
infrainfrastruktur dasar laut antara lain, pipa minyak milik Pertamina. Survei
hidrografi tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi dasar laut
menggunakan side scan sonar dan multibeam echosounder terhadap posisi pipa
dan objek dasar laut.

Survei atau pemetaan menggunakan multibeam echosounder dan side


scan sonar ini termasuk ke dalam jenis pemetaan tematik yang menghasilkan
peta yang menjelaskan keadaan lingkungan berdasarkan hasil survei
tersebut.Survei hidrografi menggunakan data side scan sonar dan multibeam
menghasilkan peta kondisi dasar laut untuk melakukan interpretasi terhadap
kondisi dasar laut, sehingga dari data tersebut dapat digunakan untuk keperluan-
keperluan yang berkaitan dengan perencanaan dan pembangunan infrastruktur
dasar laut pada daerah survei Balongan Indramayu.

Hasil akhir kegiatan ini berupa pembuatan peta kondisi dasar laut
berdasarkan data mosaic side scan sonar dan data kedalaman dari multibeam
echosounder. Dari tahap pengolahan data side scan sonar menggunakan
perangkat lunak Triton Isis menghasilkan daerah dasar laut balongan didominasi
oleh sedimen dan menghasilkan data kedalaman. Peta kondisi dasar laut
memberikan informasi mengenai keadaan dasar laut baik berupa kedalaman,
jenis sedimen, dan objek-objek dasar laut, sehingga dari data tersebut dapat
digunakan untuk keperluan-keperluan yang berkaitan dengan perencanaan dan
pembangunan infrastruktur dasar laut.

C. Pemetaan sebaran ikan pelagis

Ikan pelagis melakukan perpindahan migrasi untuk berbagai kebutuhan


hidupnya dimana јugа termasuk ikan pelagis уаng ѕеlаlu melakukan migrasi, baik
migrasi untuk mencari makan (feeding migration) maupun migrasi untuk tujuan
memijah (spawning ground).

Ikan Pelagis adalah ikan yang hidupnya di permukaan air hingga kolom
air antara 0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup membentuk
gerombolan (schooling) dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi
(ruaya), mencari makan, bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan ukurannya
ikan pelagis dibedakan menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

ikan pelagis besar umumnya melakukan migrasi ѕераnјаng tahun dеngаn


jarak jauh. Sehingga Daerah penangkapan nya sangat luas dan banyak. Secara
biologis kelompok cakalang, tuna, dan tongkol termasuk kedalam kategori ikan
уаng mempunyai tingkah laku melakukan migrasi dеngаn jarak jauh (highly
migratory species) melampaui batas-batas yuridiksi ѕuаtu negara. Keadaan
tеrѕеbut аkаn menyebabkan penambahan dan pengurangan stok dі ѕuаtu
perairan уаng berperan penting dalam sediaan lokal pada saat terjadi musim
penangkapan (Nelwan A., 2004).

Ikan Pelagis besar menyebar dі perairan уаng relatif dalam, bersalinitas


tinggi, kесuаlі ikan tongkol уаng sifatnya lebih kosmopolitan dараt hidup dі
perairan уаng relatif dangkal dan bersalinitas lebih rendah.

Ikan pelagis kecil hidup pada daerah pantai уаng relatif kondisi
lingkungannya tіdаk stabil menjadikan kepadatan ikan јugа berfluktuasi dan
сеndеrung muda mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena
daerah pantai mudah dijangkau оlеh aktivitas manusia. Jenis ikan pelagis kecil
уаng dimaksudkan аdаlаh ikan layang, kembung, tembang, teri, dan lain-lain.
Sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya
perikanan уаng paling melimpah dі perairan Indonesia dan mempunyai potensi
sebesar 3,2 juta (Widodo et al, 1998 dalam Nelwan A., 2004).

Sumberdaya іnі merupakan sumberdaya neritik, karena tеrutаmа


penyebarannya аdаlаh dі perairan dekat pantai, dі daerah-daerah dimana terjadi
proses penaikan air (upwelling) dan sumberdaya іnі dараt membentuk biomassa
уаng ѕаngаt besar Penyebaran ikan pelagis kecil dі Indonesia merata dі seluruh
perairan, nаmun ada bеbеrара уаng dijadikan sentra daerah penyebaran seperti
(Csirke, 1988 dalam Nelwan A., 2004).

 Lemuru (Sardinella Longiceps) banyak tertangkap dі antaranya Selat Bali,


Layang (Decapterus spp) dі Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa,
 Kembung Lelaki (Rastrelinger kanagurta) dі Selat Malaka dan
Kalimantan,
 Kembung Perempuan (Rastrelinger neglectus) dі Sumatera Barat,
Tapanuli dan Kalimantan Barat

D. Alat akustik
1. Echosounder

Echosounder adalah alat yang dapat membantu untuk mencari ikan


dengan lebih baik, echosounder tidak menangkap ikan namun dapat membantu
untuk menangkap lebih banyak ikan dengan trawl, gill-net, purse-net, atau jenis
jaring yang lain. Echosounder bahkan dapat membantu untuk menangkap lebih
banyak ikan dengan hook and line (Burczynski, and Ben-Yami, 1985).

Multibeam echosounder pada mulanya terdiri dari perpanjangan single-


beam echosounder. Bukan transmisi dan menerima sinar vertikal tunggal,
multibeam sounder mengirimkan dan menerima seberkas beam dengan lebar
individu kecil (1-3º), di sumbu kapal. Yang terpenting, tentu saja, adalah
kemungkinan mengalikan jumlah pengukuran simultan kedalaman (biasanya
100-200), menyapu koridor di sekitar jalan kapal (lebar total 150 mencakup
hingga 7.5 kali kedalaman air). Kebanyakan Multibeam Sounder menggunakan
besar lebar sudut mereka untuk merekam gambar akustik menggunakan prinsip
yang sama sebagai side scan sonar. Tetapi kinerja yang pengumpulan simultan
seismik dan sedimen profiler yang data dapat membantu dalam menyediakan
penyelidikan yang sangat lengkap dan menyeluruh mengenai struktur sedimen
(Lurton (2002).

Pada awalnya, echosounder lebih banyak digunakan untuk mengetahui


kedalaman perairan. Namun karena karakteristik dan prinsip dasarnya yang
mampu menentukan letak suatu benda di bawah air, maka echosounder juga
digunakan di bidang perikananuntuk menentkan lokasi ikan. Cara kerja
echosounder ini mirip dengan kelelawar, dimana echosounder memancarkan
gelombang suara dengan frekuensi tertentu dan menangkap gelombang
pantulan (echo) dari benda/medium.

Echosounder bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan


bunyi dalam medium air. Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk
menghasilkan gelombang akustik yang akan di masukan ke dalam air laut. Sonar
bathymetric memerlukan proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali
pulsa akustik yang dapat dikontrol (MacLennan dan Simmonds, 1992).

Untuk pengukuran kedalaman, digunakan echosounder atau perum gema


yang pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1920. Alat ini dapat
dipakai untuk menghasilkan profil kedalaman yang kontinyu sepanjang jalur
perum dengan ketelitian yang cukup baik. Ada dua cara yang dapat ditempuh
untuk mengukur kedalaman laut yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah
hitam (dradloading) dan teknik Gema duga atau EchoSounder atau Echoloading
(Waldopo, 2008).

Menurut (Feri, 2012) Echosounder terdiri dari bagian-bagian yaitu:

a. Transmiter

Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatu


perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan
pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat
oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer.
Transmitter juga berfungsi untuk mentransmisikan sinyal dari alat ke transducer,
yang kemudian akan dipancarkan. Di dalam transmitter inilah energi listrik
diperkuat beberapa kali sebelum disalurkan ke transducer. Jadi selain berperan
sebagai penghubung, transmitter juga berperan sebagai penguat pulsa listrik.
(FAO, 1983).

b. Transducer

Transduser adalah bagian dari alat perum gema yang mengubah energi
listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya.
Gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rampat
yang relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan
dipantulkan kembali ketransduser. Perum gema menghitung selang waktu sejak
gelombang dipancarkan dan diterima kembali. Dengan kata lain, transducer
berperan sebagai penghasil sekaligus pemancar gelombang suara ke dalam
medium (air laut). Gelombang tersebut diperoleh dengan mengubah energi listrik
yang diperoleh dari transmitter. Pada kapal, transducer ini dipasang di bagian
lambung kapal secara tegak lurus dari permukaan air dan menghadap ke arah
dasar (Poerbandono, 2005).

c. Receiver

Receiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang lemah dari transducer
saat gema (echo) terjadi sebelum dialirkan ke recorder. Penguatan ini dilakukan
pada receiver dan jumlah penguatan dapat dibedakan oleh sensivitas (kepekaan)
atau volume control. Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display
atau recorder sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan
oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali
sebelum disalurkan ke recorder. Receiver digunakan untuk menangkap sinyal
atau gelombang yang telah dipantulkan oleh obyek (echo). Selain menangkap
gelombang, receiver juga memperkuat sinyal sebelum diteruskan ke recorder
untuk diproses. Receiver juga berfungsi memilih dan mengolah sinyal yang
datang (Imron, 1997).

d. Recorder/Display Unit

Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam kertas


serta menampilkan pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar
osilasi (untuk layar warna) ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk
echo sounder tanpa rekaman), Recorder berfungsi untuk merekam atau
menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai pengatur kerja transmitter
dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau
recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan
pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk
menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983). selain itu juga dapat berfungsi sebagai
pemberi sinyal untuk menguatkan pulsa transmisi dan penahanan awal
penerimaan echo pada saat yang sama (Imron, 1997).

Gambar 2 prinsip kerja echosounder

E. SIMRAD EP 500

SIMRAD telah mengembangkan beberapa

echosounderuntuklingkunganriset perikanan sejak tahun 1950 dan EK 500

merupakan generasi kelima dalam produksinya. Pengalamanpengalaman

dari para pemakai sistern akustik dan teknologi terbaru dikombinasikan

dalam EK 500yang menjadikan EK500 banyakdiminatiolehbanyakorang.

Transduser Transcerver digitizer Pemrosesan sinyal

Gambar 3 Chanel Transceiver


F. Jenis ikan pelagic dan kategorinya

Ikan Pelagis adalah ikan yang hidupnya di permukaan air hingga kolom
air antara 0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup membentuk
gerombolan (schooling) dalam melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi
(ruaya), mencari makan, bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan ukurannya
ikan pelagis dibedakan menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

Menurut (Catur, 2000) ikan pelagic digolongkan menjadi dua kategori


yaitu :

a. ikan pelagis besar, contohnya :

Tuna Mata Besar (Thunnus Obesus),Tuna Sirip Panjang (Thunnus


Alalunga),Tuna Sirip Hitam (Thunnus Atlanticus),Tuna Sirip Biru,Tuna Sirip
Kuning,Ikan Pedang (Xiphias Gladius),Layaran (Isthioporus Orientalis),Marlin
(Makaira sp),Cakalang (Katsuwonus Pelamis),Tenggiri (Scomberomorus
Commersoni),Cucut,dll

b. ikan pelagis kecil Contohnya:

Selar (Selaroides Leptolepis),Teri (Stolephorus Commersoni),Lemuru


(Sardinela Longiceps),Kembung (Restrelinger spp),Layang (Decafterus
Ruselli,Japuh (Dussumeiria spp),Sunglir (Elagastis Bipinnulatus),Tongkol (Auxis
Thazard),Tembang (Sardinella Fimbriata),Layur (Trichiurus Lepterus),dll
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat


Praktikum pertama yaitu pengenalan software simrad ep500
dilaksanakan pada hari Rabu, 26 September 2018 pukul 16.00-17.00 WITA
diruangan Unit Komputer, fakultas ilmu kelautan dan perikanan, Universitas
Hasanuddin.
Praktikum kedua yaitu pendugaan ukuran, jenis, dan jumlah stok ikan
dilaksanakan pada hari Rabu,3 Oktober 2018 pukul 16.00-17.00 WITA
diruangan Unit Komputer, fakultas ilmu kelautan dan perikanan, Universitas
Hasanuddin.
Praktikum ketiga dilaksanakan pada hari Rabu,10 Oktober 2018
pukul 16.00-17.00 WITA diruangan Unit Komputer, fakultas ilmu kelautan
dan perikanan, Universitas Hasanuddin.
B. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat
yang digunakan yaitu komputer. Adapun bahan yang digunakan yaitu kertas,
alat tulis.
C. Metode praktikum
1. Pengenalan alat
a. Langkah- langkah penginstalan VM virtualbox yaitu:
1. Pertama-tama pilih icon pada desktop, klik duakali pada kursor atau
klik kanan pada mause kmudian ok

Gambar 4
2. Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah, kemudian Untuk
memulai instalan klik New
Gambar 5
3. Setelah itu akan muncul tampilan pilihan seperti pada tampilan
dibawah kemudian untuk melanjutkan klik next

Gambar 6
4. Kemudian akan muncul beberapa pilihan seperti ditampilan berikut.
Padakolom nama isi sesuai nama yang diinginkan. Misalnya nama
data klpok 2
Gambar 7
5. pada pilihan operating system ubah linux menjadi microsof windows

Gambar 8
6. Selanjutnya pada version pilih tampilan windows 98, klik next

Gambar 9
7. Akan muncul tampilan dibawah, selanjutnya klik next
Gmbar 10
8. Maka akan muncul tampilan hard disk virtual. Pada pilihaan start disk
pilih use existing hars disk, seperti pada gambar (a) kudian klik boks
kuning disamping kanan pilihan kosong
(a) (b)

Gambar 11

9. Setelah diklik, buka data virtual hard disk file pada komputer, seperti
tampilan (a), lalu buka dan pilih data windows 98 seperti pada bagian
(b) kemudian klik open kemudian klik text pada tampilan
(a) (b)

Gambar 12

10. Kemudian akan muncul risalah. Bila nama data sudah benar maka klik
create.

Gambar 13

11. Bila tampil seperti dibawah maka data siap untuk dimulai

Gambar 14
b. Adapun langkah-langkah untuk mengaktifkan aplikasi, yaitu :
1. Mengaktifkan komputer
2. Membuka aplikasi VM Virtualbox dengan cara mengklik dua kali ikon
yang ada ditampilan windows

Gambar 15

3. Jika aplikasi telah terbuka maka akan muncul gambar seperti dibawah ini

Gambar 16

4. Pada saat mengklik new maka akan muncul Name and Operating system
1
3

Gambar 17

Pada tampilan Create Virtual Machine ada tiga bagian yang muncul yaitu
Name, Type, dan Version. Pada tampilan Name diisi sesuai nama
kelompok atau nama individu, kemudian pada Type tetap menggunakan
Microsoft Windows, dan yang terakhir versi yang digunakan adalah
windows 98.

5. Setelah semua tiga bagian terisi klik next dan akan muncul Memory size

Gambar 18

Pada tampilan Memory size, maksudnya seberapa besar memori yang


akan digunakan pada aplikasi ini

6. Klik next pada tampilan Memory size dan akan muncul Tampilan Hard
Drive
Gambar 19

Pada tampilan Hard Drive ada 3 rekomendasi yang muncul,


rekomendasi yang digunakan adalah rekomendasi yang ke 3 yaitu Use
an existing virtual hard drive file.

7. Untuk membuat file pada microsoft 98 klik kotak file dan create maka
akan muncul tampilan choose a virtual hard drive file

Gambar 20

Pada tampilan Chooise a virtual hard drive file akan muncul Windows 98
yang berfungsi untuk membuat file pada aplikasi VM VirtualBox.

8. Isi file nama sesuai nama kelompok atau individu kemudian klik open dan
akan muncul gambar seperti ini
Gambar 21

Username digunakan untuk membuat nama file, sedangkan password


berfungsi untuk melindungi file.

9. Klik ok untuk melihat perintah selanjutnya dan akan muncul gambar


seperti ini

Gambar 22

Pada tampilan Oracle VirtualBox terdapat empat bagian yaitu Machine,


View, Devices, Help kemudian klik My computer dan akan muncul
gambar seperti ini
Gambar 23

10. Klik EP pada tampilan EP500 dan akan diperlihatkan gambar seperti
gambar berikut ini

Gambar 24

2. Pendugaan ukuran, jenis, dan jumlah stok ikan


1. Nilai target strength pada segmen ke-1
Gambar 25

2. Nilai target strength pada segmen ke-2

Gambar 26

3. Nilai target strength pada segmen ke-3

Gambar 27

4. Nilai target strength pada segmen ke-4


Gambar 28

5. Nilai target strength pada segmen ke-5

Gambar 29

6. Nilai target strength pada segmen ke-6

Gambar 30

7. Nilai target strength pada segmen ke-7


Gambar 31

8. Nilai target strength pada segmen ke-8

Gambar 32

9. Nilai target strength pada segmen ke-9

Gambar 33
3. Penentuan nilai kedalaman menggunakan analyse/ surface layers
1. pertamamembuat 1 segmensecara horizontal,
untukvertikalnyaketikentersampaimuncul tampilan jendelaseperti di
bawahini. Tampilan jendela dibawah inimenunjukkan biota yang berada di
daerahpermukaanperairan 50%denganintensitassuara -60 sampai -57 dB
dan -54 sampai -51 dB.Setelahitusimpan file denganmenekan F10
sesuainama yang diingikan

Gambar 34

2. Kembalike menu awal folder EP500, carinama file yang


telahdisimpansebelumnya. Lalubuka file makaakanmunculjendelaseperti
dibawah ini
Gambar 35

3. Setelah itu,buka tampilan data dan kemudian melakukan perhitugan


dengan pendugaan dengan melihat nilai kedalaman atau pada tamppilan
disebut depth. pada tampilaan dibawah demulai dari 0 dan dapat dilihat
nilai kedalaamannya adalah 59,20

Gambar 36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. SIMRAD EP500

6 7 &8
1 2 3 4 5

29

28

27

26

25 10

19-24

18

12-17 11
9

1. Seluruh menu pokok 16. Isi deretan untuk identifikasi


trasek

2. Informasi Window EP 500 17. Isi deretan untuk identifikasi


daerah survey

3. Selang nomor ping 18. Informasi tanggal


perekam

4. Fungsi TVG ( 20 log atau 40 19. Penelitian telegram di seluruh


log) file

5. Seluruh nama file 20. Ukuran file seluruh DT file

6. Baris tombol pertolongan 21. Nomor yang terdapat di file

7. Skala warna dari cahaya 22. TS Threshold minimun untuk


abu - abu sampai coklat deteksi gema

8. Volume sekala warna dB (- 23. Informasi waktu dari


34 dB sampai - 70 dB ) pengambilan telegram

9. Referensi perekam dasar 24. Informasi tanggal dari


laut pengambilan telegram

10. Tingkatan Ay yang 25. Selang perekam dasar laut


mendekati indikatorbans

11. Nama produk 26. Selang akhir perekam utama

12. Penyesuaian Threshold 27. Perekam utama


(Sv dan TS } untuk
sensitivitas minimum
warna didalam perekam

13. Batasan minimum untuk 28. Garis awal perekam dasar laut
selang TS di histogram.

14. Batasan terendah masukan 29. Selang akhir perekam utama


untuk integrasi

15. Nama tranduser yang aktif    

2. Hasil Pengolahan data dari


Data ke-7
1. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada
segmen pertama
2. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada
segmen ke-2

3. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada


segmen ke-3
4. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada
segmen ke-4

5. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada


segmen ke-5

6. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada


segmen ke-6

7. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada


segmen ke-7
8. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada
segmen ke-8

9. Sebaran frekuensi sebaran target strangth ikan pada


segmen ke-9
DATA KE- 7
HASLINA L011171011
Data ke- 8

1. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m -20 m

2. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m - 40 m

3. Persebaran target strength ikan pada kedalaman 4 m -20 m


4. Persebaran target strength ikan pada segmen ke 4

5. Sebaran frekuensi sebaran TS ikan pada segmen ke-5

6. Persebaran target strength ikan pada segmen ke-6

7. Persebaran target strength ikan pada segmen ke-7


DATA KE-8
ROSITA L011171032

Data ke- 9

1. Segmen 1
2. Segmen 2

3. Segmen 3

4. Segmen 4
5. Segmen 5

6. Segmen 6

7. Segmen 7
8. Segmen 8

9. Segmen 9
DATA KE- 9
DWI PRADISTI IRWAN L011171002
Data ke-10
DATA KE-10
MUHAMMAD HARTONO.EKO L011171524
Data ke-11
DATA KE-11
MUHAMMAD INDRA GUNAWAN
L0111715
Data ke-12

1. Segment Ke-1

2. Segmen ke-2

3. Segmen ke-3
4. Segmen ke-4

5. Segmen ke-5

6. Segmen ke-6
7. Segmen ke-7

8. Segmen ke-8

9. Segmen ke-9
10.
Hasil Pengolahan Data Gambar Surfer
a. Data ke-7
b. Data ke-8
c. Data ke-9

d. Data ke-10

e. Data ke-11
f. Data ke-12
DAFTAR PUSTAKA

Dicky Prima Dimantikha.2014.PEMETAAN DASAR LAUT MENGGUNAKAN


DATA HASIL PENGUKURAN SIDE SCAN SONAR DAN MULTIBEAM
ECHOSOUNDER. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Feri, Henry Wijayono, Heru Trijsyanto, dan Varina Larasati.2012.ALAT


PENGUKURAN KEDALAMAN LAUT (ECHOSOUNDER).Makalah Alat Bantu
Dan Alat Ukur; Jurusan Teknik Industri;Fakultas Teknologi Industri;Universitas
Gunadarma;KALIMALANG

Foote,k.6. 1998. EFFECT OF FISH BEHAVIOR ON ECHO ENERGI THR NEED


FOR MEASUEMENT ORIENTATION DISTRIBUSI.j.cons.int explor

Kurniantoro Catur.2000.STUDI TENTANG PENELUSURAN JEJAK IKAN


DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PEMROSESAN SINYAL EP 500. Program
Studi Ilmu Kelautan; Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan; Institut Pertanian
Bogor. BOGOR

Susandi.1997. PENDUGAAN NILAI INSTITU TARGET STRENGTH IKAN


PLAGIC DAN PENYEBARAN DALAM SPASIAL DIPERAIRAN ANYER DENGAN
SISTEM AKUSTIK; Bim ganada

Anda mungkin juga menyukai