Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta beserta
isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk tanggung
jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga
sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran dalam upaya
evaluasi diri.
Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan
makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan hikmah serta
dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Definisi Hirschsprung.......................................................................................................2
2.2 Macam-macam Penyakit Hirschprung.............................................................................2
2.3 Tanda & Gejala Penyakit Hirschprung.............................................................................2
2.4 Faktor Resiko Hirschprung...............................................................................................3
2.5 Patofisiologi & Pathway Hirschprung..............................................................................4
2.6 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan................................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
5. Bagaimana Pengobatan dan penatalaksanaan anak dengan hisprung?
1.3 Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara ilmiah
kedalam
proses asuhan keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan
masalah pada gangguan Hirschprung.
5
BAB II
PEMBAHASAN
PJK adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung (American Heart Association, 2013).
PJK juga disebut penyakit arteri koroner (CAD), penyakit jantung iskemik (IHD),
atau penyakit jantung aterosklerotik, adalah hasil akhir dari akumulasi plak ateromatosa
dalam dinding-dinding arteri yang memasok darah ke miokardium (otot jantung) (Manitoba
Centre for Health Policy, 2013).
PJK terjadi ketika zat yang disebut plak menumpuk di arteri yang memasok darah ke
jantung (disebut arteri koroner), penumpukan plak dapat menyebabkan angina, kondisi ini
menyebabkan nyeri dada dan tidak nyaman karena otot jantung tidak mendapatkan darah
yang cukup, seiring waktu, PJK dapat melemahkan otot jantung, hal ini dapat menyebabkan
gagal jantung dan aritmia (Centers for Disease Control and Prevention, 2009).
PJK adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang
disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung pun
memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh, jantung
akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara pasokan dan pengeluaran. Jika
pembuluh darah koroner tersumbat atau menyempit, maka pasokan darah ke jantung akan
berkurang, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan
dan oksigen, makin besar persentase penyempitan pembuluh koroner makin berkurang aliran
darah ke jantung, akibatnya timbullah nyeri dada (UPT-Balai Informasi Teknologi lipi
pangan& Kesehatan, 2009).
2.2 Tanda dan gejala
1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan tercekik. Nyeri
terasa di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke
punggung. Nyeri dada merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh
penderita PJK.
2. Sesak nafas
3. Takikardi
4. Jantung berdebar-debar
5. Cemas
6. Gelisah
7. Pusing kepala yang berkepanjangan
8. Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas
9. Keringat dingin
10. Lemah
11. Pingsan
6
12. Bertambah berat dengan aktivitas Tapi kebanyakan orang yang menderita PJK tidak
mengalami beberapa gejala di atas, tiba-tiba saja jantung bermasalah dan dalam
kondisi yang kronis (UPT-Balai Informasi Teknologi lipi, 2009).
7
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yangterkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan
kecenderunganterbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung
koroner.
8.Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta
polamakan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.
9.Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
tegang,dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.
2.4 PATOFISIOLOG& PATHWAY
8
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner ( Kateterisasi ) yang
mempunyai ketepatan paling tinggi ( 99-100%) untuk memastikan apakah pasien memiliki
penyakit jantung.
2. Echocardiogram
Echocardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung.
Selama echocardiogram dokter dapat menentukan apakah semua bagian dari dinding jantung
berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung. Bagian yang bergerak lemah mungkin
telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen. Ini mungkin
menandakan penyakit arteri koroner atau berbagai kondisi lain.
3. Tes Stres
Jika tanda dan gejala paling sering terjadi selama olahraga, dokter mungkin meminta pasien
untuk berjalan diatas treadmill atau naik speda statis selama EKG. Hal ini dikenal sebagai
olahraga tes stress. Dlama kasus lain, obat untuk merangsang jantung dapat digunakan
sebagai pengganti olahraga. Beberapa tes stress dilakukan dengan menggunakan
ekokardiogram. Ini dikenal sebagai stress echos.
Sebagai contoh, dokter mungkin melakukan USG sebelum dan setelah olahraga di atas
treadmill atau sepeda. Atau dokter dapat menggunakan obat untuk merangsang jantung
selama ekokardiogram. Tes stress lain dikenal sebagai tes stress nuklir membantu mengukur
aliran darah ke otot jantung saat istirahat dan selama stress. Hal ini mirip dengan tes tekanan
olahraga rutin, tetapi dengan gambar rdi samping EKG. Jejak jumlah bahan radio-aktif-
seperti talium atau suatu senyawa yang dikenal sebagai sestamibi (Cardiolite)- yang
diseuntikkan ke dalam aliran darah. Kamera khusus dapat mendeteksi daerah-daerah dalam
jantung yang menerima kurang aliran darah.
4. Koroner kateterisasi
Untuk melihat aliran darah melalui jantung , dokter mungkin menyuntikkan cairan khusus ke
dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini dikenal sebagai angiogram. Cairan disuntikkan ke
dalam arteri jantung melalui pipa panjang, tipis, fleksibel (kateter) yang dilewati melalui
arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung.
Pewarna menandai bintik-bintik penyempitan dan penyumbatan pada gambar sinar-X. Jika
memiliki penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat didorong melalui kateter
dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam jantung. Sebuah pipa kemudian dapat
digunakan untuk menjaga arteri melebar terbuka.
5. Teknologi CT-scan
Computerized tomography (CT) seperti berkas electron computerized tomoghrapy (EBCT)
atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter memvisualisasikan arteri. EBCT, juga
disebut sebagai ultrafast CT scan, dapat mendeteksi kalsium dalam lemak yang sempit arteri
koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, penyakit arteri koroner mungkin terjadi. CT
angiogram koroner, dimana terdapat pewarna kontras yang disuntikkan secara intravena
selama CT scan, juga dapat menghasilkan gambar dari arteri jantung.
6. Magnetic Resonance Angiogram (MRA)
9
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering digabungkan dengan menyuntikkan zat
warna kontras, untuk memeriksa area penyempitan atau penyumbatan-meskipun rincian
mungkin tidak sejelas yang disediakan oleh keteterisasi koroner.
2.7 Penatalaksanaan
1. Medikasi
a. Untuk pasien angina petoris
Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium
dan supply oksigen
Nitrogiserin
Nitrogiserin adalah bahan vasoaktif yang bisa melebarkan vena maupun arteri
sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer dengan menurunkan konsimsi
oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan nyeriangina. Cara
pemberiannya dengan meletakkan di bawah lidah/sublingual.
Penyekat beta adrenergic
Seperti propranolol hidroklorit yang berfungsi menurunkan konsumsi oksigen
dengan menghambat impuls simpatis ke jantung. Dapat diberikan jika pasien
masih mengeluh nyeri dada walau sudah diberi nitrogliserin.
Antagonis ion kalsium
Seperti nifedipin yang berfungsi meningkatkan supply oksigen ke jantung
dengan melebarkan dinding otot polos arterial coroner.
Analgesik
Seperti asetaminofen untuk menghilangkan sakit kepala yang di sebabkan oleh
dilatasi pembuluh darah serebral sebagai respon terhadap nitrogliserin.
b. Untuk pasien infark miokard
Tujuan : memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi
Nitrogliserin IV
Sebagai vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung. Nitrogliserin
mnyebabkan dilatasi arteri dan vena yang mengakibatkan pengumpulan darah
di perifer yang bisa menurunkan jumlah darah yang kembali ke jantung dan
mengurangi beban kerja jantung.
Antikoogulan
10
Seperti heparin yang bisa membantu mempertahankan integritas jantung.
Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah sehingga menurunkan
kemungkinan pembentukan thrombus dan selanjutnya menurunkan aliran
darah.
Trombolitik
Seperti streptokinase untuk melarutkan setiap thrombus yang telah terbentuk
di arteri coroner, memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark.
Analgesik
Seperti morfin sulfat.
2. Prosedur bedah
a. Angioplasti koroner transluminal perkutan
b. Pembedahan by pass arteri koronaria
3. Rehabilitas jantung
a. Exercise training
b. Education, counseling, training
4. Perubahan gaya hidup
a. Diet sehat (hindari makanan kolesterol tinggi, garam)
b. Tidak merokok
c. Exercise
d. Mengurangi berat badan jika obesitas
e. Tidak merokok
f. Exercise
g. Mengurangi berat badan jika obesitas
h. Mengurangi stress
11
Bab 3 Penutup
12