Disusun oleh:
Agustian (A1C317049)
Dosen Pengampu
UNIVERSITAS JAMBI
1|PHBF
2019
KATA PENGANTAR
Penulis,
2|PHBF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….......17
3|PHBF
3.2 Saran ………………………………………………………………........18
Daftar pustaka……………………………………………………………. . 19
4|PHBF
BAB I
PENDAHULUAN
1|PHBF
life skill ) dan instrument tes sikap, minat dan sebagainya.
Instrument non-tes jarang dilakukan mengingat waktu yang
dilakukan banyak dan persiapan yang lebih dari evaluasi
menggunakan tes. Namun kepentingan yang ada membuka
teknik evaluasi ini juga penting.
1.3 Tujuan
2|PHBF
8. Agar pembaca dapat mengetahui penyusun non-tes
instrument hasil belajar psikomotorik berdasarkan kisi-kisi
non-tes
BAB II
PEMBAHASAN
3|PHBF
validitas hasil penilaian yang ujungnya adalah adalah informasi objektif dan valid
atas kualitas pendidikan. Sebaliknya kesalahan dalam memilih dan menerapkan
metode penilaian juga berimbas pada informasi yang tidak valid mengenai hasil
belajar dan pendidikan.
4|PHBF
Menurut Bastable (2002:270) mengatakan bahwa pembelajaran
psikomotorik mudah terganggu jika pengajar mengajukan pertanyaan mengenai
pengetahuan (kognitif) sewaktu peserta didik sedang memusatkan pikiran pada
suatu keterampilan (respons psikomotorik). Dalam pengembangan keterampilan
psikomotorik, kemampuan melakukan keterampilan tidak sama dengan
mempelajari keterampilan. Perbuatan adalah tindakan yang bersifat sementara,
sedangkan pembelajaran lebih merupakan perilaku permanen, yaitu hasil dari
latihan serta pengalaman yang diulang-ulang.
5|PHBF
sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau
sekumpulan tugas tertentu.
Menurut Astuti (2012: 39) mengatakan bahwa penilaian yang dinilai pada
ranah psikomotorik berdasarkan pengamatan terhadap performance atau unjuk
kerja.
6|PHBF
pelajaran
1. Agama dan akhlak Pendidikan agama Pengetahuan, praktik,
mulia dan sikap
2. Kewarganegaraan Pendidikan Pengetahuan dan
dan kepribadian kewarganegaraan sikap
3. Ilmu pengetahuan Matematika, fisika, kimia, Pengetahuan, sikap
dan teknologi biologi, ekonomi, sejarah, dan praktik
geografi, sosiologi,
antropologi, bahasa
indonesia, bahasa inggris,
bahasa asing lain,
teknologi dan komunikasi.
4. Estetika Seni budaya Praktik dan sikap
5. Jasmani, olahraga Pendidikan jasmani, Pengetahuan, praktik
dan kesehatan olahraga dan kesehatan dan sikap
a. Kontinuitasa
b. Keseluruhan
7|PHBF
c. Objektifitas
d. Kooperatif
Menurut Ekundayo (209) say that personal experience has also shown
that most secondary school leavers lack requisite technical skills to be able to
function effectively in the society. It appears that the schools seem not to consider
the importance of sports to the development of individuals and to nation-building.
Sporting activity (which is a very good index of psychomotor domain) is not just a
routine or an annual fund-raising activity for schools but a very good avenue for
talent hunt.
Artinya: pengalaman pribadi juga menunjukkan bahwa sebagian besar
lulusan sekolah menengah kekurangan persyaratan keterampilan teknis untuk
dapat berfungsi secara efektif di masyarakat. Tampaknya sekolah tampaknya tidak
mempertimbangkan pentingnya olahraga untuk pengembangan individu dan
pembangunan bangsa. Aktivitas olahraga (yang merupakan indeks domain
psikomotor yang sangat baik) tidak hanya kegiatan rutin atau penggalangan dana
tahunan untuk sekolah tetapi jalan yang sangat bagus untuk bakat berburu.
2.1.5 Pengertian dan Fungsi Non-tes
8|PHBF
Kegiatan mengukur atau melakukan pengukuran adalah merupakan
kegiatan yang paling umum dilakukan dan merupakan tindakan yang mengawali
kegiatan evaluasi dalam penelitian hasil belajar. Kegiatan mengukur itu pada
umumnya tertuang dalam bentuk tes dengan berbagai variasinya. Dalam praktik,
teknis tes inilah yang lebih sering dipergunakan dalam rangka mengevaluasi hasil
belajar peserta didik. Pernyataan diatas tidaklah harus diartikan bahwa teknik tes
adalah satu-satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih
ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan,yaitu teknik non-tes. Dengan teknik
non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan
tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan
secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan
angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen
(documentary analysis). Teknik non-tes ini pada umumnya memegang peranan
yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi
ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psycomotoric
domain). Teknik non-tes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh
gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini
teknik non-tes kurang digunakan dibandingkan dibandingkan teknik tes ( Rukajat,
2018 : 38-39).
9|PHBF
1. Pendidik harus membuat rencan penilaian secara terpadu dengan silabus dan
rencana pembelajarannya. Perencanaan penilaian setidak-tidaknya meliputi
komponen yang akan dinilai, teknik yang akan digunakan serta kriteria
pencapaian kompetensi.
2. Pendidik harus mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar (KD)
sebagai dasar untuk penilaian.
3. Pendidik menentukan teknik penilaian dan instrumen penilaiannya sesuai
dengan indikator pencapaian KD.
4. Pendidik harus menginformasikan seawal mungkin kepada peserta didik
tentang aspek-aspek yang dinilai dan kriteria pencapaiaannya.
5. Pendidik menuangkan seluruh komponen penilaian ke dalam kisi-kisi
penilaian.
6. Pendidik membuat instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dan
dilengkapi dengan pedoman penskoran sesuai dengan teknik penilaian yang
digunakan.
7. Pendidik menggunakan acuan kriteria dalam menentukan nilai peserta didik.
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menyebutkan dalam
pedoman umum, bahwa standar pelaksanaan penilaian yang dilakukan pendidik
meliputi:
1. Pendidik melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang
telah disusun di awal kegiatan pembelajaran.
2. Pendidik menganalisis kualitas instrumen dengan mengacu pada persyaratan
instrumen serta menggunakan acuan kriteria.
3. Pendidik menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian yang bebas dari
kemungkinan terjadinya tindak kecurangan.
4. Pendidik memeriksa pekerjaan peserta didik dan memberikan umpan balik
dan komentar yang bersifat mendidik.
10 | P H B F
Setiap dimensi dan aspek yang diukur memerlukan alat atau instrument yang
berbeda. Pada prinsipnya setiap melakukan evaluasi pembelajaran, kita dapat
menggunakan teknik tes dan non-tes, sebab hasil belajar atau aspek-aspek
pembelajaran bersifat aneka ragam. Hasil dapat berupa pengetahuan teoritis,
keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan
teknik tes. Adapun perubahn sikap dan pertumbuhan anak dalam psikologi hanya
dapat diukur dengan teknik non-tes. Misalnya observasi, wawancara, skala sikap,
dan lain-lain.
11 | P H B F
2.1.8 Penyusun Non-tes Instrument Hasil Belajar Psikomotorik
Berdasarkan Kisi-kisi Non-tes
Menurut Rukajat (2018: 44) bahwa penulis soal harus mengetahui terlebih
dahulu validitas konstruknya yang disusun atau dirumuskan melalui teori. Cara
termudah untuk mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku, hasil
penelitian atau mencari informasi lain yang berhubungan dengan variable atau
tujuan tes yang dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang
hendak mengerjakan tes ini (instrument non-tes) tidak perlu mempersiapkan atau
belajar materi yang hendak ditulis terlebih dahulu seperti pada tes prestasi.
12 | P H B F
1. Menentukan apa yang akan di ukur atau aspek apa yang akan di ungkapkan.
2. Menentukan instrument apa yang akan digunakan.
3. Menentukan definisi atau batasan tentang aspek yang akan diungkapkan,
berdasarkan atas teori dari aspek yang ingin di ungkapkan tersebut.
4. Menentukan format instrument.
5. Mengembangkan kisi-kisi.
6. Menulis pernyataan sesuai dengan kisi-kisi.
7. Analisis rasional terhadap pernyataan yang telah dirumuskan
13 | P H B F
Tabel 2 penilaian kisi-kisi
Bahan Materi Bentuk Nomor soal
Kompetensi Dasar kelas/ Sem Pembelajaran Indikator soal
Menurut Rukajat (2018: 52–54), ada dua macam bentuk instrument non-
tes yaitu:
1) Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah proses penilaian dengan cara mengamati dan mencatat
secara sistematis terhadap tingkah laku peserta didik di dalam kelas maupun
di luar kelas.
2) Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan jalan
percakapan (dialog) baik secara langsung (face to pace relation) secara tidak
langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada
orang tuanya atau kepada temannya.
14 | P H B F
1. Wawancara (interview)
2. Observasi
3. Angket (questioner)
4. Skala
5. Daftar Check list
6. Dokumentasi
15 | P H B F
Psikomotorik adalah domain yang berkisar dari memperoleh dasar dasar
keterampilan motorik hingga kesempurnaan keterampilan kompleks. Ini berarti
bahwa domain psikomotor adalah domain yang berkaitan dengan keterampilan
fisik dari dasar keterampilan motorik hingga keterampilan kompleks yang
diperoleh setelah proses belajar mengajar.
16 | P H B F
3. Menentukan definisi atau batasan tentang aspek yang akan
diungkapkan, berdasarkan atas teori dari aspek yang ingin di
ungkapkan tersebut.
4. Menentukan format instrument.
5. Mengembangkan kisi-kisi.
6. Menulis pernyataan sesuai dengan kisi-kisi.
7. Analisis rasional terhadap pernyataan yang telah dirumuskan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17 | P H B F
2. Pembelajaran psikomotorik mudah terganggu jika pengajar mengajukan
pertanyaan mengenai pengetahuan (kognitif) sewaktu peserta didik sedang
memusatkan pikiran pada suatu keterampilan (respons psikomotorik).
3. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
4. Aspek penilaian psikomotorik dilakukan pada (1) Persiapan
(2) cara merangkai alat, (3) cara membaca alat, (4)
ketepatan melakukan prosedur, (5) menyimpulkan data
percobaan / hasil pratikum, (6) keselamatan kerja.
5. Teknik non-tes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. dokumen, skala
(baik skala sikap maupun skala penilaian), studi kasus, dan sosiometri.
Penggunaan teknik non-tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih
sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes.
6. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menyebutkan dalam
pedoman umum, bahwa standar pelaksanaan penilaian yang dilakukan
pendidik meliputi:
18 | P H B F
yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
19 | P H B F
aspek afektif dan psikomotor peseta didik pada model pembelajaran
kooperatif metode two stay-two stray dalam mata pelajaran fisika SMA.
Mania, Sitti . 2008. Teknik non-tes : Telaah atas fungsi wawancara dan kuesioner
dalam evaluasi pendidikan. Lentera Pendidikan. Vol. 11 No. 1.
20 | P H B F
Prasetya, Tri Indra. 2012. Meningkatkan Keterampilan Menyusun Instrumen
Hasil Belajar Berbasis Modul Interaktif Bagi Guru-Guru Ipa SMP N Kota
Magelang. Journal of Educational Research and Evaluation. Vol. 1, No. 2,
ISSN 2252 – 6420.
21 | P H B F