Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI TERAPAN DALAM PELAYANAN PERSALINAN

A. Alat

1. Trancutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

TENS adalah singkatan dari Transcutaneous Electrical Nerves

Stimulation. TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang

berguna untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti

efektif untuk mengurangi berbagai tipe nyeri (Meryl Roth, 1992). TENS

merupakan sebuah teknik penghilang nyeri (analgesik) yang sederhana dan

non-invasive, yang telah digunakan secara luas di dunia medis oleh ahli

fisioterapi, perawat, atau bidan. (Johnson, 1997; Pope, Mockett and

Wright,1995; Reeve, Menon and Corabian, 1996; Robertson and Spurritt,

1998).

Gambar I. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation


TENS biasanya juga digunakan untuk meringankan berbagai jenis nyeri,

seperti nyeri paska persalinan, nyeri paska operasi, nyeri punggung, nyeri

akibat artritis, nyeri neuropatik, nyeri menstruasi, nyeri kepala, dan migrain.

(Hansson, 1999). TENS merupakan teknik penghilang nyeri yang non-

invasive ,tidak menyebabkan adiksi, dan hampir tanpa efek samping yang

bermakna.

Mekanisme lain yang dapat dicapai oleh TENS ialah mengaktivasi

system saraf otonom yang akan menimbulkan tanggap rangsang vasomotor

yang dapat mengubah kimiawi jaringan. Postulat lain menyatakan bahwa

TENS dapat mengurangi nyeri melalui pelepasan opioid endogen di SSP.

TENS dapat juga menimbulkan efek analgetik lewat sistem inhibisi opioid

endogen dengan cara mengaktivasi batang otak. Stimulasi listrik yang

diberikan cukup jauh dari jaringan yang cidera /rusak, sehingga jaringan yang

menimbulkan nyeri tetap efektif untuk memodulasi nyeri. (Slamet Parjoto,

2001)

Pada penggunaan TENS perlu diperhatikan beberapa hal yaitu tentang

indikasi dan kontra indikasi pada penggunaan TENS. Indikasinya dibagi

menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis, indikasinya meliputi : Nyeri

akibat trauma, musculoskeletal, sindroma kompresi neurovaskuler, neuralgia,

causalgia. Sedangkan kontra indikasi dari TENS yaitu pada penderita dengan

alat pacu jantung, alat-alat listrik yang ditemukan pada tubuh pasien. (Taswin-

Yacob, MN Jenie, 1991)


a. Mekanisme kerja TENS.

Stimulasi TENS sebagai penghilang nyeri persalinan dilakukan dengan

mengirimkan impuls bifasik, panjang impuls 0,25 m/dtk, frekuensi dan

amplitudo disesuaikan. Rentang amplitudo yang digunakan adalah 0-200

volt sedangkan rentang frekuensi 10-150 Hz. Elektroda dibuat dari metal

dengan area aktif 30 x 80 mm dan diletakkan pada punggung pasien

secara simetris sesuai dengan jaras nyeri pada persalinan kala I (T10-L1)

dan pada persalinan kala II (S2-S3). Untuk mendapatkan efek analgesia

optimal, amplitudo stimulus ditingkatkan sampai level dimana terjadi

fasikulasi otot disekeliling elektroda. Stimulasi intensitas tinggi digunakan

selama kontraksi uterus pada puncak nyeri selama 1 menit dan stimulasi

dengan intensitas rendah digunakan selama persalinan kala I. Kondisi ibu

dan janin harus dimonitor selama proses persalinan.

Para produsen sekarang telah memproduksi alat TENS yang didesain

khusus untuk kebidanan yang memiliki channel ganda dan tombol kontrol

‘boost’ untuk nyeri kontraksi.

Teori penghantaran rasa nyeri yang dapat menjelaskan mekanisme

kerja TENS adalah teori ‘Gate Control’ (Melzack & Wall, 1965). Teori ini

menjelaskan bahwa serabut syaraf dengan diameter kecil yang membawa

stimulus nyeri akan melaui pintu yang sama dengan serabut yang memiliki

diameter lebih besar yang membawa impul raba (makanoreseptor), apabila

kedua serabut saraf tersebut secara bersama-sama melewati pintu yang


sama, maka serabut yang lebih besar akan menghambat hantaran impuls

dari serabut yang lebih kecil.

b. Efektifitas TENS terhadap nyeri persalinan.

Penggunaan alat ini untuk mengurangi rasa nyeri akibat persalinan masih

jarang diteliti. Beberapa survey menyebutkan bahwa banyak ibu hamil

tertarik menggunakan alat ini pada persalinan mereka. Popularitas

penggunaan TENS untuk meredakan nyeri saat persalinan meningkat

akibat adanya laporan dan penelitian yang menyatakan kepuasan pasien

dengan penggunaan TENS tanpa harus ada kelompok kontrol.

Augustinsson et al menjadi pionir penggunaan TENS di kebidanan dengan

menempatkan TENS pada vertebre yang bersesuaian dengan saraf eferen

nosiseptif yang berhubungan dengan nyeri saat kala I dan kala II

persalinan (cth, T10-L1 dan S2-S4, berurutan, gambar 1). Mereka

melaporkan bahwa 88% dari 147 orang wanita mengalami penurunan

intensitas nyeri (nyerinya mereda) dengan metode ini, walaupun penelitian

ini tidak menggunakan kontrol grup plasebo.

c. Efek samping penggunaan TENS

Efek samping dari TENS yang sering timbul adalah alergi pada kulit

dimana elektroda ditempelkan. Reaksi tersebut biasanya disebabkan oleh

gel pada waktu menempelkan elektroda. (Taswin-Yacob, MN Jenie, 1991)


2. Birth Ball 

Birth Ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana menggunakan bola. Kata

birth ball dapat diartikan ketika latihan dengan menggunakan bola diterapkan

untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pasca melahirkan.

a. Tujuan

Tujuan dilakukan terapi birthball adalah mengontrol, mengurangi dan

menghilangkan nyeri pada persalinan terutama kala I

b. Indikasi dan Kontraindikasi

1) Indikasi

- Ibu inpartu yang merasakan nyeri

- Pembukaan yang lama

- Penurunan kepala bayi yang lama

2) Kontraindikasi

- Janin malpresentasi
- Perdarahan antepartum

- Ibu hamil dengan hipertensi

- Penurunan kesadaran

American College of Obstetrician dan Gynecologist memiliki

rekomendasi berikut tentang olah raga dan kehamilan untuk

menghentikan latihan atau olah raga ini apabila berada dalam situasi

berikut:

-Faktor risiko untuk persalinan prematur

- Perdarahan pervaginam

- Ketuban pecah dini

- Serviks incopetent

- Janin tumbuh lambat

Sedangkan bagi ibu hamil dengan kondisi berikut ini diharapkan untuk

berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau bidan yang merawat

- Hipertensi

- Diabetes gestational

- Riwayat penyakit jantung atau kondisi pernapasan (asma)

- Riwayat persalinan prematur

- Plasenta previa

- Preeklamsia
Telah disebutkan bahwa salah satu manfaat olahraga dengan birth

ball yaitu dapat memperbesar diameter panggul, yang mana membuat

persalinan akan lebih lancar. Tak hanya itu, fungsi bola ini juga bisa membuat

postur tubuh lebih tegak, sehingga berpengaruh untuk membantu bayi lebih

mudah melewati jalan lahir.

Dengan demikian, waktu persalinan pun menjadi lebih cepat,

khususnya bagi ibu hamil yang sering menggunakan bola persalinan beberapa

bulan menjelang persalinan. Selain itu, masih ada manfaat lainnya dari

olahraga dengan bola bersalin saat proses persalinan.

 Membantu meringankan nyeri selama persalinan

 Mengurangi rasa sakit saat kontraksi

 Meredakan rasa cemas dan stres saat persalinan

3. Hidroterapi

Hidroterapi  adalah sejumlah latihan fisik dengan berendam di

dalam air hangat.
pelayanan Hidroterapi di dalam kolam renang yang juga menggunakan air

hangat, dan juga menggunakan teknik-teknik terapi

 Sumber lain menjelaskan bahwa Hidroterapi merupakan sebuah bentuk

pelayanan medikal spa yang menggunakan air sebagai media terapinya.

Bentuk terapi fisik ini dapat membantu penderita untuk melenyapkan berbagai

keluahan. Dalam beberapa rumah sakit besar bagian departemen terapi fisik,

hidroterapi digunakan untuk mengobati berbagai kondisi yang menyebabkan

kelemahan oto, nyeri atau kelumpuhan yang membatasi gerakan. Tugas ahli

hidroterapi ini bertugas untuk mengawasi pengobatan di dalam kolah yang

tampak seperti kolam renang biasa. Namun, kolah hidroterapi memiliki

beberapa modifikasi seperti kerekan mekanis untuk mengangkat dan

menurunkan penderita, palang untuk berjalan dan palang khusus, yang

semuanya dirancang untuk membantu orang yang sulit atau nyeri waktu

bergerak. Air yang berada di kolam tersebut juga harus sesuai dengan suhu

tubuh agar proses terapinya lebih efektif. Penderita berendam di air hangat

karena tiga hal, yang pertama, karena tumbuh mengapung, air akan

mengilangkan gravitasi sehingga kekuatan otot yang terbatas dapat diperbesar

untuk menghasilkan gerakan yang lebih besar. Kedua, kehangatan air

membantu mengendurkan otot dan mengurangi nyeri dan yang ketiga, daya

perlawanan terhadap gerakan di dalam air dapat digunakan sebagai dasar

untuk rangkaian latihan yang lembut dan bertahap.

Anda mungkin juga menyukai