Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
22
Ma’ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah, Banjarmasin:
Antasari Press, 2011, h.1
21
22
23
Robert D Hisrich. Dkk, Entrepreneurship, Jakarta: Salemba Empat,
2008, h.5.
23
24
Kasmir, Ke wirausahaan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2006, h.16
25
Peter. F. Drucker, Pengantar Manajemen, Jakarta: PPM, 2000, h.20.
26
Purdi E. Chandra, Menjadi Entrepreneur sukses, Jakarta:
PT.Grasindo, 2001, h.,90.
24
27
Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta:
Salemba empat, 2006,h.2.
25
28
Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi
Bangsa Indonesia, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 51-52
26
29
Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan ( Paduan bagi Mahasiswa
untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis), Jakarta:
Erlangga, 2011, h.25.
27
30
Mark Casson, Entrepreneurship (Teori, Jejaring, Sejarah), Jakarta:
Rajawali Press, 2012, h.3.
28
31
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006,
h.19-21.
29
32
Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan, Jakarta: Prenamedia Group, 2016, h.9-10.
31
33
Manullang, Pengantar Bisnis. . . ,h.62
33
B. Wirausaha Syariah
Dalam menjalankan bisnis Islami umat Islam dituntut
melaksanakan sesuai dengan ketentuan. Aturan yang dimaksud
adalah syariah, hal itu didasarkan pada satu kaidah ushul “al-aslu
fi al-af’al at-taqayyud bi hukmi asy-syar’i ” (bahwa hukum asal
suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syara: baik yang
wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram). Maka dalam
melaksanakan suatu bisnis harus senantiasa mematuhi dan tetap
berpegang teguh pada ketentuan syari’at. 34
Syariah adalah mengatur yang diperbolehkan dan yang
dilarang. Landasan Syariah adalah kebijaksanaan dan kebahagiaan
manusia di dunia dan di akhirat. Tujuan syariah yang paling benar
adalah memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pada
jaminan atas keyakinan, intelektual, harta dan masa depannya.
34
Johan Arifin, Etika Bisnis Islam, Semarang: Walisongo Press, 2009,
h.85-88
34
Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya Dan bahwasanya
usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
(QS. An-Najm: 39-40)35
35
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Semarang: CV
Wicaksana, 2013, h.527.
35
36
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009, h.4-5.
36
37
Ma’ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah. . . ,h.4-5.
37
38
Muhammad Syahrial Yusuf, Meraih Keajaiban Rezeki dengan
Wirausaha, Jakarta: Erlangga, 2013, h.35-38.
40
3. Pemberdaya
Seorang wirausaha adalah pemberdaya atau
memberdayakan orang lain. Seorang wirausaha sejati
biasanya sangat mengerti manajemen bagaimana menangani
pekerjaan dengan membagi habis dan memperdayakan orang
lain yang ada dalam pembinaan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dengan demikian, disisi lain tujuan bisnis
tercapai, disisi lain karyawannya juga mendapatkan
pengalaman.
4. Tangan di atas
Sebagai entrepreneur yang berbasis syariah umumnya
memiliki karakter tangan diatas (suka memberi). Salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan memperbanyak sedekah.
Seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw dalam
salah satu hadisnya “Tangan di atas lebih mulai dari tangan di
bawah”.
Dan banyak sekali di al-Qur’an yang menyebutkan
perintah bersedakah atau berinfak.
Salah satunya adalah QS. Al-Baqarah ayat 274:
39
Departemen Agama RI, Al-Qur”an dan Terjemah. . . ,h.109
40
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah. . . ,h.187
41
Ma’ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah. . . ,h.4-5.
43
6. Amanah
Amanah adalah dapat dipercaya dan bertanggung
jawab. Dalam menjalankan roda bisnis, setiap pebisnis harus
bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan atau jabatan yang
telah dipilihnya. Tanggung jawab yang dimaksud adalah mau
dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat. 43
Nilai transaksi yang penting dalam bisnis adalah al-
amanah (kejujuran). Kejujuran merupakan puncak moralitas
iman dari orang yang beriman, bahkan kejujuran merupakan
karakteristik para nabi. Oleh karena itu, sifat terpenting yang
diridhai allah adalah kejujuran.
7. Keadilan
Salah satu prinsip dalam bisnis yang harus diterapkan
adalah sikap adil. Implementasi sikap adil dalam bisnis
merupakan hal yang berat
Yang dimaksud keadilan dalam wirausaha adalah
kebijakan upah bagi karyawan. Tujuan utama pemberian
42
Departemen Agama R!, Al-Qur’an dan Terjemah . . . ,h.701.
43
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009, h.191.
44
44
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Surabaya:
Erlangga, 2012, h.203-204.