Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan
pengontrolan adalah “Pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan”. Tujuan pengontrolan adalah
untuk mengidentifikasi kekurangan dan kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting
dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspons dengan
cepat dengan cara duduk bersama.
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah usaha sistematis untuk
menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan
balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan,
untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan
yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien
mungkin untuk mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang
dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin mutu serta
evaluasi kinerja.
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan dan pengembangan fungsi pengawasan
1. Pengawasan yang dilakukan oleh manajer keperawatan dapat dimengerti oleh staf, Hasilnya dapat
diukur
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan manajemen yang penting untuk meyakinkan proses mencapai
tujuan organisasi tercapai dengan baik
3. Standar unjuk kerja (standart of performance) harus dijelaskan kepada semua staf pelaksana. Kinerja
staf dinilai oleh manajer sebagai bahan pertimbangan memberikan reward kepada mereka yang mampu
bekerja professional
MANFAAT PENGAWASAN
1. Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf dalam kurun
waktu tertentu,
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf yang melaksanakan tugas
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah digunakan dengan tepat dan efisien
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan berhasil bila mengandung beberapa
karakteristik seperti di bawah ini:
3. Berpandangan ke depan
5. Bersifat obyektif
6. Bersifat fleksibel
8. Bersifat ekonomis
Supaya kegiatan pengendalian/pengontrolan dapat berjalan secara efektif, seorang manajer harus
memperhatikan langkah-langkah pengendalian. Tahukah anda, bagaimanakah langkah-langkah
pengendalian dalam manajemen keperawatan
Tujuan Pengendalian
Adapun tujuan pengendalian manajemen adalah untuk mengkaji dan menganalisa fungsi pengendalian
(controlling) manajemen mutu pada sebuah rumah sakit mencapai standarisasi manajemen.
2. Indikator mutu asuhan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses, dan outcome
sistem pelayanan RS tersebut.
Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat,
mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS.
Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam,
2014).
* Aspek struktur (input) struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS
yang meliputi
* M1 (tenaga),
* M2 (sarana prasarana),
* M4 (dana), • M5 (pemasaran), dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa
jika struktur sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan.
Kualitas struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu
dari masing-masing komponen struktur.
* Proses
* Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang mengadakan
interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk
penilaian tentang diukur antara lain dalam bentuk penilaian tentangpenyakit pasien,
penegakan diagnosis, rencana tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan
penyakit, dan prosedur pengobatan.
* Outcome b. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS: Biaya per
unit untuk rawat jalan • Jumlah penderita yang mengalami decubitus • Jumlah penderita
yang mengalami jatuh dari tempat tidur • BOR: 70-85% •
* BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat BTO (Bed Turn Over):
5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat tidur/tahun TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari
TT yang kosong • LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosocomial; •
gawat darurat; tingkat kontaminasi dalam darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan pasien)
Normal tissue removal rate: 10% •
* Outcome c. Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan
jumlah keluhan pasien/keluarganya, surat pembaca dikoran, surat kaleng, surat masuk di
kotak saran, dan lainnya. d. Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:
Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak • RS dengan asal
pasien.
* Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan • Jumlah pelayanan dan tindakan
seperti jumlah tindakan pembedahan dan jumlah kunjungan SMF spesialis. Untuk
mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka • standar tersebut di atas
dibandingkan dengan standar (indicator) nasional. Jika bukan angka standar nasional,
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil penacatatan mutu pada tahun-tahun
sebelumnya di rumah sakit yang sama, setelah dikembangkan kesepakatan pihak
manajemen/direksi RS yang bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staff lainnya
yang
* Outcome
* Pemakaian obat
* Pemakaian air, listrik, gas, dan lainnya
* • Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka
kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian
jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan kesehatan