PROPOSAL
Disusun oleh:
161101046
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
HALAMAN PENGESAHAN
UJIAN SKRIPSI
Judul : Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam untuk
Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri
Nama : Mitha Audina Ramadhani
NIM : 161101046
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun Akademik : 2019/2020
Tanggal Lulus :
Pembimbing, Penguji I,
(Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep) (Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep)
NIP. 197103122000032001 NIP. 197803202005012003
Penguji II,
Medan,
A.n Dekan
Wakil Dekan I
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
SKRIPSI
Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam
untuk Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri
Disusun Oleh :
Mitha Audina Ramadhani
161101046
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam untuk Mengurangi Dismenore
pada Remaja Putri”, untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang
tua Ibu Miswati dan Bapak Sutrisno, serta adik Dimas Dwi Aldyansyah yang telah
memberikan kasih sayang serta doa restu kepada penulis yang tidak ternilai dan
kepada seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan, saran, serta motivasi
pada penulis.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,
saran, bantuan serta doa. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati serta
penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan
II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan saran, bimbingan, dan arahan kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini
6. Pihak SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara
iv
7. Seluruh teman-teman Fakultas Keperawatan USU angkatan 2016 serta
sahabat-sahabat terdekat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat, cara penulisan, maupun tutur bahasa.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
Profesi Keperawatan.
v
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan.................................................................................i
Halaman Pernyataan Orisinalitas............................................................ii
Kata Pengantar ….....................................................................................iv
Daftar Isi.....................................................................................................vi
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................1
1. Latar Belakang.............................................................................1
2. Perumusan Masalah.....................................................................8
3. Tujuan Penelitian.........................................................................9
4. Manfaat Penelitian ......................................................................9
vi
BAB 4. METODE PENELITIAN.............................................................31
1. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................31
2. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................32
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.....................................33
4. Pertimbangan Etik........................................................................35
5. Instrumen Penelitian....................................................................36
6. Validitas dan Reliabilitas.............................................................37
7. Alat dan Bahan.............................................................................38
8. Pengumpulan Data.......................................................................38
9. Analisa Data.................................................................................39
BAB 6. PENUTUP......................................................................................54
1. Kesimpulan..................................................................................54
2. Saran.............................................................................................55
Daftar Pustaka……………………………………………………………56
Daftar Lampiran
vii
Lampiran 10. Surat Selesai Penelitian
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa ini merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak
menetapkan usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja dan membagi kurun
usia tersebut dalam dua bagian yaitu : Remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir
15-24 tahun.
Masa remaja merupakan masa transisi dari pubertas ke dewasa atau suatu
emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah salah satu tahap perkembangan
kemampuan untuk bereproduksi, dimana salah satu ciri dari tanda pubertas
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.
1
2
Usia normal bagi seorang wanita mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya
pada usia 12 atau 13 tahun tetapi ada juga yang mengalaminya lebih awal, yaitu
pada usia 8 tahun atau lebih lambat yaitu usia 18 tahun (Sukarni, 2013).
Menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang
selama haid berlangsung (Wirawan, 2010). Nyeri yang timbul saat menstruasi
Dismenore (nyeri haid) merupakan salah satu keluhan yang sering dialami
wanita muda. Dismenore merupakan menstruasi yang disertai rasa sakit yang
hebat dan kram, kekakuan atau kekejangan dibawah perut yang terjadi pada
waktu menjelang atau selama menstruasi yang memaksa wanita untuk beristirahat
atau berakibat pada menurunnya kinerja atau kurangnya aktifitas sehari hari
Dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat
di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang
lama dan jumlah darah haid. Seperti diketahui haid hampir selalu diikuti dengan
keluhan berupa nyeri atau kram perut menjelang haid yang dapat berlangsung
hingga 2-3 hari, dimulai sehari sebelum mulai haid. Nyeri perut saat haid
terganggu namun ada pula yang sangat terganggu hingga tidak dapat menjalankan
3
aktivitas sehari-hari dan membuatnya harus istirahat bahkan terpaksa absen dari
bersifat siklik yang terjadi sebelum atau selama menstruasi (Andriyani, 2013).
terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Wanita
yang mengalami dismenore mengalami keluhan seperti kram, sakit, dan tidak
timbulnya rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita yang mengalami
berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari. Dismenore primer dapat
dimulai dengan menarche atau dalam satu tahun menarche sementara dismenorea
ke dalam ringan, sedang dan berat, tergantung pada tingkat rasa sakit yang
Dampak yang terjadi jika dismenore tidak ditangani dapat memicu kenaikan
mengalami dismenorea pada saat menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur
dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah dibandingkan remaja yang tidak
serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing (Anurogo, 2011).
nyaman pada remaja yang menstruasi seperti, cepat tersinggung, suasana hati
Banyak remaja yang beranggapan, nyeri haid merupakan hal yang sangat
wajar dan dapat terjadi pada perempuan yang mengalami mentruasi khususnya
pada remaja putri, namun tidak sedikit remaja yang mengalami nyeri yang
berkepanjangan dan terus menerus hingga mengalami rasa sakit bahkan tidak
5
dapat melakukan aktifitas selama menstruasi karena rasa nyeri yang tidak
minum obat anti nyeri, seperti asetaminofen, asam mefenamat, aspirin, dan lain-
adalah dengan masase. Masase dan sentuhan merupakan teknik integrasi sensori
yang mempengaruhi sistem saraf otonom (Potter & Anne Griffin Perry, 2005).
kenyamanan dan membebaskan diri dari ketegangan dan stress akibat penyakit
yang dialami.
dengan usapan yang perlahan (Slow stroke back massage). Stimulasi kulit
serabut saraf sensori A Beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A yang berdiameter kecil
sehingga gerbang sinaps menutup transmisi implus nyeri (Potter & Anne Griffin
Perry, 2005).
6
serabut perifer untuk mengirimkan impuls melalui dorsal horn pada medulla
spinalis, saat impuls yang dibawa oleh serabut A-Beta mendominasi maka
dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan teknik integrasi sensori yang
sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi.
kenyamanan dan membebaskan diri dari ketakutan serta stres akibat penyakit
yang dialami dan nyeri yang tak berkesudahan (Potter & Perry, 2006).
Salah satu jenis stimulus kutaneus adalah masase (usapan) punggung yang
dan meningkatkan sirkulasi. Cara kerja dari Slow Stroke Back Massage (SSBM)
dan keluarga melakukan upaya dalam mengontrol nyeri (Potter & Perry, 2006).
Hasil penelitian dari Zuliani, Mukhoirotin, dan pujiani yaitu setelah diterapi
dengan Stimulasi Kutaneus (Slow Stroke back Massage) selama 5 menit dari 20
(20%). Setelah dilakukan Stimulasi Kutaneus (Slow Stroke back Massage) selama
Hasil analisa menunjukkan adanya pengaruh stimulasi kutaneus (slow stroke back
pelayanan medis atau pasien yang tidak ingin mengatasi nyeri dengan
SSBM tidak perlu menggunakan alat khusus yang membutuhkan biaya yang besar
sehingga stimulus ini dapat diberikan kepada masyarakat mulai dengan tingkat
ekonomi atas hingga masyarakat ekonomi bawah (Potter & Perry, 2006).
dengan merilekskan tegangan otot yang menunjang nyeri. Relaksasi secara umum
sebagai metode yang paling efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri
(Ernawati, 2010). Tidak banyak dari remaja putri yang memeriksakan keadaannya
mengurangi nyeri haid yang dideritanya, contohnya seperti minum jamu kunyit
Sirait (2014) bahwa proporsi remaja putri berdasarkan siklus menstruasi di SMA
Negeri 2 Medan tahun 2014 yang paling banyak adalah siklus menstruasi normal
(25–32 hari) yaitu 103 orang (80,5%) dan yang paling sedikit adalah siklus
menstruasi tidak normal (kurang dari 25 atau lebih dari 32 hari) yaitu 25 orang
(19,5%).
Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
2. Perumusan Masalah
sebagai berikut : Bagaimana Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam
3. Tujuan Penelitian
stimulus kutaneus?
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan pada mata
kuliah tentang stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam untuk mengurangi
dimenore.
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan sumber
tentang dismenore.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Remaja
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan
social dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai
2010)
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yaitu antara usia 10-19 tahun, adalah
suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut
masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dan masa anak ke masa
para ahli dalam bidang ini, memandang perlu akan adanya pengertian,
10
11
yang sehat secara jasmani, rohani dan sosial. (Yani Widyastuti, dkk, 2010)
dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang
tidak bertanggung jawab. Inilah sebabnya maka para ahli dalam bidang ini
Menurut Yani Widyastuti, dkk pada tahun 2010, masa (rentang waktu)
remaja berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya ada tiga tahap, yaitu:
Tampak dan merasa lebih dekat dengan teman sebaya, tampak dan
Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk
12
berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang
masing-masing.
sangat penting bagi laki-laki. Akan tetapi dewasa ini bagi kaum wanita
dan memiliki anak. Bagi wanita hal ini harus dilengkapi dengan
mendidik anak.
14
dipertanggungjawabkan.
Kesimpulan yang dipaparkan oleh Panut Panuju dan Ida Umami dalam
dalam hidupnya.
15
dewasa, namun tidak semua menyadari bahwa pada masa remaja terjadi
tentang seks dan berbagai peran jenis kelamin yang dapat diterima
2. Dismenore
“dys” berarti sulit, “meno” berarti bulan, dan “rrhea” berarti aliran sehingga
Menurut Ana Ratnawati tahun 2018, dismenore adalah rasa sakit atau
nyeri hebat pada perut bagian bawah yang terjadi pada wanita saat mengalami
a. Dismenore Primer
normal. Biasanya dimulai saat remaja (Unsal et al, 2010). Rasa nyeri
b. Dismenore Sekunder
serviks, kista ovarium, mioma uteri dan lain-lain (Unsal et al, 2010).
munculnya dismenore, antara lain: Merokok, haid pada usia dini, kurang dari
kontraksi otot polos miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus yang
dapat memperparah hipoksia uterus yang normal terjadi pada saat mentsruasi,
(Dawood, 2006).
(2018) adalah nyeri pada perut bagian bawah, pusing, mual hingga muntah,
dan nyeri di bagian paha dalam serta pinggang. Gejala disminore juga dibagi
c) Derajat III: Penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga
bagian dalam.
19
2.6 Penatalaksanaan
2. Disminore berat
dilakukan karena penyebab dari nyeri haid yang tidak bisa dikondisikan
disminore berat.
20
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat nyeri
pada dismenore, salah satunya adalah Numeric Rating Scale (NRS). Pada
Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-3 menunjukkan
nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri sedang, angka 7-9
nyeri berat tidak terkontrol. Oleh karena itu, skala NRS akan digunakan
3. Stimulus Kutaneus
mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan
21
dengan usapan yang perlahan selama 3-10 menit (Potter & Perry, 2005).
masukan yang dominan berasal dari serabut delta-A dan serabut C, maka
pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup
di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan
tidak terpakai akan diperbaiki. Jadi akan timbul proses pertukaran zat
yang lebih baik. Aktifitas sel yang meningkat akan mengurangi rasa
22
seperti abses, bisul-bisul yang besar dan bernanah, radang empedu, dan
Shocker, 2008).
terangsang.
darah.
atau vertebra, luka bakar, daerah kemerahan pada kulit, atau luka
2. Buka punggung klien, bahu, dan lengan atas. Tutup sisanya dengan
selimut.
25
efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis (Brunner and
et al., 2010).
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
3.) Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui hidung secara
perut
4.) Minta pasien untuk menahan nafas selama beberapa detik kemudian
5.) Beritahu pasien bahwa pada saat mengeluarkan nafas, mulut pada
kesadaran global, perasaan damai dan sejahtera. Tarik nafas dalam ini dapat
dilakukan setiap saat, kapan saja dan dimana saja, caranya sangat mudah dan
dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien atau klien tanpa media serta
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas
matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman (Smeltzer et al., 2010).
BAB 3
KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Konsep
Pre Post
Intervensi
Stimulus
Kutaneus dan
Tarik Nafas
Dalam
Derajat Nyeri
Derajat Nyeri Dismenore
28
29
2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
pertanyaan sedang
kuesioner berat
demografi sangat
ukur nyeri.
secara perlahan
selama 5 menit.
30
melakukan nafas
dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi
bagaimana
menghembuskan nafas
secara perlahan
melalui mulut.
3. Hipotesis Penelitian
Dari kajian di atas dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini dapat
Ha: Ada pengaruh stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam untuk mengurangi
METODE PENELITIAN
kombinasi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam untuk mengurangi nyeri haid
(pre-test). Setelah diberi intervensi yaitu stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam,
I(Stimulus kutaneus
KI (Stimulus kutaneus dan
Q₁ dan Tarik nafas Q₂
Tarik nafas dalam)
dalam)
31
32
Keterangan:
memiliki UKS.
33
kesehatan dengan cara mencuci tangan, mengukur suhu badan responden, dan
menggunakan masker.
3.1 Populasi
pelajari atau kelompok yang menjadi asal dari mana sebuah sampel di pilih
sebelumnya.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu,
penelitian.
lain selain stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam untuk mengurangi rasa
mengkonsumsi obat penurun nyeri dan cara lain untuk mengurangi nyeri
haid.
d. Remaja putri yang terdapat lesi, memar, dan ruam pada saat dilakukan
penelitian.
4. Pertimbangan Etik
a. Informed Consent
b. Anomity
dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
c. Confidentiality
5. Instrumen Penelitian
karakteristik responden yang meliputi nama (inisial), usia, siklus haid, suku, dan
agama.
mengurangi nyeri haid (dismenore) menggunakan alat ukur skala nyeri numerik
(NRS). Numerical Rating Scale (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10
mendeskripsikan nyeri berat tidak terkontrol. Skala ini efektif digunakan untuk
diberikan terapi kombinasi, subjek diukur intensitas nyerinya dengan skala nyeri
numerik dan setelah diberikan terapi kombinasi, intensitas nyeri diukur kembali
6.1 Validitas
tingkat kepetenan suatu alat ukur atau instrumen dalam penelitian (Notoatmodjo,
2017). Pada penelitian ini menggunakan alat ukur skala nyeri numerik (NRS)
Numerical Rating Scale. Instrumen tersebut sudah baku sehingga uji validasi
6.2 Reliabilitas
Pada penelitian ini menggunakan instrumen skala nyeri numerik (NRS). Uji
intervensi tarik nafas dalam, serta kelompok intervensi stimulus kutaneus dan
tarik nafas dalam. Uji reliabilitas skala nyeri numerik (NRS) menggunakan
0,7 (Notoatmodjo, 2017). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai r hasil instrumen
skala nyeri numerik (NRS) pada kelompok intervensi stimulus kutaneus adalah
38
0,930, nilai r pada kelompok intervensi tarik nafas dalam adalah 1,00, dan nilai r
untuk kelompok intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam adalah 0,867.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kertas berisi
kuesioner data demografi, Kuesioner alat ukur nyeri Numeric Rating Scale Pre
dan Post, alat tulis, buku catatan, kain panjang, masker, sabun cuci tangan,
8. Pengumpulan Data
kayu putih, mengkonsumsi obat penurun nyeri dan cara lain untuk mengurangi
responden tentang siklus menstrusi dalam dua bulan terakhir. Setiap responden
memberikan kontak nomor yang bisa dihubungi agar responden dapat langsung
melalui media yaitu video. Dan setelah memiliki pemahaman yang sama,
numerik untuk memilih salah satu angka dari skala tersebut sesuai dengan
9. Analisa Data
yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
peneliti masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum siap
dari editing dimana peneliti mengoreksi data atau isian kuesioner yang telah
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kemudian dilanjutkan
masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) ke dalam program atau
pembersihan data (cleaning). Analisa data dilakukan dengan dua tahap sebagai
berikut:
a. Analisis Univariat
agama, dan suku. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
persentase.
b. Analisis Bivariat
nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan stimulus kutaneus dan relaksasi
1. Hasil Penelitian
Deskripsi karakteristik demografi responden terdiri dari usia, siklus haid, suku
dan agama. Sebaran karakteristik demograf i responden dapat dilihat pada tabel 1.1.
Pada table 5.1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengalami
dalam penelitian ini memiliki siklus haid normal ( 22-35 hari) dengan siklus haid
orang (93,3%)
42
43
Tabel 1.1
Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden
(n=45)
No Karakteristik Responden Kelompok
F %
1. Usia
15 tahun 27 60
16 tahun 14 31.1
17 tahun 4 8.9
2. Siklus Haid
27 hari 3 6.7
28 hari 15 33.3
29 hari 5 11.1
30 hari 22 48.9
3. Suku
Batak 16 35.6
Jawa 21 46.7
Melayu 6 13.3
Minang 2 4.4
4. Agama
Islam 42 93.3
Kristen Protestan 3 6.7
Kutaneus
Pada tabel 1.2 intensitas nyeri haid saat sebelum intervensi stimulus
kutaneus diperoleh nyeri ringan 1 orang (6.7%), nyeri sedang 8 orang (53.3%),
44
dan nyeri berat terkontrol 6 orang (40%). Kemudian setelah dilakukan intervensi
stimulus kutaneus diperoleh hasil nyeri ringan 8 orang (53.3%), nyeri sedang 7
orang (46.7%).
Tabel 1.2
Intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah intervensi stimulus kutaneus
(n=15)
Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
F % f %
Tidak nyeri 0 0 0 0
3. Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) Sebelum dan Sesudah Intervensi Tarik Nafas
Dalam
Pada tabel 1.3 intensitas nyeri haid saat sebelum intervensi tarik nafas dalam
diperoleh nyeri sedang 8 orang (53.3%), dan nyeri berat terkontrol 7 orang
(46.7%). Kemudian setelah dilakukan intervensi tarik nafas dalam diperoleh hasil
Tabel 1.3
Intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah intervensi Tarik nafas dalam
(n=15)
Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
F % f %
Tidak nyeri 0 0 0 0
Nyeri ringan 0 0 9 60
Pada tabel 1.4 intensitas nyeri haid saat sebelum intervensi stimulus
kutaneus dan tarik nafas dalam diperoleh nyeri ringan 1 orang (6.7%), dan nyeri
sedang 5 orang (33.3%), nyeri berat terkontrol 9 orang (60%). Kemudian setelah
dilakukan intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam diperoleh hasil
Tabel 1.4
Intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah intervensi stimulus kutaneus
dan tarik nafas dalam (n=15)
Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
F % F %
2. Analisa Bivariat
intervensi, maka dilakukan uji statistik Paired t-test (tabel 1.5). Berdasarkan hasil uji
statistik diperoleh nilai rata-rata intensitas nyeri haid saat Pre intervensi stimulus
intervensi stimulus kutaneus nilai rata-rata nyeri haid menjadi 1.4667 dengan SD
0.51640. Nilai rata-rata intensitas nyeri haid saat Pre intervensi tarik nafas dalam
adalah 2.4667 dengan SD 0.51640, sedangkan saat dilakukan Post intervensi tarik
nafas dalam nilai rata-rata nyeri haid menjadi 1.4000 dengan SD 0.50709. Dan
diperoleh nilai rata-rata intensitas nyeri haid saat Pre intervensi stimulus kutaneus
dan tarik nafas dalam adalah 2.5333 dengan SD 0.63994, sedangkan saat dilakukan
47
Post intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam nilai rata-rata nyeri haid
Secara statistik nilai rata-rata perbedaan antara pre intervensi dan post
intervensi stimulus kutaneus adalah 0.86667, pre intervensi dan post intervensi tarik
nafas dalam adalah 1.06667, dan pre intervensi dan post intervensi stimulus kutaneus
dan tarik nafas dalam adalah 1.80000 dengan nilai p value yaitu 0.000, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai P<0.05. Nilai pada intervensi stimulus kutaneus dan tarik
nafas dalam menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata nyeri
haid sebelum dan sesudah dilakukan intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas
dalam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nyeri haid menurun setelah
Tabel 1.5
Perbedaan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah intervensi (n=30)
dengan uji statistik Paired t-test
Pre-test Post-test P-value Mean
Mean SD Mean SD
Variabel difference
Intensitas nyeri haid 2.3333 0.61721 1.4667 0.51640 0.000 0.86667
(stimus kutaneus)
Intensitas nyeri haid 2.4667 0.51640 1.4000 0.50709 0.000 1.06667
(tarik nafas dalam)
Intensitas nyeri haid 2.5333 0.63994 0.7333 0.45774 0.000 1.80000
(stimus kutaneus
dan tarik nafas
dalam)
48
2. Pembahasan
intervensi stimulus kutaneus diperoleh nyeri ringan sebesar (6.7%), nyeri sedang
sensori A-Beta yang lebih besar dan lebih cepat. Stimulasi kutaneus pada tubuh
secara umum sering dipusatkan pada punggung dan bahu (Smeltzer, 2001).
berat sebanyak (45%), yang mengalami nyeri sedang (35%), dan yang
penurunan nyeri sebanyak (80%) dan sebagian kecil nyerinya menetap sebanyak
Intensitas nyeri haid saat sebelum intervensi tarik nafas dalam diperoleh
nyeri sedang sebesar (53.3%), dan nyeri berat terkontrol (46.7%). Penelitian
Arovah (2010) menunjukan bahwa efek teknik relaksasi nafas dalam yang
relaksasi nafas dalam terdapat penurunan tingkat intensitas nyeri sedang menjadi
nyeri ringan yaitu dari 31 orang menjadi 11 orang (Ernawati, 2010). Hasil
tersebut sesuai dengan manfaat yang diperoleh bila melakukan teknik relaksasi
nafas dalam bagi penderita (dismenore). Pemberian teknik relaksasi nafas dalam
yang diaplikasikan selama 10 menit dapat memberikan efek berupa rasa nyaman,
yang dirasakan pada saat haid dapat berkurang dan berangsur menghilang
(Bobak, 2005). Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang
akan menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan
nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan memilki
mekanisme koping yang baik pula. Selain meningkatkan toleransi nyeri, rasa
nyaman yang dirasakan setelah melakukan nafas dalam juga dapat meningkatkan
ambang nyeri sehingga dengan meningkatkan ambang nyeri maka nyeri yang
50
terjadi berada pada skala 2 (sedang) menjadi skala 1 (nyeri ringan) setelah
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam (Kozier, 2004). Sehingga pada penelitian
kali ini setelah dilakukan intervensi tarik nafas dalam selama 5 menit diperoleh
2.3 Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam untuk Mengurangi Dismenore
Intensitas nyeri haid saat sebelum intervensi stimulus kutaneus dan tarik
nafas dalam diperoleh nyeri ringan sebesar (6.7%), dan nyeri sedang (33.3%),
kutaneus dan tarik nafas dalam diperoleh hasil tidak nyeri sebesar (26,7%), dan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, jika dilihat dari rata-rata nilai
mean dikatakan bahwa stimulas kutaneus dan tarik nafas dalam lebih efektif
dengan intervensi stimulus kutaneus, ataupun intervensi tarik nafas dalam. Sesuai
dengan data yang diperoleh tingkat nyeri haid yang dialami responden bervariasi
dimulai dari tingkat nyeri ringan sampai nyeri berat terkontrol. Hal ini dapat
dilihat dari lembar observasi responden dimulai dari nyeri skala 2 sampai dengan
menjadi indikator pada individu lainnya, hal ini disebabkan bagaimana seseorang
oleh Potter & Perry (2005) yang menyatakan bahwa nyeri bersifat subjektif dan
Penelitian yang sejalan juga dilakukan Astriani dan Rohmah (2016) yang
dismenore secara signifikan. Penelitian ini dilakukan pada 30 remaja putri. Hasil
teknik relaksasi nafas dalam, responden yang merasakan intensitas nyeri ringan
ada sebanyak 1 orang (5,9%), nyeri sedang ada sebanyak 12 (70,6%) orang, dan
nyeri berat ada sebanyak 4 orang (23,5%). Setelah pemberian teknik relaksasi
nafas dalam, responden yang merasakan intensitas nyeri ringan ada sebanyak 8
orang (47,1%), nyeri sedang ada sebanyak 9 orang (52,9%) dan nyeri berat tidak
ada. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian relaksasi nafas dalam memiliki
timbulnya rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita (Prayitno, 2014).
Salah satu tindakan nonfarmakologi yang efektif untuk mengurangi nyeri adalah
52
dengan masase dan tarik nafas dalam. Teknik memberikan masase dan tarik
dapat mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A Beta yang lebih besar dan
lebih cepat pada proses stimulasi kulit. Proses ini menurunkan transmisi nyeri
melalui serabut C dan delta-A yang berdiameter kecil sehingga gerbang sinaps
menutup transmisi implus nyeri yang dijelaskan dalam Teori gate control (Potter
abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan nyaman yang
menstimulasi sistem kontrol dependen yaitu system serabut yang berasal dari
dalam otak bagian bawah dan bagian tengah yang akan berakhir pada serabut
tarik nafas dalam dapat memberikan efek berupa rasa nyaman, menurunkan
3. Keterbatasan Penelitian
remaja yang tidak teratur. Siklus menstruasi bisa menjadi lebih awal atau
intervensi tarik nafas dalam, dan kelompok intervensi stimulus kutaneus dan tarik
nafas dalam.
BAB 6
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian
6.1 Kesimpulan
(60.0%).
adalah 2.3333 dengan SD 0.61721, skala nyeri haid maksimal adalah 9 dan
1.4667 dengan SD 0.51640. Pada intervensi tarik nafas dalam diperoleh nilai
nafas dalam diperoleh nilai rata-rata adalah 1.4000 dengan SD 0.50709. Dan
pada intervensi stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam diperoleh nilai rata-
kutaneus dan tarik nafas dalam diperoleh nilai rata-rata adalah 0.7333 dengan
SD 0.45774.
3. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, jika dilihat dari rata-rata nilai
mean maka dapat disimpulkan bahwa stimulas kutaneus dan tarik nafas dalam
54
55
kutaneus dan tarik nafas dalam lebih efektif dalam menurunkan nyeri
dismenore.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, D dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:
Aziato, L., Dedey, F., dan Clegg-Lamptey, J.N. 2014. The experience of
Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Volume
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC. hlmn
3438
428-41.
Douglas, C., Rebeiro, G., Crisp, J., dan Taylor, C. 2012. Potter & perry’s
Ernawati, Hartiti, T., & Hadi, T. (2010). Terapi relaksasi terhadap nyeri dismenore
http://www.jurnal.unimus.ac.id
KabupatenSemarang,Terdapatdalamhttp://perpusnwu.web.id/karyailmiah/docu
Hidayat, A.A.. 2014. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data. Jakarta
: Salemba Medika
Medika.
Madhubala, C dan Jyoti, K. 2012. Relation between dysmenorrhea and body mass
Mook, E & Chin, P W. 2004. The Effects of Slow-Stroke Back Massage on Anxiety
Novia, I. & Puspitasari, N., 2012. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian
Potter & Perry. 2006 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Ilmu.
Semesta Distribusi.
59
Sarwono, Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta: Bina Pustaka
Prawirohardjo,
Smeltzer, C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol. 1. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, S C & Bare, B G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Smeltzer, S. C., Bare. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. 2010. Brunner and
Lippincot Williams.
Sukarni, I.K & Margareth ZH. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Press.
60
Unsal, A., Ayranci, U., Tozun, M., Arslan, G., dan Calik, E. 2010. Prevalence of
September 2019
Zuliani, Mukhoirotin, & Pujiani. 2013. Pengaruh Stimulasi Kutaneus (Slow Stroke
Eduhealth, 3(2):130-134.
Lampiran 1
INFORM CONSENT
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Peneliti,
Medan, 2020
Peneliti Responden
No responden:
Kegiatan Sept Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Pengajuan judul
2. Proses persetujuan judul
3. menyusun Bab I
4. Menyusun Bab II
5. Menyusun Bab III
6. Menyusun Bab IV
7. Sidang proposal
8. Perbaikan proposal
9. Uji Validitas dan
Realibilitas Instrumen
10. Pengumpulan data
11. Analisa data
12. Penyusunan laporan
13. Sidang akhir penelitian
14. Perbaikan laporan akhir
15. Penyerahan laporan dan
manuskrip
Lampiran 3
TAKSASI DANA YANG DIBUTUHKAN
penjilidan
Total Rp. 500.000
persetujuan
3. Transportasi Rp. 300.000
Total Rp.1.230.000
3. Persiapan Skripsi
No Keperluan Total
1. Persiapan Proposal dan Perbaikan Proposal Rp. 500.000
2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Rp.1.230.000
3. Persiapan Skripsi Rp. 630.000
TOTAL BIAYA Rp.2.360.000
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam untuk Mengurangi
Dismenore pada Remaja Putri
A. Data Demografi
Petunjuk pengisian : Isilah data dibawah ini dengan lengkap. Kemudian berilah tanda
(√ ) pada kotak pilihan yang telah disediakan dengan situasi dan kondisi saudara saat
ini. Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya kepada peneliti.
1. Nama/inisial :
2. Usia :
3. Siklus haid : .............hari
4. Suku : Batak
Jawa
Lainnya .......
5. Agama : Islam
Kristen Protestan
Katolik
Hindu
Budha
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada salah satu angka skala nyeri berikut ini yang
menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang saudari rasakan
saat ini setelah diberikan tindakan stimulus kutaneus dan tarik nafas dalam.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0(tidak nyeri) : Tidak nyeri
1-3(nyeri ringan) : Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari
4-6(nyeri sedang) : Nyeri yang menyebar ke perut bagian bawah,
mengganggu aktivitas sehari-hari dan
membutuhkan obat untuk menguranginya
7-9(nyeri berat terkontrol) : Nyeri disertai pusing, sakit kepala berat,
muntah, diare, sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari
10(nyeri berat tidak terkontrol) : Menangis, meringis, gelisah, menghindari
percakapan, kontak sosial, sesak nafas,
imobilisasi, menggigit bibir, dan penurunan
kesadaran
Lampiran 5
SOP STIMULASI KUTANEUS (SLOW STROKE BACK MASSAGE)
Kain/Handuk Bersih
Prosedur A. Tahap pra Interaksi
Pelaksanaan 1. Menyambut pasien, memberi salam, dan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Menanyakan kesiapan pasien
5. Memposisikan pasien dengan nyaman
6. Menjaga privasi pasien
B. Tahap Kerja
1. Buka punggung klien, bahu, lengan atas, dan bokong.
Tutup sisanya dengan selimut. Letakkan handuk
memanjang sepanjang punggung klien.
2. Cuci tangan
3. Letakkan tangan pertama-tama pada bokong, massase
dalam gerakan melingkar menggunakan 5 gerakan
dasar massase yaitu mengusap, meremas, menekan,
menggetar, dan memukul. Usapkan ke atas dari
bokong ke bahu. Massase diatas scapula dengan
gerakan lembut dan tegas. Lanjutkan dalam satu
usapan lembut kelengan atas dan sepanjang sisi
punggung dan kembali ke bawah ke puncak. Jangan
biarkan tangan kita terangkat dari kulit klien.
Lanjutkan pola massase selama 5 menit.
4. Remas kulit dengan mengambil jaringan diantara ibu
jari dan jari tangan kita. Remas keatas dari bokong ke
bahu dan sekitar bawah leher. Remas atau usap kearah
bawah sacrum. Ulangi sepanjang sisi yang lain.
5. Akhiri massase dengan gerakan memanjang
6. Dan beritahu klien bahwa tindakan massase akan
diakhiri.
7. Jika berbaring miring, minta klien untuk berputar
kesisi lain, dan masase pinggul yang lain.
8. Bantu klien untuk memakai baju. Bantu klien untuk
posisi yang nyaman.
9. Rapikan alat dan cuci tangan.
C. Tahap Terminasi
1. Tanyakan klien tentang kenyamanan. Catat setiap
daerah yang nyeri atau tegang.
2. Catat respon terhadap massase dan kondisi kulit.
Lampiran 6
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.930 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PreTest_StimulusKutaneu
1.60 .267 .913 .
s
PostTest_StimulusKutane
2.50 .500 .913 .
us
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
1.000 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PreTest_TarikNafasDalam 1.40 .267 1.000 .
PostTest_TarikNafasDala
2.40 .267 1.000 .
m
Scale: ALL VARIABLES STIMULUS KUTANEUS DAN TARIK NAFAS
DALAM
Case Processing Summary
N %
Valid 10 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.867 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PreTest_StimulusKutaneu
.60 .267 .800 .
sdanTarikNafasDalam
PostTest_StimulusKutane
2.40 .489 .800 .
usdanTarikNafasDalam
MASTER DATA
Master Data Demografi Reliabilitas Stimulus Kutaneus
N
O NAMA USIA (tahun) SIKLUS HAID (hari) SUKU AGAMA
1 DR 15 28 Jawa Islam
2 SF 16 27 Batak Islam
3 DA 17 29 Jawa Islam
4 MA 16 27 Batak Islam
5 MS 15 30 Batak Islam
6 NRS 17 28 Melayu Islam
7 GY 16 28 Batak Islam
8 TWN 15 28 Batak Islam
9 SM 16 29 Batak Islam
10 GP 16 28 Jawa Islam
Master Data Demografi Reliabilitas Stimulus Kutaneus dan Tarik Nafas Dalam
N NAM
O A USIA (tahun) SIKLUS HAID (hari) SUKU AGAMA
1 FS 17 30 Jawa Islam
2 VA 15 30 Batak Islam
3 DAN 15 30 Jawa Islam
4 RR 16 30 Minang Islam
5 IPS 15 30 Jawa Islam
6 JF 15 27 Melayu Islam
7 WK 15 29 Batak Kristen Protestan
8 NI 15 30 Jawa Islam
9 VS 15 30 Batak Islam
10 LTYS 15 30 Jawa Islam
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
15 27 60.0 60.0 60.0
16 14 31.1 31.1 91.1
Valid
17 4 8.9 8.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Siklus Haid
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
27 3 6.7 6.7 6.7
28 15 33.3 33.3 40.0
Valid 29 5 11.1 11.1 51.1
30 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Batak 16 35.6 35.6 35.6
Jawa 21 46.7 46.7 82.2
Valid Melayu 6 13.3 13.3 95.6
Minang 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Islam 42 93.3 93.3 93.3
Kristen
Valid 3 6.7 6.7 100.0
Protestan
Total 45 100.0 100.0
Paired T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean
Pre Test (Stimulus
2.3333 15 .61721 .15936
Kutaneus)
Pair 1
Post Test (Stimulus
1.4667 15 .51640 .13333
Kutaneus)
Pre Test (Tarik Nafas
2.4667 15 .51640 .13333
Dalam)
Pair 2
Post Test (Tarik Nafas
1.4000 15 .50709 .13093
Dalam)
Pre Test (Stimulus
Kutaneus dan Tarik Nafas 2.5333 15 .63994 .16523
Dalam)
Pair 3
Post Test (Stimulus
Kutaneus dan Tarik Nafas .7333 15 .45774 .11819
Dalam)
Agama : Islam
Email : mithaaudinaramadhani@gmail.com
No. HP : 082276711926