Berdasar analisis kelompok, dalam menerapkan fungsi perencanaan dalam
manajerial keperawatan masih ditemukan beberapa masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Avia, dkk. (2019) terkait analisa case manager di Rumah Sakit Jakarta menunjukkan bahwa belum optimalnya fungsi perencanaan kompetensi case manager yang disebabkan belum ada perencanaan pengembangan kompetensi, panduan kompetensi, pengorganisasian bersifat desentralisasi, mayoritas diploma keperawatan dan belum ada pelatihan terkini, fungsi pengarahan belum berfokus pada case management, dan belum dilaksanakannya monitoring serta evaluasi. Kumajas (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pelaksanaan kinerja perawat yang kurang baik. Hal ini sangat berkaitan erat dengan perancanaan yang ditentukan oleh kepala ruang. Diartikan bahwa, perencanaan yang dilakukan oleh kepala ruang berkaitan dengan kinerja perawat ruangan. Perawat pelaksana dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa kepala ruang memiliki kinerja yang kurang baik dalam melaksanakan fungis manajerialnya khususnya fungsi perencanaan. Penelitian Hasniar (2017), juga ditemukan masalah dalam melaksanakan fungsi perencanaan pada kepala ruangan di di RSUD La Temmamala Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Kepala ruangan tidak dilibatkan dalam perencanaan ruangan dan kinerja perawat yang kurang baik dalam pembagian tugas yang tidak merata dan hanya sebagian terdapat uraian kegiatan melaksanakan tugas bagi perawat pelaksana. BAB IV
PEMBAHASAN
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dilaksanakan
untuk merumuskan masalah, menentukan kebutuhan sumber daya, menetapkan program dan tujuannya, dan menyusun langkah yang praktis untuk mencapai tujuan yang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan.
Berdasarkan beberapa analisis yag telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa, perlu dilakukan evaluasi untuk menilai kinerja pimpinan dalam hal ini adalah kepala ruangan. Adanya evaluasi yang dilakukan, pimpinan kepala bidang keperawatan dapat mengetahui apakah kepala ruangan yang ditugaskan dapat dipertahankan atau tidak.
Selain adanya evaluasi, diperlukan pula pengalaman dari kepala ruangan
seperti adanya motivasi perawat dalam melakukan perencanaan yang ditetapkan oleh kepala ruangan (Armi &Ardenny, 2016). Penyusun rencana keperawatan yang baik adalah orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang besar pada ruang lingkup nya dalam hal ini adalah keperawatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayeebaka (2017), yang mengatakan bahwa pengalaman yang baik mampu membuat perencanaan berdasar pada pengalaman sebelumnya yang dimiliki oleh penyusun rencana.
Fungsi perencanaan apabila dapat diterapkan dengan baik, akan
menghasilkan kinerja tim yang baik pula. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Hayeebaka (2017) yang menyampaikan bahwa semakin tinggi pelaksanaan fungsi perencanaan yang dilakukan oleh kepala ruang maka semakin baik pula kinerja suatu tim. Sehingga perlu dilakukan peningkatan kemampuan fungsi perencanaan kepala ruang melalui pelatihan perencanaan strategi dan pengembangan konsep manajerial.