Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASPEK PERILAKU DALAM AKUNTANSI

“ASPEK KEPRILAKUAN DALAM ETIKA AKUNTAN”

Dosen Pengampu : Theresia Octaviani , SE., M. Si

KELOMPOK 6

Disusun Oleh:

1. Aguswalni BCA 117 215


2. Chindy Grasia Kornolia BCA 117 212
3. Peny Afrilliansi BCA 117 248
4. Putri Rama Ayu Ashari BCA 117 234
5. Wardatul Janah BCA 117 265
6. Yuni Astari S BCA 117 254

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,

makalah ini dapat kami selesaikan, untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Aspek

Perilaku Dalam Akuntansi, dengan Makalah yang berjudul “Aspek Keprilakuan Dalam Etika

Akuntan”.

Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat dalam mata

kuliah Aspek Perilaku Dalam Akuntansi di Jurusan Akuntansi Universitas Palangka Raya, dan

atas dasar itulah maka kami mengharapkan semoga makalah ini bisa digunakan sebagai bahan

diskusi sebagaimana mestinya.

Akhirnya, penyusun menyadari banyak sekali kekurangan dalam

Oleh sebab itu, arahan, saran, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami

harapkan untuk kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini

besar manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis yang bisa menghantarkan

kesuksesan dalam belajar.

Palangka Raya, November 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2..................................................................................................................................... Rumu

san Masalah................................................................................................................ 2

1.3..................................................................................................................................... Tujua

n Penulisan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Aspek Keperilakuan Pada Etika Akuntan............................................................... 3

a. Dilema Akuntansi................................................................................................ 3

b. Penalaran Moral.................................................................................................. 3

2.2. Model Pengambilan Keputusan Etis....................................................................... 3

2.3. Riset Perilaku Etis Akuntan.................................................................................... 4

2.4. Akuntansi Sebagai Profesi Dan Peran Akuntan...................................................... 7

2.5. Kode Etik Profesi Akuntansi................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 13

DAFTARPUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji

mengenai hubungan antara perilaku manusia, manusia dan sistem akuntasi serta dimensi

keperilakuan dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui

keberadaannya. Lebih singkatnya, pengertian akuntansi keperilakuan yaitu cabang ilmu

akuntansi yang mempelajari tentang hubungan perilaku manusia dengan sistem informasi

akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi keperilakuan adalah sebuah

studi mengenai perilaku akuntan atau non akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi akuntansi

dan juga pelaporan. Akuntansi keperilakuan ini menekankan pada pertimbangan dan

pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi dan fungsi

auditing terhadap pelaku.

Akuntan merupakan profesi yang keberadaanya sangat tergantung pada kepercayaan

masyarakat. Sebagai sebuah profesi, seorang akuntan dalam menjalankan tugas harus

menjunjung tinggi etikanya. Etika akuntan telah menjadi isu yang menarik. Di Indoensia

isu ini berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika baik yang

dilakukan oleh akuntan publik, akuntan internal, maupun akuntan pemerintah. Untuk kasus

akuntan publik, beberapa pelanggaran etika ini dapat ditelusuri dari laporan Dewan

Kehormatan IAI dalam laporan pertanggungjawaban pengurus IAI. Dalam hal etika,

sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk

aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban

1
profesi tersebut, yang biasa disebut sebagain kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan

ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan

merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa setiap profesional wajib menaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang

diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Di dalam penulisan ini diperlukan sumber informasi yang luas agar dalam penulisannya

dapat memberikan arah yang menuju pada tujuan yang ingin dicapai, sehingga dalam hal

ini di perlukan adanya perumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan.

Permasalahan yang timbul dalam makalah ini antara lain adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan dilema akuntansi dan penalaran moral?

2. Bagaimana model pengambilan keputusan etis?

3. Bagaimana riset perilaku etis akuntan?

4. Bagaimana akuntansi sebagai profesi dan peran akuntan?

5. Bagaimana kode etik profesi akuntan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dilema akuntansi dan penalaran moral.

2. Untuk mengetahui model pengambilan keputusan etis.

3. Untuk mengetahui studi riset perilaku etis akuntan.

4. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi sebagai profesi dan peran akuntan.

2
5. Untuk mengetahui kode etik profesi akuntan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASPEK KEPERILAKUAN PADA ETIKA AKUNTAN

a. Dilema Akuntansi

Akuntan didalam aktivitas auditnya memiliki banyak hal yang harus dipertimbangkan

karena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang melekat dalam proses audit.

Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat

keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dalam imbalan ekonomis

yang mungkin dijanjikan disisi lain. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik

audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan antara yang etis dan

tidak etis.

b. Penalaran Moral

Penalaran moral dan pengembangan memainkan peran kunci dalam seluruh area profesi

akuntansi. Akuntan yang secara kontinu dihadapkan pada dilema berada pada konflik

nilai. Akuntan pajak misalnya, ketika memutuskan kebijakan mengenai metode akuntansi

yang akan dipilih, membutuhkan waktu untuk memutuskan antara metode yang

mencerminkan sifat ekonomi sesungguhnya dari transaksi atau metode yang paling sesuai

menggambarkan perusahaan.

2.2 MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

a. Pendekatan Kognitif Lingkungan Terhadap Pengembalian Keputusan Etis

3
Ketika banyak riset yang berhubungan dengan perilaku etis individual untuk mengukur

tingkat moral reasoning individual, telah berkembang pendekatan tambahan yang

membahas komponen lain dari model riset. Misalnya, mereka menyebutnya skala etis

multidimensional (sem) sebagai ukuran kesadaran modal, yang merupakan komponen

pertama dari model rest dan menghubungkan teori perencanaan perilaku dengan

komponen lain.

b. Model Alternatif Pengambilan Keputusan Etis

Noreen (1988), memperluas teori agensi dengan membahas ekonomi etis dalam konteks

kontrak. Didasarkan pada minat individual, dia menyatakan aksi yang paling

menguntungkan. Terdapat model pengambilan keputusan etis lain yang dikembangkan

secara spesifik untuk profesi akuntansi. Misalnya, untuk lebih memahami situasi dimana

auditor dianggap melanggar kode etik dan perilaku profesional AICPA, lampe dan finn

membuat model dari proses keputusan etis auditor sebagai proses dengan lima elimen

(pemahaman keuntungan, pengendalian dampak, keputusan lain, penilaian lain, dan

pengambilan keputusan final) untuk dibandingkan dengan model yang berbasis kode etik

dan perilaku profesional AICPA.

2.3 RISET PERILAKU ETIS AKUNTAN

Bagian berikut mendefinisikan dan menjelaskan empat area riset akuntansi utama yang

menyelidiki tingkat moral reasoning akuntan dan perilaku yang berhubungan, yaitu studi

pendidikan etika, studi pengembangan etika, studi penilaian etika, dan studi etika lintas

budaya. Studi pendidikan etika menyelidiki apakah pendidikan memengaruhi keahlian

moral reasonig siswa dalam program akuntansi.

4
Studi pengembangan etika berusaha meningkatkan poin kerier mereka. Studi penilaian

etika mengkaji hubungan antara ukurn moral reasoning dengan perilaku spesifik dalam

akuntansi, auditing, atau perpajakan. Terakhir, studi etika lintas budaya menyelidiki

perbedaan dalam keahlian moral reasoning dan/atau keputusan etika akuntan dari belahan

dunia yang berbeda.

1. Studi Pendidikan Etika

Studi pendidikan etika berusaha menentukan efek pendidikan terhadap keahlian moral

reasoning dari para praktisi dan mahasiswa akuntansi. Sementara hasil dari banyak studi

umumnya telah menunjukkan bahwa pendidikan kampus secara positif berhubungan

dengan pengaruh tingkat moral reasoning individual, temuan dalam ranah akuntansi telah

menunjukkan bahwa akuntan pada umumnya tidak mengalami kemajuan pada tingkat

perkembangan moral sama seperti lulusan kampus lainnya.

M. Armstrong (1987)

Satu studi pertama yang menyelidiki hubungan antara perkembangan moral dan riset

perilaku dilakukan m. Armstrong (1987). Tingkat moral reasoning dari CPA

dibandingkan dengan yang sudah dan belum lulus. Hal yang mengejutkan, skor DIT rata-

rata CPA secara signifikan lebih rendah dari pada kedua kelompok tersebut. M.armstrong

(1987) menyimpulkan bahwa para CPA yang menjadi responden kelihatannya mencapai

tingkat kematangan moral orang dewasa pada umumnya.

Ponemon Dan Glazer (1990)

Poneman dan glazer memperluas penyelidikan ke dalam tingkat moral reasoning

akuntan dengan membandingkan mahasiswa dengan alumni untuk dua lembaga

pendidikan yang terletak di daerah timur amerika serikat. Lembaga yang pertama adalah

5
suatu kampus seni liberal swasta yang menawarkan jurusan akuntansi. Sementara

lembaga yang kedua, american assembly of colligiate school bisiness (AACSB)

merupakan lembaga yang terpandang dalam mengadakan program akuntansi.

St. Pierre, nelson dan gabbin (1990)

St pierre et al. Mengkaji hubungan tingkat moral reasoning . sampel yang terdiri atas

479 mahasiswa senior dari semua disiplin ilmu  yang berbeda yang terdiri atas jurusan

bisnis dan non bisnis pada universitas ukuran menengah di bagian timur Amerika serikat

diminta untuk melengkapi DIT. Ukuran lain yang dikumpulkan berkaitan dengan subjek

adalah jurusan, gender, dan paparan awal terhadap etika dalam kurikulum formal.

2. Studi Pengembangan Etika

Sementara studi pendidikan etika mengkaji dampak pendidikan terhadap praktisi dan

mahasiswa akuntansi, studi pengembangan etika berfokus pada pengembangan moral

reasoning dalam profesi akuntansi. Beberapa studi misalnya menemukan bahwa posisi

auditor dalam perusahaan berbanding terbalik dengan tingkat moral reasoning. Riset

memberikan bukti kuat mengenai eksistensi sosialitan etis. Individu yang dipromosikan

mempunyai tingkat ethical reasoning yang serupa dengan manajemen. Bukti ini

mendukung keyakinan bahwa promosi individual dapat ditekan oleh budaya etika

perusahaan.

3. Studi Keputusan Etis

Studi keputusan etis berfokus kepada hubungan antara bermacam-macam ukuran dan

perilaku terhadap bidang akuntansi. Bagian berikut menelaah studi representatif yang

mengkaji:

a. Isu independensi

6
b. Pelanggaran lain kode etik dan perilaku profesional AICPA

c. Pendeteksian atas penipuan dalam laporan keuangan dan komunikasinya

d. Ketidakpatuhan pembayaran pajak

e. Perilaku disfungsional spesifik dalam profesi akuntansi.

4. Studi Etis Lintas Budaya

Sebagian besar studi yang berhubungan dengan akntansi dan etika difokuskan kepada

profesi akuntansi di Amerika serikat. Perbedaan budaya mungkin muncul diantara

kelompok profesi akuntansi dari negara berbeda. Meskipun demikian, perbandingan

antara profesi akuntansi di Amerika Serikat dengan kelompok lain dapat memberikan

pemahaman yang berharga tentang penetapan standar organisasi internasional.

2.4 AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN PERAN AKUNTAN

Peran akuntan antara lain :

 Akuntan Publik (Public Accountants)

Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen

yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.

 Akuntan Intern (Internal Accountant)

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen.

 Akuntan Pemerintah (Government Accountants)

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,

misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan

Pengawas Keuangan (BPK).

7
 Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan

penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan

akuntansi di perguruan tinggi.

2.5 KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI

Etik yang telah disepakati bersama oleh anggota dari suatu profesi disebut sebagai

Kode Etik Profesi. Akuntan yang merupakan salah satu profesi yang memenuhi fungsi

auditing haruslah tunduk pada kode etik profesi dan melaksanakan audit terhadap suatu

laporan keuangan dengan cara tertentu. Etik ini yang merupakan prinsip moral dan

perbuatan yang menjadi dasar untu melakukan tindakan untuk melakukan sesuatu.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh

anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang sebelumnya dinamakan Ikatan

Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI KAP) dan staf profesional (baik

yang anggota IAPI maupun yang bukan ang gota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor

Akuntan Publik/ (KAP).

a. Kode Perilaku Profesional

Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern. Etika mengacu pada suatu sistem

atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang

individu harus berperilaku dalam masyarakat. Jika didefinisikan secara luas,

profesionalisme mengarah pada perilaku, tujuan dan kualitas yang membentuk karakter

atau ciri suatu profesi atau orang-orang professional.

8
b. Prinsip-Prinsip Etika

 IFAC (International Federation of Accountants)

IFAC atau International Federation of Accountants mempunyai tugas untuk membuat

standar internasional pada etika, auditing dan assurance, pendidikan akunting, dan

akuntansi sector public.Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang auditor

dalam menjalankan tugasnya adalah dengan memahami  IFAC’s International Ethics

Standards Board for Accountants (IESBA). Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:

1. Integritas

Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan

bisnis dan profesionalnya. Dalam kasus Waste Management Inc, akuntan yang ada

di perusahaan tidak secara jujur dan tegas dalam mengungkapkan keadaan

keuangan WMI yang sebenarnya.Serta ikut berpartisipasi dalam melakukan

penipuan atau manipulasi laporan keuangan.

2. Objektivitas

Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias,

konflik kepentingan, atau dibawah pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan

pertimbangan bisnis dan profesional. Auditor eksternal di Waste Management

berada di bawah pengaruh para eksekutif WMI, yang banyak melakukan

manupulasi terhadap laporan keuangan perusahaan.

3. Kompetensi profesional dan kehati-hatian

Seorang akuntan profesional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan

dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan

9
untuk menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang

kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik

terkini.Seorang akuntan profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti

standar-standar profesional dan teknik yang berlaku dalam memberikan jasa

profesional. Akuntan WMI secara sengaja memberikan opini wajar tanpa

pengecualian terhadap laporan keuangan yang salah saji secara demi kepentingan

kliennya.

4. Kerahasiaan

Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasiaan informasi yang

diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh

mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan

spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk

mengungkapkannya.

5. Perilaku Profesional

Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan

yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi.Akuntan WMI jelas telah melanggar hukum yang berlaku dengan

melakukan penipuan laporan keuangan yang menyebabkan banyak kerugian terjadi

dan hanya menguntungkan diri sendiri dan kliennya saja.

10
 IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)

Prinsip Etika Profesi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu:

1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus

senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas

profesionalisme.

3. Satu ciri utama dari suatu profesi

Adalah penerimaan tanggung-jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang

peranan yang penting di masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan yang

terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor,

dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepacla obyektivitas dan

integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.

c. Aturan Dan Interpretasi Etika

Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia telah diatur dalam SPAP dan berlaku sejak

tahun 2000. Aturan etika IAI-KAP ini memuat lima hal:

1. Standar umum dan prinsip akuntansi

2. Tanggung jawab dan praktik lain

3. Tanggung jawab kepada klien

11
4. Independensi, integritas, dan objektivitas 

5. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang

dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-

pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa

dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Akuntansi keperilakuan adalah sebuah studi mengenai perilaku akuntan atau non

akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan juga pelaporan. Akuntansi

keperilakuan ini menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan dan

auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi dan fungsi auditing terhadap pelaku. Akuntan

merupakan profesi yang keberadaanya sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat.

Sebagai sebuah profesi, seorang akuntan dalam menjalankan tugas harus menjunjung tinggi

etikanya. Etika akuntan telah menjadi isu yang menarik. Dalam hal etika, sebuah profesi

harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus.

Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut,

yang biasa disebut sebagai kode etik. setiap profesional wajib menaati etika profesinya

terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan Lubis Arfan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Widaryanti, 2012. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntansi. Vol-1 no 1. Semarang
Mudrika Alamsyah Hasan, 2009. Etika & Profesional Akuntan Publik. 
Warsito Ka wedar, 2005. Sikap Etis Akuntan dan Pengguna Jasa Akuntan Terhadap Praktik
Manajemen Laba.

14

Anda mungkin juga menyukai