Anda di halaman 1dari 9

Hari/Tanggal : Selasa 3 maret 2020

Tempat : Lab, lapangan Sisoadhi Soepardjo Lewikopo

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PERONTOKAN DAN PENGUKURAN SUSUT PERONTOKAN

Dr Ir Emmy Darmawati, MSi


Prof Dr Ir Sutrisno, M Agr

Ayu Putri Ana


F152190201

TEKNOLOGI PASCAPANEN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
Pembahasan

Gambar 1. Alat perontok/pemipil Jagung


Mesin pemipil/perontok jagung modifikasi mempunyai fungsi utama sebagai
pemisah biji jagung dari tongkol mesin ini dirancang sedemikianrupa untuk
mempermudah proses pemipilan jagung. Mesin ini digerakkan oleh sebuah motor
penggerak yang menggunakan daya listrik untuk proses kerjanya. Prinsip kerja mesin
penggerak adalah mendorong jagung kearah mata pemipil yang digerakkan oleh sebuah
motor listrik dengan transmisi puli dan sabuk serta sebuah poros. Sehingga dapat
memisahkan biji jagung dari tongkolnya.Tongkol jagung yang sudah terpipil akan
bergerak mengikuti alus penutup hopper menuju lubang pembuangan. Sedangkan biji
juga yang terpipilakan jatuh melewati saringan dan kotoran yang terikut ketika proses
pemipilan akan diterbangkan oleh blower.
Mesin pemipil memiliki komponen dan fungsinya dapat dilihat pada Gambar
1 masing-masing diantaranya yaitu jari-jari pemipil yang berperang sebagai perontok
jagung saat mesin berputar dan jagung dimasukkan ke dalam pengumpan. Pengumpan
sebagai tempat atau lubang masuknya jagung yang akan dipipil. Saringan sebagai
saringan jagung yang sudah rontok oleh jari pemipil sehigga biasa terpisah dari
bonggolnya. Lubang keluar bonggol sebagai tempat keluarnya bonggol jagung yang
telah terpisah dengan bijinya. Mur dan baut sebagai pengikat antara komponen. Bantalan
porosse bagai tempat porosyang menahan poros agar tidak goyang atau tergeser. Pulley
mesin sebagai penghubung transmisi pada motor. Rangka mesin sebagai pemopang
semua komponen mesin. Lubang keluar jagung merupakan lubang tempat keluarnya biji
jagung hasil pipilan yang sudah terpisah dari bonggolnya. Van belt sebagai penghubung
pulley mesin dengan pulley perontok.
Prosedur Sebelum Pemakaian , mesin ditempat yang rata, dekat dengan tumpukan
hasil yang akan dirontok, bila perlu taruhlah alas terpal atau lembaran plastik di bawah
mesin, untuk mengurangi susut karena tercecer dan posisikan mesin sedemikian rupa
sehingga kotoran akan keluar searah dengan arah angin untuk mengurangi susut tercecer
posisikan mesin menghadap dinding atau buatlah dinding buatan berupa lembaran plastic
atau anyaman bambu didepan mesin sedemikian rupa sehingga butiran bijian yang
terlempar dapat dikumpulkan.Buka penutup mesin dan periksalah drum, semua gigi
perontok, konkaf, bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang
sekiranya akan mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator.
Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas atau
bersentuhan atau bergesekan.Periksa ketegangan dan garis lini sabuk pulley, bila sabuk
tidak dalam satu garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk pulley akan cepat rusak
sebelum waktunya. Untuk permukaan pulley yang kasar sebaiknya diamplas dan bila
pulley retak, sebaiknya segera diganti. Lumasi semua bantalan dengan minyak pelumas
atau pasta pelumas, periksa juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur,
baut yang kendor. Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.
Setelah semuanya siap, star atau hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa
muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran
atau berpindah tempat. Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan
alat, tambah kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian
yang belum terontok. Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang
akan dirontok ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan
overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang
diperlukan untuk melayani mesin ini. Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi
overloading, terutama untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet atau
slip karena overloading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian
dalamnya. Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu
meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan
mesin perontok. Jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat
dsb) yang masuk kedalam mesin. Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu
pelempar jerami atau kipas penghembus harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak
menyumbat saringan atau tercampur dengan jagung bersih hasil perontokan, bila perlu
jagung ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu pengeluaran
jagung. Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan
(terutama bagian dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu
diberi selimut agar tidak berkarat.
Alat pemipil jagung memiliki kapasitas pengoperasian sebanyak 20.000 kg/hari,
namun pada praktikum kali ini menggunakan jagung tongkol 73,716 g menghasilkan
kotoran 5,351 g , jagung tercecer diluar alas 0,2558 g , jagung tertinggal ditongkol 2.025
g dan jagung terikut pada kotoran 0,3877 g dimana menghasilkan jagung pipil sebanyak
59.505 g. Mesin pemipil jangung pada praktikum ini tidak memiliki sekat yang berfungsi
untuk menahan biji jagung sehingga tidak ikut keluar bersama tongkol pada saat mesin
bekerja. Hal tersebut mengakibatkan mesin beroperasi tidak optimal. Salah satu
komponen pada mesin pemipil/perontok yang penting untuk diperhatikan adalah bentuk
dan kontruksi gigi pemipil karena sangat berpengaruh terhadap kinerja alat dalam
merontok jagung. Selain itu penting juga dalam memperhatikan jarak ujung gigi pemipil
dengan sarangan, karena apabila jaraknya terlalu renggang akan dapat menyebabkan
susut yang tinggi akibat banyaknya jumlah biji jagung yang tidak ikut terpipil, sedangkan
apabila terlalu rapat akan mengakibatkan tingginya persentase biji yang pecah. Alat ini
juga tidak bekerja secara maskimal dikarenakan terdapatnya gigi perontok yang telah
hilang atau patah.
Faktor kadar air pada jagung sangat penting dalam menentukan hasil pipilan.
Kadar air yang tinggi akan menghasilkan kapasitas hasil pemipilan yang rendah. Untuk
menghasilkan hasil pipilan yang baik, sebaiknya dilakukan pemipilan dengan kadar air
15-17% karena pada kadar air tersebut biji jagung mudah lepas dari tomgkol dan kulit
biji lebih keras serta kotorannya lebih ringan, sehingga persentase kotoran akan menjadi
rendah. Kecepatan putaran silinder selalu berbanding lurus dengan persentase butir pecah
dan kapasitas pemipilan. Penggunaan putaran (rpm) yang tinggi pada proses pemipilan
akan menghasilkan persentase butir pecar dan kapasitas pemipilan yang tinggi. Oleh
karena itu dalam kegiatan pemipilan perlu kesesuaian antara kecepatan (rpm) silinder
pipil dengan kadar air jagung yang akan dipil. Untuk mendapatkan mutu pipilan jagung
yang baik, putaran silinder pipil sebaiknya 600 – 700 rpm dengan kadar air biji jagung 15
– 17 % (Silvia 2014)
Kesimpulan
Susut tercecer dari suatu mutu pada proses prontokan yang di peroleh per 1 kg
bahan yaitu 0,2827 kg. Salah satu komponen pada mesin pemipil/perontok yang penting
untuk diperhatikan adalah bentuk dan kontruksi gigi pemipil karena sangat berpengaruh
terhadap kinerja alat dalam merontok jagung. Selain itu penting juga dalam
memperhatikan jarak ujung gigi pemipil dengan sarangan, karena apabila jaraknya terlalu
renggang akan dapat menyebabkan susut yang tinggi akibat banyaknya jumlah biji jagung
yang tidak ikut terpipil, sedangkan apabila terlalu rapat akan mengakibatkan tingginya
persentase biji yang pecah. Alat ini juga tidak bekerja secara maskimal dikarenakan
terdapatnya gigi perontok yang telah hilang atau patah.

Daftar pustaka
Muhammad Alif AA. 2015. Rancang Bangun Mesin Pemipil Jagung Skala UKM. JRM.
Surabaya. Vol. 02 No. 3:5-9
Silvia 2014. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba
Press, Surakarta

Anda mungkin juga menyukai