Disusun oleh :
Ayu Putri Ana
F152190201
Dosen Praktikum:
Prof Usman Ahmad, MAgr
1
1. PENDAHULUAN
Latar blakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya buah-buahan dan sayuran.
Indonesia bahkan merupakan salah satu produsen buah terbesar di dunia. Sayuran
dan buah-buahan merupakan produk holtikultura dan tergolong kedalam bahan
makanan yang sangat mudah rusak. Hal ini disebabkan karena sayur dan buah
memiliki kadar air yang tinggi, proses respirasi yang terus berlangsung pada pasca
panen, dan adanya aktivitas enzim-enzim dan hormon yang mengkatalis terjadinya
kerusakan pada bahan
Respirasi merupakan perombakan bahan yang lebih kompleks di dalam sel
seperti pati, gula dan asam organic dengan bantuan oksigen menjadi molekul yang
lebih sederhana, seperti karbondioksida, air, sekaligus energy dan molekul lainnya
yang bias digunakan sel dalam reaksi sintesa. Setelah dipanen produk hortikultura
masih melakukan proses respirasi. Kegiatan respirasi ini merupakan metabolism
yang penting, karena selama proses respirasi produk hortikultura mengalami
beberapa perubahan nyata secara fisik maupun kimia yang umumnya terdiri dari
perubahan warna, tekstur, bau, tekanan turgor sel, zat pati, protein, senyawa turunan
fenol dan asam-asam organik (Winarno, 2002). Reaksi yang terjadi pada proses
respirasi sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
Winarno (2002) menambahkan, respirasi adalah suatu proses metabolisme
yang menggunakan oksigen (O2) untuk perombakan senyawa kompleks seperti
pati, gula, protein, lemak dan asam organik yang meghasilkan molekul-molekul
yang lebih sederhana yaitu karbondioksida (CO2), air (H2O) dan energi panas yang
dapat digunakan untuk reaksi sintesa. Terdapat 3 fase dalam proses respirasi, yaitu
perombakan polisakarida menjadi gula-gula sederhana, oksidasi gula-gula
sederhana tersebut menjadi asam piruvat, dan transformasi aerobik asam piruvat
dan asam-asam organik lainnya menjadi karbondioksida, air dan energi.
Konsentrasi CO2 akan meningkat dan O2 menurun akibat interaksi dari respirasi
komoditi yang dikemas dan permeabilitas bahan kemasan terhadap kedua gas
tersebut. Penggunaaan film plastik sebagai bahan kemasan produk yang mudah
rusak, akan dapat memperpanjang daya simpannya, menghambat penurunan susut
bobot, meningkatkan citra produk, menghindari kerusakan saat pengangkutan, dan
sebagai alat promosi (Hasbullah 2007).
Tujuan
1. Menentukan laju respirasi produk hortikultura.
2. Mengetahui peralatan dan cara pengoperasian alat pengukur laju respirasi.
3. Mengetahui metode pengukuran laju respirasi.
2
II. METODOLOGI
Pembersihan
Selesai
3
b. Diagram alir pengujian proses respirasi ( praktikum mandiri)
mulai
Selesai
Hasil
Tabel 1 Laju respirasi jagung manis
Perubahan
Berat buah Volume Laju Respirasi
Volume O2 CO2 Gas
Toples dalam bebas Jam (ml/kg.jam) RQ
(ml) (%) (%) (%/jam)
toples (kg) (ml)
O2 CO2 O2 CO2
320 2980 1 19.5 3.42 1.50 3.39 51.944 117.392 2.26
320 2980 2 17.5 5.00 3.50 4.97 121.202 172.106 1.42
A 0.86055 320 2980 3 15.4 9.52 5.60 9.49 193.922 328.629 1.69
320 2980 4 18.0 5.30 3.00 5.27 103.887 182.495 1.76
320 2980 5 18.2 4.48 2.80 4.45 96.961 154.099 1.59
320 2980 1 18.0 3.94 3.00 3.91 104.514 136.216 1.30
0.85539 320 2980 2 18.3 4.12 2.70 4.09 94.062 142.487 1.51
B 320 2980 3 16.3 7.46 4.70 7.43 163.738 258.846 1.58
320 2980 4 17.8 5.04 3.20 5.01 111.481 174.538 1.57
320 2980 5 17.8 5.16 3.20 5.13 111.481 178.718 1.60
4
Tabel 2 Laju respirasi mangga
Perubahan Laju
Berat buah Volume Gas Respirasi
Volume O2 CO2
Toples dalam bebas Jam (%/jam) (ml/kg.jam) RQ
(ml) (%) (%)
toples (kg) (ml)
O2 CO2 O2 CO2
306 2994 1 18.8 1.96 2.20 1.93 53.477 46.914 0.88
306 2994 2 18.8 2.30 2.20 2.27 53.477 55.179 1.03
A 1.2317 306 2994 3 18.8 2.96 2.20 2.93 53.477 71.222 1.33
306 2994 4 18.5 1.94 2.50 1.91 60.770 46.428 0.76
306 2994 5 19.4 2.48 1.60 2.45 38.893 59.554 1.53
306 2994 1 18.8 2.96 2.20 2.93 51.621 68.749 1.33
306 2994 2 19.2 2.92 1.80 2.89 42.235 67.811 1.61
B 1.276 306 2994 3 19.2 2.92 1.80 2.89 42.235 67.811 1.61
306 2994 4 18.8 3.74 2.20 3.71 51.621 87.051 1.69
306 2994 5 19.5 2.56 1.50 2.53 35.196 59.364 1.69
Pembahasan
Respirasi merupakan proses menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air (Saktiyono, 2004). Begitu juga dengan
buah yang terus mengalami proses respirasi meskipun telah dipanen dan disimpan
selama beberapa saat. Proses respirasi yang dialami oleh buah yang diamati pada
praktikum ini dapat diukur dengan menggunakan metode laju respirasi. Pengukuran
laju respirasi produk hortikultura dapat dilakukan dengan mengukur produksi CO2
atau konsumsi O2 dengan menggunakan kosmotektor. Dalam pembahasan ini akan
disajikan pengukuran laju respirasi berdasarkan laju konsumsi CO2.
Pengukuran laju respirasi dengan menggunakan sistem tertutup, yaitu:
tutup stoples yang digunakan dilubangi dengan diameter 1 cm sebanyak dua buah
dan pada lubang tersebut dimasukkan selang plastik sepanjang 30 cm. Pada
pertemuan selang plastik dengan penutup stoples diberi lem dan lilin malam untuk
menghindari kebocoran gas. Buah dan sayur yang digunakan dalam praktikum yaitu
5
jagung manis, mangga, dan tomat segar dibersihkan dan dipilih yang memiliki
bentuk fisik yang baik dan seragam, kemudian ditimbang dan dimasukkan ke
dalam stoples dan ditutup rapat. Untuk menghindari kebocoran gas, antara
penutup dan leher stoples diberi lilin malam dan selang plastiknya ditekuk dan
dijepit. Pengukuran kandungan gas dilakukan tiap 1 jam sekali selama 5 jam.
Setelah dilakukan pengukuran, stoples dibuka untuk mengembalikan udara
ke kondisi normal.
Toples A : berat buah 0.86055
Laj u R espi rasi J agung Mani s
350.000
300.000
Laju Respirasi
250.000
200.000
150.000 O2
100.000
CO2
50.000
0
1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
200.000
150.000
O2
100.000
50.000 CO2
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (Jam)
6
dalam jaringan, sehingga sayuran dapat membusuk. Menurunnya jumlah CO2 yang
dihasilkan dapat disebabkan karena menurunnya konsentrasi ADP yang bersifat
sebagai akseptor fosfat dan terjadinya kerusakan mitokondria (Winarno dan
Kartakusuma,1981). Konsentrasi ADP yang menurun dan kerusakan mitokondria
menyebabkan ATP yang dihasilkan juga menurun. ATP yang berfungsi sebagi
penyuplai energi dalam bentuk fosfat berenergi tinggi dengan cara memecah
ikatan fosfatnya (Wills et al., 1981 dalam Asrofi, 1986). Karena ATP menurun,
maka energi yang dapat digunakan untuk melangsungkan reaksi metabolik
selanjutnya juga menurun. Keadaan demikian menyebabkan jumlah CO2 yang
dihasilkan semakin menurun.
Pada Tabel 1 menunjukkan nilai RQ jagung manis yang disimpan
memperoleh nilai RQ jagung manis hampir seluruhnya bernilai 1.0 hal ini
menunjukkan bahwa proses metabolisme berlangsung secara normal menggunakan
substrat karbohidrat, protein atau lemak dengan ketersediaan oksigen yang cukup.
Komponen terbesar pada jagung manis setelah air adalah karbohidrat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa substrat yang digunakan untuk proses respirasi
sebagian besar adalah karbohidrat. Pada kondisi respirasi anaerobik umumnya
nilai RQ lebih besar dari satu.
Toples A
Laj u R espi rasi Mangga
80.000
70.000
Laju Respirasi
60.000
50.000
40.000
30.000 O2
20.000 CO2
10.000
0
1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
Toples B
Laj u R espi rasi M angga
100.000
Laju Respirasi
80.000
60.000
40.000 O2
20.000 CO2
0
1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
7
Laju respirasi pada buah Mangga disajikan pada Grafik 2. Dapat dilihat
bahwa pada Mangga jumlah CO2 pada toples A meningkat pada jam ke 3 yaitu
sebesar 71.222 ml/kg.jam sedangkan pada toples B pada jam ke 4 sebesar 87.051
ml/kg.jam. sedangkan jumlah O2 terus menurun pada jam ke 5. Komposisi gas yang
utama dalam mempengaruhi respirasi adalah oksigen, karbondioksida, dan etilen
(Kays, 1991). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa komposisi O 2
rendah dan CO2 tinggi akan menghambat laju respirasi. Pantastico et.al 1986
menyatakan bahwa etilen dapat mempercepat proses respirasi dan
pembentukannya sekaligus didorong oleh laju respirasi. Dengan mengubah
konsentrasi gas O2 menjadi 3% dari 22% dan meningkatkan konsentrasi
CO2 menjadi 4% dari keadaan normal, buah dan sayuran tidak mengalami
efek kerusakan dan memperlambat proses pematangan selama beberapa hari
(Liyod Ryall et al., 1982 dalamTubagus, 1993).
Respirasi membutuhkan O2 dan menghasilkan zat sisa metabolisme berupa
uap air, CO2, dan panas sebagai entropi (energi panas yang tidak termanfaatkan).
Kuosien respirasi (respiratory quotient) merupakan perbandingan CO2 terhadap
O2. Pada Tabel 2 menunjukkan nilai RQ Mangga yang disimpan memperoleh nilai
RQ jagung manis hampir seluruhnya bernilai 1.0 hal ini menunjukkan bahwa proses
metabolisme berlangsung secara normal menggunakan substrat karbohidrat, protein
atau lemak dengan ketersediaan oksigen yang cukup. Pada kondisi respirasi
anaerobik umumnya nilai RQ lebih besar dari satu. Pada tabel 2 terdapat nilai RQ
< 1 pada toples A dijam ke-1 dan ke-4 hal ini dikarenakan lebih banyak O2 yang
diperlukan untuk mengubah karbon menjadi CO2 dan hidrogen menjadi H2O. Nilai
RQ tidak dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan yang diharapkan.
Kondisi ini disebabkan ada berbagai reaksi dalam sel yang tidak berkaitan langsung
dengan respirasi (Wiraatmaja 2016).
Toples A
Laju Respirasi Tomat
180.000
160.000
140.000
laju Respirasi
120.000
100.000
80.000 O2
60.000
CO2
40.000
20.000
0
1 2 3 4 5
Waktu (jam)
8
Toples B
100.000
80.000
60.000 O2
40.000 CO2
20.000
0
1 2 3 4 5
Waktu (jam)
9
Komoditi Waktu Keterangan
Belum
1 jam
berembun
Berembun
2 jam
sedikit
Berembun
3 jam
agak banyak
Berembun di
didalam
6 jam seluruh
permukaan
plastik
10
Komoditi Waktu Keterangan
Belum
1 jam
berembun
Berembun
2 jam
samar-samar
Berembun
4 jam
sedikit
Berembun di
didalam
7 jam seluruh
permukaan
plastik
11
air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air, maka
uap air ini akan terkondensasi menjadi titik – titik air atau embun.
Pada tabel 4 terlihat pada jam ke 6 buah tomat yang dibungkus plastik terjadi
pengembunan didalam permukaan plastik semakin lama waktu penyimpanan
semakin banyak pula embun yang terlihat hal ini dikarenakan meningkatnya laju
respirasi akan menyebabkan perombakan senyawa seperti karbohidrat pada buah
dan menghasilkan CO2, energi dan air yang menguap melalui permukaan
kulit tomat dan menyebabkan kehilangan bobot (Roiyana et al., 2012). Laju
respirasi yang tinggi juga mempercepat pematangan yang berpengaruh terhadap
warna tomat dan degradasi tekstur selama penyimpanan. Komoditi tomat termasuk
kelompok komoditi yang memiliki laju respirasi yang tinggi
Perubahan proses respirasi pada Alpukat dapat dilihat pada tabel 5. Pada jam
ke-1 belum terlihat proses respirasi yang terjadi. Namun, pada jam ke 2 dan 4 sudah
terdapat uap air yang berada pada dinding bagian dalam plastik, yang menandakan
adanya proses respirasi yang terjadi pada buah alpukat. Hingga hari ke 7 uap air
atau embun yang terdapat pada dinding bagian dalam plastik semakin banyak
hampir seluruh permukaan plastik bagian dalam terdapat titik-titik uap air.
Komoditi buah alpukat termasuk kelompok komoditi yang memiliki laju respirasi
yang tinggi
IV KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13