Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LANSIA DENGAN MASALAH


RHEMATOID ARTHRITIS

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik)

Dosen Pembimbing :
Dodik Arso W, S.Kep.Ns.,M.Kes

Oleh :

Kelompok 3

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2019
Nama Anggota Kelompok

1. Febriana Wahyu Ningtyas (201703024)


2. Febrilya Santika Putri (201703025)
3. Firstiantanika F.A (201703026)
4. Frizko Febri A (201703028)
5. Heni Wulandari (201703029)
6. Ika Nurul Safitri (201703030)
7. Ilham Tri Juniardi (201703032)
8. Intan Dewi Purnama (201703033)
9. Kharina Setya Putri (201703035)
10. Kiki Maelani (201703036)
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan gerontik yang berjudul Laporan Pendahuluan
Dan Asuhan Keperawatan Lansia Pada Ny. K Dengan Rheumatoid Artritis Di Desa Ngunut,
Kabupaten Tulungagung Tulungagung dengan tepat waktu. Terimakasih kepada bapak/ibu
pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyusun asuhan keperawatan ini.

Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Untuk itu kami mengharapakan kritik serta saran
kepada pembaca untuk asuhan keperawatan ini supaya lebih baik lagi.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga asuhan keperawatan ini bisa bermanfaat.

Pare . 10 Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho,
2000).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada
semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat
dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematik juga banyak menyerang lansia yang ada di Indonesia pada tahun 2006, Zeng
Q.Y mendapatkan data berdasarkan penelitiannya bahwa prevalensi nyeri rematik di
Indonesia mencapai 23,6-31,3% (Purwoastuti). Dampak dari keadaan ini dapat
mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan
masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang
tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan
kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek
sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau
mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri
serta tinggi terjadi cidera (Kisoro, 2008). Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata
gangguan muskuloskeletal menempati urutan 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler
dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun. Pada usia lanjut yang sering dialami
lansia yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah nyeri sendi
(Fitriani, 2009). Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan
pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak.
Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang
(Santoso, 2009). Insiden puncak nyeri sendi terjadi pada umur dekade ke empat, dan
penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki-laki (Akhyto, 2009).
Angka kejadian penyakit nyeri sendi di Indonesia relatif tinggi yaitu 1-2% dari total
populasi penduduk berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Lansia Pada Ny. K Dengan Rheumatoid Artritis Di
Desa Ngunut, Kabupaten Tulungagung Tulungagung ?

1.3 Tujuan penulisan


Tujuan umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan rheumatoid artritis

Tujuan khusus

1.4 Manfaat penulisan


Bab 2
Tinjauan Teori

2.1 Konsep Lansia


2.1.1 Pengertian Lanjut Usia

Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang.
Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.
Proses menua (aging process) merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menurut Paris Constantinides, 1994
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi
secara normal, ketahanan terhadap injury (termasuk infeksi) tidak seperti pada saat
kelahirannya,
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaraingan lain
sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseotang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam
hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis
tubuh mencapai puncaknya pada umur 20–30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi
alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun
sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.
2.1.2 Batasaan umur lanjut usia

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:


1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Depkes, membagi lansia sebagai berikut :


1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas

2) Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium

3) Kelompok usia lanjut (65 th>) sebagai senium


2.1.3 Teori tentang Proses menua

1) Teori Biologik

a. Teori Genetik dan Mutasi

menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
b. Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah


c. Autoimun

Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saat
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
d. Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi


jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
e. Teori radikal bebas

Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan


menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

2) Teori Sosial

a. Teori aktifitas

Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial
b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas.
Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
1) Kehilangan peran

2) Hambatan kontrol sosial

3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan


lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu,
dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan

2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti

3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi

3) Teori Psikologi

a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari
kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung

Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari


seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda dan
masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu
terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama.
Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah
subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan
antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang
paling penting bagi kesehatan mental
2.1.4 Perubahan Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
1. Perubahan fisik

1) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya


cairan intra dan extra seluler

2) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarafan, lambat dalam respon


waktu untuk mereaksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran,
presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum
karena meningkatnya keratin

3) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon


terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny
ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi

4) kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah


berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan
volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningg.

5) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan


menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga
kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.

6) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk,


indera pengecap menurun karena adanya iritasi selaput lendir dan atropi
indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf
pengecap untuk rasa manis dan asin

7) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga


aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %.
Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria,
otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc
sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan
berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas
55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir
kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.

8) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon


menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah,
aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
9) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan
lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut
dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.

10) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin


rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut
discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit
otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan tremor.

2. Perubahan Mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan
perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta
situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama
faktor penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam
baik kejadian masa lalu.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya
perasaan tidak aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu
penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya
perasaan kurang mampu untuk mandiri serta cenderung bersifat entrovert.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b. Kesehatan umum

Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu

b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk

Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal

b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi


perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.

3. Perubahan Perubahan Psikososial

Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat beragam,


tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat ini orang
yang telah menjalani kehidupan nya dengan bekerja mendadak diharapkan
untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung
dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk masa pensiun dengan menciptakan
bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya,
masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa
hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan
dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk dirumah
atau bermain domino di klub pria lanjut usia.
Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat mereka
merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna. Kuantitas maupun kualitas
pada masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam aktifitas fisik cenderung
menurun dengan bertambahnya usia. Kendati perubahan minat pada usia lanjut
jelas berhubungan dengan menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat
diragukan bahwa hal hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN REUMATOID ARTRITIS

2.2.1 PENGERTIAN
1. Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan
proliferasi membran sinovial, yang menyebabkan,kerusakan pada sendi
tulang ankilosis, dan deformitas. (Doenges, E Marilynn, 2000 : hal 859).
2. Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
3. Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 :
1248).
2.2.2 KLASIFIKASI

Klasifikasi Rheumatoid Arthritis :


Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3
bulan.
2.2.3 ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti.
Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor
sistem reproduksi.Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti
bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin
disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang
menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
3. PATOFISIOLOGI
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan
syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk
mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan
CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan
interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya
inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara
langsung dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi
immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor
ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi
kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui
pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan
osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi.
Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga
terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid
artritis.
4. PATHWAY

5. MANIFESTASI KLINIS
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Rheumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
1. Gerakan menjadi terbatas
2. Adanya nyeri tekan
3. Deformitas bertambah pembengkakan
4. Kelemahan
5. Depresi
Gejala Extraartikular :
1. Pada jantung :
1) Rheumatoid heard diseasure
2) Valvula lesion (gangguan katub)
3) Pericarditis
4) Myocarditis
2. Pada mata :
1) Keratokonjungtivitis
2) Scleritis
3. Pada lympa : Lhymphadenopathy
4. Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
5. Pada otot : Mycsitis

6. KOMPLIKASI
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi
di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli. Tromboemboli adalah adanya
sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang
membeku.
4. Terjadi splenomegali. Splenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa
membesar kemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah
akan meningkat.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus
2. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
3. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
4. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal
sewaktu gejala-gejala meningkat
5. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
6. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
7. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
8. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR.
9. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
10. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
11. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
12. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
13. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang
simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap
sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau
gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA ) adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness )
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.
3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah
satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9. Pengendapan cairan musin yang jelek
10. Perubahan karakteristik histologik lapisan synovia
11. Gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
minggu.
Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-
kurangnya selama 4 minggu.
8. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
1. Termoterapi
2. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
3. Pemberian Obat-obatan :
1) Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada
dosis yang telah ditentukan.
2) Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn
salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).
Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak berhasil
mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat mengembalikan
fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur yang dapat dilakukan adalah
artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.
2. Keperawatan
1) Pendidikan :meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini
2) Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
3) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang,
ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien.

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH RHEMATOID


ARTHRITIS
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

Tangal Pengkajian :05 JULI 2019

A. DATA BIOGRAFI
Nama :NY.K L / P
Tempat & Tgl Lahir : Blitar,15-02-1935 Gol. Darah : O / A / B / AB
Pendidikan Terakhir : SD / SLTP / SLTA / D. I / D. III / D.IV / S.1 / S. 2 / S. 3
Agama : Islam / Protestan / Katolik / Hindu / Budha / Konghucu / LL
Status Perkawinan : Kawin / Belum / Janda / Duda ( Cerai : Hidup / Mati )
TB / BB : 155 Cm / 60 Kg
Penampilan : Berpenampilan dengan menggunakan daster
Ciri-Ciri Tubuh : Bertubuh kurus,gigi ompong
Alamat : Ds. Ngunut, Kec. Ngunut, Kab.Tulungagung.
Telp : -

Yang Dapat Dihubungi : Tn. K L/P


Hubungan dengan Usila : Anak Kandung
Alamat : Rt.01 Rw.06 dsn gendis ds pikatan kec wonodadi kab blitar
Telp : -

B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

Keterangan :

Perempuan garis keturunan

Laki-laki laki-laki meninggal

Garis perkawinan

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Alamat Pekerjaan : Dirumah
Berapa Jarak Dari Rumah : - Km
Alat Tarnsportasi :-
Pekerjaan Sebelumnya : Petani
Berapa Jarak Dari Rumah : ---Km
Alat Tarnsportasi : Sepeda
Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan : diberi oleh anaknya,
mendapat jatah dari anak-anaknya

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP

Tipe Tempat Tinggal : Permanen


Jumlah Kamar :4 kamar
Kondisi Tempat Tinggal : Bersih, luas, kondisi rumah sangat nyaman

Jumlah orang yang tinggal di rumah : Laki-laki = …2… orang / Perempuan =…2…
orang
Derajat Privasi : ………………………… Tetangga Terdekat : ……………..............
…………
Alamat/Telepon :

E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Menjahit pakaian untuk di pakai sendiri
Keanggotaan Organisasi : Mengikuti kegiatan muslimat di sekitar rumahnya
Liburan / Perjalanan :
Selalu memanfaatkan waktu untuk sering berkumpul dengan keluarga, sering berkmpul
bersama anggota keluarga
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi :
Jarak dari rumah : 3 Km
Rumah Sakit : Rumah Sakit bersama Jaraknya : 15Km
Klinik : Klinik Sejahtera Jaraknya : 20 Km
Pelayanan Kesehatan di rumah : Puskesmas
Makanan yang dihantarkan : Nasi, lauk pauk dan sayur
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu memandikan, menyiapkan
makanan, membantu berhias, membantu menyiapakan minuman, membantu kegiatan
yang lainnya
Lain – lain : Tidak ada
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Pasien beribadah dengan rajin
Yang lainnya : Pasien sering juga ikut kegiatan pengajian disekitar rumahnya dan
kegiatan keagamaan lainnya
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Pasien sering mengalami kaku dan kaku dan nyeri dikaki dan tangan

Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :


Tidak ada
Keluhan Utama : pasien mengeluh kaki dan tangannya kaku, kaku dan
nyeri dan sakit jika digerakkan

 Provokative / Paliative : adanya rheumatoid artritis


 Quality / Quantity : kaku dan nyeri
 Region : pada sendi ekstremitas atas dan bawah
 Severity Scale : 4-6
 Timming : saat digerakkan
 Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :
Ny. K mengatakan tidak mengerti penyebab dari kaku dan nyeri di kaki dan
tangannya. Yang Ny. K ketahui penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang
sudah di lakukan Ny. K untuk mengurangi kaku dan nyeri adalah meminum obat
yang di berikan oleh puskesmas, Ny. K tidak tau lagi cara untuk mengurangi sakit
pada tangan dan kaki . Akibat dari kaku dan nyerinya Ny. K sudah jarang untuk jalan
pagi (olah raga).

Obat-Obatan :

No. Nama Obat Dosis Keterangan


1
2
3
4
5
6
7

Status Immunisasi : (catat tanggal terbaru)


Lengkap

Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada alergi makanan
Faktor Lingkungan: lebih suka makanan yang lembut, tidak bisa memakan makanan kasar

Penyakit Yang Diderita :


Hipertensi √ Rheumatoid Asthma Dimensia
Lain – Lain : Sebutkan : tidak ada

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz :A/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi :
Cairan & Elektrolit:
Nutrisi : Terpenuhi
Eliminasi : Terpenuhi
Aktivitas : Di bantu
Istirahat & Tidur : Cukup
Personal Hygiene : bersih (dibantu)
Seksual :-
Rekreasi : Jarang rekreasi
Psikologis : Sedikit terganggu
 Persepsi Klien : Klien beranggapan bahwa dirinya sering lupa, mudah bingung
dan juga sering lupa akan hal yang baru

 Konsep diri : Konsep diri yang dimiliki klien baik, klien tetap menjadi
pribadi yang mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain
 Emosi : Sering marah-marah,cerewet. Hal itu disebabkan oleh kondisi
fisik dan hormon yang mempengaruhi
 Adaptasi : Adaptasi klien dengan lingkungan sekitar baik, klien senang
berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.
 Mekanisme Pertahanan Diri : Sering marah-marah. ngamuk

J. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : kondisi klien membaik, raut wajah keriput, sering lupa dan
mengulangi kata-kata yang sama
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma
Skala Koma Glasgow :Verbal = 4 Psikomotor = 5 Mata = 6
Tanda-Tanda Vital : Pulse = 100x/mnt Temp= 37,5 RR= 21x/mnt
Tensi= 130/90 mmhg

1. Kepala :
Rambut:bersih,tidak ada ketombe,tidak kotor,ada uban
Kulit kepala:bersih,tidak ada luka
Bentuk :simetris,tidak ada luka,tidak ada benjolan
2. Mata, Telinga, Hidung
Mata:simetris,bersih,tidak anemis,penglihatan menurun
Telinga:bersih,simetris,tidak terjadi penurunan pendengaran
Hidung:lubang hidung simetris,bersih
3. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Tidak ada luka pada leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfa

4. Dada & Punggung : Dada simetris,punggung bungkuk(lordosis)


Paru-paru
I:thorax simetris,pergerakan dada sama
P:tidak ada nyeri tekan
P:normal,resonan
A:vesikular,normal,tidak ada suara tambahan

Jantung
I:pergerakan dada kanan kiri sama
P:tidak ada nyeri tekan
P:normal resonan
A:normal lub-dub
5. Abdomen & Pinggang : bungkuk(lordosis)
I:simetris,tidak ada luka
P:tidak ada nyeri tekan
P:normal tympani
A:bising usus 13x/mnt

6. Ekstremitas Atas & Bawah :


Ekstremitas atas dan bawah sulit untuk digerakkan
7. Sistem Immune :
Klien tidak pernah mendapat imunisasi
8. Genetalia :
Klien menggunakan pempers
9. Sistem Reproduksi :
Sudah tidak berproduksi/menopause
10. Sistem Persyarafan :
Pasien mengalami gangguan memori yaitu mudah lupa
11. Sistem Pengecapan :
Mengalami penurunan indra pengecap
12. Sistem Penciuman :
Normal,tidak ada gangguan (dapat membedakan bau harum dan bau busuk)
13. Tactil Respon :
Saat dicubit klien dapat segera menoleh dengan cepat

K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL

1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)


Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia

Tanggal : Senin, 17 Desember 2012


Nama Paasien : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pertanyaan :
Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban

√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 10 Juli 2019

√ 2 Hari apa sekarang ? Selasa

√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah

√ 4 Dimana alamat anda ? Tulungagung

√ 5 Berapa umur anda ? Lupa

√ 6 Kapan anda lahir ? Lupa

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Jokowi

Siapa presiden Indonesia


√ 8 Lupa
sebelumnya ?

√ 9 Siapa nama ibu anda ? Lupa

Kurangi 3 dari 20 dan tetap


√ 10 pengurangan 3 dari setiap Tidak tau
angka baru, secara menurun

Jumlah :

benar : 5

salah : 5

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil benar 5
dan salah 5 ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny. K masih mengalami
kerusakan ringan

2. Mini-Mental State Exam (MMSE)


(Menguji aspek-aspek kognitif dan fungsi mental )
Aspek Nilai Nilai Kriteria
No
Kognitif maksimal Klien
1 Menyebutkan dengan benar :

Tahun : 2019 (Benar)

Musim : kemarau (Benar)


Orientasi 5 5
Tanggal : 10 (Benar)

Hari : selasa (Benar)

Bulan : Juli (Benar)


2 Dimana sekarang kita berada ?

Negara : Indonesia (Benar)

Propinsi : jawa (Benar)


Orientasi 5 5 Kabupaten/kota : tulungagung
(Benar)

Panti :-

Wisma:-
3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudia
ditanyakan kepada klien, menjawab :
Registrasi 3 3
kursi

meja

3.        kertas
4 Meminta klien memulai dari 100
kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.

Jawaban :

Perhatian 1. 93
dan 5 4 2. 86
kalkulasi
3. 79
4. 72

5. 65
5 Minta klien untuk mengulangi ketiga
Mengingat 3 1 obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1)
6 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).

Minta klien untuk mengulangi kata


berkut :

“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )

Klien menjawab :tidak ada, jika dan


tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.

Bahasa 9 1. Ambil kertas ditangan anda

2. lipat dua

3. dan taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.

“tutup mata anda”

Perintahkan kepada klien untuk


menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30

Interpretasi hasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif


18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat

3. Inventaris Depresi Beck


Mengetahui tingkat depresi lansia

Skor Uraian
Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
Pesimisme
3 Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan segala sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
Rasa Kegagalan
3 Saya benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kebelakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya telah gagal melebihi pada orang pada umumnya
0 Saya merasa tidak gagal
Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya merasa puas
Rasa Bersalah
3 Saya merasa sedih seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya merasa tidak kecewa dengan diri saya sendiri
Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mmpunyai pikiran tentang membahayakan diri sendiri
Menarik Diri Dari Sosial
3 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka
Saya telah kehilangan minat saya terhadap orang lain dan mempunyai sedikit
2
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat dengan orang lain
Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat memuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam mebuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
Perubahan Gambar Diri
3 Saya merasa ahwa saya jelek atau menjijikkan
Saya merasa ada perubahan permanen daalam penampilan saya dan ini
2
membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir jika saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
K kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
Keletihan
3 Saya sangat lelah melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari yang biasanya
Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

4. APGAR Keluarga

No. Uraian Fungsi Skor


Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
1 teman ) saya untuk membantu Adaptation 2
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Saya puas dengan cara keluarga
saya (teman-teman)
2 membicarakan sesuatu dengan Partnership 1
saya dan mengungkaapan
masalah dengan saya
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) dapat menerima
3 saya dan mendukung keinginan Growth 2
saya untuk melakukan aktifitas
atau kegiatan baru
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
4 Affection 2
bersepon terhadap emosi-emosi
saaya seperti marah . sedih ,
mencintai
5 Saya puas dengan cara teman- Resolve 1
teman saya dan saya
menyediakan waktu

Keterangan :

- Selalu 2
- Kadang kadang 1
- Hampir tidak pernah 0

Analisa data

Data Problem Etiologi


DS : Gangguan aktifitas fisik Nyeri pada tangan dan
pasien mengatakan sering kaki
merasakan nyeri dan kaku pada
tangan dan kakinya
DO :
- Pasien tampak menahan
rasa sakit (memegangi
kaki yang sakit )
- Pasien tampak sulit
bergerak karena nyeri
pada bagian tangan dan
kaki
DS: pasien mengatakan tidak Inefektif manajemen Defisit pengetahuan
tahu apa itu rheumatoid arthritis terapiutik tentang penyakit , dan
DO : penanganan penyakit
- Pasien tampak bingung
ketika ditanya apa itu
rheumatoid arthritis

   

1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki

No Prioritas Skor / bobot Pembenaran


1. Sifat Masalah Nyeri yang
Skala: Aktual 2/3 x 1 = 2/3 dirasakan harus
diatasi karena
sangat
menggangu
aktivitas dari
Ny.M saat ini
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah Karena sudah
Skala: Sebagian 1/2 x 2 = 1 menjadi
kebiasaan dari
Ny.M bila
nyerinya timbul,
selalu diabaikan
sehingga
kemungkinan
masalah dapat
diubah sebagian.
3. Potensial masalah untuk di cegah 2/3 x 1 = 2/3 Jika nyerinya
Skala: Cukup tidak segera
diatasi maka nyeri
tersebut akan
sangat
menggangu rasa
nyaman dari
Ny.K
4. Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1 Penanganan
Skala: Masalah berat, harus segera segera akan
ditangani menentukan hasil
serta tindakan
keperawatan
selanjutnya.
Jumlah 3 1/3

2. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


penyakit, diit dan penanganan

No Prioritas Skor / bobot Pembenaran


1 Sifat Masalah Bila informasinya
Skala: Aktual 3/3 x 1 = 1 tidak segera
disampaikan
maka akan
berpengaruh
terhadap
kesehatan Ny. K
kedepannya.
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Perubahan
Skala: Sebagian 1/2 x 2 = 1 membutuhkan
waktu yang tidak
singkat
3 Potensial masalah untuk di cegah Jika tidak segera
Skala: cukup 2/3 x 1 = 2/3 diinformasikan
kebiasaan yang
tidak sehat akan
terus berlanjut
dan akan
memengaruhi
kualitas hidup
dari Ny. K

4 Menonjolnya Masalah Karena terkait


Skala: Masalah berat, harus segera 2/2 x 1 = 1 dengan masalah
ditangani kesehatan Ny. K
maka pemberian
informasi harus
segera
disampaikan.
Total
3 2/3

Prioritas masalah

1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri pada kaki dan tangan

2. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


penyakit, diit dan penanganan

Intervensi
1. Diagnosa keperawatan pertama
Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri pada kaki dan tangan
Tujuan :
- Setelah di lakukan perawatan/ kun- jungan sebanyak 3x, diharapkan Ny.K dapat tetap
melakukan aktifitas sehari-hari tanpa kesulitan
Setelah kunjungan ke 3 :
Ny.K mampu :
-     melakukan aktifitas sehari-hari tanpa kesulitan
-     Memanagement aktivitasnya ketika kakinya tiba-tiba nyeri
Keluarga dapat:
-     memberikan bantuan mobilisasi efektif jika diperlukan
-     memberikan support kepada Ny K

Intervensi Rasional

1. Jelaskan kepada keluarga tentang 1. Melakukan aktifitas sehari-hari tanpa


penyebab terjadinya nyeri kaki (Rheumatoid kesulitan (tindakan)
artritis)
2     Keluarga dapat mempraktikkan tekhnik
2.    Ajarkan Ny.K cara kompres hangat kompres hangat (tindakan)
untuk mengurangi linu – linunya

3.    Ajarkan Ny.K cara senam tangan

4.    Anjurkan Ny.K untuk jalan atau olah


raga pagi setiap hari

5.    Mengobservasi kemampuan Ny.K dan


anggota keluarga setelah mendapat
penjelasan
Diagnosa keperawatan ke dua

Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,


diit dan penanganan
Tujuan :
1. Setelah 3x junjungan : Ny.K mengetahui tentang Rheumatoid artritis,
diit dan penanganannya
2. Setelah kunjungan ke 3 : Ny.K mampu:
- Memahami tentang Rheumatoid artritis
- Mengetahui Penyebab dan gelaja
- Mengetahui diit Rheumatoid artritis
- Melakukan penanganan
. Menyebutkan pengertian, penyebab Rheumatoid artritis secara verbal
- Menyebutkan beberapa jenis makanan yang di anjurkan dan tidak boleh
dikonsumsi untuk Rheumatoid artritis (minimal 3 masing-masing jenis) secara verbal
Intervensi Rasional
K11. kaji pengetahuan Ny.K 1. Menyebutkan pengertian, penyebab
2.  2. Jelaskan tentang rheumatoid artritis Rheumatoid artritis secara verbal
3.  3. Jelaskan tentang diit rheumatoid artritis -  2. Menyebutkan beberapa jenis makanan yang di
4. Jelaskan tentang Jenis – jenis makanan anjurkan dan tidak boleh dikonsumsi untuk
yang di anjurkan dan tidak boleh Rheumatoid artritis (minimal 3 masing-masing
dikonsumsi oleh klien jenis) secara verbal

L. DATA PENUNJANG

1. Laboratorium : belum ada hasil pemeriksaan laboratorium


2. Radiologi : belum ada pemeriksaan radiologi
3. EKG : belum ada pemeriksaan EKG

4. USG : belum ada pemeriksaan USG


5. CT – Scan : belum ada pemeriksaan CT-Scan
6. Obat-Obatan : -
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial,
yang menyebabkan,kerusakan pada sendi tulang ankilosis, dan deformitas. (Doenges, E
Marilynn, 2000 : hal 859).

4.2 SARAN

Anda mungkin juga menyukai