Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH
ILHAM TRI JUNIARDI
201703032
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Mahasiswa
2
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KELUARGA TN.D PADA SALAH
SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA NY. T
Konsep Keluarga
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek ( Reinser, 1980 )
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain ( Logans, 1979)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing mempunyai arti sebagaimana unit individu ( Gillis, 1983 )
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang
terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang
lainnya ( Johnsons, 1992 )
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya ( BKKBN, 1992 )
3
seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga,
interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan
kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
4. Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya
belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam
kegiatan masyarakat
5. Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan
sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
4
D. Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan
6) The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
5
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
2. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
”marital pathners”
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu
6
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
a. Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
7
7) Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
8) Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
8
2. Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….”
3. Offensive (menyerang bersifat negatif)
4. Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
5. Kurang memvalidasi
(5). Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
1. Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
2. Komunikasi terbuka dan jujur
3. Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
4. Konflik keluarga dan penyelesaiannya
(6). Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
1. Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
2. Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
3. Kurang empati
4. Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
5. Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
6. Komunikasi tertutup
7. Bersifat negatif
8. Mengembangkan gosip
2). Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami
atau anak.
Perilaku peran
(1). Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
(2). Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
9
(3). Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
3). Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
(1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang
tua terhadap anak)
(2) Referent power (seseorang yang ditiru)
(3) Resource or expert power (pendapat ahli)
(4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang
akan diterima)
(5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
(6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses
persuasi)
(7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga seperti::
(1) Konsensus
(2) Tawar menawar atau akomodasi
(3) Kompromi atau de facto
(4) Paksaan
3). Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
10
F. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk
komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik,
pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga
memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila
dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi
emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
11
5. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
12
kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2) Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga
4) Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman
5) Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
6) Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik
7) Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
8) Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila:
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang
spesifik pada usila dan memfokuskan pada:
1) Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
2) Memberikan kenyamanan dan support
3) Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
4) Menanamkan perasaan pengertian hidup
5) Manajemen krisis
13
G. Sistem Keluarga
Keluarga dipandang sebagai system sosial terbuka yang ada dan berinteraksi
dengan sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: plitik,
agama, sekolah dan pemberian pelayanan kesehatan). System keluarga terdiri dari
bagian yang saling berhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai
macam pola interaksi (subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga
mempunyai dua tujuan baik impisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan
tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual
anggota keluarga.
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):
1. Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai sifat
interdependensi, interaktif dan mutual.
2. Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan
untuk menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing
keluarga akan berbeda tergantung dari beberapa faktor seperti : sosial,
budaya, ekonomi,dll.
3. Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu
masyarakat
4. Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam keluarga terjadi
pertukaran antar sistem
5. Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur yang
akan berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.
keterangan :
I : individu
K: keluarga
M: masyarakat
14
Menurut Duval tahap perkembangan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Tahap pembentukan keluarga
Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga
2. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapat kan keturunan sebagai generasi penerus,
melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang sangat dinantikan
3. Tahap menghadapi bayi
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,
karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua
orangtuanya.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai
bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah
kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama,
norma-norma sosial budaya.
5. Tahap menghadapi anak sekolah
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari
kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap melepas anak ke masyarakat
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah
tangga
15
8. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa
sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
9. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia fana ini.
16
11. Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa
12. Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir
13. Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua
14. Keluar dan pindahnya anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masuk
dalam jumlah yang banyak ke dalam kelurga
15. Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga
16. Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-
anak yang sudah besar dengan orang tua
17. Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu
18. Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek)
19. Keluarga lansia Menerima perubahan dari peran generasi
20. Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat
dalam menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru
dan pilihan peran sosial
21. Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan
22. Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada
saat dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan
fungsi yang berlebihan kepada mereka
23. Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan
mempersiapkan untuk kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan
dan keutuhan
Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
1) Membina hubungan dan kepuasan bersama
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Mengembangkan keakraban
4) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
5) Diskusi tentang anak yang diharapkan
2. Child bearing (menanti kelahiran)
1) Persiapan untuk bayi
2) Role masing-masing dan tanggung jawab
3) Persiapan biaya
17
4) Adaptasi dengan pola hubungan seksual
5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
3. Keluarga dengan anak pra-remaja
1) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
2) Merencanakan kelahiran anak kemudian
3) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4. Keluarga dengan anak sekolah
1) Menyediakan aktivitas untuk anak
2) Biaya yang diperlukan semakin meningkat
3) Kerjasama dengan penyelenggara kerja
4) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
5) Sistem komunikasi keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
1) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
2) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
3) Mencegah adanya gap komunikasi
4) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
1) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
2) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
3) Kembali suasana suami istri
4) Mempertahankan komunikasi terbuka
5) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
7. Keluarga dengan usia pertengahan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
3) Keakraban pasangan
4) Mempertahankan kontak dengan anak
5) Partisipasi aktivitas sosial
8. Keluarga dengan usia lanjut
1) Persiapan dan menghadapi masa pensiun
2) Kesadaran untuk saling merawat
18
3) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
4) Pertahankan kontak dengan anak cucu
5) Menemukan arti hidup
6) Mempertahankan kontak dengan masyarakat
19
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan
melalui perawatan sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat,
yang menerima pelayanan perawatan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: tingkat
individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat community atau masyarakat.
1. Tingkat individu
Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-
kasus tertentu, pasien dengan TBC, pasien dengan DM, ibu hamil dan sebagainya
yang mereka jumpai di poliklinik. Perawat melihat kasus ini sebagai individu
dengan memperhatikan atau tanpa memberi perhatian kepada keluarga atau
masyarakat dimana pasien ini adalah anggotanya. Individu yang menjadi sasaran
perawatan dan yang menjadi pusat perhatian adalah masalah kesehatan individu
itu serta pemecahan masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak diikutsertakan
dalam pemecahan masalah.
2. Tingkat keluarga
Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga.
Yang dimaksud keluarga di sini adalah dua atau lebih dari dua individu yang
bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. Dalam tingkatan ini, anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan akan dirawat sebagai anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari
perawatan adalah keluarga. Maka perawat akan menghadapi pasien yaitu keluarga
dengan ibu hamil, keluarga dengan ayah berpenyakit TBC, keluarga dengan anak
retardasi mental, dll.
3. Tingkat masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat
mengandung arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek dan subyek
perawatan adalah kelompok masyarakat pada daerah tertentu dengan
permasalahan kesehatan, misalnya masyarakat dengan kejadian demam berdarah
atau cholera
20
J. Beban kasus keluarga
Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam
keluarga yang dipelihara/dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu
tertentu. Pada umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-
keluarga yang mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga
dengan penghasilan yang rendah. Hal ini akan dimengerti karena kebutuhan akan
pelayanan dan bimbingan perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang
berpenghasilan rendah,.
Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada
keluarga. Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan dan
pandangan yang realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan tiap
tindakan yang mereka hadapi. Sehingga semua penentuan kebijakan dan
keputusan adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab keluarga, dimana perawat
hanya memfasilitasinya.
21
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan. Ini menunjukkan pemanfaatan dengan baik akan
fasilitas-fasilitas kesehatan
22
Konsep Hipertensi
A. Pengertian
Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan tekanan darah yang persisten
Pada orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau di atas 140 mm Hg
dan tekanan diastolik sama atau di atas 90 mm Hg
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg
ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic)
pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik
yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital
lainnyaHipertensi adalah tekanan darah sistolok lebih dari 140 mmHg dan
diastolik lebih dari 90 mmHg.(Arief Mansjoer; 2001)
B. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
ransport Na.
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
23
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
24
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinik
1. Peninggian tekanan darah
2. Mungkin terjadi perubahan retina dengan hemorargi, eksudat,
penyempitan arteriole, dan edema papil
3. Penyakit arteri koroner dengan angina
4. Terjadi hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung
5. Perubahan patologis pada ginjal ( nokturia dan azotemia )
6. Stroke
7. Sakit kepala
8. Pusing atau migren
25
9. Epistaksis
10. Marah dan telinga berdengung
11. Rasa berat ditengkuk
E. Pemerikasaan Diagnostik
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
5) CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6) EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
8) Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung
F. Komplikasi
1) Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
2) Dapat menyebabkan kelumpuhan pada ekstremitas badan (stroke)
3) Secara mekanis dapat merusak pembuluh darah dan mulai terjadi
insufisiensi jantung dan dapat menyebabkan berkurangnya perfusi dalam
pembuluh darah otak yang sudah menyempit karena arteriosclerosis
4) Penyakit jantung iskemik
26
G. Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan :
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis
a. Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
- Mempunyai efektivitas yang tinggi.
- Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
- Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
- Tidak menimbulakn intoleransi.
- Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
- Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angiotensin
27
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA
TN.D PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI PADA NY. T
Status Imunisasi
Hubungan
L/ Umu Pendidi Hepati Ca
No Nama dengan BC Polio DPT Ket.
P r kan -tis m-
Keluarga G
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
1. Tn. D L 69 th Suami SLTP - - - - - - - - - - - - -
2. Ny. T P 64 th Istri SLTP - - - - - - - - - - - - -
3. An. I L 26 th Anak SLTA - - - - - - - - - - - - -
28
C. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal
serumah
D. Tipe Keluarga
1. Jenis Tipe Keluarga
( √ ) Nuclear Family
( ) Extended Family
( ) Serial Family
( ) Single Family
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut.
Tn. D mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut
meskipun jenis tipe kelurga Nuclear family
E. Suku Bangsa
1. Suku Jawa
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan
kesehatan:
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan dan
mengapa.................................................................
F. Agama
1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di
Masjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu)
2. Adakah Kegiatan / Nilai Agama yang bertentangan dengan kesehatan:
29
( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan
………………………………………………………
3. Apa persepsi keluarga terhadap kesehatan :
( √ ) Merupakan hal penting
( ) Tidak merupakan masalah dalam keluarga
( ) Tidak tahu
Lain-lain …………………………………………………………
30
B. Riwayat Keluarga Inti
1. Kejadian sakit saat ini :
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan
masing masing keluarga baik kecuali Ny. T yang mempunyai riwayat
Hipertensi. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa
ke Pusekesmas Desa.Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat ini,
Ny. T rutin kontrol ke Poli RSUD Gambiran.
2. Kejadian penyakit Kronis :
a. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis :
( ) Tidak ada
( √ ) Ada
b. Jika ada bagaimana cara menanggulanginya…Rutin Kontrol ke
Poli Jantung………………
I. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
A. Karakteristik Perumahan
1. Perumahan
a. Jenis rumah :
( √ ) Bersama ( ) Pavillyun
( ) Petak ( ) Tersendiri
b. Jenis Bangunan
( ) Non Permanen ( ) Semi Permanen
( √ ) Permanen
c. Luas Pekarangan : -
d. Luas Bangunan : 6 x 15 m2
e. Status rumah :
( ) Sewa Bulanan ( √ ) Milik Pribadi
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain
f. Atap rumah :
( √ ) Genteng ( ) Seng
( ) Lain-lain
g. Ventilasi :
( ) Kurang ( √ ) Cukup ( ) Baik
h. Cahaya :
( ) Kurang ( √ ) Cukup ( ) Baik
i. Penerangan :
( ) Lampu tempel ( ) Petromak ( √) Listrik
j. Lantai :
( ) Tanah ( ) Papan
( ) Plester ( √ ) Ubin
31
2. Kebersihan
Lokasi Rumah Tidak Ada Ada Kotor
Bersih
- Halaman (√) ( ) ( ) ( )
- Ruang Tamu ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Tidur ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Makan ( ) (√) ( ) (√ )
- Dapur ( ) (√) ( ) (√ )
- Kamar Mandi ( ) (√) ( ) (√ )
- WC ( ) (√) ( ) (√ )
Catatan :
3. Pemakaian Air
a. Sumber Air
( ) Sungai
( ) Sumur gali tanpa selongsongan
( ) Sumur gali dengan selongsongan
( ) Sumur pompa
( √ ) PDAM
( ) Pompa Listrik
( ) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja :
( ) < 5 meter ( ) 5 – 10 meter ( ) > 10
meter
Catatan : ………………………………………………………..
……
c. Keadaan fisik air :
- Kejernihan: ( ) Keruh ( √ ) Jernih
- Bau : ( ) Berbau ( √ ) Tidak berbau
- Rasa : ( ) Asin ( ) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : …………………………………………………………
4. Pembuangan Air
a. Pembuangan air kotor :
( ) Di halaman ( ) Sungai
( ) Comberan ( √ ) Selokan
b. Keadaan tempat pembuangan air kotor :
( √ ) Lancar ( ) Tidak Lancar
5. Kalau ada jamban keluarga, jenisnya :
( ) Selokan ( ) Sungai ( ) Cemplung
terbuka
( ) Cemplung tertutup ( √ ) Septic tank ( ) Lain-
lain
Catatan :
6. Pembuangan sampah terakhir oleh keluarga :
( ) Sembarangan ( ) Ditimbun ( ) Sungai
( ) Dibakar ( ) Got ( √ ) Bak Sampah
32
Catatan :
7. Kandang Ternak :
( ) Ada ( √ ) Tidak Ada
- Kalau ada letaknya :
( ) Di dalam rumah
( ) Menempel di dinding rumah
( ) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah
…………
Jenis Ternak :
( ) Ayam ( ) Bebek ( ) Burung
( ) Kambing ( ) Sapi
Sebutkan jumlahnya !
Lain-lain
8. Pencemaran Lingkungan :
( ) Ada ( √ ) Tidak ada
9. Denah Rumah :
Ruang Makan
Kamar Tidur
Gudang
Kamar Tidur
Kamar Tidur
33
( ) Ada, sebutkan …………………………………………………
C. Hubungan dengan masyarakat :
1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla,
sholat Jumat di Masjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-
ibu), Pertemuan RT
2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat :
( √ ) Tidak
( ) Ada, Sebutkan
……………………………………………………
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh di masyarakat :
( √ ) Tidak
( ) Ya, contohnya
……………………………………………………
4. Adakah konflik dalam masyarakat :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, Sebutkan
…………………………………………………...
5. Apakah keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungannya :
( √ ) Ya
( ) Tidak
Kalau ada sebutkan kelurga biasanya datang ke posyandu lansia
Kalau tidak alasannya ……………………………………………........
II. STRUKTUR KELUARGA
A. Pola Komunikasi
1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :
( √ ) Langsung ( ) Tidak langsung
2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :
( √ ) Terbuka ( ) Tertutup
3. Siapakah anggota keluarga yang paling dominan berbicara :
( ) Ayah ( √ ) Ibu
( ) Anak ( ) Mertua
( ) Lain-lain, sebutkan
………………………………………………
4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga :
( ) Bahasa Ibu
( ) Bahasa Indonesia
34
( √ ) Bahasa lain, Bahasa Jawa
B. Struktur Peran
Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, sebutkan dan jelaskan
……………………………………………
III. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Afektif
( Kaji bagaimana gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota yang lain
serta sikap saling menghargai dalam keluarga ! )
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Ny. T sangat harmonis, rukun dan
tentram. Semua keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga
yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut
merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah.
B. Fungsi Sosialisasi
(Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku
anggota keluarga ).
Hubungan dalam keluarga Ny. T menganut kebudayaan jawa. Dalam
berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku.
Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.
C. Fungsi Perawatan Keluarga
1. ( Kaji kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan )
Keluarga Ny. T mengenal dengan baik masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Ny. T dengan
Hipertensi . Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga rutin
membawa Ny. T mengontrolkan diri di Pusat layanan kesehatan.
2. ( Kaji kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat )
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah
tampak, karena keluarga rutin mengontrolkan kesehatan Ny. T di
pusat pelayanan kesehatan.
3. ( Kaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit )
Keluarga selalu merawat Ny. T. dengan baik
4. ( Kaji kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah )
Keluarga bisa memelihara lingkungan dengan baik, karena setiap hari
selalu membersihan rumah.
5. Kaji kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan )
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Ny. T mampu untuk
memanfaatkannya, karena Ny. T selama sakit berobat ke Puskesmas
dan ke RS.
35
D. Fungsi Reproduksi
1. Apakah kebutuhan seksual terpenuhi :
( ) Ya ( √ ) Tidak
Alasannya karena lanjut usia
Frekuensi koitus
2. Apakah keluarga menjadi Akseptor KB :
( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila tidak alasannya karena lanjut usia…………………
Bila Ya,
3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari
2 (dua) orang :
( ) Repot mengurusnya
( ) Anak membawa rejeki
( √ ) Lain-lain, sebutkan ……karena lanjut usia…………
4. Pola mengasuh anak :
( √ ) Bebas
( ) Sangat dilindungi
( ) Sesuai dengan tumbuh kembang
5. Harapan keluarga terhadap anak semoga bisa mandiri dan menjadi
orang sukses
36
V. PEMERIKSAAN FISIK
Nama anggota keluarga
Px Fisik Tn. D Ny. T An. I
TD 120/80 mmHg 140/80 mmHg 110/80 mmHg
N 86 x/mnt 84/mnt 80 x/mnt
RR 22 x/mnt 20 x/mnt 22 x/mnt
BB 67 Kg 48 Kg 75 Kg
Kepala Mesocepal Mesocepal Mesocepal
Rambut Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
rambut hitam dan putih rambut hitam dan rambut hitam.
putih
Abdomen Perut datar, bising usus Perut cekung, bising Perut datar, bising usus
normal 10 x/menit (n=5- usus normal 12 normal 10 x/menit (n=5-
20 x/menit), suara x/menit (n=5-20 20 x/menit), suara
tympani, tidak ada nyeri. x/menit), suara tympani, tidak ada nyeri.
tympani, tidak ada
nyeri.
Ekstremitas Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema,
kekuatan otot 4, terjadi kekuatan otot 5, tonus kekuatan otot baik. tonus
penurunn fungsi gerak otot baik otot baik
37
2. Analisa Data
DO :
-Ny. T kadang pusing, mual
-Ny. T makan 3x/hari sekali makan
hanya ¼ porsi.
-Nafsu makan menurun
-makanan yang dikonsumsi sama dengan
anggota keluarga yang lain.
TD : 140/80 mmhg
N : 85 x/mnt
S : 36,1 C
RR : 20 x/mnt
DO :
-kadang lupa minum obat
TD : 140/80 mmhg
N : 85 x/mnt
S : 36,1 C
RR : 20 x/mnt
38
3. Diagnosa Keperawatan
1) Manajemen keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan dengan hipertensi.
2) Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan hipertensi
39
2) Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan hipertensi
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 0.6 Dengan Ny. T. Tidak patuh minum
1. aktual (3) obat beresiko tinggi meningkatkan
2. resiko tinggi (2) tekanan darah.
3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Memberikan edukasi dan
diubah penjelasan akan komplikasi
1. tinggi (2) hipertensi dengan tepat
2. sedang (1)
3. rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah masalah 2/3 x 1 0.6 Masalah dapat dicegah untuk tidak
1. Mudah (3) memper-buruk keadaan dapat
2. Cukup (2) dilakukan Ny.T dan keluarga
3. Tidak dapat (1) dengan mengingatkan pasien
minum obat.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
1. Masalah dirasakan dan perlu masalah yang harus ditangani dan
penanganan segera. (2) dipatuhi
2. Masalah di rasakan, tidak perlu
di tangani segera (1)
3. Masalah tidak dirasakan (0)
Total Skor 3.2
40
4. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Keluarga
1) Manajemen keluarga Setelah dilakukan kunjungan 1. Berikan penjelasan pada keluarga dan 1. Memberikan penjelasan dan materi tentang
tidak efektif b.d rumah 3x diharapkan keluarga Ny. T. tentang penyakit hipertensi hipertensi serta tanda dan gejala, keluarga mampu
Ketidakmampuan mampu mengenal masalah serta tanda dan gejala. mengenal masalah kesehatan keluarga.
keluarga mengenal kesehatan pada Ny. T dengan 2. Berikan penjelasan pada keluarga 2. Asupan garam yang tinggi dapat mengganggu
masalah kesehatan kriteria : tentang diet yang sesuai untuk keseimbangan natrium alami yang ada dalam
dengan hipertensi. 1. Keluarga dan Ny. T bisa penderita hipertensi yaitu diet rendah tubuh. Kadar natrium dalam tubuh bisa
membedakan makanan yang garam, rendah lemak dan kolesterol. meningkat, sehingga menyebabkan retensi
dikonsumsi Ny. T dan anggota 3. Anjurkan pada Ny. T untuk natrium, kemudian hal ini dapat meningkatkan
keluarga yang lain. mengkonsumsi makanan sesuai tekanan yang diberikan oleh aliran darah terhadap
2. Adanya usaha untuk dengan diet hipertensi. dinding pembuluh darah.
meningkatkan nafsu makan 4. Anjurkan Ny. T untuk meningkatkan 3. Pengelolaan hipertensi harus dilakukan dengan
Ny. T. nafsu makan dengan keluarga komprehensif bukan hanya kuratif saja harus
menghidahkan makanan yang disukai didukung dengan asupan yang tidak
Ny. T. mengakibatkan perburukan kondisi.
4. Dengan memberikan makanan yang disukai
pasien bisa meningkatkan nafsu makan.
41
5. Implementasi Dan Evaluasi
42
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
31-3-2020 1. Menjelaskan pada Ny. T dan keluarga S :-Ny. T mengatakan sudah memasak berbeda
tentang diet hipertensi. dengan anggota keluarga yang lain.
Pukul 10.00 WIB
2. Menganjurkan pada Ny. T untuk -Ny. T mengatakan suka makan soto, sop dan
mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet rawon.
hipertensi. O :-makanan untuk Ny. T tidak menggunakan
3. Menganjurkan Ny. T untuk meningkatkan penyedap makanan dan hanya sedikit memberikan
nafsu makan dengan keluarga menghidahkan garam.
makanan yang disukai Ny. T. -Makanan Ny. T dan keluarga dibedakan bumbu
TD : 130/80 mmhg masaknnya.
N : 85 x/mnt A : Tujuan tercapai sebagian
S : 36,1 C P : intervensi di lanjutkan
RR : 20 x/mnt
43
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
1-4-2020 1. Menganjurkan pada Ny. T untuk S: -Ny. T mengatakan sudah memasak berbeda
mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet dengan anggota keluarga yang lain.
Pukul 10.00 WIB
hipertensi. -Ny. T mengatakan memasak rawon
2. Menganjurkan Ny. T untuk meningkatkan O :-makanan untuk Ny. T tidak menggunakan
nafsu makan dengan keluarga menghidahkan penyedap makanan dan hanya sedikit memberikan
makanan yang disukai Ny. T. garam.
TD : 130/80 mmhg A : Tujuan Tercapai
N : 85 x/mnt P : Intervensi dilanjutkan
S : 36,1 C
RR : 20 x/mnt
44
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
2) Kesiapan peningkatan 30-3-2020 1. Menjelasan pada keluarga dan Ny. T. tentang S :-Keluarga mengatakan sudah memahami
koping keluarga b.d penyakit hipertensi serta komplikasinya. tentang cara merawat keluarga hipertensi
Pukul 09.00 WIB
Ketidakmampuan 2.Menganjurkan pada Ny. T untuk rutin minum dengan mengerti komplikasi dari hipertensi serta
keluarga merawat anggota obat sesuai resep yang diberikan. memperhatikan pentingnya rutin minum obat.
keluarga dengan 3.Menganjurkan keluarga selalu mengingatkan -Keluarga mengatakan setiap 1 bulan sekali
hipertensi Ny. T dengan menjadwalkan minum obat bisa mengantarkan kontrol ke pusat kesehatan.
menggunakan alarm HP. O :-Keluarga dapat mengerti dengan menyebutkan
4.Menganjurkan kepada keluarga komplikasi dari hipertensi dan memperhatikan
memeriksakan Ny. T secara teratur ke pusat penjelasan tentang jadwal minum obat sesuai resep
pelayanan kesehatan. dokter.
TD : 140/80 mmhg -Saat ini Ny. T minum obat tidak terjadwal, kadang
N : 85 x/mnt lupa untuk minum obat
S : 36,1 C A : tujuan tercapai sebagian
RR : 20 x/mnt P : Intervensi dilanjutkan
45
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
31-3-2020 1.Menganjurkan pada Ny. T untuk rutin minum S :-Ny. T mengatakan rutin minum obat karena selalu
obat sesuai resep yang diberikan.
Pukul 10.00 WIB diingatkan oleh keluarga.
2.Menganjurkan keluarga selalu mengingatkan
Ny. T dengan menjadwalkan minum obat bisa O :-Ny. T rutin minum obat hipertensi jika diingatkan
menggunakan alarm HP.
oleh keluarga.
3.Menganjurkan kepada keluarga
memeriksakan Ny. T secara teratur ke pusat -Untuk waktu minum obat belum terjadwal hanya
pelayanan kesehatan.
pagi, siang, sore, malam.
TD : 130/80 mmhg
N : 85 x/mnt A : Tujuan tercapai sebagian
S : 36,1 C
P : intervensi di lanjutkan
RR : 20 x/mnt
46
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
1-4-2020 1.Menganjurkan pada Ny. T untuk rutin minum S: -Ny. T dan keluarga mengatakan Ny. T sudah rutin
obat sesuai resep yang diberikan.
Pukul 10.00 WIB minum obat dan waktu minum obat sesuai
2.Menganjurkan keluarga sealalu mengingatkan
Ny. T dengan menjadwalkan minum obat bisa petunjuk dokter pagi jam 6, siang jam 12, sore jam
menggunakan alarm HP.
5, malam jam 8 menggunakan alarm HP.
3.Menganjurkan kepada keluarga
memeriksakan Ny. T secara teratur ke pusat O :-keluarga mampu merawat Ny. T dengan selalu
pelayanan kesehatan.
mengingatkan untuk minum obat dan
TD : 130/80 mmhg
N : 85 x/mnt menjadwalkan waktu minum obat dengan alarm
S : 36,1 C
HP.
RR : 20 x/mnt
-untuk sekarang minum obat Ny. T sudah terjadwal
sesuai petunjuk dokter.
Pagi : jam 6
Siang : jam 12
Sore : jam 5
Malam : jam 8
A : Tujuan Tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
47
HIPErTENSI
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan sebagai .
berikut : DIIT UNTUK PASIEN HIPERTENSI
49
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : ECG
50