Anda di halaman 1dari 36

SUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.

D PADA DENGAN
ASAM URAT

Dibuat Guna Melengkapi Tugas Dalam Memenuhi Syarat Praktek Klinik


Masyarakat

Disusun Oleh :

DISUSUN OLEH
ILHAM TRI JUNIARDI
201703032

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Askep ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Masyarakat Dengan
judul : Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn. D Dengan Asam Urat.

Mengetahui

Mahasiswa

Ilham Tri Juniardi

Dosen Pembimbing CI Ruang

Wahyu Tanoto, S.Kep.Ns.,M.Kep

2
LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN.D DENGAN ASAM URAT

1. Konsep Lansia
A. Defenisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoatmojo,
2011). Menurut WHO, 1998 dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks
kebutuhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, konsep kebutuhan tersebut
dihubungkan seecara biologis sosial dan ekonomi. Lanjut usia atau usia tua
adalah suatu periode dalam tentang hidup seseorang, yaitu suatu periodedi mana
seseorang ’’beranjak jauh’’ dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau
beranjak dari waktu yang penuh bermanfaat (Hurlock, 1999).

B. Batasan-batasan Lanjut Usia


Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda umumnya
berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia
menurut adalah sebagai berikut:
a) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah empat tahapan yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
Di indonesia batasan usia lanjut adalah 60 tahun ke atas terdapat dalam
UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraanlanjut usia. Menurut UU tersebut
diatas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria
maupun wanita (Padila,2013).

C. Masalah-masalah Pada Lanjut Usia


Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai
masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan
semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di
bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-

3
peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga
yang memerlukan bantuan orang lain. Lanjut usia tidak saja di tandai dengan
kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin
lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan
dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat
memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).

Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih
mempunyai kemanpuan untuk bekerja. Permasalahannya yang mungkin timbul
adalah bagaiman memfungsikan tenaga dan kemampunan mereka tersebut di
dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. Masalah – masalah pada lanjut usia
di kategorikan ke dalam empat besar penderitaan lanjut usia yaitu imobilisasi,
ketidakstabilan, gangguan mental, dan inkontinensia. Imobilisasi dapat
disebabkan karena alasan psikologis dan fisik. Alasan psikologis diantaranya
apatis, depresi, dan kebingungan. Setelah faktor psikologis, masalah fisik akan
terjadi sehingga memperburuk kondisi imobilisasi tersebut dan menyebabkan
komplikasi sekunder (Watson, 2003).

Faktor fisik yang menyebabkan imobilisasi mencakup fraktur ekstremitas,


nyeri pada pergerakan artrithis, paralis dan penyakit serebrovaskular, penyakit
kardiovaskular yang menimbulkan kelelahan yang ekstrim selama latihan,
sehingga terjadi ketidakseimbangan. Selain itu penyakit seperti parkinson dengan
gejala tomor dan ketidakmampuan untuk berjalan merupakan penyebab
imobilisasi. Masalah yang nyata dari ketidakstabilan adalah jatuh karena kejadian
ini sering dialami oleh lanjut usia dimana wanita yang jatuh, dua kali lebih sering
dibanding pria (Watson, 2003).

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata
yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorangmendadak terbaring dan
terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka yang akibat jatuh dapat menyebabkan imobilisasi (Reuben,
1996 dalam Darmojo, 2000).

4
Gangguan mental merupakan yang sering terjadi sehubungan dengan
terjadinya kemerosotan daya ingat. Beberapa kasus ini berhubungan dengan
penyakit – penyakit yang merusak jaringan otak, sehingga kebanyakan masalah
turunnya daya ingat lanjut usia bukanlah sebagai akibat langsung proses penuaan
tetapi karena penyakit. Sebagian besar lanjut usia memerlukan perawatan karena
menderita gangguan mental. Konfusi (kebingungan) adalah masalah utama yang
memfunyai konsekuensi untuk semua aktivitas sehari – hari. Lanjut usia yang
mengalami konfusi tidak akan mampu untuk makan, tidak mampumengontrol diri,
bahkan menunjukkan perilaku yang agresif sehingga lanjut usia memerlukan
perawatan lanjutan untuk mengatasi ketidakmampuan dan keamanan lingkungan
tempat tinggal lanjut usia secara umum. Bantuan yang di berikan adalah melalui
petugas panti dan dukungan keluarga. Insiden inkontinensia biasanya meningkat
pada lanjut usia yang kehilangan kontrol berkemih dan defekasi. Hal ini
berhubungan dengan faktor akibat penuaan dan faktor nutrisi seperti yang telah di
jelaskan diatas adalah efek dari imobilisasi (Darmojo, 2000).

Inkontinensia lebih banyak diderita oleh perempuan dari pada laki-laki.


Wanita yang melahirkan anak dengan otot dasar panggul yang lemas, menjadi
penyebab inkontinensia. Pada laki-laki, penyebab umumnya adalah pembesaran
kelenjar prostat dan diperlukan prosedur bedah untuk menangani kondisi tersebut
(Watson, 2003).

D. Teori-teori Proses Menua


Teori – teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori biologis dan teori psikologis.
Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori
pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan.

a) Teori Biologis

Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program hanya untuk


membelah pada waktu yang terbatas serta kemampuan sel yang hanya dapat
membelah dalam jumlah yang tertentu dan kebanyakan diprogram membelah
sekitar 50 kali. Jika sebuah sel pada lanjut usia dilepas dari tubuh dan di
biakkan dari laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah

5
akan terlihat sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan sesuai dengan berkurangnya umur.

Teori sintesis protein mengemukakan bahwa proses penuaan terjadi ketika


protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan
kurang elastis. Pada lanjut usia, beberapa protein di buat oleh tubuh dengan
bentuk dan struktur yang berbeda dari pritein tubuh orang yang lebih muda.
Banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan
fleksibilitasnya serta menjadi tebal, seiring dengan bertambahnya usia.

Teori sistem imun mengemukakan bahwa kamampuan sistem imun


mengalami kemunduran pada masa penuaan dan mengakibatkan terjadinya
peningkatan infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat juga perubahan
yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk berespon secara adaptif
(Homeostasis), seiring dengan pengunduran fungsi dan penurunan kapasitas
untuk beradaptasi terhadap stres biologis dehidrasi, hipotermi, dan proses
penyakit akut dan kronik.

Teori Pelepasan. Teori ini memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri


lanjut usia merupakan suatu proses yang secara berangsur – angsur sengaja di
lakukan mereka dengan mengurangi aktivitasnya untuk bersama – sama
melepaska diri atau menarik diri dari masyarakat.

Teoti Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan teori pelepasan dimana teori
ini berpandangan bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari aktivitas,
tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan
aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata lain sebagai
orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti
dan mengkompensasikan dengan melakukan banyak aktivitas yang baru untuk
mempertahankan hubungan antara sitem sosial dan individu daru usia
pertengahan kelanjut usia.

Teori Berkelanjutan. Teori ini menjelaskan bahwa sebagaimana dengan


bertambahnya usia, masyarakat berupaya secara terus menerus

6
mempertahankan kebiasaan, pernyataan, dan pilihan yang tepat sesuai dengan
dnegan kepribadiannya (Darmojo, 1999 dalam Watson, 2003).

E. Perubahan-Perubahan Pada Lanjut Usia


Menua (menjadi tua ) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memeperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994). Proses menua
merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak
lahir dan umumnya pada semua mahkluk hidup. Menua bukanlah suatu penyakit
tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Bagi sebagian orang besar,
proses manua adalah suatu proses perubahan klinikal yang didasarkan pada
pengalaman dan observasi yang di defenisikan (Nugroho, 2012) yaitu;

a) Penuaan pada kemikal dengan manifestasi perubahan struktur kristal atau pada
makromolekular,
b) Penuaan ekstraseluler dengan manifestasi progresif pada jaringan kolagen dan
jaringan elastis atau kekurangan amiloid,
c) Penuaan intraseluler dengan menifestasi perubahan komponen sel normal atau
akumulasi substansi
d) Penuaan pada organism
Pada lansia sering terjadi komplikasi penyakit atau multiple penyakit. Hal ini
di pengaruhi berbagai faktor, terutama oleh perubahan-perubahan dalam diri
lansia tersebut secara fisiologis. Lansia akan lebih sensitive terhadap penyakit
seperti terhadap nyeri, temperature, dan penyakit berkemih.

F. Penyakit umum pada lanjut usia

Ada 4 penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua (Watson,
2003) yakni:

1. Gangguan sirkulasi darah misalnya hipertensi


2. Gangguan metabolisme hormonal misalnya diabetes
melitus,klimakterium,hipertiroid dan hipotiroid

7
3. Gangguan pada persendian misalnya osteoartritis,gout ataupun penyakit
kolagen lainnya
4. Berbagai macam neoplasma
Penyakit yang sering di jumpai pada lansia menurut NOPWC di inggris:
1) Gangguan pendengaran
2) Bronkhitis kronis
3) Gangguan tungkai
4) Gangguan pada sendi
5) Dimensia
6) DM, osteomalasia, hipotiroidisme

2. Konsep Asam Urat

A. Definisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini  sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan,
anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar
kemungkinan berhasil.
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
berhubungandengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia.
(Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut ³asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak

8
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Klasifikasi
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a.  Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,
dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis
dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat langsung dari
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi
asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau
gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim
HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan
aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat
diidentifikasi hanya 1 % saja
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan
purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien
leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian
obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas
diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang berlebihan
atau penurunan ekskresi asam urat di urin.
C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
- Faktor  genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

9
- Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan
etambutol.
- Pembentukan asam urat yang berlebih
- Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukimia.
- Kurang asam urat melalui ginjal
- Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena
kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

D. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.

10
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak
melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin,
guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi
secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal.
Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron
distal dan dikeluarkan melalui urin

E. Manifestasi Klinis
Manisfestasi  sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta
kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam
traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :
1.      Hiperutisemia asimtomatik
2.      Artiritis gout yang kronis
3.      Gout interkritikal
4.      Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak
diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95
persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya
sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada
priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia
remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-
tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan

11
lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putihmeningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun
yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka
sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat
terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan
dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi
urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-
kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi
peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses
pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat
merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon
fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat
tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon
peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam
urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan
memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari
serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter
kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan
berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut

12
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat
serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa
olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa
infrapatella dan helix telinga.
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid
nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian
mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat
terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout
ditangani secara memadai.

F.  Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1)   Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2)   Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu
cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3)   Pemeriksaan darah lengkap
4)   Pemeriksaan ureua dan kratinin
a.    kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b.   kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2.  Pemeriksaaan fisik

G. Diagnosa
Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism
Association (ARA), yaitu: 
1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi
2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a.      Inflamasi maksimum pada hari pertama
b.     Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
c.      Artritis monoartikular
d.     Sendi yang terkena bewarna kemerahan

13
e.      Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
f.       Serangan pada sendi tarsal unilateral
g.     Adanya tofus
h.      Hiperurisemia
i.       Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris
j.       Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
k.     Kultur bakteri cairan sendi negative

H. Penalaktasanaan medis dan keperawatan


1.    Pengobatan Fase akut
Kolkisin merupakan obat pilihan untuk mengatasi artritis gout
akut. Obat ini mempunyai efek penghambat motilitas dan asadesi netrofil,
mengurangi pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4 oleh monosit dan
netrofil dengan cara menghambat fosfolipase-A2, mengubah kemotaksis
fagosit. Kolkisin diberikan 0,5mg/jam sampai tercapainya perbaikan nyeri
dan inflamasi, atau timbul toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan
diare, atau tercapai dosis maksimal per hari 8 mg. Pada orang dengan
gangguan fungsi ginjal kolkisin harus diturunkan.
2.    Pengobatan hiperurisemia
Diet rendah purin memegang peranan penting. Obat yang dapat
menurunkan kadar asam urat darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik
dan golongan penghambat xantine-oksidase. Obat golongan urikosurik yang
penting adalah probenesid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
reabsorpsi asam urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi asam
urat melalui ginjal ditingkatkan. Dosis awalnya adalah 0,5mg/hari dan
secara berkala dapat ditingkatkan menjadi 1-3 mg/hari dalam dosis terbagi
2-3 kali sehari. Obat golongan ini tidak boleh diberikan bila produksi urin
kurang dari 1400ml/24 jam. Pemberian ini dikontraindikasikan bila terdapat
produksi dan eksresi asam urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin
berkurang, dan hipersensitif terhadap probenesid.
Obat golongan inhibitor xantine-oksidase (alopurinol) merupakan
obat yang poten untuk mencegah konversi hipoxantine dan xantin menjadi

14
asam urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan meningkat dan akan
dibuang melalui ginjal.
Indikasi pemberian alopurinol adalah:
1.      Penderita yang tidak memebri respon adekuat terhadap gol.
Urikosurik, misalnya pada gg. Fungsi ginjal.
2.       Penderita yang hipersensitif terhadap gol.urikosurik
3.      Penderita dengan batu urat di ginjal.
4.      Penderita dnegan tofus yang besar, yang memerlukan perawatan
kombinasi alopurinol dengan urikosurik.
5.      Hiperurisemia sekunder karena penyakit mieloproliperatif, dapat
diberikan alupurinol sebelum pemberian sitostatika.
Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan GFR
di bawah 50m/menit, dapat dimulai dnegan dosis 100mg/hari.
3.    Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal,
gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar
10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat
pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.

I. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis danulkus
peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti
inflamasinonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease

15
modifyingantirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab
morbiditas danmortalitas utama pada arthritis reumatoid

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga


sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungandengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis

16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.D DENGAN
ASAM URAT

1. FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU


Tangal Pengkajian : 7 April 2020
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. D L/P
Tempat & Tgl Lahir : Lawang, 11 April 1951 Gol. Darah: O / A / B / AB
Pendidikan Terakhir : SD / SLTP / SLTA / D. I / D. III / D.IV / S.1 / S.
2 / S. 3
Agama : Islam / Protestan / Katolik / Hindu / Budha /
Konghucu / LL
Status Perkawinan : Kawin / Belum / Janda / Duda ( Cerai : Hidup
/ Mati )
TB / BB : 65 Cm / 68 Kg
Penampilan : suka memakai sarung Ciri-Ciri Tubuh: badan besar
Alamat : Jl. Dahlia No. 46 Perumnas Ngronggo Kota
Kediri.
Telp :……/……………............…...
Yang Dapat Dihubungi : An. I L / P
Hubungan dengan Usila : Anak……........……............................…….
Alamat : Jl. Dahlia No. 46 Perumnas Ngronggo Kota
Kediri.
Telp :……./ ………………………

17
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal
serumah

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Pensiunan TNI-AD
Alamat Pekerjaan :-
Berapa Jarak Dari Rumah : - Km
Alat Tarnsportasi :
Pekerjaan Sebelumnya : Purn. TNI-AD
Berapa Jarak Dari Rumah: 4 Km
Alat Tarnsportasi : Sepeda Motor
Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan: Penerima hak
pensiun TNI-AD.

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe Tempat Tinggal : Permanen
Jumlah Kamar : 3 kamar Jumlah Tongkat:
Kondisi Tempat Tinggal : bersih dan rumah sederhana
Jumlah orang yang tinggal di rumah : Laki-laki = 2 orang / Perempuan =
1 orang

18
Derajat Privasi : ………
Tetangga Terdekat : …..............…………
Alamat/Telepon : ………………………

E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Hobi dahulu : renang, sepak bola, volly
Hobi sekarang : Menyanyi karaoke
Keanggotaan Organisasi : PEPABRI ( Pesatuan Purnawirawan TNI-POLRI )
LVRI ( Legiun Veteran Republik Indonesi )
Liburan / Perjalanan : Selalu memanfaatkan waktu untuk sering
berkumpul dengan keluarga

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Dokter
Jarak dari rumah : 1 Km
Rumah Sakit : RSUD Gambiran 2 Jaraknya: 2 Km
Klinik : K24 Jaraknya: 1 Km
Pelayanan Kesehatan di rumah : Puskesmas, Posyandu lansia
Makanan yang dihantarkan : Sayur-sayuran, kacang hijau, telur
rebus.
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu menyiapakan
makanan, membantu kegiatan
yang lainnya.
Lain – lain :-

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Pasien beribadah dengan rajin
Yang lainnya : Pasien sering juga ikut kegiatan pengajian disekitar
rumahnya

19
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Tn. D memeriksakan diri kepuskesmas, Tn. D merasakan kaki kiri nyeri dan
kesemutan dari hasil pemeriksaan Tn. D mempunyai penyakit asam urat.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Tn. D pernah melakukan operasi laser batu ginjal.
Keluhan Utama:
Tn. D mengeluh kaki kaku, nyeri dan sakit jika digerakkan
 Provokative / Paliative : saat banyak melakukan aktivitas
 Quality / Quantity : seperti dililit tali
 Region : pada sendi ekstremitas bawah kaki kanan.
 Severity Scale :4
 Timming : hilng timbul

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Tn. D mengatakan


tidak mengerti mengenai asam urat dan penyebab dari kesemutan dan nyeri di
kaki. Yang Tn. D ketahui penyebabnya karena lelah beraktivitas, tindakan
yang sudah di lakukan Tn. D untuk mengurangi kesemutan dan nyeri adalah
dengan memijati kaki yang sakit.

Obat-Obatan :

No. Nama Obat Dosis Keterangan

Status Immunisasi: (catat tanggal terbaru)


Tetanus, Difteri : ………………………………….
Influensa : …………….……………………
Pneumovaks : …………………….…………
Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada

20
Faktor Lingkungan: Tidak ada
Penyakit Yang Diderita :
Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia
Lain – Lain : Asam Urat

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz :A/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi : Terpenuhi
Cairan & Elektrolit: Terpenuhi
Nutrisi : Terpenuhi
Eliminasi : Terpenuhi
Aktivitas : terkadang Di bantu
Istirahat & Tidur : Cukup
Personal Hygiene : Bersih
Seksual :-
Rekreasi : Jarang rekreasi
Psikologis : Sedikit terganggu
 Konsep diri : Konsep diri yang dimiliki klien baik, klien tetap menjadi
pribadi yang mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain
 Emosi : kadang suka marah-marah. Hal itu disebabkan oleh
kondisi fisik dan hormon yang mempengaruhi
 Adaptasi : Adaptasi klien dengan lingkungan sekitar baik, klien
senang berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.
 Mekanisme Pertahanan Diri: Sering marah-marah. jika perkataan tidak
diperhatikan.

A. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : kondisi klien baik, raut wajah keriput, mengulangi
kata-kata yang sama
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma
Skala Koma Glasgow : Mata = 4 Verbal = 5 Psikomotor = 6

21
Tanda-Tanda Vital : Pulse = 100x/mnt Temp= 37,0 RR= 20x/mnt
Tensi= 120/80 mmhg
1. Kepala
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak kotor,ada uban
Kulit kepala : Bersih, ada luka jahitan akibat kecelakaan.
Bentuk : Simetris, ada luka, tidak ada benjolan
2. Mata, Telinga, Hidung
Mata : Simetris, bersih, tidak anemis, penglihatan menurun
Telinga : Bersih,simetris,tidak terjadi penurunan pendengaran
Hidung : Lubang hidung simetris, bersih
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Tidak ada luka pada leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
4. Dada & Punggung : Dada simetris
Paru-paru
I: Thorax simetris, pergerakan dada sama
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Normal, resonan
A: Vesikular, normal, tidak ada suara tambahan
Jantung
I: Pergerakan dada kanan kiri sama
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Normal resonan
A:Normal lub-dub
5. Abdomen & Pinggang :
I: Simetris,tidak ada luka
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Normal tympani
A: Bising usus 13x/mnt

22
6. Ekstremitas Atas & Bawah :
Ekstremitas bawah kaki kanan saat bangun kadang terasa nyeri.
7. Sistem Immune :
Klien tidak pernah mendapat imunisasi
8. Genetalia :
Bisa menjaga organ intim dengan baik dan bersih
9. Sistem Reproduksi : -
10. Sistem Persyarafan :
Pasien tidak mengalami gangguan memori
11. Sistem Pengecapan :
Pasien tidak mengalami penurunan indra pengecap
12. Sistem Penciuman :
Normal, tidak ada gangguan (dapat membedakan bau harum dan bau
busuk)
13. Tactil Respon :
Saat dicubit klien dapat segera menoleh dengan cepat

B. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia
Tanggal : Selasa, 07 April 2020
Nama Paasien : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SLTP

Suku : Jawa

Pertanyaan :

Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban

√ 1 Tanggal berapa hari ini ? Lupa

√ 2 Hari apa sekarang ? Selasa

√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah

23
√ 4 Dimana alamat anda ? Ngronggo

√ 5 Berapa umur anda ? 68

√ 6 Kapan anda lahir ? 1951

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Jokowi

Siapa presiden Indonesia Susilo bambang


√ 8
sebelumnya ? yudoyono

√ 9 Siapa nama ibu anda ? Ny. T

Kurangi 3 dari 10 dan tetap


pengurangan 3 dari setiap
√ 10 7
angka baru, secara
menurun

Jumlah :

benar : 9

salah : 1

Interpretasi:

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan


hasil benar 9 dan salah 1 ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn. D
utuh tidak ada gangguan.

2. Mini-Mental State Exam (MMSE)


(Menguji aspek-aspek kognitif dan fungsi mental )
Aspek Nilai Nilai Kriteria
No
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :

Tahun : 2020 (Benar)

24
Musim : hujan (Benar)

Tanggal : 07 (salah)

Hari : minggu (Benar)

Bulan : April (Benar)


2 Dimana sekarang kita berada ?

Negara : Indonesia (Benar)

Propinsi : jawa (Benar)


Orientasi 5 5
Kabupaten/kota : Kediri (Benar)

Panti :-

Wisma:-
3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudian
Registrasi 3 3 ditanyakan kepada klien, menjawab :

Lemari, meja, kursi.

4 Meminta klien memulai dari 100


kemudian kurangi 7 sampai 5
tingkat.

Jawaban :
Perhatian
dan 5 4 1. 93
kalkulasi 2. 86

3. 79

4. 72

5. 65
5 Minta klien untuk mengulangi ketiga
Mengingat 3 3 obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).

Minta klien untuk mengulangi kata


berkut :

“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )

Klien menjawab: tidak ada, jika dan


tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.

25
1. Ambil kertas ditangan anda

2. lipat dua

3. dan taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.

“tutup mata anda”

Perintahkan kepada klien untuk


menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30 28

Interpretasi hasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

Dari Hasil Mini-Mental State Exam (MMSE) di dapatkan hasil benar 28 dan
salah 2 ini menunjukkan bahwah fungsi gangguan kognitif sedang.

3. Inventaris Depresi Beck


Mengetahui tingkat depresi lansia
PERTANYAAN JAWABAN SKOR
YA/ TIDAK

Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya 0

Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau minat atau Ya 1


kesenangan anda?

Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? Tidak 0

Apakah anda merasa sering bosan? Tidak 0

Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya 0

Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? Tidak 0

Apakah anda merasa bahagian di sebagian besar hidup anda? Ya 0

Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak 0

26
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi keluar Ya 1
dan mengerjakan sesuatu yang baru?

Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya Tidak 0


ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?

Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan? Ya 0

Apakah anda merasa berharga? Ya 1

Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 0

Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak 0

Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada anda? Tidak 0

Jumlah 3

Penilaian:

Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :

a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya

Skor :

3 : Tidak depresi

5-9 : kemungkinan depresi

10 atau lebih : depresi

Kesimpulan : Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 3


sehingga disimpulkan Tn. D kemungkinan tidak depresi.

27
4. APGAR Keluarga
No. Uraian Fungsi Skor
Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
1 teman ) saya untuk membantu Adaptation 2
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Saya puas dengan cara keluarga
saya (teman-teman)
2 membicarakan sesuatu dengan Partnership 1
saya dan mengungkaapan
masalah dengan saya
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) dapat menerima
3 saya dan mendukung keinginan Growth 2
saya untuk melakukan aktifitas
atau kegiatan baru
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
4 Affection 2
bersepon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah. sedih,
mencintai
Saya puas dengan cara teman-
5 teman saya dan saya Resolve 1
menyediakan waktu

Keterangan:
- Selalu 2
- Kadang kadang 1
- Hampir tidak pernah 0
Kesimpulan: dari hasil yang diperoleh APGAR Keluarga Pasien baik.

C. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium: …………………………………………………..
2. Radiologi : …………………………………………………..
3. EKG : …………………………………………….……..
4. USG : …………………………………………………..
5. CT – Scan : ……………………………………………………..

28
6. Obat-Obatan : …………………………………………………….
2. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Problem


1 Ds: kurang Defisit
1. Tn. D mengatakan memiliki penyakit asam terpapar pengetahuan
urat tapi tidak mengetahui mengenai informasi
penyebab, tanda gejala, cara mengatasi mengenai
penyakit tersebut. penyakit
2. Tn. D mengatakan terkadang setelah makan asam urat
daun singkong dan daun bayam kaki kanan
terasa nyeri.
3. Tn. D mengatakan tidak memperdulikan
kondisi asam uratnya karena sudah terbiasa.
4. Tn. D mengatakan apabila merasa nyeri pada
kaki hanya dipijit.
Do :
1. Tn. D bertanya mengenai pencegahan agar
nyeri tidak kambuh lagi.
2. Tn. D memakan makanan yang meningkatkan
asam urat.
3. Usia 68thn
4. TD 120/80 mmHg, N : 100x/mnt , S : 37 C,
RR : 20 x/mnt

2. Ds : Penyakit Nyeri akut


1. Tn. D mengatakan merasa sakit pada bagian asam urat
kaki sebelah kanan
2. Tn. D mengatakan rasa nyeri yang dirasakan
terkadang mengganggu aktivitasnya.
3. Tn. D mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu
banyak melakukan aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti dililit tali (Q)
5. Klien mengatakan nyeri di kaki kanan(R)
6. Klien mengatakan skala nyeri 4 (S)
7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
Do :
1. Wajah klien tampak meringis saat menahan
nyeri.
2. Klien tampak memegangi kaki kanan nya
TD :120/80 N: 100x/mnt S:37C RR: 20x/mnt

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi mengenai penyakit asam
urat
2) Nyeri Akut b.d penyakit asam urat

29
4. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaksan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit
pengetahuan keperawatan selama 3x30 menit, 2. Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit
klien mengerti dan memahami 3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mengenai penatalaksanaan mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
penyakit asam urat diharapkan : pengontrolan penyakit
1. Klien memahami tanda 4. Jelaskan tentang diet yang sesuai dengan kondisi klien
gejala, penyebab, proses 5. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesic
penyakit, serta 6. Tanyakan kembali tentang penjelasan yang telah diberikan untuk
penatalaksanaan penyakit mengetahui pemahaman klien tentang penjelasan yang telah diberikan
seperti pengobatan dan
diet yang sesuai
2. Klien mampu
menjelaskan kembali apa
yang telah dijelaskan oleh
perawat.
Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
keperawatan selama 3x30 menit 2. Monitor TTV
diharapkan: 3. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi (relaksasi nafas
1. Menunjukkan nyeri hilang dalam, kompres hangat dan massase)
atau terkontrol.. 4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik
2. Mengikuti program non
farmakologi dan
farmakologi.

30
5. Implementasi dan Evaluasi

Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD

Defisit Pengetahuan 7-4-2020 1. Menjelaksan tanda dan gejala yang biasa S: Tn. D mengatakan sudah mampu mengenal
muncul pada penyakit masalah asam urat, mengerti tanda dan gejala asam
Pukul 09.00 WIB 2. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab urat, saya baru tahu kalau makanan tersebut ternyata
penyakit yang membuat kaki saya semakin linu. Jadi mulai
3. Mendiskusikan perubahan gaya hidup sekarang saya akan membatasi makanan tersebut
yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan O: Tn. D dapat mengerti dengan menyebutkan tanda
atau proses pengontrolan penyakit dan gejala serta penyebab asam urat dan
4. Menjelaskan tentang diet yang sesuai memperhatikan penjelasan tentang diet makanan
dengan kondisi klien untuk asam urat.
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
pemberian analgesic A : masalah teratasi pasien sudah mengerti
6. Menanyakan kembali tentang penjelasan P : Intervensi dihentikan (selalu menjaga pola makan
yang telah diberikan untuk mengetahui dan melakukan kolaborasi dengan tim medis)
pemahaman klien tentang penjelasan yang
telah diberikan

TD : 120/80 mmhg

N : 100 x/mnt

S : 37 C

RR : 20 x/mnt

31
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD

Nyeri Akut 8-4-2020 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif
Pukul 10.00 WIB 1) saat terlalu banyak melakukan S :-Ny. T mengatakan setelah melakukan teknik
kompres hangat dan relaksasi nafas dalam nyeri yang
aktivitas (P)
dirasakan sudah sedikit berkurang.
2) Nyeri terasa seperti dililit tali (Q)
1) saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
3) Klien mengatakan nyeri di kaki kanan 2) Nyeri terasa seperti dililit tali (Q)
(R) 3) Klien mengatakan nyeri di kaki kanan (R)
4) Klien mengatakan skala nyeri 4 (S) 4) Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
5) Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T) 5) Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
2. Memonitor TTV
TD : 130/80 mmhg O :- Tn. D Mampu mengontrol nyeri dengan teknik
N : 96 x/mnt non-farmakologi
S : 36,1 C -Nyeri berkurang skala 3
RR : 20 x/mnt A : Tujuan teratasi sebagian
3. Mengajarkan teknik non-farmakologi P : intervensi di lanjutkan
untuk mengurangi (relaksasi nafas dalam,
kompres hangat dan massase)
4. Melakukan Kolaborasi dengan tim medis
pemberian analgesic
Ibu profen 3x1

32
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD

Nyeri Akut 9-4-2020 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif
Pukul 10.00 WIB 1) saat terlalu banyak melakukan S :-Ny. T mengatakan mengerti cara melakukan
teknik kompres hangat dan relaksasi nafas dalam
aktivitas (P)
apabila dirasakan nyeri, nyeri yang dirasakan sudah
2) Nyeri terasa seperti dililit tali (Q)
sedikit berkurang.
3) Klien mengatakan nyeri di kaki kanan 1) saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
(R) 2) Nyeri terasa seperti dililit tali (Q)
4) Klien mengatakan skala nyeri 4 (S) 3) Klien mengatakan nyeri di kaki kanan (R)
5) Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T) 4) Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
2. Memonitor TTV 5) Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
TD : 120/80 mmhg O :- Tn. D Mampu mengontrol nyeri dengan teknik
N : 90 x/mnt non-farmakologi
S : 36,5 C -Nyeri berkurang skala 3
RR : 20 x/mnt A : masalah teratasi
3. Mengajarkan teknik non-farmakologi P : intervensi di lanjutkan nomer 3 dan 4
untuk mengurangi (relaksasi nafas dalam,
kompres hangat dan massase)
4. Melakukan Kolaborasi dengan tim medis
pemberian analgesic
Ibu profen 3x1

33
 Hindari Alkohol
a. Bir
b. Wiski
c. Anggur
d. Tape
e. Brem
f. Tuak

 Batasi konsumsi protein hingga 15% dari total


kalori :
a. daging (sapi, ayam, kambing) ikan max 50
g / perhari
b. Kacang-kacangan
Kacang tanah, kedelai, kacang hijau max 25
g / hari
Hasil olahan seperti tempe, oncom, susu
kedelai max 50 g / hari
c. Sayur-sayuran : Disusun Oleh :
Bayam, buncis, kembang kol, brokoli, jamur,
dan asparagus max 10 g / hari
ILHAM TRI JUNIARDI
 Batasi konsumsi lemak jenuh dan tidak
jenuh, seperti :
Santan, daging berlemak, margarin, mentega
hanya 15% dari total kalori PROGRAM STUDI D-3
 Minum air putih minimal 8 gelas per hari
KEPERAWATAN
 Jika anda merasakan keluhan-keluhan
seperti yang tersebut di atas, perlu dicurigai SEKOLAH TINGGI ILMU
Anda terkena “Artritis Gout” maka : KESEHATAN KARYA HUSADA
1. Segera periksalah kadar asam urat dalam HATI-HATI !!! KEDIRI
Pada :
darah anda!
 Pria Usia Pertengahan
2. Segera ubah pola hidup Anda!  Wanita Pramenopause
34
7. Gaya hidup yang tidak sehat 4. Biasanya sehari sebelum serangan pasien
Penderita tampak segar bugar tanpa keluhan
Lebih banyak menyerang laki-laki dari pada 5. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari
wanita sampai 1 minggu, lalu menghilang
Sering menganai pada : Hati-hati
Pria : usia pertengahan Pada penderita artritis gout ditemukan
Wanita : mendekati masa menopause peningkatan kejadian :
1. Hipertensi
2. Diabetes melitus
3. Pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul
batu
4. Penyumbatan saringan ginjal
Apakah yang anda ketahui tentang Artritis 5. Bahkan terjadi gagal ginjal terminal
Gout?
Artritis Gout adalah suatu Apa yang harus dilakukan bagi penderita
keadaan terjdinya Artritis Gout?
peradangan pada sendi  Mengobati
diakibatkan adanya  Mengubah pola hidup, dengan cara :
timbunan kristal monodium Kadar asam urat normal Turunkan berat badan pada pasien gemuk /
urat, karena kelebihan /
Pria : 3,4 – 7,0 mg / dl obesitas
meningkatnya kadar asam
urat di dalam darah
Wanita : 2,4 – 5,7 mg / dl Hindari mengkonsumsi makanan :
a. Jeroan : hati, limpa, babat, usus, paru,
Tanda-tanda keluhan otak, jantung
Mengapa bisa terjadi peningkatan kadar 1. Radang pada sendi terutama pada pangkal b. Sari laut : udang, kerang, remis, kepiting
asam urat? ibu jari kaki, akan tampak c. Makanan kaleng : ikan sarden, cornet
Hal ini karena : - membengkak beef
1. Adanya gangguan metabolisme purin - kemerahan d. Ekstrak daging : kaldu
bawaan - nyeri sekali bila disentuh e. Unggas : bebek, angsa, burung dara
2. Adanya kelainan gen yang bisa menurun 2. Sendi, tulang rawan yang sakit dan f. Buah-buahan : durian, alpokat, nanas,
3. Mengkonsumsi makanan yang berkadar bertambah banyak, misalnya pada : air kelapa, melinjo
purin tinggi - Lutut
4. Ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan - Sikut
asam urat - Daerah telinga
5. Kegemukan 3. Serangan nyeri sering terjadi malam hari
6. Kelainan kongenital (waktu lahir)
35
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedi. 2000. Buku Ajar Geatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas
Indonesia.
Diantari, E, Candra, A. 2013. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap
Kadar Asam
Urat Pada Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mugkur
Semarang. Jornal
Of Nutrition College. Volume 2.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Notoatmojo, S. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi.4. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugroho, H. 2012. Keperawatan Gerontik Dan Geatrik. Jakarta: EGC.
Ode, Sarif. 2012. Asuhan Kperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Carter, Michael A. 2005. Anatomi dan Fisiologi Tulang dan Sendi.
Dalam:Hartanto, dkk
(Editor). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi ke-6
Jilid 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta, Indonesia.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik,
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Watson. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta: EGC.
Wibowo, S 2005. Memperlambat Penuaan, Mencegah "Padam" dan Peremajaan
Pria.
Pidato Pengukuhan Guru Besar. Documentation: Diponegoro University
Press, Semarang.
Yuli, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV. Trans
Info Media.

36

Anda mungkin juga menyukai