D PADA DENGAN
ASAM URAT
Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH
ILHAM TRI JUNIARDI
201703032
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020
1
LEMBAR PENGESAHAN
Askep ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Masyarakat Dengan
judul : Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn. D Dengan Asam Urat.
Mengetahui
Mahasiswa
2
LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN.D DENGAN ASAM URAT
1. Konsep Lansia
A. Defenisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoatmojo,
2011). Menurut WHO, 1998 dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks
kebutuhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, konsep kebutuhan tersebut
dihubungkan seecara biologis sosial dan ekonomi. Lanjut usia atau usia tua
adalah suatu periode dalam tentang hidup seseorang, yaitu suatu periodedi mana
seseorang ’’beranjak jauh’’ dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau
beranjak dari waktu yang penuh bermanfaat (Hurlock, 1999).
3
peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga
yang memerlukan bantuan orang lain. Lanjut usia tidak saja di tandai dengan
kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin
lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan
dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat
memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian diri mereka masih
mempunyai kemanpuan untuk bekerja. Permasalahannya yang mungkin timbul
adalah bagaiman memfungsikan tenaga dan kemampunan mereka tersebut di
dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. Masalah – masalah pada lanjut usia
di kategorikan ke dalam empat besar penderitaan lanjut usia yaitu imobilisasi,
ketidakstabilan, gangguan mental, dan inkontinensia. Imobilisasi dapat
disebabkan karena alasan psikologis dan fisik. Alasan psikologis diantaranya
apatis, depresi, dan kebingungan. Setelah faktor psikologis, masalah fisik akan
terjadi sehingga memperburuk kondisi imobilisasi tersebut dan menyebabkan
komplikasi sekunder (Watson, 2003).
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata
yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorangmendadak terbaring dan
terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka yang akibat jatuh dapat menyebabkan imobilisasi (Reuben,
1996 dalam Darmojo, 2000).
4
Gangguan mental merupakan yang sering terjadi sehubungan dengan
terjadinya kemerosotan daya ingat. Beberapa kasus ini berhubungan dengan
penyakit – penyakit yang merusak jaringan otak, sehingga kebanyakan masalah
turunnya daya ingat lanjut usia bukanlah sebagai akibat langsung proses penuaan
tetapi karena penyakit. Sebagian besar lanjut usia memerlukan perawatan karena
menderita gangguan mental. Konfusi (kebingungan) adalah masalah utama yang
memfunyai konsekuensi untuk semua aktivitas sehari – hari. Lanjut usia yang
mengalami konfusi tidak akan mampu untuk makan, tidak mampumengontrol diri,
bahkan menunjukkan perilaku yang agresif sehingga lanjut usia memerlukan
perawatan lanjutan untuk mengatasi ketidakmampuan dan keamanan lingkungan
tempat tinggal lanjut usia secara umum. Bantuan yang di berikan adalah melalui
petugas panti dan dukungan keluarga. Insiden inkontinensia biasanya meningkat
pada lanjut usia yang kehilangan kontrol berkemih dan defekasi. Hal ini
berhubungan dengan faktor akibat penuaan dan faktor nutrisi seperti yang telah di
jelaskan diatas adalah efek dari imobilisasi (Darmojo, 2000).
a) Teori Biologis
5
akan terlihat sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan sesuai dengan berkurangnya umur.
Teoti Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan teori pelepasan dimana teori
ini berpandangan bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari aktivitas,
tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan
aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata lain sebagai
orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti
dan mengkompensasikan dengan melakukan banyak aktivitas yang baru untuk
mempertahankan hubungan antara sitem sosial dan individu daru usia
pertengahan kelanjut usia.
6
mempertahankan kebiasaan, pernyataan, dan pilihan yang tepat sesuai dengan
dnegan kepribadiannya (Darmojo, 1999 dalam Watson, 2003).
a) Penuaan pada kemikal dengan manifestasi perubahan struktur kristal atau pada
makromolekular,
b) Penuaan ekstraseluler dengan manifestasi progresif pada jaringan kolagen dan
jaringan elastis atau kekurangan amiloid,
c) Penuaan intraseluler dengan menifestasi perubahan komponen sel normal atau
akumulasi substansi
d) Penuaan pada organism
Pada lansia sering terjadi komplikasi penyakit atau multiple penyakit. Hal ini
di pengaruhi berbagai faktor, terutama oleh perubahan-perubahan dalam diri
lansia tersebut secara fisiologis. Lansia akan lebih sensitive terhadap penyakit
seperti terhadap nyeri, temperature, dan penyakit berkemih.
Ada 4 penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua (Watson,
2003) yakni:
7
3. Gangguan pada persendian misalnya osteoartritis,gout ataupun penyakit
kolagen lainnya
4. Berbagai macam neoplasma
Penyakit yang sering di jumpai pada lansia menurut NOPWC di inggris:
1) Gangguan pendengaran
2) Bronkhitis kronis
3) Gangguan tungkai
4) Gangguan pada sendi
5) Dimensia
6) DM, osteomalasia, hipotiroidisme
A. Definisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh
Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan,
anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar
kemungkinan berhasil.
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
berhubungandengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia.
(Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut ³asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
8
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
B. Klasifikasi
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,
dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis
dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat langsung dari
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi
asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau
gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya
karena kelainan genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim
HGPRT (hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan
aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat
diidentifikasi hanya 1 % saja
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan
purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien
leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian
obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas
diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang berlebihan
atau penurunan ekskresi asam urat di urin.
C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
- Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam
urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
9
- Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan
etambutol.
- Pembentukan asam urat yang berlebih
- Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukimia.
- Kurang asam urat melalui ginjal
- Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena
kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
D. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida
purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang
berlebihan.
10
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak
melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin,
guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor
nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi
secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal.
Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron
distal dan dikeluarkan melalui urin
E. Manifestasi Klinis
Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta
kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam
traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :
1. Hiperutisemia asimtomatik
2. Artiritis gout yang kronis
3. Gout interkritikal
4. Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak
diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95
persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya
sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada
priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia
remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-
tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan
11
lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putihmeningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun
yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka
sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat
terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan
dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi
urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-
kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi
peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses
pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat
merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon
fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat
tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon
peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam
urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan
memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari
serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter
kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan
berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
12
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat
serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa
olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa
infrapatella dan helix telinga.
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid
nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian
mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat
terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout
ditangani secara memadai.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu
cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik
G. Diagnosa
Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism
Association (ARA), yaitu:
1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi
2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertama
b. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
c. Artritis monoartikular
d. Sendi yang terkena bewarna kemerahan
13
e. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
f. Serangan pada sendi tarsal unilateral
g. Adanya tofus
h. Hiperurisemia
i. Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris
j. Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
k. Kultur bakteri cairan sendi negative
14
asam urat. Akibatnya kadar kedua zat tersebut akan meningkat dan akan
dibuang melalui ginjal.
Indikasi pemberian alopurinol adalah:
1. Penderita yang tidak memebri respon adekuat terhadap gol.
Urikosurik, misalnya pada gg. Fungsi ginjal.
2. Penderita yang hipersensitif terhadap gol.urikosurik
3. Penderita dengan batu urat di ginjal.
4. Penderita dnegan tofus yang besar, yang memerlukan perawatan
kombinasi alopurinol dengan urikosurik.
5. Hiperurisemia sekunder karena penyakit mieloproliperatif, dapat
diberikan alupurinol sebelum pemberian sitostatika.
Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan GFR
di bawah 50m/menit, dapat dimulai dnegan dosis 100mg/hari.
3. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal,
gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar
10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat
pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.
I. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis danulkus
peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti
inflamasinonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease
15
modifyingantirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab
morbiditas danmortalitas utama pada arthritis reumatoid
16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.D DENGAN
ASAM URAT
17
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
: Tinggal
serumah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Pensiunan TNI-AD
Alamat Pekerjaan :-
Berapa Jarak Dari Rumah : - Km
Alat Tarnsportasi :
Pekerjaan Sebelumnya : Purn. TNI-AD
Berapa Jarak Dari Rumah: 4 Km
Alat Tarnsportasi : Sepeda Motor
Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan: Penerima hak
pensiun TNI-AD.
18
Derajat Privasi : ………
Tetangga Terdekat : …..............…………
Alamat/Telepon : ………………………
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Hobi dahulu : renang, sepak bola, volly
Hobi sekarang : Menyanyi karaoke
Keanggotaan Organisasi : PEPABRI ( Pesatuan Purnawirawan TNI-POLRI )
LVRI ( Legiun Veteran Republik Indonesi )
Liburan / Perjalanan : Selalu memanfaatkan waktu untuk sering
berkumpul dengan keluarga
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Dokter
Jarak dari rumah : 1 Km
Rumah Sakit : RSUD Gambiran 2 Jaraknya: 2 Km
Klinik : K24 Jaraknya: 1 Km
Pelayanan Kesehatan di rumah : Puskesmas, Posyandu lansia
Makanan yang dihantarkan : Sayur-sayuran, kacang hijau, telur
rebus.
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu menyiapakan
makanan, membantu kegiatan
yang lainnya.
Lain – lain :-
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Pasien beribadah dengan rajin
Yang lainnya : Pasien sering juga ikut kegiatan pengajian disekitar
rumahnya
19
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Tn. D memeriksakan diri kepuskesmas, Tn. D merasakan kaki kiri nyeri dan
kesemutan dari hasil pemeriksaan Tn. D mempunyai penyakit asam urat.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Tn. D pernah melakukan operasi laser batu ginjal.
Keluhan Utama:
Tn. D mengeluh kaki kaku, nyeri dan sakit jika digerakkan
Provokative / Paliative : saat banyak melakukan aktivitas
Quality / Quantity : seperti dililit tali
Region : pada sendi ekstremitas bawah kaki kanan.
Severity Scale :4
Timming : hilng timbul
Obat-Obatan :
20
Faktor Lingkungan: Tidak ada
Penyakit Yang Diderita :
Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia
Lain – Lain : Asam Urat
A. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : kondisi klien baik, raut wajah keriput, mengulangi
kata-kata yang sama
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma
Skala Koma Glasgow : Mata = 4 Verbal = 5 Psikomotor = 6
21
Tanda-Tanda Vital : Pulse = 100x/mnt Temp= 37,0 RR= 20x/mnt
Tensi= 120/80 mmhg
1. Kepala
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak kotor,ada uban
Kulit kepala : Bersih, ada luka jahitan akibat kecelakaan.
Bentuk : Simetris, ada luka, tidak ada benjolan
2. Mata, Telinga, Hidung
Mata : Simetris, bersih, tidak anemis, penglihatan menurun
Telinga : Bersih,simetris,tidak terjadi penurunan pendengaran
Hidung : Lubang hidung simetris, bersih
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Tidak ada luka pada leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
4. Dada & Punggung : Dada simetris
Paru-paru
I: Thorax simetris, pergerakan dada sama
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Normal, resonan
A: Vesikular, normal, tidak ada suara tambahan
Jantung
I: Pergerakan dada kanan kiri sama
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Normal resonan
A:Normal lub-dub
5. Abdomen & Pinggang :
I: Simetris,tidak ada luka
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Normal tympani
A: Bising usus 13x/mnt
22
6. Ekstremitas Atas & Bawah :
Ekstremitas bawah kaki kanan saat bangun kadang terasa nyeri.
7. Sistem Immune :
Klien tidak pernah mendapat imunisasi
8. Genetalia :
Bisa menjaga organ intim dengan baik dan bersih
9. Sistem Reproduksi : -
10. Sistem Persyarafan :
Pasien tidak mengalami gangguan memori
11. Sistem Pengecapan :
Pasien tidak mengalami penurunan indra pengecap
12. Sistem Penciuman :
Normal, tidak ada gangguan (dapat membedakan bau harum dan bau
busuk)
13. Tactil Respon :
Saat dicubit klien dapat segera menoleh dengan cepat
B. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia
Tanggal : Selasa, 07 April 2020
Nama Paasien : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SLTP
Suku : Jawa
Pertanyaan :
23
√ 4 Dimana alamat anda ? Ngronggo
Jumlah :
benar : 9
salah : 1
Interpretasi:
24
Musim : hujan (Benar)
Tanggal : 07 (salah)
Panti :-
Wisma:-
3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudian
Registrasi 3 3 ditanyakan kepada klien, menjawab :
Jawaban :
Perhatian
dan 5 4 1. 93
kalkulasi 2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Minta klien untuk mengulangi ketiga
Mengingat 3 3 obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
25
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
Total nilai 30 28
Interpretasi hasil :
Dari Hasil Mini-Mental State Exam (MMSE) di dapatkan hasil benar 28 dan
salah 2 ini menunjukkan bahwah fungsi gangguan kognitif sedang.
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? Tidak 0
26
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi keluar Ya 1
dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak 0
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada anda? Tidak 0
Jumlah 3
Penilaian:
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Skor :
3 : Tidak depresi
27
4. APGAR Keluarga
No. Uraian Fungsi Skor
Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
1 teman ) saya untuk membantu Adaptation 2
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Saya puas dengan cara keluarga
saya (teman-teman)
2 membicarakan sesuatu dengan Partnership 1
saya dan mengungkaapan
masalah dengan saya
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) dapat menerima
3 saya dan mendukung keinginan Growth 2
saya untuk melakukan aktifitas
atau kegiatan baru
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
4 Affection 2
bersepon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah. sedih,
mencintai
Saya puas dengan cara teman-
5 teman saya dan saya Resolve 1
menyediakan waktu
Keterangan:
- Selalu 2
- Kadang kadang 1
- Hampir tidak pernah 0
Kesimpulan: dari hasil yang diperoleh APGAR Keluarga Pasien baik.
C. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium: …………………………………………………..
2. Radiologi : …………………………………………………..
3. EKG : …………………………………………….……..
4. USG : …………………………………………………..
5. CT – Scan : ……………………………………………………..
28
6. Obat-Obatan : …………………………………………………….
2. ANALISA DATA
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi mengenai penyakit asam
urat
2) Nyeri Akut b.d penyakit asam urat
29
4. Rencana Keperawatan
30
5. Implementasi dan Evaluasi
Defisit Pengetahuan 7-4-2020 1. Menjelaksan tanda dan gejala yang biasa S: Tn. D mengatakan sudah mampu mengenal
muncul pada penyakit masalah asam urat, mengerti tanda dan gejala asam
Pukul 09.00 WIB 2. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab urat, saya baru tahu kalau makanan tersebut ternyata
penyakit yang membuat kaki saya semakin linu. Jadi mulai
3. Mendiskusikan perubahan gaya hidup sekarang saya akan membatasi makanan tersebut
yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan O: Tn. D dapat mengerti dengan menyebutkan tanda
atau proses pengontrolan penyakit dan gejala serta penyebab asam urat dan
4. Menjelaskan tentang diet yang sesuai memperhatikan penjelasan tentang diet makanan
dengan kondisi klien untuk asam urat.
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
pemberian analgesic A : masalah teratasi pasien sudah mengerti
6. Menanyakan kembali tentang penjelasan P : Intervensi dihentikan (selalu menjaga pola makan
yang telah diberikan untuk mengetahui dan melakukan kolaborasi dengan tim medis)
pemahaman klien tentang penjelasan yang
telah diberikan
TD : 120/80 mmhg
N : 100 x/mnt
S : 37 C
RR : 20 x/mnt
31
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
32
Dx. Keperawatan Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
33
Hindari Alkohol
a. Bir
b. Wiski
c. Anggur
d. Tape
e. Brem
f. Tuak
36