Anda di halaman 1dari 9

IV.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN


Keadaan hidup dari suatu organisme dicirikan oleh pertambahan berat dan
kompleksitasnya secara sistematik. Demikian pula halnya dengan tanaman,
pertumbuhan mencerminkan bertambahnya jumlah maupun ukuran sel penyusun
organ tanaman. Sedangkan produksi suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang
berlangsung di dalam sel dan jaringan tanaman, sehingga terjadi penumpukan
fotosintat pada sel dan jaringan, baik pada akar, batang, daun, buah dan biji.
PERTUMBUHAN TANAMAN
Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan ukuran tanaman yang tidak
dapat balik (irreversible), yang mencerminkan pertambahan protoplasma
sebagai akibat dari pembelahan dan pembesaran ukuran sel (sampai batas
tertentu). Proses pembelahan sel menentukan dasar untuk pertumbuhan; akan
tetapi, pembelahan sel adalah proses yang diatur secara biokimia. Pertambahan
protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan peristiwa-peristiwa dimana air,
karbondioksida, dan garam-garam anorganik diubah menjadi bahan-bahan hidup.
Namun sebenarnya perubahan yang terjadi pada tanaman tidak hanya karena
adanya pertambahan protoplasma, tetapi juga pola perubahan yang kompleks dalam
sel yang kemudian dapat membentuk jaringan dan selanjutnya dapat menjadi organ
yang berbeda antara satu dan lainnya sehingga menjadi satu individu tanaman
dengan organ lengkap. Perubahan sel-sel hasil pembelahan menjadi
kelompok jaringan yang berbeda (mengalami diferensiasi), yang
terspesialisasi dan terorganisasi sedemikian rupa secara anotomi dan
fisiologi diartikan sebagai perkembangan. Oleh karena itu, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Pembelahan sel dan
diferensiasi yang teratur dan sistematis menjamin kesinambungan secara genetik
dari semua sel pada suatu organisme. Pertumbuhan dan perkembangan ditentukan
oleh interaksi antara proses-proses yang diatur secara genetis dengan keadaan
lingkungan langsung dari satu atau sekelompok sel.
Terminologi pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan menyangkut terbuka
progresifnya informasi genetika dalam hubungannya dengan isyarat lingkungan.
Tanaman menerima berbagai stimulus internal dan eksternal yang kemudian
berinteraksi dengan informasi genetika, yang kemudian dapat merubah aktivitas
metabolisme dan mempengaruhi struktur metabolisme.
Pertumbuhan tanaman sangat terbatas pada daerah/bagian embrionik, yaitu bagian
meristem, di tunas dan kambium. Batang dan akar memiliki meristem yang
bertanggung jawab untuk pertumbuhan panjang yang bersifat embrionik permanen
untuk jangka panjang. Pertumbuhan batang terjadi karena pembelahan dan
pemanjangan sel-sel kambium batang.
Pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman umumnya digunakan pula untuk
klasifikasi tanaman ke dalam golongan annual, biennial dan perennial. Tanaman
annual (semusim/setahun) menyelesaikan siklus hidupnya dari biji hingga biji lagi,
dalam satu musim. Biennial (dua musim) membutuhkan dua musim (dua tahun),
sedangkan perennial (tahunan) membutuhkan bertahun-tahun untuk dewasa, dan
setelah reproduksi tetap melanjutkan pertumbuhan dan bereproduksi lagi pada
tahun-tahun berikutnya.

DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 1


Tipe pertumbuhan batang utama tanaman ada dua yaitu tanaman dengan tipe
pertumbuhan indeterminate jika batang utama selalu bersifat vegetatif, bunganya
muncul dari tunas ketiak (axillary buds). Pucuk tanaman selalu tumbuh terus jika
kondisi lingkungan baik, misalnya tanaman anggur, keluarga mentimun, dan kacang
polong (peas). Golongan tanaman determinate batang utama dan cabang-
cabangnya berhenti tumbuh ketika fase pembungaan mulai, akibatnya pertumbuhan
tinggi juga terhenti, misalnya tanaman jagung, tomat, cabai, dan sebagian kacang-
kacangan dll.
Pengukuran Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman diukur berdasarkan perubahan panjang/tinggi, volume, berat
basah dan berat keringnya. Metode tsb tidak selalu memuaskan, karena tidak
mencerminkan tingkat/laju pertumbuhan pada fase/umur tertentu. Pengukuran
pertumbuhan tanaman kemudian dikembangkan dengan beberapa instrument yaitu:
the relative growth rate (RGR), mengukur peningkatan ukuran relatif per unit
interval waktu, memiliki dua unsur: net assimilation rate (NAR) dan leaf area
ratio (LAR). NAR adalah tingkat penambahan berat kering per unit waktu per unit
luas daun, yang menggambarkan jumlah produk fotosintesis yang masuk ke dalam
material. LAR adalah rasio luas daun terhadap berat kering yang menggambarkan
bagian tanaman yang melaksanakan fotosintesis. Kombinasi keduanya memberikan
gambaran pertumbuhan relatif dalam satuan waktu.
Faktor Internal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
1. Genetik. Kerangka genetik pada tanaman dikumpulkan ketika zigot dibentuk
dari penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Informasi genetika diduplikasi
dan diteruskan melalui sel-sel hasil pembelahan. Sejalan dengan makin besarnya
tanaman hingga dewasa, beberapa gen mengalami aktivasi dan yang lainnya
mengalami deaktivasi. Gen-gen tertentu langsung bekerja pada sintesa enzim-
enzim yang mengkatalisa proses reaksi biokimia yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan diferensiasi.
2. Zat Pengatur Tumbuh (Growth Regulators/Hormones). Hormon adalah
senyawa alamiah ataupun artificial yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
ZTP ini berpartisipasi pada pengontrolan pertumbuhan dan diferensiasi baik
karena pengaruh genetik maupun lingkungan. Ada lima jenis hormon tumbuhan
yang utama, yang berperan mempercepat pertumbuhan atau menghambat
pertumbuhan, tergantung pada lokasi dimana bekerjanya dan kadarnya, yaitu
auxin, cytokinin, gibberellins, asam absisat dan ethylene.
Auxin mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam hal pemanjangan
(pembesaran) sel, fototropisme dan geotropisme, dominansi apical, absisi,
inisiasi dan perkembangan bunga, inisiasi akar, pembentukan dan perkembangan
buah, umbi dan umbi lapis, serta perkecambahan biji.
Gibberellins mempengaruhi pembelahan dan pemanjangan sel yang
menyebabkan ruas batang memanjang, anti kerdil (dwarf reversing),
mempengaruhi perkembangan tanaman khususnya yang dikendalikan oleh suhu
dan cahaya seperti dormansi, perkecambahan dan perkembangan buah.
Cytokinine mempengaruhi pembelahan dan pemanjangan sel, diferensiasi sel,
fase pembungaan dan pembentukan buah, serta menghambat penuaan (delay
senescence).
DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 2
Ethylene merupakan hormon berbentuk gas, pada kadar yang tinggi akan
menginduksi absisi dan penuaan daun, bunga dan buah. Ethylene banyak
digunakan secara komersil untuk mempercepat pemasakan buah.
Asam absisat (Absisic Acid = ABA) biasanya berinteraksi dengan hormon
lainnya di dalam tubuh tanaman, sifat kerjanya berlawanan dengan promosi
pertumbuhan, lebih bersifat menghambat daripada menstimulasi. ABA
mempromosi dormansi biji, absisi daun dan buah, namun pada kondisi stress air
membantu menekan transpirasi di daun melalui pengaruh promosi penutupan
stomata daun.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh komponen fisik, biologi
dan kimia di lingkungan. Faktor yang jumlah/kadarnya di bawah optimum (deficient)
akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah:
- cahaya yang mencakup kuantitas, kualitas dan durasi cahaya
- temperatur (minimum, maksimum dan optimum)
- gas terutama CO2 dan O2
- polusi udara
- air / kelembaban
- nutrisi/hara esensial (makro dan mikro)
Faktor eksternal ini akan dibahas pada “Bab Faktor Lingkungan Tanaman”.
Dasar-dasar Pertumbuhan Tanaman di Dalam Sel
Ada empat hal yang menjadi dasar pertumbuhan tanaman pada tingkat sel: (1)
absorpsi dan translokasi zat hara ataupun fotosintat (nutrisi anorganik dan organik),
(2) fotosintesis, (3) metabolisme, dan (4) respirasi.
1. Absorpsi dan Translokasi
Sel dapat dipandang sebagai suatu massa protoplasma yang dikelilingi oleh suatu
membran dengan permeabilitas yang berbeda sehingga memungkinkan lewatnya air
dan hara tetapi menghambat lewatnya molekul-molekul besar yang kompleks hasil
sintesa di dalam sel misalnya sukrosa (gula). Gerakan molekul-molekul zat melewati
membran permeable secara selektif dikenal dengan diffusi. Cairan bergerak dari
larutan yang kadar zat terlarutnya rendah (cairan yang lebih murni) ke arah larutan
yang kadar zat terlarutnya tinggi (kurang murni, contoh larutan gula) atau dengan
kata lain ”cairan bergerak dari daerah yang potensial airnya tinggi ke
tempat yang potensial airnya rendah”. Akan tetapi sel-sel hidup mampu untuk
menumpuk ion-ion tertentu dalam jumlah banyak melalui proses difusi langsung,
dikenal dengan istilah pengambilan aktif (active uptake), misalnya pada proses
absorpsi air dan hara dari larutan tanah oleh akar-akar tanaman. Proses ini
memerlukan energi, yang disediakan oleh proses respirasi.
Kemampuan molekul-molekul untuk bergerak ke luar masuk sel-sel tanaman,
berkaitan dengan ukuran molekul-molekul tsb, kelarutan lemaknya, muatan ion, dan
permeabilitas membran. Dengan demikian molekul-molekul besar yang kompleks
yang dibentuk di dalam sel cenderung untuk tetap tinggal dalam sel.
Translokasi merupakan gerakan zat-zat anorganik dan organik yang terlarut, dari
satu bagian tanaman ke bagian tanaman lainnya. Pada tanaman tingkat tinggi,

DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 3


pengangkutan zat-zat yang terlarut kebanyakan berlangsung dalam sistem
jaringan yang jelas, dalam jumlah yang banyak, dan secara cepat. Gerakan
ini umumnya satu arus dengan dua arah, yaitu air dan hara terlarut bergerak dari
akar ke atas melalui jaringan xilem, sedangkan gula yang terbentuk bergerak
meninggalkan daun melalui floem. Gerakan air dari akar ke atas berkaitan erat
dengan penguapan air di daun via stomata yang terbuka (transpirasi). Karena sel-
sel daun kehilangan air memyebabkan terjadinya defisit tekanan difusi dan menarik
air dari jaringan xilem. Unsur-unsur xilem membentuk tabung yang berhubungan
dari akar sampai ke daun, tegangan ini ditularkan ke sel-sel akar, mengakibatkan
bertambahnya penyerapan air (absorpsi).
Laju transpirasi dipengaruhi oleh posisi lubang stomata, serta suhu dan kelembaban
sekeliling. Terbukanya stomata merupakan suatu proses mekanik yang diatur oleh
turgor sel-sel penjaga pada stomata. Keadaan turgor yang menyebabkan stomata
terbuka akan terjadi terutama jika sel-sel penjaga mengandung banyak air, hal
sebaliknya jika kandungan air sel-sel penjaga menurun.
Gerakan dari gula terjadi di dalam floem, yang terlaksana akibat bertambahnya
konsentrasi osmotik dalam sel-sel mesofil daun, yang disebabkan oleh konsentrasi
tinggi fotosintat yang menumpuk pada sel-sel tsb. Senyawa gula ini lalu bergerak ke
pembuluh-pembuluh tapis dalam phloem. Perbedaan konsentrasi gula ini
menghasilkan aliran tekanan yang memindahkan gula ke tempat-tempat lain. Gula
ini dipergunakan oleh sel-sel yang menerimanya untuk respirasi agar tenaga (ATP)
tersedia untuk aktivitas sel, untuk pertumbuhan, ataupun untuk disimpan sebagai
cadangan makanan.
2. Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan karbohidrat (gula) yang kaya energi
dalam tanaman yang menggunakan karbondioksida dari udara/atmosfir dan air
dari dalam tanah dengan bantuan sinar matahari dan khlorofil. Proses pada
tanaman yang paling menakjubkan adalah perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia yang tersimpan dalam bentuk gula di dalam sel-sel. Proses inilah yang
membedakan tumbuhan dengan hewan dan manusia.
Fotosintesis berlangsung karena adanya 2 pigmen yaitu klorofil a (C55 H72 O6 N4
Mg) dan klorofil b (C55 H70 O6 N 4 Mg) di dalam kloroplast sel-sel hidup. Cahaya
menggalakkan proses pengadaan energi yang akan digunakan untuk sintesa
makromolekul (karbohidrat) dalam sel. Rentetan reaksi fotosintesis dapat
digolongkan atas reaksi cahaya (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya). Pada reaksi cahaya yang berlangsung di thylakoid, terjadi
beberapa proses yaitu: penangkapan energi cahaya oleh klorofil, energi ini dipakai
untuk pemecahan molekul air (fotolisa air) menjadi hidrogen dan oksigen: (2H2 O 
4H+ + O2). Hidrogen membawa energi cahaya, ditangkap oleh penerima hidrogen
”NADP” yang kemudian menjadi NADPH, reaksi ini dikenal dengan reaksi Hill.
Sedangkan oksigen dilepas dalam bentuk gas ke atmosfer. Energi cahaya digunakan
pula untuk pengubahan ADP menjadi ATP (disebut fotofosforilasi) dengan
penambahan satu gugus fosfat (P) ketiga, dan merupakan perubahan energi cahaya
ke energi kimia. Gabungan antara reaksi Hill dan fotofosforilasi dikenal sebagai
reaksi cahaya dari fotosintesis. Reaksi ini tidak dipengaruhi oleh suhu.

DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 4


Reaksi gelap dipengaruhi oleh suhu dan sangat ditentukan oleh kegiatan enzim. Pada
reaksi ini, energi yang ada pada atom hidrogen (hasil fotolisa air) ditransfer oleh
akseptor H yaitu NADPH dengan bantuan ATP ke asam organik untuk membentuk
karbohidrat yang mengandung energi tinggi. Sederhananya, reaksi gelap merupakan
reaksi reduksi dimana terjadi penambahan elektron dan atom hidrogen (H) ke karbon
dioksida (CO2) yang berakhir dengan tebentuknya unit gula. Suatu zat yang
terbentuk pada awal sintesa adalah persenyawan tiga karbon berisi fosfat, yaitu 3
phosphoglyceric acid (3 asam fosfogliserat). Dua gugus dari senyawa ini membentuk
satu atom gula berkarbon 6, selanjutnya menjadi karbohidrat berupa sukrosa
ataupun pati dalam kloroplast. Ringkasan reaksi fotosintesa sbb :
2 H2 O  2 NADPH2 + O2 (reaksi Hill)
CO2 + 2 NADPH2 + O2  2 NADP + 2 H2 + CO + 2O2 (reaksi gelap)
Reaksi Hill + reaksi gelap = 2 H2 O + CO2  CH2 O + H2O + O2, jika reaksi dikalikan
6 akan menjadi:
2 H2 O + CO2  C6 H12 O6 + 2 H6 O + 6 O2 (fotosintesis)
Perbandingan antara jumlah klorofil dalam proses fotosintesa dengan jumlah molekul
CO2 yang difiksasi selama reaksi gelap dapat ditentukan dengan jumlah klorofil yang
terlibat dalam reduksi molekul CO2. Angka ini disebut unit klorofil. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa dibutuhkan 250 butir molekul klorofil untuk setiap molekul
CO2 yang difiksasi.
3. Metabolisme
Metabolisme merupakan suatu proses penyusunan/sintesa bahan organik
(anabolisme) dan perombakan bahan organik (katabolisme). Anabolisme dapat
dibedakan atas dua macam yaitu:
Pertama, metabolisme karbohidrat tanaman hijau. Contohnya sintesa bahan
organik pada proses fotosintesis yang melibatkan air, hara, CO2, dan cahaya (telah
dibahas di atas). Dari pecahan senyawa karbon yang dibentuk oleh fotosintesis
dan adanya hara anorganik yang diabsorpsi dari media tumbuh maka tanaman akan
mensintesa (menghasilkan) senyawa protein, sterol, minyak esensial, alkaloid,
pigmen, vitamin, hormon, dll. Suatu tanaman dibudidayakan karena kemampuannya
mensintesa salah satu atau beberapa senyawa kompleks seperti disebut di atas,
yang sebenarnya dibutuhkan tanaman itu sendiri, tetapi manusiapun
membutuhkannya untuk berbagai keperluan dalam kehidupannya.
Kedua, metabolisme nitrogen yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan tanaman
seperti kesuburan tanah dan pemupukan yang dapat menyediakan ion-ion nitrat dan
amonium sebagai sumber nitrogen. Sedangkan khusus untuk tanaman legum
ataupun beberapa tanaman tertentu lainnya, sintesa nitrogen sangat ditentukan oleh
bakteri pasangannya (simbion-nya) yang melakukan pengikatan nitrogen. Nitrogen
diperlukan untuk sintesa asam amino, yang selanjutnya asam-asam amino ini
bergabung membentruk protein melalui sederetan reaksi kompleks yang diatur oleh
asam nukleat (DNA dan RNA) dalam sel. Tempat sintesa protein meliputi jaringan
muda (meristematik) seperti pada ujung batang, akar, tunas, pada kambium dan alat
penimbum cadangan makanan yang sedang berkembang. Selain itu terjadi pula
pada daun hijau karena memiliki rangka karbon dan N anorganik yang tersedia.
Protein daun keadaannya berubah terus (dinamis) karena bila daun dalam keadaan

DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 5


kurang menguntungkan atau tua (senescence) maka proteinnya akan terurai menjadi
senyawa N sederhana, mudah larut, transportable sehingga dapat untuk sintesa
asam amino lain lagi di daun muda atau organ lain dari tanaman tsb.
Metabolisme karbohidrat dan metabolisme nitrogen pada tanaman saling
berhubungan erat, kedua proses tsb sangat dipengaruhi oleh perubahan besar pada
lingkungan tanaman seperti pemupukan N berat, berkurangnya intensitas cahaya,
kekeringan atau kelebihan air (tergenang). Pengaruhnya tercermin pada perubahan
pola pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman.
Sedangkan perombakan bahan organik yang terbentuk pada proses fotosintesa
merupakan proses katabolisme (contohnya respirasi). Anabolisme dan katabolisme
merupakan dua peristiwa yang pada dasarnya sangat berkaitan, yang satu dengan
yang lain saling bergantungan.
4. Respirasi
Untuk menjalankan aktivitas kehidupan dalam sel diperlukan energi. Energi yang
ada dalam ikatan kimia pada gula (karbohidrat, bisa juga pada lemak) harus
dibebaskan terlebih dahulu agar menjadi energi yang siap pakai. Respirasi adalah
suatu proses metabolisme tanaman untuk memperoleh energi siap pakai, dengan
cara menggunakan oksigen dalam pembakaran senyawa makro molekul seperti
karbohidrat, lemak dan protein. Hasil respirasi adalah tenaga dan sisanya adalah
karbondioksida, air dan sejumlah elektron. Secara sederhana, respirasi merupakan
kebalikan dari fotosintesis.
Pembakaran gula secara biologi ini merupakan suatu rentetan dari reaksi-reaksi
biokimia yang rumit, yang melibatkan banyak enzim. Dari reaksi yang panjang tsb
dihasilkan energi dalam bentuk ATP, yaitu sebesar 38 mol ATP (setara dengan 675
kalori) per mol glukosa. Gambar berikut merupakan simplisasi peoses respirasi pada
senyawa makromolekul.

Senyawa makromolekul Teroksidasi

e- (NADH + H+)

Oksigen Air

Jika senyawa makromolekul adalah glukosa, maka reaksi adalah :

enzim
C6 H12 O6 + 6 O2 6 H2 O + 6 CO2 + energi (ATP) + panas
Oksigen merupakan senyawa yang baik untuk direduksi oleh elektron karena
mempunyai electrical potential (E0) positif dan besar. E0 merupakan suatu ukuran
kekuatan untuk melakukan oksidasi dan reduksi. Nilai E0 oksigen adalah +0.82,
sedangkan senyawa makromolekul umumnya negatif. Semakin besar perbedaan E0
yang ada, semakin besar energi yang dihasilkan. Disamping itu, O2 itu mudah
didapat dan selalu ada tersedia dalam jumlah besar di udara, yaitu kira-kira 20,1%.
Langkah dari gula dengan atom karbon 6 ke karbondioksida, menyangkut perubahan
derivat fosfat dari gula ke asam piruvat dengan 3 karbon. Langkah ini dikenal
dengan glikolisis. Selanjutnya asam piruvat dirubah menjadi air dan karbondioksida,
DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 6
yang merupakan respirasi aerob. Ini menyangkut ikut sertanya sejumlah asam-asam
organik tanaman dalam suatu lingkaran deretan langkah yang dikenal dengan siklus
Krebs atau lingkaran asam sitrat.
Respirasi dalam sel tanaman dibedakan atas dua macam, yaitu :
- Respirasi aerob, yaitu respirasi yang menggunakan sumber oksigen dari udara
bebas.
- Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen dari udara
bebas, tetapi oksigen dari dalam jaringan tanaman atau dari proses
metabolisme lainnya. Respirasi ini disebut juga fermentasi, walaupun tidak
semua fermentasi itu anaerob. Pada respirasi anaerob ini, asam piruvat
dirubah menjadi alkohol atau asam susu.
Laju respirsi tergantung pada banyak faktor, terutama suhu dan aktivitas
pertumbuhan tanaman. Laju terbesar dalam jaringan yang sedang cepat tumbuh,
dan terkecil di jaringan yang sedang dorman (tidur). Sedangkan suhu, setiap
kenaikan 100C terutama pada daerah antara 50C - 350C akan menyebabkan kenaikan
laju respirasi sebesar dua kali lipat. Selain itu laju respirasi juga ditentukan oleh
tersedianya oksigen, substrat (makromolekul: gula, lemak, protein) dan umur serta
kondisi sel dan jaringan tanaman.
Fase Pertumbuhan Tanaman
Ada dua fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman: vegetatif dan generatif,
yang dapat terjadi secara terpisah ataupun overlapping, tergantung species dan
cultivar tanaman.
- Fase vegetatif : merupakan fase pembentukan organ akar, batang dan daun.
Fase ini berhubungan dengan tiga proses penting yaitu pembelahan sel (cell
division), perpanjangan sel (cell elongation) dan tahap pertama dari diferensiasi
sel.
Pembelahan sel, tujuannya untuk pembentukan sel-sel baru. Kegiatan ini
memerlukan karbohidrat dalam jumlah besar untuk penyusunan dinding-dinding
sel yang umumnya dari selulose, dan untuk pembentukan protoplasma yang
kebanyakan dari gula. Pembelahan sel terjadi pada jaringan-jaringan yang muda
(meristematis) mis. pada titik-titik tumbuh di batang, ujung akar dan kambium,
sehingga jaringan tsb harus dilengkapi dengan nutrisi yang dibentuk, hormon dan
vitamin untuk menjamin kontinyuitas pembentukan sel-sel baru.
Perpanjangan sel terjadi pada sel-sel yang baru terbentuk, untuk proses ini
membutuhkan air yang banyak, hormon tertentu yang membantu perentangan
dinding sel, dan adanya gula. Daerah pemanjangan sel berada di belakang
daerah titik tumbuh (apical meristem). Setelah sel memanjang dan membesar, sel
akan memiliki vakuola-vakuola besar yang mampu mengabsorpsi air dalam jumlah
yang cukup besar, dan dengan bantuan hormon tertentu sel-sel menjadi
memanjang. Selain itu, dengan adanya penumpukan selulosa menyebabkan
dinding sel bertambah tebal.
Tahap pertama diferensiasi sel merupakan pembentukan jaringan, terjadi pada
jaringan-jaringan primer, memerlukan karbohidrat untuk penebalan dinding sel
pelindung dan untuk perkembangan pembuluh kayu pada akar dan batang. Jadi,
pembentukan, pembesaran sel-sel baru dan penebalan jaringan sebenarnya
merupakan mengembangkan batang, daun dan sistem perakaran. Dengan
DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 7
demikian, selama fase vegetatif, karbohidrat yang dibentuk pada fotosintesis
sangat banyak digunakan, dan hanya sedikit yang tersisa untuk disimpan.
- Fase reproduksi : Fase ini dimulai ketika pembentukan organ generatif yaitu
kuncup bunga, selanjutnya menjadi bunga, buah dan biji, atau pada periode
terjadinya pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan pada
akar ataupun batang berupa umbi, rimpang, carang dsb. Pada fase ini
pembentukan sel-sel baru relatif sedikit, tetapi terjadi pendewasaan jaringan,
penebalan serabut-serabut pada jaringan, pembentukan hormon-hormon untuk
perkembangan primordia bunga, perkembangan kuncup bunga menjadi bunga,
lalu buah dan biji; perkembangan alat-alat penyimpanan cadangan makanan, dan
pembentukan koloid-koloid hidrofilik yang dapat menahan air. Jadi pada fase
reproduktif terjadi penimbunan (penyimpanan) sebagian besar dari karbohidrat
yang dibentuk pada fotosintesis.
Perimbangan fase-fase vegetatif dan generatif/reproduktif
Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi:
- Fase vegetatif lebih dominan dari fase generatif, jadi lebih banyak terjadi
pertumbuhan dan perkembangan akar, batang dan daun dari pada
pembentukan bunga, buah dan biji ataupun organ penyimpanan karbohodrat
lainnya. Ini artinya penggunaan karbohidrat (fotosintat) lebih banyak daripada
yang disimpan. Tanaman sangat vigorous (kuat/kekar). Keadaan ini baik jika
bagian tanaman yang bernilai ekonomi adalah organ vegetatifnya, hal
sebaliknya jika yang dipanen organ generatifnya.
- Fase generatif lebih dominan daripada fase vegetatif, ini terjadi jika
karbohidrat lebih banyak dipakai untuk pembentukan organ reproduktif
daripada untuk perkembangan sel-sel pembentuk akar, batang dan daun
(organ vegetatif). Tanaman kurang vigorous, pembungaan dan pembuahan
cepat. Keadaan ini tidak selalu baik karena batang sangat diperlukan untuk
mendukung buah, tetapi karena hanya sedikit batang yang terbentuk maka
tidak mampu mendukung buah yang banyak.
- Kedua fase relatif seimbang, penggunaan dan penumpukan karbohidrat
seimbang. Pertumbuhan tanaman sedang, perkembangan bunga dan buah
tidak tertekan. Jadi memungkinkan tanaman memiliki pertumbuhan vegetatif
yang sedang tetapi berbuah banyak.
PRODUKSI TANAMAN
Produksi tanaman berkaitan dengan eksploitasi respon morfologi (sturuktural) dan
fisiologi (fungsional), serta keadaan lingkungan (tanah dan udara) untuk
memberikan produksi yang tinggi per unit luas lahan. Produksi tanaman
menyediakan pangan bagi manusia dan hewan, serta serat untuk sandang. Oleh
sebab itu, sangat penting untuk meningkatkan produksi tanaman per satuan unit
luas lahan yang ada. Pada dasarnya, tanaman dengan tingkat pertumbuhan yang
baik akan memberi hasil panen tinggi pula.
Potensial produksi tanaman (dalam bentuk biji) adalah berat biji per unit lahan yang
ditentukan oleh ketersediaan cahaya (fotosintesis) dan keadaan genetika tanaman
pada kondisi pertumbuhan optimum tanpa gangguan gulma, hama dan penyakit.
Produksi tsb merupakan hasil efisiensi penangkapan cahaya, efisiensi konversi

DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 8


cahaya yang ditangkap menjadi biomass (karbohidrat) dan jumlah partisi karbohidrat
ke biji (Stephen P. Long et all, 2006).
1. Hasil Bahan Kering tanaman
Produksi tanaman merupakan resultante dari proses fotosintesa, penurunan asimilat
karena respirasi, dan translokasi bahan kering ( dry matter) ke dalam hasil tanaman.
Peningkatan produksi berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan relatif dan
hasil bersih fotosintesis. Pertumbuhan berhubungan langsung dengan luas daun,
berat daun spesifik, dan asimilat per unit daun. Peningkatan komponen tsb akan
meningkatkan hasil yang diperoleh. Peningkatan total bahan kering dicapai dapat
dengan mengoptimalkan indeks luas daun ( Leaf Area Index = LAI) dan derajat
fotosintesis tiap satuan luas daun. LAI merupakan jumlah luas daun setiap satuan
luas lahan, sedangkan derajat fotosintesis adalah tingkat/level fotosintesis.
Pertambahan luas daun sangat penting karena pengaruhnya terhadap total produksi
bahan kering dapat mencapai 70%, sedangkan sumbangan tingkat fotosintesis
hanya 30%. Hasil bahan kering meningkat sejalan dengan meningkatnya LAI sampai
LAI optimum, selanjutnya hasil bahan kering akan menurun dengan meningkatnya
LAI kalau kegiatan fotosintesis berjalan pada kecepatan yang sama. Berbeda
dengan respirasi, kegiatan respirasi dapat terus meningkat walaupun hasil bahan
kering menurun.
Hasil bahan kering belum cukup untuk menilai keberhasilan suatu pertanaman kalau
tidak dihitung indeks panen (IP) atau Harvest Index. IP adalah perbandingan
antara panen ekonomi (berat kering bagian yang bernilai ekonomi) dengan panen
biologi (berat kering keseluruhan bagian tanaman). Atau dengan persamaan :
= (panen ekonomi : panen biologi) x 100%.
Nilai IP yang mendekati 1 atau 100% menunjukkan tanaman tsb sangat efisien
proses pertumbuhannya, artinya translokaasi fotosintat ke organ tumbuhan yang
bernilai ekonomi sangat tinggi.
Untuk mencapai jumlah hasil yang besar harus diusahakan agar pertumbuhan bagian
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi meningkat, yang dapat dicapai juga bila
hasil bersih fotosintesis cukup tersedia untuk pertumbuhan.
2. Peningkatan Efisiensi Fotosintesis
Peningkatan hasil dapat dicapai dengan meningkatkan NAR (Net Assimilation Rate),
menurunkan tingkat respirasi, dan meningkatkan efisiensi translokasi asimilat. Hal
ini dalam prakteknya dapat diupayakan melalui perbaikan pola usaha tani a.l.
persiapan lahan yang baik, penanaman benih bermutu dan yang mempunyai nilai
NAR tinggi, pengaturan jarak tanam, pemupukan yang berimbang, pengairan yang
cukup, pengendalian organisme pengganggu (jika ada). Hasil bahan kering tanaman
hampir 90% dibentuk dari fotosintesis. Parameter yang digunakan untuk
menghitung efisiensi fotosintesis adalah NAR, RGR ( Relative Growth Rate) dan SLW
(Specific Leaf Weight). Peningkatan NAR akan mengakibatkan RGR juga meningkat
karena kegiatan fotosintesa mempunyai hubungan positif dengan kedua parameter
tsb. Hubungan yang positif juga tejadi antara NAR dan SLW. SLW sifatnya lebih
stabil pada berbagai kondisi iklim, dan relatif konstan pada berbagai musim. Nilai
SLW yang tinggi dapat juga mencerminkan kandungan total N tiap satuan luas daun.

DDA_4.Pertumbuhan & Produksi Tanaman_Gnp_2018-2019 9

Anda mungkin juga menyukai